![]() |
Firman Tuhan mengajarkan bahwa anak kecil mencerminkan kerendahan hati dan ketulusan—dua nilai diri yang penting dalam kerajaan Allah. |
“Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku...”
— Lukas 9:48
🙄 Siapa yang Terbesar?
Murid-murid Yesus sedang sibuk berdebat:
“Siapa yang paling hebat di antara kita?”
Pertanyaan ini terasa akrab, bukan? Kita pun—disadari atau tidak—sering bertanya hal yang sama dalam hati:
“Apakah aku cukup dihargai? Apakah orang lain mengakui aku? Mengapa bukan aku yang lebih diutamakan?”
Dunia mengajar kita untuk menjadi yang paling menonjol. Tapi Yesus menampilkan sosok yang tak disangka sebagai ilustrasi terbesar:
Seorang anak kecil.
👧 Apa Istimewanya Anak Kecil?
Di mata dunia, anak kecil sering dianggap:
-
Tidak penting.
-
Tidak punya suara.
-
Tidak bisa diandalkan.
Namun Yesus melihat mereka berbeda. Bagi-Nya, anak kecil bukan pengganggu, tapi teladan kerendahan hati dan ketulusan.
Yesus berkata,
“Siapa yang menyambut anak kecil ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”
Artinya, menghormati yang dianggap kecil adalah bentuk nyata dari menghormati Kristus sendiri.
🔄 Paradoks Nilai Diri
Nilai sejati seorang murid bukan diukur dari gelar, jabatan, atau pujian orang, tetapi dari kesediaan untuk merendahkan diri seperti anak kecil.
Dunia berkata:
➡ “Naiklah ke atas.”
Tapi Yesus berkata:
➡ “Turunlah ke bawah, dan angkatlah orang lain.”
❓ Refleksi: Bagaimana Kita Menilai Orang?
-
Apakah kita hanya menghormati orang yang “berpengaruh”?
-
Apakah kita mudah mengabaikan mereka yang kecil, lemah, atau tidak sesuai “standar” kita?
-
Apakah kita bersedia “menyambut anak kecil”—bukan hanya secara harfiah, tapi juga menyambut mereka yang dipandang kecil dalam masyarakat?
✨ Jadilah Besar di Mata Allah
Kita diajak untuk tidak sibuk membesarkan diri, tapi belajar meninggikan orang lain.
Bukan mencari tempat terbaik, tapi memberi tempat bagi yang tak dianggap.
Inilah jalan murid Yesus:
rendah hati, penuh kasih, dan terbuka untuk semua.
🙏 Doa Penutup
Tuhan Yesus, dunia kami mengajarkan untuk menjadi besar, tapi Engkau mengajar kami untuk menjadi kecil.
Ampuni kami yang sering mengukur nilai diri dari pengakuan manusia.
Ajari kami untuk menyambut mereka yang sering diabaikan, dan melihat nilai dalam setiap orang.
Kami rindu menjadi besar di mata-Mu, bukan di mata dunia. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar