Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar: firman tuhan
Tampilkan postingan dengan label firman tuhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label firman tuhan. Tampilkan semua postingan

✨ Reserved

Reserved adalah sikap menahan diri dengan bijak. Firman Tuhan mengajar kita berhati-hati dalam perkataan dan tindakan, tetap rendah hati dan setia.

Kalau kita pergi ke restoran, sering kita melihat meja dengan tulisan “Reserved” di atasnya. Artinya, meja itu sudah dipesan. Walaupun kosong, kita tidak bisa duduk di situ karena sudah ada nama yang tercatat.

Namun, Kerajaan Surga tidak seperti itu. Tidak ada yang bisa “pesan tempat” lebih dulu. Dalam perumpamaan Yesus, orang-orang yang sudah diundang justru menolak dengan berbagai alasan (ayat 18–20). Akibatnya, undangan itu dialihkan kepada orang lain. Tidak seorang pun dari yang menolak bisa masuk ke perjamuan (ayat 24).

Artinya jelas: keselamatan adalah undangan pribadi dari Tuhan untuk setiap orang. Tidak bisa dititipkan, tidak bisa menumpang pada keselamatan orang lain. Anak tidak otomatis selamat hanya karena orang tuanya selamat. Pasangan tidak otomatis masuk surga hanya karena suaminya atau istrinya setia kepada Tuhan. Setiap orang bertanggung jawab atas imannya sendiri.

Undangan Tuhan ini sudah disiapkan. Keselamatan sudah tersedia. Tapi kalau kita menolak, mengabaikan, atau menunda, bagaimana mungkin kita bisa masuk? Jangan pernah merasa tempat kita sudah pasti aman, seolah ada kursi “reserved” atas nama kita.

Karena itu, mari kita jaga hidup kita dengan benar, setia kepada Tuhan setiap hari, dan selalu siap saat “pesta” itu dimulai.

🙏 Doa:
Tuhan, terima kasih untuk undangan-Mu yang indah dalam Kerajaan Surga. Tolong kami agar tidak lalai, tidak menunda, dan tidak mengabaikan panggilan-Mu. Biarlah kami hidup setia setiap hari sampai saat Engkau memanggil kami. Amin.

Share:

🌿 Tulus

 
Tulus adalah sikap hati yang jernih tanpa pamrih. Firman Tuhan menuntun kita untuk berkata dan bertindak jujur, mencerminkan kasih Kristus.

Bagaimana rasanya kalau kebaikan yang kita terima ternyata ada pamrihnya? Rasanya pasti kecewa. Apa yang semula menyenangkan, jadi terasa hambar.

Yesus mengingatkan agar kita berbuat baik dengan tulus, bukan untuk mencari balasan. Ia mencontohkan: jangan hanya mengundang orang yang bisa membalas undangan kita, tapi juga mereka yang miskin, lumpuh, atau buta. Bukan berarti Yesus melarang kita bersyukur lewat perjamuan bersama sahabat atau keluarga, tetapi Ia menegaskan: kebaikan sejati adalah yang murni, tanpa pamrih.

Ketulusan membuat hati kita ringan. Kita tidak terbeban oleh harapan balasan, tidak kecewa kalau tidak dihargai. Dunia penuh dengan relasi yang dibangun atas kepentingan, tetapi Yesus sudah memberi teladan kasih yang tulus—Dia rela menebus dosa kita tanpa meminta balasan, hanya karena kasih.

Mari kita belajar meneladan Yesus: berbuat baik dengan hati yang tulus, karena Tuhanlah yang akan memberi upah sejati.

🙏 Pokok Doa:

  • Tuhan, ajar aku berbuat baik dengan hati yang tulus.

  • Tolong aku tidak mencari balasan dari manusia, tapi hanya mengandalkan anugerah-Mu.

  • Bentuk aku supaya ketulusan Kristus nyata dalam hidupku.

Share:

🌿 Tahu Diri

 
Tahu diri berarti rendah hati dan tidak meninggikan diri. Firman Tuhan menuntun kita hidup bijak, sadar posisi, dan mengandalkan kasih-Nya.

Tahu diri berarti sadar keberadaan kita di tengah orang lain, tahu menempatkan diri dengan tepat, sehingga tidak mempermalukan diri sendiri maupun orang lain. Yesus menasihati: jangan buru-buru menempatkan diri di tempat terhormat. Bisa jadi justru kita diminta pindah, dan itu memalukan. Lebih baik duduk di tempat rendah. Jika memang layak, tuan rumah akan mempersilakan kita ke tempat yang terhormat.

Sikap tahu diri adalah wujud kerendahan hati. Dalam hidup sehari-hari, tahu diri membuat relasi lebih indah. Kalau teman sedang berbicara, kita belajar mendengar. Kalau bercanda, kita tahu kapan harus berhenti. Kalau menerima kebaikan, kita belajar membalas. Kalau ada sahabat dalam duka, kita hadir dengan empati, bukan dengan sok tahu.

Yesus menutup dengan satu prinsip: “Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (ay. 11).

Mari hidup dengan tahu diri—di hadapan Tuhan dan sesama—agar relasi kita tetap indah, dan hati kita selalu rendah.

🙏 Pokok Doa:

  • Tuhan, ajar kami hidup rendah hati dan tahu diri di tengah sesama.

  • Tolong kami menjaga perkataan dan sikap agar relasi tetap indah.

  • Penuhi hati kami dengan kerendahan, supaya hidup kami berkenan kepada-Mu.

Share:

🌿 Critical Thinking

 
Critical thinking menolong kita menyelami firman Tuhan lebih dalam, agar tidak hanya menerima, tetapi mengerti dan menghidupi kebenaran-Nya. 
📖 Lukas 14:1–6

Ketika berhadapan dengan aturan, kita bisa memilih dua sikap: sekadar mematuhinya, atau berpikir kritis—menggali maksud, tujuan, dan dampaknya. Yesus mengajarkan kita untuk tidak terjebak pada legalisme. Ia menegaskan bahwa hukum Allah bertujuan memuliakan-Nya sekaligus menolong manusia, bukan memperbudak.

Jika seekor lembu boleh ditolong ketika jatuh di sumur pada hari Sabat, bukankah menyembuhkan orang jauh lebih bernilai? Yesus mengingatkan kita: aturan ada untuk kehidupan. Karena itu, pakailah akal budi yang Tuhan anugerahkan, agar kita taat bukan dengan buta, tetapi dengan hati yang mengasihi.

✨ Refleksi

  • Apakah aku cenderung menjalani iman dengan sekadar ikut aturan, atau sungguh mengerti maksud Tuhan di baliknya?

  • Apakah aku memakai akal budi dan kasih dalam setiap keputusan iman?

🙏 Doa

“Tuhan Yesus, ajar aku berpikir kritis dan berhikmat, agar imanku tidak kaku oleh aturan, tetapi hidup dalam kasih dan kebenaran-Mu. Berkati keluarga, pekerjaan, usaha, dan pelayanan kami supaya semua berjalan dalam pimpinan-Mu. Amin.”

Share:

✨ Tiada yang Dapat Menghentikanku!

 
"Tiada yang Dapat Menghentikanku!" melalui firman Tuhan sebagai kekuatan dan inspirasi hidup.

Yesus tahu ada ancaman dari Herodes. Namun, Ia tidak mundur. Ia tetap melangkah menuju Yerusalem untuk menggenapi kehendak Bapa, sekalipun di sana kematian menanti. Bagi-Nya, salib bukan akhir, melainkan puncak misi kasih Allah bagi dunia.

Yesus menunjukkan kepada kita bahwa ketaatan kepada Allah lebih besar daripada rasa takut terhadap ancaman manusia. Tantangan, rintangan, bahkan penderitaan, bukan alasan untuk berhenti melayani. Justru itulah jalan di mana kasih Allah dinyatakan semakin nyata.

Refleksi

  • Apakah aku masih mudah mundur ketika menghadapi tantangan iman?

  • Adakah aku rela tetap taat, sekalipun jalan itu tidak mudah?

Doa

“Tuhan Yesus, ajar aku meneladani-Mu. Jangan biarkan tantangan menghentikan langkahku. Kuatkan aku untuk setia hingga akhir. Amin.”

Share:

🙏 Mengenal dan Dikenal Tuhan

 

Mengenal dan dikenal Tuhan adalah anugerah besar. Firman Tuhan menuntun kita hidup intim dengan-Nya, berjalan dalam kasih dan kebenaran sejati.
📖 Lukas 13:22–30

Yesus menegaskan bahwa kita tidak dapat menyelamatkan diri dengan usaha kita sendiri. Masuk melalui “pintu yang sempit” berarti berjuang untuk sungguh-sungguh mengenal dan dikenal oleh Tuhan.

Banyak orang mengaku mengenal Yesus, tetapi pengakuan tidak selalu sama dengan pengenalan sejati. Kita bisa tahu banyak tentang Tuhan, tetapi apakah hidup kita mencerminkan bahwa kita sungguh menjadi milik-Nya? Yesus berkata, hanya mereka yang hidup sesuai kehendak-Nya dan menjauhi kejahatanlah yang benar-benar dikenal oleh-Nya.

Mengenal Tuhan bukan soal informasi, tetapi relasi. Relasi itu nyata dalam pertobatan, ketaatan, dan kerinduan untuk hidup berkenan kepada-Nya. Tanpa itu, pengakuan kita hanyalah kosong.

Kabar baiknya: keselamatan memang mustahil bagi manusia, tetapi mungkin bagi Allah. Pintu sempit itu terbuka bagi semua orang yang mau datang kepada Kristus dengan hati yang rendah dan hidup yang mau dibentuk.

Refleksi

  • Apakah aku hanya tahu tentang Tuhan, atau sungguh mengenal-Nya dalam hidupku?

  • Apakah cara hidupku menunjukkan bahwa aku dikenal oleh Tuhan?

Doa

“Tuhan, jangan biarkan aku hanya sekadar tahu tentang-Mu. Tolong aku untuk sungguh mengenal Engkau, hidup sesuai kehendak-Mu, dan dikenal oleh-Mu. Amin.”

Share:

🌱 Allah Bekerja Memakai Hal Kecil!

 
Allah sering bekerja melalui hal kecil yang tampak sederhana. Firman Tuhan menyingkapkan kuasa-Nya yang besar lewat cara yang sering tak disangka.

📖 Lukas 13:18–21

Sering kali kita menyepelekan hal-hal kecil. Kita merasa yang berarti hanyalah yang besar, megah, atau spektakuler. Namun Yesus mengingatkan lewat perumpamaan biji sesawi dan ragi: Kerajaan Allah justru dimulai dari yang kecil, sederhana, bahkan nyaris tak terlihat.

Seperti biji sesawi yang tumbuh menjadi pohon besar, dan ragi yang mengubah seluruh adonan, demikianlah Allah bekerja. Apa yang tampak kecil dalam iman, doa, atau pelayanan kita—bisa dipakai Tuhan untuk menghasilkan dampak yang besar.

Refleksi

  • Apakah aku masih meremehkan hal-hal kecil yang bisa kulakukan untuk Tuhan?

  • Hal kecil apa yang bisa kulakukan hari ini yang dapat membawa berkat bagi orang lain?

Doa

“Tuhan, ajar aku untuk setia dalam hal kecil. Pakailah hidupku, meski sederhana, agar berdampak bagi banyak orang. Amin.”

Share:

🤲 Buang Legalisme! Berbelaskasihanlah!

 
Buang legalisme, hiduplah dalam kasih sejati. Firman Tuhan mengajar kita berbelaskasihan, sehingga iman tampak nyata dalam tindakan penuh kasih.
📖 Lukas 13:10–17

Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang menderita 18 tahun, meski saat itu hari Sabat. Ia menunjukkan bahwa belas kasihan jauh lebih penting daripada aturan agama yang kaku. Sayangnya, kepala rumah ibadat lebih sibuk menjaga aturan daripada bersukacita atas pemulihan seorang manusia.

Kerap kali, kita pun terjebak pada “aturan” dan prosedur yang membuat kita lupa esensi kasih. Padahal Tuhan tidak pernah menaruh hukum di atas cinta. Ia menuntut kita untuk hidup dalam belas kasihan—karena kasih itulah inti dari ketaatan sejati.

Refleksi

  • Apakah aku lebih sibuk menjaga aturan daripada menolong sesama?

  • Adakah orang di sekitarku yang menunggu uluran belas kasihku hari ini?

Doa

“Tuhan, ampuni aku bila lebih mengutamakan aturan daripada kasih. Tolong aku untuk berani berbelas kasihan seperti Engkau. Amin.”

Share:

🌱 Hidup dalam Pertobatan

 

Hidup dalam pertobatan berarti terus diperbarui oleh firman Tuhan, meninggalkan dosa, dan menghasilkan buah nyata bagi kemuliaan Kristus.

📖 Lukas 13:6–9

Hidup kita ada batas waktunya. Seperti pohon ara yang diberi kesempatan untuk berbuah, demikian juga Tuhan memberi kita waktu untuk bertobat dan menghasilkan buah bagi-Nya. Kesabaran Allah besar, tetapi tidak tanpa batas.

Sering kali kita menunda pertobatan dengan berpikir: “Nanti saja, masih ada waktu.” Padahal tidak seorang pun tahu sampai kapan waktu kita ada. Hati yang terbiasa dengan dosa justru makin sulit untuk berbalik kepada Tuhan.

Pertobatan berarti menyadari bahwa hidup tanpa Allah adalah sia-sia, lalu memilih berbalik dan tinggal dalam kasih-Nya. Hari ini, Tuhan masih memberi kesempatan. Jangan menunggu esok, sebab esok belum tentu ada.

Refleksi

  • Apakah hidupku sedang berbuah atau hanya “rimbun daun” tanpa hasil?

  • Apa yang masih kutunda untuk menyerahkan pada Tuhan hari ini?

Doa

“Tuhan, terima kasih untuk kesabaran-Mu. Tolong aku untuk tidak menunda pertobatan. Jadikan hidupku berbuah bagi-Mu. Amin.”

Share:

Siapkan Diri untuk Bertobat!

Lukas 13:1–5

Merasa lebih benar daripada sesama adalah sikap yang dapat merusak hubungan dan menimbulkan konflik. Itu adalah bentuk penghakiman, sebab seseorang menilai dirinya benar sementara menganggap orang lain bersalah. Kepongahan ini lahir dari hati yang gelap.

Dalam Lukas 13, orang-orang datang kepada Yesus dengan membawa kabar tentang orang Galilea yang dibunuh oleh Pilatus, bahkan darah mereka dicampurkan dengan darah kurban yang mereka persembahkan (ay. 1). Yesus menanggapi dengan sebuah pertanyaan: “Apakah dosa mereka lebih besar daripada orang Galilea yang lain?” (ay. 2). Demikian juga, Yesus menyinggung tentang delapan belas orang yang mati karena menara di Siloam roboh. Apakah mereka lebih berdosa daripada orang Yerusalem lainnya? (ay. 4).

Pandangan umum saat itu adalah penderitaan merupakan akibat langsung dari dosa pribadi. Orang-orang dengan mudah menganggap korban bencana atau tragedi sebagai orang berdosa yang mendapat hukuman. Namun Yesus menegur cara pandang itu. Ia menegaskan bahwa penderitaan bukanlah ukuran besar kecilnya dosa seseorang. Inti ajaran-Nya: semua orang perlu bertobat!

Yesus memakai peristiwa tragis itu untuk menegur hati manusia yang suka menghakimi. Alih-alih menunjuk kesalahan orang lain, Yesus mengajak kita melihat ke dalam diri sendiri. Jangan sampai kita lebih sibuk menilai penderitaan orang lain sebagai hukuman Allah, sementara kita sendiri lupa bahwa hidup kita harus dipertanggungjawabkan kepada Hakim yang adil.

Karena itu, mari siapkan diri untuk bertobat! Tuhan Yesus menegur kita bukan untuk menjatuhkan, melainkan agar kita kembali ke jalan-Nya.


---

Pokok Doa

Ucap syukur atas kuasa Tuhan yang melampaui segala kuasa, serta penyertaan-Nya yang melindungi kita senantiasa.

Doakan agar berkat Tuhan mengalir dalam kehidupan kita: keluarga, rumah tangga, anak-cucu, pekerjaan, ladang, usaha, toko, perusahaan, kantor, pelayanan, dan gereja kita.

Mohon agar hikmat, kekuatan, dan terobosan senantiasa Tuhan berikan, sehingga kita tetap berjalan dalam pimpinan-Nya.


Doa:
Dalam nama Tuhan Yesus, kami percaya berkat-Mu mengalir melimpah dalam hidup kami. Tambahkan hikmat-Mu setiap hari, kuatkan kami, dan tuntun langkah kami seturut kehendak-Mu. Amin.

Share:

Analisis yang Baik, Solusi yang Benar

📖 Lukas 12:54–59

Kita lihai membaca tanda alam—awan menggelap, kita siap payung; angin panas, kita siapkan topi. Yesus memuji ketelitian itu, tetapi menegur saat kemampuan yang sama tidak dipakai untuk membaca “zaman ini”—membedakan yang benar, berdamai sebelum terlambat, dan melangkah sesuai kehendak Allah (ay. 56–58).

Intinya: ketajaman analisis tanpa ketaatan rohani hanya melahirkan keputusan yang kosong. Tuhan mengajak kita memutuskan sendiri apa yang benar (ay. 57): gunakan nurani yang diterangi firman, bukan sekadar logika yang dingin.

Refleksi Singkat

  • Apa situasi yang sedang “mendung” dalam relasiku?

  • Apakah aku menunda rekonsiliasi padahal tahu langkah benar yang harus diambil?

  • Sudahkah analisisku disaring oleh doa, firman, dan kerendahan hati?

Langkah Praktis (hari ini)

  1. Hening 5 menit: serahkan satu konflik/keputusan kepada Tuhan.

  2. Ucapkan kebenaran: “Tuhan, tunjukkan apa yang benar, bukan apa yang mudah.”

  3. Ambil tindakan kecil: kirim pesan/telepon untuk minta maaf atau memulai damai sebelum “sampai ke hakim”.

  4. Catat 1 ayat pegangan (mis. Mzm 119:105) dan pegang saat mengambil keputusan.

Doa Singkat

“Tuhan, tajamkan pikiranku dengan hikmat-Mu dan lembutkan hatiku dengan kasih-Mu. Tuntun aku memilih yang benar dan melakukannya, terutama dalam rekonsiliasi. Amin.”

Share:

Komitmen Mengikut Yesus

Komitmen mengikut Yesus menuntut kesetiaan dan ketaatan. Firman Tuhan menuntun kita hidup benar, meski ada tantangan dan pertentangan dunia.

Mengikut Yesus bukan jalan yang selalu damai. Yesus sendiri berkata, “Aku datang bukan membawa damai, melainkan pertentangan.” Pertentangan itu muncul karena tidak semua orang mau menerima Dia. Bahkan dalam keluarga, ada yang mendukung, ada yang menolak.

Yesus mengingatkan, komitmen kita akan diuji. Seperti emas yang dimurnikan dengan api, iman kita pun dimurnikan lewat tantangan, bahkan penolakan dari orang terdekat. Di sinilah keteguhan hati kita diuji: lebih memilih setia pada Yesus, atau mundur karena tekanan?

Mengikut Yesus berarti berani berkata: “Tuhan, Engkaulah yang utama, lebih dari segalanya.” Meski ada air mata, penolakan, bahkan penderitaan, bersama Yesus kita tetap berjalan. Sebab, jalan bersama-Nya adalah jalan menuju hidup yang sejati.

Pokok Doa:

Puji syukur atas kuasa Tuhan yang melampaui segala kuasa, dan mohon penyertaan-Nya yang melindungi kita senantiasa.

Mengalir dalam kehidupan kita semua. Dan diberkati juga rumah tangga mu. Anak-anak dan cucu-cucu mu. Pekerjaanmu. Sawah dan ladang mu. perusahaanmu Studi mu. Tokomu Usaha mu. Kantor mu, MOU mu, Pelanggan mu Rumah mu. Keluargamu. Pelayanan mu. Gereja mu.. Majikanmu, serta Calon pendampingmu 

Dalam nama TUHAN YESUS biarlah berkat Mu mengalir melimpah dalam kehidupan kami.. saya sadar bertambahnya hari harimu . Bertambahnya juga hikmat ku, supaya kami tetap kuat dan selalu ada terobosan  dan proses  untuk sukses dalam pimpinanmu. Jadilah seturut Kehendak Mu. AMIN.!!!... TUHAN YESUS memberkati

Share:

Kesetiaan dalam Ketidakpastian Waktu

Hidup kita sering dikelilingi ketidakpastian. Kita tidak tahu kapan berkat datang, kapan ujian muncul, bahkan kapan Kristus datang kembali. Namun Yesus mengingatkan: tetaplah berjaga, dengan pinggang terikat dan pelita menyala. Artinya, kita dipanggil untuk selalu siap, bukan hanya sewaktu-waktu.

Kesetiaan sejati terlihat dalam hal sederhana: tetap setia melakukan tugas meski tak ada yang melihat, tetap taat meski tidak tahu kapan Tuhan datang. Justru di tengah ketidakpastian itulah kesetiaan diuji.

Yesus berkata, berbahagialah hamba yang didapati tuannya setia ketika ia kembali. Maka mari kita terus hidup dengan hati yang siap, iman yang teguh, dan kesetiaan yang nyata. Sang Tuan pasti datang—dan Ia mencari hamba yang setia!

Share:

Prioritaskan yang Paling Primer

 

Prioritaskan yang paling primer dalam hidup, yaitu firman Tuhan, agar langkah kita terarah, hati teguh, dan hidup berbuah bagi kemuliaan-Nya.

Kita sering sibuk memikirkan apa yang akan dimakan atau dipakai. Kekhawatiran itu wajar, tetapi Yesus mengingatkan: hidup lebih penting daripada makanan, dan tubuh lebih berharga daripada pakaian.

Lihatlah burung-burung dan bunga di ladang. Mereka tidak bekerja keras seperti manusia, tetapi Allah memelihara dan menghiasi mereka dengan indah. Jika yang kecil saja dijaga, apalagi kita yang jauh lebih berharga di mata-Nya.

Kekhawatiran tidak menambah apa pun, justru merampas sukacita. Karena itu Yesus menegaskan: carilah dahulu Kerajaan Allah, maka semua yang kita butuhkan akan ditambahkan.

Mari belajar menaruh prioritas pada yang utama—bukan sekadar kebutuhan harian, tetapi hidup bersama Tuhan yang memberi jaminan kekal.

Share:

Harta Melimpah Bukan Jaminan Hidup

 

Harta melimpah bukan jaminan hidup bahagia, hanya firman Tuhan yang menuntun kita pada kepuasan sejati dan kekekalan yang tak tergoncangkan.

Banyak orang beranggapan bahwa harta melimpah adalah jaminan hidup. Tidak heran, sebagian orang mengarahkan hidupnya hanya untuk mengumpulkan kekayaan. Hal serupa tampak pada seseorang yang datang kepada Yesus dan meminta agar Yesus menyuruh saudaranya berbagi warisan dengannya (ayat 13). Bayangkan, ia sudah berjumpa dengan Sang Juruselamat, tetapi fokusnya hanya pada harta!

Yesus menegaskan agar kita berjaga-jaga terhadap segala ketamakan, sebab hidup manusia tidak ditentukan oleh kekayaannya (ayat 15). Benar, harta bisa memenuhi kebutuhan, tetapi tidak pernah bisa membeli hidup itu sendiri.

Melalui perumpamaan orang kaya yang tanahnya berlimpah hasilnya (ayat 16–19), kita melihat bagaimana ia merasa hidupnya aman karena gudang-gudangnya penuh. Ia berkata kepada dirinya sendiri: “Bersukacitalah, engkau punya simpanan untuk bertahun-tahun. Nikmatilah hidupmu!” Tetapi Yesus menyebutnya bodoh, sebab malam itu juga nyawanya diambil (ayat 20). Betapa sia-sianya harta yang ditimbunnya, sebab akhirnya justru dinikmati orang lain.

Hidup bukan sekadar soal berapa banyak harta yang kita punya, melainkan untuk siapa kita hidup. Mengumpulkan harta tanpa menyadari bahwa hidup ini ada dalam tangan Allah hanya membuat kita semakin jauh dari tujuan sejati hidup.

Mari kita belajar bersyukur atas kelimpahan yang ada, sekaligus menggunakannya untuk menjadi berkat. Ingat, kekayaan terbesar bukan pada berapa banyak yang kita miliki, tetapi pada bagaimana kita memakainya untuk memuliakan Allah dan menolong sesama.

Share:

✨ Roh Kudus Menghindarkan Kemunafikan

 

Roh Kudus menuntun kita hidup jujur sesuai firman Tuhan, menjauhkan dari kemunafikan, agar iman nyata terpancar dalam perkataan dan perbuatan.
Lukas 12:1-12

Salah satu hal yang paling keras ditentang Yesus adalah kemunafikan. Ia mengingatkan murid-murid agar waspada terhadap “ragi orang Farisi” (Luk. 12:1). Ragi itu kecil, tetapi pengaruhnya besar. Demikian pula kemunafikan—sedikit saja masuk dalam hati, bisa merusak seluruh hidup.

Yesus menegaskan bahwa tidak ada sesuatu pun yang bisa disembunyikan di hadapan Allah. Segala pikiran, perkataan, bahkan motivasi terdalam, semuanya diketahui-Nya. Maka, bersikap munafik sama saja dengan tidak takut akan Tuhan, seolah-olah kita bisa menyembunyikan sesuatu dari Dia.

Sering kali kemunafikan muncul karena kita ingin menghindari penderitaan atau mencari aman. Namun Yesus mengingatkan: jangan takut pada manusia yang hanya bisa melukai tubuh, takutlah kepada Allah yang berkuasa atas jiwa kita. Jika burung pipit saja tidak dilupakan-Nya, apalagi kita yang jauh lebih berharga. Rambut di kepala kita pun dihitung satu per satu—betapa besar kasih dan pemeliharaan-Nya!

Kemunafikan pada akhirnya adalah bentuk penyangkalan. Kita bisa saja mencari pengakuan manusia, tetapi Yesus bertanya: lebih penting mana, diakui manusia atau diakui Tuhan? Berani mengaku Yesus di dunia berarti juga akan diakui-Nya di hadapan malaikat-malaikat Allah.

Di tengah ancaman atau tekanan, kita sering bingung harus berkata apa. Tetapi Yesus memberi janji indah: Roh Kudus akan mengajar kita. Dialah yang menuntun kata-kata kita, memberi keberanian, dan menjaga hati kita tetap setia.

Mari kita belajar tidak mengandalkan kepintaran atau kekuatan sendiri. Serahkanlah hidup sepenuhnya pada kuasa Roh Kudus. Dengan demikian, kita tidak hidup untuk popularitas diri, melainkan untuk memuliakan Kristus melalui perkataan dan perbuatan kita setiap hari. 🌿

Share:

🌱 Nyata dalam Keseharian

 

Firman Tuhan bukan sekadar teori, tetapi nyata dalam keseharian, menuntun langkah, mengubah sikap, dan menguatkan iman dalam setiap aspek hidup.

Kita sering mendengar istilah NATO – No Action Talk Only. Artinya, banyak bicara tapi tanpa tindakan nyata. Dalam kehidupan beriman, hal ini sama dengan kemunafikan—rajin bicara soal firman, tetapi enggan melakukannya.

Inilah yang Yesus tegur kepada orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka sibuk mengkritik hal-hal kecil seperti aturan mencuci tangan sebelum makan, tetapi kehidupan mereka jauh dari kasih dan kebenaran Allah. Mereka tampak saleh di luar, tetapi hati mereka kosong dari kerendahan hati dan kepedulian.

Yesus mau mengingatkan: iman sejati bukan soal penampilan, ritual, atau sekadar kata-kata rohani. Iman sejati adalah hidup yang selaras dengan kehendak Allah, nyata dalam tindakan kasih sehari-hari.

Hari ini, mari kita bercermin. Apakah ibadah kita hanya berhenti di bangku gereja? Apakah firman yang kita dengar sudah menjadi sikap nyata dalam rumah tangga, pekerjaan, dan relasi kita? Jangan sampai kita sibuk mengoreksi orang lain, tetapi lupa menghidupi firman itu sendiri.

Mari mohon pertolongan Roh Kudus, supaya kita mampu menjadi teladan—bukan hanya dalam perkataan, melainkan juga dalam perbuatan. Dengan begitu, iman kita akan benar-benar nyata dalam keseharian. 🌿

Share:

👀 Mata Anda Penuntun Jalan Anda

 

Mata Anda penuntun jalan Anda, firman Tuhan menjadi terang yang menuntun langkah, agar tidak tersesat dan tetap berjalan di jalan kebenaran.
Lukas 11:33-36

Bayangkan Anda berjalan di jalan gelap tanpa lampu. Apa yang terjadi?

Langkah kita pasti ragu-ragu, mudah tersandung, bahkan bisa jatuh ke lubang yang tidak terlihat. Itulah sebabnya lampu jalan dipasang tinggi—supaya cahayanya menuntun orang berjalan dengan aman.

Yesus mengingatkan hal serupa dengan pelita pada zaman-Nya (Luk. 11:33-36). Pelita tidak dinyalakan untuk disembunyikan, melainkan untuk ditempatkan di kaki pelita agar seluruh ruangan terang. Terang itu berbicara bukan hanya soal cahaya fisik, tetapi juga tentang mata rohani kita. Jika mata kita jernih, seluruh hidup akan dipenuhi terang; tetapi bila mata kita gelap, seluruh hidup pun penuh kegelapan.

Mata bukan sekadar organ tubuh, melainkan “jendela hati”. Dari mata, kita belajar bagaimana memandang hidup, orang lain, bahkan Tuhan. Jika pandangan kita hanya terfokus pada hal-hal dunia yang menyesatkan, kita mudah terjebak dalam dosa. Tetapi jika mata hati kita diarahkan kepada Kristus, Sang Terang, maka hidup kita akan dipenuhi damai dan bimbingan-Nya.

Firman Tuhan berkata, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mazmur 119:105). Terang dari firman dan kasih Kristus adalah penuntun yang meneguhkan setiap langkah kita.

Hari ini, mari kita bertanya pada diri sendiri:
👉 Ke mana mata hati saya tertuju?
👉 Apakah saya sedang memandang kepada terang Kristus, atau tergoda menatap pada hal-hal yang justru membawa kegelapan?

Mari gunakan mata rohani kita untuk melihat kepada Yesus. Dialah Sang Terang Abadi, penuntun jalan kita, yang tak pernah membiarkan kita berjalan dalam gelap.

Share:

✨ Terimalah Tanda Itu!

Terimalah tanda dari firman Tuhan sebagai peneguhan iman, pengharapan, dan kasih yang menuntun hidup pada jalan kebenaran yang sejati

Lukas 11:29-32

Pernahkah Anda melihat seseorang mengabaikan rambu lalu lintas?

Awalnya mungkin terlihat sepele, tetapi akibatnya bisa fatal—kecelakaan, luka, bahkan kehilangan nyawa. Rambu itu sebenarnya bukan sekadar tanda, melainkan peringatan demi keselamatan. Namun, sering kali orang lebih memilih mengikuti keinginannya sendiri daripada memperhatikan tanda yang ada.

Yesus pun pernah menegur orang banyak yang selalu menuntut tanda dari-Nya (Luk. 11:29-32). Padahal, tanda terbesar sudah ada di hadapan mereka: Yesus sendiri! Ia adalah tanda keselamatan, sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi pertobatan orang Niniwe. Tetapi, alih-alih percaya, banyak yang tetap menolak, bahkan menguji-Nya.

Bukankah kita pun kadang begitu? Kita sering berkata, “Tuhan, kalau Engkau benar-benar peduli, tunjukkan tanda-Mu… beri aku bukti nyata!” Padahal, tanda kasih dan kuasa-Nya sudah hadir setiap hari: napas kehidupan, keluarga, firman yang kita dengar, doa yang dijawab, bahkan salib dan kebangkitan-Nya yang sudah meneguhkan bahwa keselamatan itu nyata.

Renungannya sederhana:
👉 Apakah saya masih menuntut tanda lain, padahal Kristus sudah menjadi tanda terbesar bagi hidup saya?
👉 Apakah saya benar-benar mengizinkan tanda itu mengubah arah hidup saya menuju pertobatan?

Mari kita belajar untuk tidak lagi hidup menurut kemauan sendiri, melainkan taat pada Yesus—Sang Tanda itu sendiri. Terimalah Dia, kenalilah Dia, dan hiduplah seturut firman-Nya. Karena hanya dengan begitu, perjalanan hidup kita akan selamat dan penuh damai sejahtera.

Share:

🌿 Sumber Kebahagiaan

 

Lukas 11:27-28

Seorang lanjut usia pernah merasa hidupnya tidak bahagia. Ia sering mengeluh karena merasa anak dan cucunya kurang memedulikannya. Baginya, keluarga adalah harta paling berharga, tetapi ketika perhatian itu tidak ia rasakan, hatinya dipenuhi kesedihan. Hingga suatu hari ia sakit dan dirawat di ICU. Di sanalah ia menemukan sesuatu yang luar biasa: sumber kebahagiaan sejati.

Seorang perawat Kristen dengan penuh kasih bukan hanya merawat secara medis, tetapi juga memutarkan renungan firman Tuhan dari gawainya. Dari situ, lansia tersebut menyadari bahwa kebahagiaan sejati bukan bersumber dari anak, cucu, atau harta, melainkan dari firman Tuhan yang hidup.

Pengalaman itu mengingatkan kita pada seorang ibu yang berseru di tengah kerumunan kepada Yesus (Luk. 11:27). Namun Yesus menegaskan bahwa kebahagiaan yang sejati bukan hanya karena keluarga atau hal-hal yang menyenangkan hati kita, melainkan karena mendengarkan firman Allah dan memeliharanya.

Apa artinya mendengarkan dan memelihara firman Tuhan?
1️⃣ Datang kepada Tuhan dan menikmati hadirat-Nya yang membawa damai sejahtera.
2️⃣ Membuka telinga dan hati, membiarkan firman Tuhan menguasai pikiran dan keputusan kita.
3️⃣ Dengan pertolongan Roh Kudus, merenungkan firman dan berusaha mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4️⃣ Menyadari bahwa firman itu bukan hanya tulisan, melainkan Sang Firman yang hidup, Yesus Kristus sendiri.

Sahabat, mari kita mengingat bahwa sumber kebahagiaan sejati hanya ada di dalam Tuhan. Dialah yang mampu mengisi hati kita dengan damai, sukacita, dan kekuatan, bahkan di tengah kelemahan dan kesedihan.


🙏 Doa

Tuhan Yesus, kami sering mencari kebahagiaan pada hal-hal duniawi, bahkan pada orang-orang terdekat kami. Namun hari ini kami diingatkan bahwa hanya Engkaulah sumber kebahagiaan sejati. Penuhi hati kami dengan firman-Mu, agar hidup kami selalu dipimpin oleh kasih dan damai-Mu.
Amin.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.