Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar: yesus
Tampilkan postingan dengan label yesus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label yesus. Tampilkan semua postingan

Renungan Harian ✨ Kebutuhan Kita Akan Pengantara

Ilustrasi cahaya ilahi yang bersinar dari atas, dengan sosok manusia kecil berdiri dalam bayangan, melambangkan kebutuhan manusia akan pengantara untuk mendekati Allah.

 Ulangan 5:23–33

Kebutuhan Kita Akan Pengantara

Ada saat-saat dalam hidup ketika kita menyadari betapa kecil dan rapuhnya kita di hadapan Allah yang kudus. Itulah yang dialami bangsa Israel ketika mereka mendengar suara Tuhan mengguntur dari tengah kegelapan. Mereka melihat kemuliaan-Nya, mendengar suara-Nya, dan menyadari bahwa mereka masih hidup—namun hati mereka diliputi ketakutan yang dalam.

“Apa pun yang terjadi, kami tidak sanggup mendengar suara TUHAN lebih lama lagi,” kata para pemimpin Israel kepada Musa. “Jika kami mendengarnya lagi, kami akan mati.”
Mereka tahu batas mereka. Mereka tahu bahwa kekudusan Allah tidak bisa disamakan dengan siapa pun. Karena itu, mereka memohon Musa untuk berdiri di antara mereka dan Allah—menjadi pengantara yang mendengar suara Tuhan dan menyampaikan firman-Nya kepada mereka.

Ketakutan Israel bukanlah ketakutan yang salah. Kekudusan Allah memang begitu besar, begitu suci, begitu berbeda, sehingga manusia berdosa tidak mungkin mendekat tanpa binasa. Namun, justru di titik inilah kita melihat kasih Allah bekerja. Ia tidak memaksa umat-Nya untuk mendekat dengan cara yang mereka tidak sanggup. Ia memanggil Musa, memberikan firman-Nya kepadanya, dan mengizinkan Musa menjadi jembatan bagi umat itu.

Sama seperti Israel, kita juga tidak dapat mendekati Allah dengan kekuatan sendiri. Kita membutuhkan Pengantara yang kudus namun mengerti kelemahan kita. Musa hanyalah bayangan; Yesuslah wujud nyata penggenapan itu.
Dalam diri-Nya, kekudusan Allah dan kasih Allah bertemu.
Dalam diri-Nya, kita dapat mendekat tanpa rasa takut.
Dalam diri-Nya, kita tidak dihancurkan—melainkan dipulihkan.

Apakah hari ini kamu merasa terlalu kotor untuk datang kepada Tuhan?
Apakah kamu merasa terlalu jauh, terlalu berdosa, atau terlalu tidak layak?

Datanglah melalui Yesus.
Ia tidak hanya menjadi pengantara, tetapi juga Penebus yang membuka jalan bagi kita.
Di dalam Dia, kita dapat mendekat kepada Allah tanpa dihantui rasa takut—karena kasih karunia telah lebih dulu mendekati kita.

Share:

Renungan Harian : "Hukum Sabat dan Penebusan"

Ilustrasi cahaya lembut di atas tangan terbuka, melambangkan perhentian dan penebusan yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya.

Ulangan 5:1–22

Hukum Sabat dan Penebusan

Ada momen ketika Tuhan mengajak kita berhenti sejenak—bukan untuk bermalas-malasan, tetapi untuk mengingat siapa diri kita di hadapan-Nya. Dalam Sepuluh Hukum, Sabat awalnya diberikan sebagai peringatan akan penciptaan. Tetapi hari ini, melalui Kitab Ulangan, Tuhan mengaitkan Sabat dengan sesuatu yang jauh lebih pribadi: penebusan.

Generasi kedua bangsa Israel yang mendengar ulang hukum-hukum Tuhan pernah hidup sebagai budak di Mesir. Mereka tahu rasanya bekerja tanpa jeda, hidup tanpa harapan, dan terbelenggu tanpa kebebasan. Ketika Musa berkata, “Haruslah kauingat bahwa engkau pun dahulu budak… dan engkau dibawa keluar… oleh tangan Tuhan yang kuat,” ia sedang mengingatkan mereka bahwa Sabat adalah perayaan pembebasan.

Di Keluaran, Sabat mengingatkan pada karya penciptaan.
Di Ulangan, Sabat mengingatkan pada karya penebusan.
Keduanya adalah karya Tuhan—keduanya adalah kasih Tuhan.

Di Perjanjian Baru, Sabat mengambil makna yang lebih dalam. Yesus bangkit pada hari pertama, dan sejak saat itu jemaat merayakan hari kebangkitan sebagai hari perhentian rohani. Kita berhenti bukan karena lelah, tetapi karena Yesus telah menyelesaikan karya keselamatan lebih dahulu. Kita tidak bekerja untuk diterima; kita bekerja karena sudah diterima.

Sabat menjadi waktu untuk mengingat bahwa:

  • kita dulu terbelenggu, tetapi Tuhan membebaskan,

  • kita dulu hilang, tetapi Tuhan menemukan,

  • kita dulu kosong, tetapi Tuhan memenuhi,

  • kita dulu lemah, tetapi Tuhan menguatkan.

Hari ini, mungkin kita tidak merayakan Sabat seperti orang Israel. Namun, panggilan Tuhan tetap sama:
Berhentilah. Ingatlah. Disembuhkanlah. Dipulihkanlah.

Sabat adalah undangan Tuhan untuk kembali ke hati-Nya.
Untuk merasakan damai yang tidak bisa diberikan dunia.
Untuk menyadari bahwa perjalanan hidup kita ada dalam tangan penebus yang setia.

Apakah hidupmu saat ini terasa penat?
Apakah minggu ini berjalan begitu berat?
Apakah hatimu terasa sesak oleh tuntutan dan rasa bersalah?

Datanglah kepada Yesus.
Dialah Sabatmu.
Dialah tempat di mana jiwamu pulang, beristirahat, dan diperbarui.

🙏 Pokok Doa :

  • Bersyukur atas kuasa Tuhan yang melampaui segala kuasa dan memohon penyertaan-Nya yang senantiasa melindungi kita.

  • Berdoa agar berkat Tuhan mengalir dalam hidup kami: keluarga, anak-cucu, pekerjaan, usaha, pelayanan, dan setiap langkah yang kami jalani.

  • Memohon hikmat yang baru setiap hari, kekuatan untuk menghadapi proses hidup, serta terobosan yang Tuhan sediakan.

  • Berserah agar seluruh perjalanan hidup kami menjadi seturut kehendak-Nya.
    Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

Share:

Bersyukurlah! Hai Orang Yang Takut Akan Tuhan

TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia,
kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.
Mazmur 147: 11

Dalam Mazmur ini diungkapkan bagaimana kemahakuasaan Tuhan atas kehidupan di dunia ini. Pemazmur mengajak untuk memuji Tuhan atas kebesaranNya. Tuhan dipuji dan dimuliakan bukan saja kerana Dia adalah pencipta, tetapi juga karena Tuhan aktif dan tetap berkarya untuk memelihara yang diciptakanNya.
Kesenangan Tuhan adalah orang yang takut akan Tuhan dan yang berharap pada kasih setiaNya (ay.11). Orang yang demikian adalah yang sadar dan yakin akan kuasa Tuhan dalam kehidupannya. Bahwa tidak ada kuasa dan kekuatan yang lain yang memampukan kita menghadapi segala liku-liku kehidupan.
Pemazmur mengajak kita untuk kembali melihat apa yang telah dilakukan Tuhan dalam hidup kita selama ini, sebagaimana dalam konteks umat Israel bahwa Tuhan setia dengan janjiNya yang mengembalikan umat Israel dari pembuangan Babel. Demikian juga kuasa pemeliharaan Tuhan yang besar terhadap alam ciptaanNya.
Dengan menunjuk kemahakuasaan Tuhan atas semua ciptaanNya, pemazmur mengingatkan bagi kita bahwa tidak ada yang lebih berkuasa, kuat dari kuasa Tuhan. Maka takutlah akan Tuhan dan berharaplah kepadaNya agar kita diselamatkan. Dalam Mazmur 34: 7 dikatakan “Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka”.
Keselamatan kita bukan terletak pada allah lain, kekuatan manusia, ramalan-ramalan perbintangan. Hal ini bukanlah sikap dan ciri-ciri dari umat yang takut akan Tuhan, tetapi adalah ciri-ciri orang yang tidak memiliki iman kepada Tuhan. Ada banyak kesaksian dalam Alkitab yang dapat kita temukan dalam hal takut akan Tuhan. Ini adalah seruan keselamatan dari Tuhan, untuk membuka pintu yang lebar untuk kasih setia Tuhan.
Sikap hidup yang takut akan Tuhan mengarahkan kita pada sikap hidup yang optimis menghadapi hidup, sebab bukan kekuatan manusia yang kita andalkan, tetapi kuasa Tuhan yang akan bekerja memberi keselamatan dan hikmat kepada kita menjalani hidup. Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan! Amin
Share:

Hidupku Terjamin

1 Tesalonika 1:3 (TB)  Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.

Segala yang kita lakukan di dunia ini, sebenarnya sesuatu yang indah dan berguna. Untuk menjadi berguna serta indah maka apa yang di lakukan tidak hanya sekedar melakukan melainkan dengan penuh percaya diri dan komitmen yang tepat. 
Demikian juga dengan kehidupan rohani kita. Tidak bisa berjalan sendiri melainkan ada usaha dan komitmen untuk menjalaninya. Komitmen apa itu? 
Pertama: pekerjaan iman. Tidak ada iman yang berjalan sendiri tanpa didorong oleh pekerjaan yang pasti. Karena iman itu muncul saat kita memiliki tindakan nyata bahwa iman itu tidak hanya di pikirkan tapi di kerjakan dengan Sungguh. Sudahkah mengerjakan pekerjaan iman dalam setiap hidupmu. 
Kedua: usaha kasihmu. Untuk mendapatkan keinginan tentu butuh usaha. Seorang gadis pingin mendapat pasangan dia  berusaha dengan kasihnua, atau sebaliknya cowoknya dengan sungguh berusaha untuk mr dapatkannya. Kasih harus diusahakan supaya baik dan mengenal kasihnya. 
Ketiga : ketekunan pengharapan. Tekun dalam pengharapan adalah akhir dari kehidupan yang terjamin. Dengan ketekunan pengharapan maka apa yang ada di depan kita akan selalu terbuka. Sebab pengharapan merupakan cita cita hidup yang berarti. Dan hidup yang dapat di raih. Bukankah hidup kita yang kita jalani ini merupakan hasil dari pengharapan kita di hari hari hidup kita. 

Biarlah hidup yang terjamin itu ada pada kita karena kita hidup dalam standar dan aturan Tuhan. Bukan standar dan aturan kita. Amin.
Share:

Siapa yang Kuandalkan?

Mazmur 121 

Masih ingatkah syair lagu yang mengatakan. Satu-satunya yang kuandalkan. Syair itu mengajak kita untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap hidup kita. Seperti yang tertulis di dalam nyanyian ziarah Mazmur. 

Mazmur 121 ini merupakan salah satu nyanyian ziarah yang dinyanyikan oleh umat Tuhan dalam perjalanan mendaki gunung Sion selama pesta-pesta besar di Bait Suci. Sampai hari ini pun mazmur ini masih dipakai dalam mengawali sebuah perjalanan.


Di sini terlihat jelas pemazmur sangat mengerti bahwa tidak ada yang bisa diandalkannya selain Tuhan. Pemazmur melayangkan matanya ke gunung-gunung untuk mendapatkan sumber pertolongan, namun tidak ada pertolongan di situ. Pada waktu itu, gunung mempunyai peran yang sangat penting sebagai tempat berlindung dari serangan musuh. Selain itu, bagi bangsa Israel gunung Sion adalah tempat Tuhan bertakhta. Bangsa-bangsa lainnya pada zaman itu juga selalu melihat gunung sebagai tempat allah mereka bertakhta.


Pemazmur memakai kata "gunung-gunung" sebagai gambaran bahwa dia sedang mencari alternatif pilihan untuk menemukan sumber pertolongan yang lain (1). Namun, dia mendapati bahwa tidak ada yang seperti Tuhan. Pemazmur melihat betapa hebatnya Tuhan. Dia dapat diandalkan dalam segala hal, Dia tidak pernah terlelap (3-4). Dia senantiasa menjaga dan memelihara, serta menjamin seluruh perjalanan hidup pemazmur (5-7).

Share:

Waktu yang Jahat

"Sebab itu orang yang berakal budi akan berdiam diri pada waktu itu, karena waktu itu adalah waktu yang jahat." (Amos 5:13)

Cara hidup yang jahat dapat.dijumpai di mana saja dan kapan saja dan oleh siapa saja sebab kejahatan adalah kecenderungan hati manusia bahkan sejak ia masih kecil (Kejadian 6:5; 8:21).

Cara hidup yang baik dapat.dijumpai di mana saja dan kapan saja dan oleh siapa saja sebab manusia itu diciptakan dalam keadaan sungguh amat baik (Kejadian 1:31) dan tahu apa yang baik untuk dilakukan .
Sejahat-jahatnya seseorang pasti ada baiknya sama seperti sebaik-baiknya seseorang pasti akan ada jahatnya. Kita hidup di dunia yang bercampur antara kejahatan dan kebaikan bahkan dalam pikiran filsafat disebutkan bahwa mereka saling melengkapi membentuk sejarah hidup manusia.
Manusia perlu menyadari bahwa dibutuhkan upaya untuk mengupayakan kebaikan itu menang atas kejahatan sebab dibutuhkan waktu, perhatian, dan tenaga untuk terwujudnya kebaikan sedangkan kejahatan bisa terjadi setiap saat tanpa harus dipikirkan terlebih dahulu. Kalau kebaikan menang maka kejahatan tak berkutik sebab kalau semua orang adalah orang baik siapakah yang akan berbuat jahat?

Waktu tidak pernah berbuat jahat sebab ia hanya memberi "waktunya" untuk orang melakukan kegiatannya. Kalau manusia tidak menggunakan waktunya untuk berbuat kebaikan, maka ia membuat waktu dikenal sebagai yang jahat. Kasihilah waktu dengan selalu berbuat kebaikan setiap waktu sehingga ia tidak salah dikenali sebagai yang jahat.
"Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Roma 12:21)
Mari gunakan waktu kita sehikmat mungkin supaya kita bisa selalu melakukan yang terbaik. Dan selalu menjadi orang baik! Supaya yang jahat hilang dari kehidupan kita. Amin
Share:

Yesus Utamakan Doa

Markus 1:35-39

"Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." (Markus 1:35)

Berdoa adalah hal terpenting dalam kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus! Sebelum menyatakan diri-Nya dan menjalankan pekerjaan yang dipercayakan Bapa kepada-Nya, Tuhan Yesus terlebih dahulu mengasingkan diri di padang gurun untuk berdoa dan berpuasa selama 40 hari 40 malam lamanya. Karena kekuatan doa inilah Tuhan Yesus mampu mengalahkan segala tipu muslihat Iblis yang ditujukan kepada-Nya (baca Matius 4:1-11). Begitu juga selama pelayanan-Nya, Alkitab mencatat bahwa Tuhan Yesus seringkali pergi menyendiri untuk berdoa. Bahkan, hingga saat-saat terakhir hidup-Nya di kayu salib, Tuhan Yesus pun masih berdoa, bukti nyata bahwa Ia mengutamakan doa.

Pagi-pagi benar sebelum matahari terbit Yesus telah bangun dan berdoa kepada Bapa, dan seringkali juga sepanjang malam dalam kesunyian di atas gunung Ia berdoa sendirian: "Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa." (Markus 6:46). Lukas juga mencatat: "Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah." (Lukas 6:12). Perhatikan ayat ini: "Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan." (Ibrani 5:7). Karena memiliki kehidupan doa yang luar biasa Yesus tampil sebagai pribadi yang luar biasa pula dan penuh kuasa.

Membangun persekutuan dengan Bapa, melibatkan Bapa dalam setiap kehendak dan rencana-Nya adalah kunci keberhasilan pelayanan Yesus. Meski selalu menjadi incaran banyak orang yang memusuhi dan berusaha menjatuhkan-Nya, Ia mampu menguasai diri-Nya dan tetap tenang karena Ia selalu menempatkan doa sebagai hal yang utama. "Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa." (1 Petrus 4:7b). Selama 3,5 tahun pelayanan-Nya di bumi Yesus bukan hanya mengajar murid-murid-Nya secara teori tetapi juga secara praktis tentang pentingnya berdoa!

Tuhan Yesus memberikan teladan hidup bagaimana Ia menempatkan doa sebagai hal utama dalam hidup-Nya, supaya kita pun mengikuti jejak-Nya.
Bagaimana dengan anda. Apakah ada waktu berdoa seperti Yesus mengutamakan doa? Amin
Share:

Miliki Hati Nurani yang Murni

Kisah Para Rasul 23:1 (TB)  Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah."

Apa itu hati nurani..Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti hati nurani adalah hati yang telah mendapat cahaya Tuhan. Arti lainnya dari hati nurani adalah perasaan hati yang murni dan yang sedalam-dalamnya. setiap pribadi yang percaya Kristus hatinya pasti sudah di terangi oleh Kristus. karena kristus punya rencana dan msksud yang terindah dan mulia untuk berani menyaksikan kabar sukacita Allah melalui hidupnya.
Rasul Paulus memiliki hati nurani yang murni untuk menghadapi orang orang yang keras kepala dan para tokoh tokoh agama. sehingga apa yang di beritakan bukan sekedar berita bohong, hoaxs dan tidak ada kebenaran yang jelas dan juga dasar untuk berbicara.
Di hadapan Mahkamah Agama, Paulus menyatakan bahwa ia hidup sebagai warga negara dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah (ay. 1). Ia melakukan semua pelayanannya didorong oleh niat hati yang tulus karena mentaati Allah dan mengasihi sesama. Oleh karena itu, tuduhan bahwa Paulus melarang hukum Taurat dan menajiskan Bait Suci adalah tidak benar. Mendengar hal itu, Imam Besar Ananias memerintahkan orang untuk menampar Paulus. Paulus menegur hal ini sebagai kemunafikan karena telah melanggar hukum Taurat, sebab Taurat melarang pengadilan menghukum seseorang sebelum kesalahannya diketahui.
inilah kenyataan yang sering terjadi bagi kita orang orang kristen. kita sering di sudutkan, di hina, di kafirkan padahal belum tahu apa itu kafir. kafir adalah tidak menyembah kepada Allah. padahal kita menyembah Allah. kafir, penyembah berhala, orang biadab, seorang kafir, seorang yg tdk bertuhan, seorang tak beradab. setiap agama pasti menyembah Allah. lalu masih adakah orang kafir di muka bumi ini.
Saat kita menjadi saksi kristus untuk memberitakan injil perlu keberanian yang di dasari dengan hati nurani yang murni. supaya saat kita di tolak tidak marah saat kita di terima tidak sombong saat kita di siksa tidak membalas inilah hati nurani yang murni. teladan kita yang sempurna adalah Yesus. saat Yesus di tangkap Dia diam. saat diadili dia berkata satu kata kebenaran saat di cambuk tidak lari dan saat di salibkan  Dia mendoakan dan mengampuni kesalahan mereka.
sudah siapkah hati kita di murnikan oleh Tuhan.untuk menjadi saksi yang berani.?
mari terima Kasihnya untuk berani bersaksi? amin. ( YS)

Share:

Yesuslah jawaban setiap persoalan


Markus 6:34 (TB)  Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal
Ketika kita di perhadapkan dengan pandemic covid 19.  Satu hal yang terus menakuti kita adalah sakit dan  kematian tiba tiba. Sehingga kita menjadi takabur dan takut. Oleh iman kepada Yesus orang kristen harus tetap percaya kepada Tuhan bahwa ada jawaban yang terbaik disaat ini.

 Pelayanan Yesus dan murid-muridNya terus berlanjut hingga mereka sampai di Genesareth  dan berlabuh di sana. Genesareth adalah sebuah dataran subur di sisi Barat Danau Galilea. Mendengar dan mengetahui Yesus ada di Genesaret maka orang banyak datang dan membawa oang-orang yang sakit untuk disembuhkan. Orang Genesaret mengenal Yesus dan mereka berlari-lari untuk bertemu dengan Dia. Terjadi hal yang luar biasa di seluruh Genesaret, ada kehebohan dimana-mana. Kemana Yesus pergi selalu dikerumuni dan begitu kuatnya iman mereka untuk melihat Yesus. Hal itu terlihat disetiap jalanan dan pasar-pasar yang dilewati Yesus, di setiap kampung dan kota  orang-orang sakit diletakkan dan diberitakan bahwa orang Genesaret mengimani bahwa kuasa kesembuhan itu ada dalam segenap diri Yesus bahkan apa yang melekat dalam tubuhNya dapat menyembuhkan mereka. Demikian besarnya pengenalan itu sehingga ada kerinduan dari permohonan  untuk diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah Yesus supaya diperkenankan, hal itu terjadi karena mereka percaya dan tahu bahwa dengan menjamah jumbai jubahNya pun orang akan  mendapat kesembuhan.  Begitu besarnya daya tarik yang ada dalam diri Yesus sehingga kemana saja Ia pergi selalu diikuti dan dicari.

Apa perenungan kita Pengenalan dan iman percaya menjadi kunci terjadinya kesembuhan-kesembuhan di Genesaret. Orang Genesaret menerima bahkan mencari-cari Yesus sehingga membuat kota dan desa mengalami banyak mujizat. Pentingnya sikap hati dan iman seperti itu kita miliki  dalam hidup kita sehingga apapun persoalan masalah kita di dalam Yesus ada jawaban.  Orang Genesaret mengimani segenap Diri Yesus dan yang melekat dalam tubuhNya punya kuasa sehingga mereka yakin dan percaya jika itu saja mereka jamah dan sentuh akan memberikan kesembuhan. Tentu Kuasa Yesus dulu sekarang dan sampai selamalamanya tidak pernah berkurang dan belas kasihanNya senantiasa bergerak untuk mengasihi kita. Mari terus menerus membuka hati, beriman kepadaNya maka kita akan mengalami kuasaNya yang ajaib dan dahsyat.

DOA.Tuhan Yesus yang baik ajarilah hamba untuk selalu mencari Mu dalam setiap pergumulan yang terjadi ini. Dan jawabanmu hanyalah yang terbaik. Amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.