Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

⛰️ Di Atas Gunung

 
"Di Atas Gunung" menggambarkan perjumpaan ilahi, di mana firman Tuhan dinyatakan dan iman dikuatkan dalam keheningan dan penyembahan yang kudus.
📖 Lukas 9:28–36 – Transfigurasi Yesus

“Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.”
— Lukas 9:35


🔭 Apa yang Terjadi di Atas Gunung?

Yesus mengajak Petrus, Yohanes, dan Yakobus naik ke gunung. Bukan untuk melihat pemandangan. Bukan pula karena doa lebih sakral jika dilakukan di dataran tinggi. Di Alkitab, gunung sering kali menjadi tempat Allah menyatakan diri-Nya—seperti kepada Musa di Gunung Sinai, dan kepada Elia di Gunung Horeb.

Di atas gunung yang tidak disebutkan namanya ini, Yesus berubah rupa, wajah-Nya bersinar, jubah-Nya berkilau. Dua tokoh besar muncul: Musa dan Elia — simbol hukum dan para nabi. Mereka berbicara tentang penderitaan dan penggenapan misi Yesus di Yerusalem. Ini bukan sekadar pengalaman supranatural, tapi peneguhan akan siapa Yesus sebenarnya: Anak Allah yang mulia.


🛑 Ketika Kita Ingin “Berdiam di Sana”

Melihat semua keagungan itu, Petrus berkata: “Tuhan, mari kita dirikan tiga kemah...”
Respons itu manusiawi. Siapa yang tidak ingin tetap tinggal di tempat kemuliaan? Tapi Tuhan Yesus tidak tinggal di gunung. Ia tetap harus turun, menuju salib, menuju penderitaan.

Itulah pesan besar di balik pengalaman ini:

Kemuliaan sejati Yesus tidak hanya tampak dalam terang gunung, tetapi juga dalam kegelapan Golgota.

Kita juga kadang ingin berlama-lama di tempat nyaman dan ilahi—di gunung. Tapi iman yang sejati tidak berhenti di pengalaman rohani, melainkan bergerak ke bawah, ke dunia nyata, untuk hidup dalam ketaatan dan kasih, bahkan dalam penderitaan.


👂 Dengarkanlah Dia

Ketika awan menyelimuti gunung, terdengar suara dari surga:

“Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!”

Ini adalah inti dari pengalaman di gunung: Allah memerintahkan kita untuk mendengarkan Yesus.

  • Bukan hanya terpesona oleh cahaya-Nya

  • Bukan sekadar merasa dekat saat ibadah

  • Tapi sungguh-sungguh hidup dalam firman dan kehendak-Nya setiap hari


🔥 Refleksi Pribadi

  • Apakah aku hanya ingin "tinggal di gunung", ataukah aku siap "turun ke dunia", melayani dan memikul salib?

  • Apakah aku sungguh mendengarkan dan menaati Yesus dalam hidup sehari-hari?

  • Di manakah aku melihat kemuliaan Allah hari ini — bukan di tempat tinggi, tapi dalam firman dan tindakan kasih?


🙏 Doa Pagi (Versi Disadur dan Reflektif)

Terpujilah Engkau, ya Bapa yang di surga.
Pagi ini aku bersyukur atas perlindungan dan pertolongan-Mu sepanjang malam.
Aku berserah dan memohon berkat-Mu bagi setiap saudara-saudariku hari ini:

✨ Berkat kesehatan, damai sejahtera, dan sukacita
🏡 Berkat bagi rumah tangga, anak-cucu, dan keluarga
💼 Berkat atas pekerjaan, pelayanan, usaha, studi, ladang, pelanggan, dan kantor
🫱 Berkat untuk relasi, pasangan, dan masa depan

Tuhan, kiranya berkat-Mu mengalir limpah dalam hidup kami semua.
Tambahkan hikmat-Mu dalam pertambahan usia kami, teguhkan kami dalam iman, kuatkan dalam proses, dan tuntun kami dalam setiap langkah menuju kehendak-Mu.
Dalam nama Tuhan Yesus, kami mohon dan percaya. Amin.

Share:

👑 Melihat Kerajaan Allah

 

📖 Lukas 9:22–27 – Jalan Salib dan Kemuliaan

“Sesungguhnya ada di antara orang yang berdiri di sini yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.”
— Lukas 9:27


👀 Apakah Kerajaan Allah Bisa Dilihat?

Ketika mendengar kata "kerajaan", kita membayangkan tempat megah, penuh kuasa, dengan batas wilayah yang jelas. Tapi Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah — kerajaan yang tak kasat mata, tetapi nyata dan hadir dalam kuasa kasih dan kebenaran-Nya.

Kerajaan Allah bukan sekadar tempat, melainkan kehadiran Allah sendiri di tengah dunia:

  • Saat yang sakit disembuhkan

  • Saat yang putus asa menerima harapan

  • Saat Injil diberitakan dengan kuasa

Semua itu adalah tanda nyata bahwa Kerajaan Allah sedang bekerja di dunia ini — bahkan, dalam hidup kita hari ini.


✝ Jalan Menuju Kerajaan: Salib

Yesus membuka rahasia besar: jalan menuju Kerajaan Allah bukanlah jalan mulus, tapi jalan salib. Ia berkata,

“Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal diri, memikul salib setiap hari, dan mengikut Aku.”

Salib yang dahulu identik dengan kematian, kini menjadi simbol kemenangan dan kasih Allah. Lewat jalan salib, Yesus menunjukkan bahwa penderitaan bukan akhir cerita, tetapi awal dari kemuliaan.

Inilah paradoks iman kita: kehilangan hidup demi Kristus, justru membawa kita pada kehidupan sejati.


🔥 Siapa yang Melihat Kerajaan Allah?

Yesus menjanjikan bahwa beberapa orang yang hadir saat itu akan melihat Kerajaan Allah sebelum mati. Siapakah mereka?
Merekalah yang:
✅ Menyaksikan kebangkitan-Nya
✅ Melihat-Nya dalam perjamuan roti
✅ Dipenuhi Roh Kudus di hari Pentakosta
✅ Diutus untuk memberitakan Injil ke ujung dunia

Kabar baiknya — kita pun termasuk di antaranya!
Setiap kali kita melihat kasih yang bekerja, pengampunan yang diberikan, dan hidup yang diubah, kita sebenarnya melihat Kerajaan Allah yang hidup dan bekerja di tengah kita.


❤️ Refleksi Pribadi

  • Di manakah aku melihat tanda-tanda Kerajaan Allah dalam hidupku hari ini?

  • Apakah aku sedang memikul salibku, atau menghindarinya?

  • Siapkah aku menjadi saksi dari Kerajaan Allah yang penuh kasih dan kuasa?


🙏 Doa

Tuhan, ajar aku melihat Kerajaan-Mu bukan hanya di masa depan, tapi di tengah hidupku hari ini. Mampukan aku untuk memikul salib dan mengikut-Mu setiap hari, agar hidupku menjadi kesaksian bagi dunia tentang kasih dan kuasa-Mu. Amin.

Share:

👑 Sang Ratu Adil

 

📖 Lukas 9:18–22 – Pengakuan Petrus dan Jalan Salib Sang Mesias

“Engkau adalah Mesias dari Allah.”
— Lukas 9:20

✨ Siapakah Sang Ratu Adil?

Dalam budaya Jawa, Ratu Adil dikenal sebagai sosok penyelamat — pemimpin sejati yang membawa keadilan dan kedamaian. Dalam sejarah kekristenan di tanah Jawa, tokoh seperti Kiai Sadrach memperkenalkan Yesus Kristus sebagai Sang Ratu Adil — bukan sekadar tokoh mitologis, tetapi Mesias sejati dari Allah.

Tapi Yesus bukan Mesias seperti yang banyak orang harapkan. Dia bukan pemimpin politik yang datang dengan kekuatan militer. Dia adalah Raja yang rela menderita, disalibkan, dan bangkit untuk menyelamatkan umat manusia. Itulah kerajaan Allah: bukan kekuasaan duniawi, tapi kekuatan kasih yang menyelamatkan.

🔄 Kerajaan yang Sungsang

Yesus memperingatkan para murid agar tidak menyebarkan pengakuan tentang Mesias secara sembarangan. Mengapa? Karena banyak yang salah paham — mereka ingin menjadikan Mesias sebagai pemimpin revolusi politik. Tapi jalan Yesus berbeda: Ia memilih salib, penderitaan, dan kasih sebagai jalan kemenangan.

Ini seperti membalik cara pandang dunia:

  • Penderitaan jadi jalan kemenangan.

  • Penolakan justru menguatkan.

  • Salib menjadi lambang kasih yang sempurna.

Inilah “kerajaan yang sungsang” — yang menantang logika dunia, tapi membuka jalan menuju kehidupan yang kekal.

❤️ Refleksi Pribadi

  • Apakah aku mencari Yesus karena kuasa dan kemenangan duniawi, atau karena kasih dan kebenaran-Nya?

  • Di tengah penderitaan hidup, mampukah aku melihat salib sebagai jalan menuju kebangkitan?

  • Bagaimana aku bisa mewujudkan semangat Sang Ratu Adil — memperjuangkan keadilan, kasih, dan pengharapan dalam dunia yang gelap?

🙏 Doa

Tuhan Yesus, Engkau adalah Sang Ratu Adil, Mesias sejati yang datang bukan dengan pedang, tapi dengan kasih. Ajarilah aku untuk melihat salib bukan sebagai akhir, tapi sebagai jalan menuju kebangkitan. Mampukan aku meneladani jalan-Mu dalam kehidupan sehari-hari. Amin.

Share:

🍞 Antara Tuhan dan Makanan

 

"Antara Tuhan dan makanan, firman Tuhan mengingatkan: 'Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.'"

“Semua orang makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.”
— Lukas 9:17

✨ Makanan Fisik, Sentuhan Ilahi

Kadang kita berpikir: urusan rohani seperti iman dan keselamatan lebih penting daripada sekadar makanan. Tapi Yesus menunjukkan sesuatu yang lebih luas — Tuhan peduli juga pada kebutuhan jasmani kita.

Orang banyak datang untuk mendengar pengajaran-Nya. Mereka haus akan Firman. Tapi Yesus juga tahu mereka lapar secara fisik. Ketika para murid bingung karena hanya punya lima roti dan dua ikan, Yesus justru mengajak mereka percaya dan bertindak.

🍽️ Makanan sebagai Tanda Kuasa-Nya

Yesus mengucap syukur, memecah-mecahkan roti, dan membagikannya. Apa hasilnya? Semua orang makan sampai kenyang, bahkan tersisa banyak!

Roti dan ikan hari itu bukan sekadar makanan. Mereka menjadi tanda nyata bahwa Allah Mahakuasa peduli, hadir, dan mencukupkan. Dari hal sederhana seperti makan, kita belajar berserah dan percaya.

❤️ Renungan untuk Kita Hari Ini

  • Apakah aku menyadari bahwa hal sehari-hari pun bisa menjadi sarana Tuhan menyatakan kasih-Nya?

  • Sudahkah aku mengucap syukur dalam hal kecil, termasuk dalam setiap makanan yang kuterima?

  • Bagaimana aku bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain, seperti para murid yang membagikan roti itu?

🙏 Doa

Tuhan, terima kasih karena Engkau tidak hanya peduli pada hal-hal besar, tapi juga hadir dalam kebutuhan sederhana kami. Ajarlah aku untuk bersyukur, berbagi, dan percaya bahwa Engkaulah sumber segala yang kami perlukan. Amin.

Share:

Pujian Ibadah GKKK Tepas 03 Agustus 2025

Share:

👀 Ingin Bertemu dengan Yesus

 

Lukas 9:7–9 — Herodes Mendengar tentang Yesus

“Herodes berkata: 'Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang tentang-Nya kudengar hal-hal demikian?' Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Dia.”
Lukas 9:9

💡 Motivasi Menentukan Pertemuan

Banyak orang dalam Alkitab ingin bertemu dengan Yesus, tetapi tidak semua dengan hati yang murni:

  • Para gembala datang ke palungan untuk menyembah Sang Juruselamat.

  • Herodes Agung mencari-Nya karena ingin membunuh.

  • Herodes Antipas, anaknya, ingin bertemu karena cemas dan curiga terhadap kabar mukjizat Yesus.

Herodes Antipas bukan datang untuk percaya, melainkan karena takut Yesus adalah kebangkitan Yohanes Pembaptis, yang telah ia penggal. Ia ingin menyelidiki dan mengontrol situasi, bukan menyembah atau mengikut Yesus.

🙏 Refleksi: Mengapa Kita Mencari Yesus?

Setiap hari, banyak dari kita pun mencari Yesus:
melalui ibadah, doa, renungan, bahkan saat menghadapi kesulitan.

Tapi mari tanyakan pada diri sendiri:

  • Apakah aku datang untuk berjumpa dengan Tuhan?

  • Ataukah aku hanya ingin jawaban cepat, mukjizat, atau penghiburan sementara?

Yesus tidak pernah menolak siapa pun yang datang dengan hati yang rindu dan tulus. Namun, motivasi yang keliru bisa membuat kita gagal melihat siapa Dia sebenarnya — bahkan saat Dia sudah hadir.

🔎 Mari Periksa Hati Kita

✔️ Apakah aku sungguh rindu mengenal Yesus?
✔️ Apakah aku siap percaya dan taat, atau hanya ingin tahu?
✔️ Apakah aku datang untuk disembuhkan, atau untuk dijadikan utuh?

Ingat:

Yang mencari dengan tulus akan menemukan Dia.
Yang datang dengan hati yang terbuka akan melihat kemuliaan-Nya.

Tuhan Yesus, aku datang bukan hanya karena butuh pertolongan-Mu,
tetapi karena aku rindu mengenal dan mengalami Engkau lebih dalam.
Perbaharui motivasi hatiku setiap hari. Amin.

Share:

🥾 Jangan Membawa Tongkat

 

Lukas 9:1-6

💡 Kuasa Tuhan Terlihat dari Kerendahan Hati

Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah. Mereka diberi kuasa atas roh jahat dan penyakit, tapi... dilarang membawa tongkat. Aneh? Bukankah tongkat biasa menjadi simbol otoritas, alat bantu, atau tanda kekuasaan rohani?

Di sinilah Yesus menunjukkan cara kerja Kerajaan Allah yang sangat berbeda dari dunia. Kuasa tidak terletak pada lambang, melainkan pada sikap hati. Tuhan ingin murid-murid bergantung sepenuhnya kepada-Nya, bukan pada perlengkapan duniawi.

Yesus mengajarkan:
➡️ Kuasa sejati tampak dalam kesederhanaan.
➡️ Wibawa lahir dari ketaatan dan kerendahan hati.
➡️ Pelayanan bukan soal penampilan, tapi penyandaran diri pada Tuhan.


🙏 Refleksi untuk Kita Hari Ini

Apakah kita masih menggenggam “tongkat-tongkat” simbolis dalam hidup dan pelayanan? Gelar, jabatan, atau hal-hal yang membuat kita merasa kuat?
Yesus mengundang kita untuk melepaskan semua itu dan berjalan dalam kesederhanaan. Karena justru saat kita lemah, kuasa-Nya menjadi nyata.

Mari melayani bukan dengan tongkat kuasa, tapi dengan hati yang berserah.
Itulah wibawa sejati di mata Tuhan.


Share:

🙏 Kepada Dialah Kita Yakin dan Percaya

 

“Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat.” — Lukas 8:50b

Setiap orang pasti pernah ada di titik nyaris menyerah—entah karena penyakit yang tak kunjung sembuh, masalah yang bertumpuk, atau doa-doa yang terasa hampa. Dan di titik itu, iman kita diuji: Masihkah kita percaya kepada-Nya?

Yairus dan perempuan yang mengalami pendarahan selama dua belas tahun adalah contoh dua pribadi yang datang kepada Yesus di titik paling lemah dalam hidup mereka. Yairus adalah seorang kepala rumah ibadat, perempuan itu tidak dikenal namanya. Tapi keduanya memiliki satu kesamaan: mereka mendekat kepada Yesus dengan iman yang putus asa tapi tulus.

Yairus sujud memohon Yesus menyembuhkan anak perempuannya. Perempuan itu hanya berharap bisa menyentuh jubah-Nya. Keduanya tidak tahu apakah mereka akan ditolak atau diterima—tapi mereka melangkah dengan iman.

Yesus merespons bukan hanya dengan kuasa penyembuhan, tetapi juga dengan belas kasih. Dia tidak hanya menyembuhkan, tetapi memulihkan: tubuh, relasi, dan iman. Kata-kata Yesus kepada Yairus—“Jangan takut, percaya saja”—adalah undangan yang sama bagi kita hari ini.

Iman sejati bukanlah iman yang kuat karena kondisi sedang baik, tapi iman yang tetap berharap meski semuanya belum berubah. Iman itu percaya bahwa Yesus peduli dan mampu menolong, meskipun kita tidak tahu bagaimana atau kapan Dia akan bertindak.

Mungkin hari ini kamu tidak punya kekuatan lagi selain untuk berkata, “Tuhan, aku berserah.” Itu cukup. Karena sering kali justru dalam titik terlemah, kuasa Tuhan dinyatakan paling nyata.

Jangan berhenti percaya. Jangan menyerah hanya karena keadaan tampak gelap. Yesus tidak pernah datang terlambat. Kepada Dialah kita yakin dan percaya.


🕊️ Doa:
Tuhan Yesus, Engkaulah pengharapan dalam situasi yang paling gelap. Aku mau tetap percaya, meski aku belum melihat jawaban. Kuatkan aku agar tetap bersandar kepada-Mu. Amin.

Share:

📖 Ceritakan dan Beritahukan!

 
Bagikan karya-Nya! Ceritakan dan beritahukan firman Tuhan yang menyelamatkan dan menguatkan setiap orang percaya.

“Pulanglah ke rumahmu dan ceritakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu.” — Lukas 8:39a

Apakah kita pernah benar-benar menceritakan kepada orang lain tentang apa yang Tuhan sudah lakukan dalam hidup kita?

Di tanah Gerasa, Yesus berjumpa dengan seorang pria kerasukan banyak roh jahat. Ia adalah orang yang terasing dari masyarakat, hidup di kuburan, dan kehilangan kendali atas dirinya. Tapi ketika Yesus datang, segala sesuatu berubah. Pria itu disembuhkan, dipulihkan, dan mengalami kuasa Allah secara nyata.

Yang menarik adalah: Yesus tidak membiarkannya ikut serta bersama-Nya. Sebaliknya, Yesus memintanya untuk pulang—dan menceritakan apa yang telah Allah perbuat atas dirinya. Ia dipanggil menjadi saksi, bukan dengan khotbah panjang, tapi dengan kisah nyata tentang kasih dan kuasa Yesus dalam hidupnya.

Di dunia yang sibuk dan bising ini, orang mungkin tidak mendengarkan khotbah, tapi mereka akan memperhatikan hidup kita. Kesaksian hidup yang nyata—yang jujur, sederhana, dan tulus—bisa menjadi saluran kasih Allah untuk menjangkau hati orang lain.

Tuhan tidak memanggil kita semua menjadi pengkhotbah. Tapi Ia memanggil kita semua untuk menjadi saksi. Ketika kita sungguh mengenal Yesus sebagai Juru Selamat pribadi, hati kita tidak akan bisa diam. Kita akan ingin orang lain juga mengenal kasih yang sama. Seperti pria Gerasa itu, kita pun terpanggil untuk menceritakan dan memberitahukan kebaikan Tuhan—kepada keluarga, teman, tetangga, bahkan orang asing sekalipun.

Jangan simpan sendiri karya Allah dalam hidupmu. Ceritakan! Beritahukan!
Biarlah hidup kita menjadi kabar baik yang hidup.


🕊️ Doa:
Tuhan, terima kasih karena Engkau telah mengubahkan hidupku. Beri aku keberanian untuk menceritakan kasih-Mu kepada orang lain. Pakailah hidupku menjadi kesaksian tentang kebaikan dan kuasa-Mu. Amin.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.