Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar: sabda allah
Tampilkan postingan dengan label sabda allah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sabda allah. Tampilkan semua postingan

🌙 Siang Malam Berseru

Siang malam berseru menunjukkan ketekunan doa. Firman Tuhan meneguhkan kita untuk terus berharap dan percaya pada kuasa-Nya yang setia.

Pernahkah permintaan kita seolah-olah ditolak oleh Yesus Kristus?
Lalu apa yang kita lakukan — apakah kita berhenti berseru?

Tuhan Yesus menceritakan tentang seorang janda yang terus-menerus datang memohon keadilan kepada seorang hakim yang lalim (ay. 3). Beberapa kali ia ditolak (ay. 4), namun ia tidak menyerah. Akhirnya, sang hakim berpikir: “Daripada aku terus disusahkan, baiklah kukabulkan permintaan perempuan ini.” (ay. 5).

Bayangkan, seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak peduli pada siapa pun, akhirnya mengabulkan permintaan seorang janda hanya karena kegigihannya. Jika orang yang tidak mengenal Tuhan saja bisa berbuat seperti itu, apalagi Allah yang penuh kasih — mungkinkah Ia menolak seruan anak-anak-Nya?

Yesus menegaskan bahwa jika orang pilihan Allah berseru kepada-Nya siang dan malam, Ia akan segera membenarkan mereka (ay. 7-8).
Kuncinya: jangan berhenti berseru.

Doa yang terus dinaikkan siang dan malam menunjukkan iman yang tidak menyerah. Dalam doa, kita bebas menceritakan segala pergumulan kita, bahkan ketidakadilan yang kita alami. Tuhan tahu segalanya, tetapi Ia rindu kita datang kepada-Nya dan terbuka seperti anak kepada Bapa.

Tuhan tidak akan mengulur-ulur pertolongan-Nya. Dia setia dan akan bertindak pada waktu-Nya. Maka, apa pun jawaban yang tampak tertunda, jangan lelah berseru kepada Tuhan.


🙏 Doa Penutup

Bapa di surga, ajari kami untuk tidak berhenti berseru kepada-Mu. Meski jawaban-Mu tampak tertunda, kami percaya kasih dan rencana-Mu yang terbaik. Bangun iman kami agar tetap setia berdoa siang dan malam, menantikan pertolongan dari-Mu saja. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

Share:

🌿 Kuasa Iman dan Ucapan Syukur

Kuasa iman dan ucapan syukur meneguhkan hati. Firman Tuhan mengajarkan percaya pada janji-Nya dan bersyukur dalam segala keadaan hidup.

Iman dan ucapan syukur adalah dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Iman membuat kita percaya kepada Yesus Kristus, sedangkan ucapan syukur menjadi respons atas anugerah-Nya. Saat seseorang sungguh menyadari kebaikan Tuhan dalam hidupnya, ia akan merespons dengan hati yang bersyukur, tunduk, dan menyerahkan diri kepada-Nya.

Dalam perjalanan menuju Yerusalem, Yesus bertemu sepuluh orang kusta. Mereka berseru minta belas kasihan, dan Yesus menyuruh mereka pergi memperlihatkan diri kepada imam sesuai hukum Kitab Imamat 14. Saat mereka taat melangkah, mujizat terjadi — mereka menjadi tahir di tengah jalan (ay. 14).

Namun, hanya satu orang kembali kepada Yesus. Ia memuliakan Allah dengan suara nyaring, tersungkur di kaki Yesus, dan mengucap syukur. Hanya dia yang mendengar kata istimewa dari Yesus:
“Imanmu telah menyelamatkan engkau.” (ay. 19)

Sembilan orang lainnya hanya menerima kesembuhan tubuh, tetapi satu orang ini menerima keselamatan. Perbedaannya terletak pada hatinya yang penuh iman dan ucapan syukur.

Hari ini, mari kita merenung:
Apakah kita hanya mengejar berkat-Nya, atau sungguh bersyukur atas anugerah-Nya?
Apakah iman kita nyata dalam ucapan syukur setiap hari, bukan hanya saat doa dijawab?


🙏 Doa Penutup

Tuhan Yesus, kami bersyukur untuk anugerah-Mu yang besar dalam hidup kami. Ampuni saat kami lebih fokus pada berkat daripada Pribadi-Mu. Ajari kami hidup dengan iman yang teguh dan hati yang selalu bersyukur, apa pun keadaan kami. Penuhi kami dengan kasih dan kekuatan-Mu, supaya hidup kami memuliakan Engkau setiap hari.
Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

Share:

Sebelum Semuanya Terlambat

Kenikmatan dunia sering membuat kita lupa: semua yang kita miliki hanya sementara. Harta, kesuksesan, dan kesenangan bukan tujuan akhir hidup ini. Namun, sayangnya, banyak orang baru menyadari hal itu setelah semuanya terlambat—saat kesempatan untuk berubah sudah tertutup.

Yesus Kristus mengingatkan lewat kisah orang kaya dan Lazarus. Orang kaya hidup mewah, tapi tidak peduli pada Lazarus yang menderita di depannya. Setelah mati, Lazarus menikmati kebahagiaan kekal, sedangkan orang kaya menyesali hidupnya di tempat penderitaan. Saat itu, penyesalan tidak lagi berarti—karena kesempatan untuk bertobat sudah habis.

Selagi kita masih hidup, inilah saatnya bertobat, mengasihi sesama, dan melakukan hal-hal yang bernilai kekal. Jangan menunda hingga kita kehabisan waktu. Tuhan memberi kita kesempatan hari ini, bukan besok.

Mari kita renungkan:

Apakah hidup saya hari ini hanya berpusat pada diri sendiri, atau sudah dipakai untuk hal yang kekal?
Haruskah saya menunggu tragedi, baru kembali pada Tuhan?

Sebelum semuanya terlambat… datanglah pada Tuhan, dan hiduplah untuk kekekalan.

🙏 Doa Penutup

Tuhan yang penuh kasih,
terima kasih untuk pengingat-Mu hari ini bahwa hidup kami singkat dan kesempatan tidak selalu ada.
Ajarlah kami menggunakan waktu, harta, dan hidup kami untuk hal-hal yang kekal,
agar ketika waktu kami berakhir, kami ditemukan setia di hadapan-Mu.

Kami mau kembali pada-Mu selagi masih ada waktu.
Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa.
Amin.


Share:

Prinsip Kesetiaan dalam Kerajaan Allah

Prinsip kesetiaan dalam Kerajaan Allah ditegaskan firman Tuhan: setia dalam hal kecil maupun besar membawa kita dipercaya tugas yang mulia.
📖 Injil Lukas 16:10–18

Sering kali kita ingin dipercaya dalam perkara besar, tetapi mengabaikan hal-hal kecil. Padahal, Yesus Kristus berkata bahwa kesetiaan dalam perkara kecil menjadi dasar untuk dipercayai perkara besar.

Dalam pandangan-Nya, hal kecil itu bahkan bisa berupa uang—sesuatu yang mudah menggoda kita. Cara kita memperlakukan hal kecil menunjukkan apakah hati kita siap mengemban tanggung jawab besar dalam Kerajaan Allah.

Mari jujur, bahkan dalam hal yang tampak sepele. Integritas bukan diukur dari besarnya tugas, tapi dari kesetiaan hati kita dalam setiap hal. Bila kita setia dalam perkara kecil, Tuhan akan mempercayakan perkara besar.

💭 Hari ini, mari periksa diri: Sudahkah kita setia dalam hal-hal kecil yang Tuhan percayakan?

Share:

Menggunakan Harta untuk Tujuan Kekal

Kadang kita lupa: semua yang kita miliki hanyalah titipan dari Tuhan. Dalam perumpamaan-Nya, Yesus Kristus menceritakan tentang seorang bendahara yang tidak jujur, tapi dipuji karena kecerdikannya. Bukan karena ia menipu, tapi karena ia berpikir jauh ke depan.

Yesus ingin kita belajar hal yang sama—bukan menipu, melainkan mengelola apa yang kita punya dengan bijaksana. Harta duniawi bisa cepat lenyap, tapi bisa juga menjadi alat untuk membawa berkat dan menolong orang lain mengenal kasih Tuhan.

Mari kita berhenti menganggap harta sebagai milik kita sendiri. Kita hanyalah pengelola. Tanyakan pada diri kita:

  • Apakah harta kita sudah dipakai untuk memuliakan Tuhan?

  • Apakah cara kita mengelolanya mencerminkan nilai kekekalan?

💭 Hari ini, mari kita memakai apa yang Tuhan percayakan untuk hal-hal yang berdampak kekal—agar saat kita menghadap-Nya, kita disambut sebagai hamba yang setia.

Share:

Kembali ke dalam Pelukan Bapa

Kembali ke dalam pelukan Bapa adalah anugerah. Firman Tuhan memanggil kita bertobat, menerima kasih-Nya, dan hidup dalam pemulihan sejati.
Lukas 15:11-24

Sejak manusia pertama, kita selalu punya kecenderungan yang sama: ingin hidup bebas menurut keinginan sendiri, meski harus menjauh dari hadirat Allah. Sama seperti anak bungsu dalam perumpamaan Yesus, kita sering merasa lebih tahu, ingin mengendalikan hidup, dan akhirnya meninggalkan kasih Bapa demi kenikmatan dunia yang sementara.

Namun kebebasan tanpa Allah selalu berakhir pada kehampaan. Anak bungsu itu akhirnya jatuh pada titik terendah: lapar, sendirian, dan tak berdaya. Justru di situ ia sadar—bahwa di rumah Bapa ada kasih, ada kehidupan, ada pelukan yang menanti.

Inilah kabar baik Injil: Allah Bapa tidak pernah menutup hati-Nya. Ia berlari menyongsong setiap anak yang pulang. Ia tidak menunggu kita sempurna dulu, tetapi membuka pelukan-Nya dengan kasih yang memulihkan.

Saudaraku, mungkin hari ini engkau merasa jauh dari Tuhan. Mungkin jalan yang kau pilih membuatmu lelah, kecewa, bahkan terluka. Jangan tunggu sampai benar-benar hancur. Pulanglah sekarang. Bapa sedang menantimu dengan tangan terbuka, siap memeluk dan memulihkan hidupmu.

Pokok Doa

  1. Bersyukur karena Bapa selalu membuka tangan-Nya bagi setiap orang yang mau kembali.
  2. Mohon hati yang lembut untuk segera berbalik dari jalan yang salah.
  3. Berdoa agar kita selalu hidup dalam kehangatan kasih Bapa dan tidak lagi menjauh dari-Nya.
Share:

Engkau Berharga bagi Tuhan

Engkau berharga bagi Tuhan. Firman Tuhan menegaskan bahwa kita dikasihi tanpa syarat, dipilih untuk hidup bermakna, dan menjadi berkat bagi sesama.
Lukas 15:8-10

Ada orang yang hidup dengan penuh percaya diri, bahkan merasa tidak butuh Allah. Sebaliknya, ada juga yang merasa rendah diri, tidak berguna, dan tidak berharga. Dua sisi yang sama-sama menipu kita tentang siapa kita sebenarnya.

Yesus lalu bercerita tentang seorang perempuan yang kehilangan satu dirham dari perhiasan berharganya. Ia rela menyalakan pelita, menyapu rumah, dan mencari dengan tekun sampai menemukannya. Bagi orang lain mungkin itu hanya sekeping uang, tetapi baginya itu sangat berharga. Dan ketika ditemukan, ia bersukacita besar!

Yesus berkata, seperti itulah sukacita di surga ketika satu orang berdosa kembali kepada Allah. Mungkin dunia memandangmu hina, tidak berarti, atau bahkan kamu sendiri merasa hidupmu sia-sia. Tetapi di mata Tuhan, engkau sangat berharga. Kasih dan anugerah-Nya yang membuatmu bernilai, bukan pencapaianmu atau apa kata orang.

Jadi, jangan lagi merasa terlalu hebat hingga tidak butuh Allah, atau terlalu rendah hingga merasa tak layak bagi Allah. Ingatlah: di mata Kristus, engkau berharga. Dia mencari dan menemukanmu karena kasih-Nya.

Pokok Doa

  1. Bersyukur karena kita berharga di mata Tuhan, bukan karena kehebatan kita, melainkan kasih-Nya.
  2. Berdoa agar kita tidak terjebak dalam kesombongan atau rendah diri, tetapi hidup dalam identitas Kristus.
  3. Memohon agar Tuhan menolong kita untuk juga menghargai orang lain sebagaimana Allah menghargai mereka.
Share:

Kasih yang Melampaui Batas

Cinta tanpa batas dan tanpa syarat dari Firman Tuhan. Menerima kasih ilahi membebaskan kita dari hukuman dosa dan mengarahkan kita pada kehidupan yang penuh berkah.
Lukas 15:1-7

Kasih manusia biasanya punya batas. Kita mudah mengasihi orang yang juga mengasihi kita, apalagi keluarga atau sahabat dekat. Tapi bagaimana saat diminta mengasihi orang yang menyakiti kita? Rasanya hampir mustahil.

Orang Farisi dan ahli Taurat pun berpikir demikian. Bagi mereka, lebih penting menjaga diri supaya tetap “suci” dengan cara menjauh dari orang berdosa. Mereka merasa aman dengan batas-batas yang mereka buat.

Namun, Yesus justru melangkahi batas itu. Ia mendekati mereka yang dipandang hina: pemungut cukai, orang berdosa, orang yang dianggap tidak layak. Ia tidak sibuk menjaga reputasi-Nya, tapi sibuk mencari yang terhilang. Inilah kasih Allah—kasih yang menembus sekat-sekat buatan manusia.

Kabar baiknya, kasih itu juga menjangkau kita. Sekalipun kita jatuh, gagal, atau merasa tidak layak, kasih Kristus tidak berhenti. Kasih-Nya melampaui batas-batas kita, bahkan melampaui rasa malu dan penolakan kita.

Mari percaya dan membuka hati. Alamilah kasih Kristus yang selalu mencari, menemukan, dan memulihkan kita.

Share:

Konsekuensi

Setiap pilihan ada konsekuensinya. Firman Tuhan mengingatkan kita agar taat, supaya hidup dipimpin dalam berkat, bukan terjebak dalam hukuman dosa.

Lukas 14:25-35

Kita mengenal istilah “membeli kucing dalam karung”—artinya orang tidak tahu apa yang akan ia dapatkan. Hal ini mengingatkan kita untuk selalu menimbang konsekuensi sebelum mengambil keputusan.

Yesus pun menegaskan hal ini. Banyak orang mengikuti Dia (ay. 25), tetapi Yesus tidak sekadar bangga dengan banyaknya pengikut. Ia justru mengingatkan: mengikut Dia berarti siap meninggalkan segalanya dan rela menderita (ay. 26-27). Bukan untuk menakut-nakuti, melainkan agar setiap orang sadar akan konsekuensi menjadi murid-Nya.

Mengikut Kristus bukan jalan yang mudah. Ada pengorbanan, ada penderitaan, ada proses pengosongan diri. Karena itu Yesus menasihati supaya kita menimbang-nimbang terlebih dahulu, seperti orang yang mau membangun menara atau raja yang hendak berperang (ay. 28-33). Supaya jangan berhenti di tengah jalan dan akhirnya sia-sia, seperti garam yang tawar (ay. 34-35).

Itulah sebabnya gereja menekankan pembelajaran iman (katekisasi). Sebelum seseorang dibaptis atau sidi, ia perlu belajar dulu supaya tahu apa artinya mengikut Kristus. Iman bukan sekadar ikut-ikutan, melainkan keputusan sadar yang siap menanggung konsekuensi.

Mari kita renungkan: apakah kita sungguh sudah siap mengikut Kristus, bukan hanya di saat senang, tapi juga di tengah kesulitan?

Pokok Doa

  • Bersyukur atas kuasa dan kasih Tuhan yang memampukan kita menanggung konsekuensi iman.
  • Mohon kekuatan untuk tetap setia, sekalipun jalan hidup tidak mudah.
  • Doakan keluarga, anak-anak, cucu, pekerjaan, usaha, studi, pelayanan, dan gereja, supaya semua diberkati Tuhan.
  • Mohon hikmat agar kita tetap teguh, ada terobosan baru, dan hidup sesuai kehendak-Nya.

Doa:
Tuhan Yesus, kami bersyukur atas kasih dan kuasa-Mu yang melampaui segalanya. Tolong kami agar berani menanggung konsekuensi mengikut Engkau, tetap setia dalam setiap keadaan, dan hidup seturut kehendak-Mu. Berkatilah keluarga kami, pekerjaan kami, pelayanan kami, dan setiap langkah hidup kami. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

Share:

✨ Reserved

Reserved adalah sikap menahan diri dengan bijak. Firman Tuhan mengajar kita berhati-hati dalam perkataan dan tindakan, tetap rendah hati dan setia.

Kalau kita pergi ke restoran, sering kita melihat meja dengan tulisan “Reserved” di atasnya. Artinya, meja itu sudah dipesan. Walaupun kosong, kita tidak bisa duduk di situ karena sudah ada nama yang tercatat.

Namun, Kerajaan Surga tidak seperti itu. Tidak ada yang bisa “pesan tempat” lebih dulu. Dalam perumpamaan Yesus, orang-orang yang sudah diundang justru menolak dengan berbagai alasan (ayat 18–20). Akibatnya, undangan itu dialihkan kepada orang lain. Tidak seorang pun dari yang menolak bisa masuk ke perjamuan (ayat 24).

Artinya jelas: keselamatan adalah undangan pribadi dari Tuhan untuk setiap orang. Tidak bisa dititipkan, tidak bisa menumpang pada keselamatan orang lain. Anak tidak otomatis selamat hanya karena orang tuanya selamat. Pasangan tidak otomatis masuk surga hanya karena suaminya atau istrinya setia kepada Tuhan. Setiap orang bertanggung jawab atas imannya sendiri.

Undangan Tuhan ini sudah disiapkan. Keselamatan sudah tersedia. Tapi kalau kita menolak, mengabaikan, atau menunda, bagaimana mungkin kita bisa masuk? Jangan pernah merasa tempat kita sudah pasti aman, seolah ada kursi “reserved” atas nama kita.

Karena itu, mari kita jaga hidup kita dengan benar, setia kepada Tuhan setiap hari, dan selalu siap saat “pesta” itu dimulai.

🙏 Doa:
Tuhan, terima kasih untuk undangan-Mu yang indah dalam Kerajaan Surga. Tolong kami agar tidak lalai, tidak menunda, dan tidak mengabaikan panggilan-Mu. Biarlah kami hidup setia setiap hari sampai saat Engkau memanggil kami. Amin.

Share:

🌿 Tulus

 
Tulus adalah sikap hati yang jernih tanpa pamrih. Firman Tuhan menuntun kita untuk berkata dan bertindak jujur, mencerminkan kasih Kristus.

Bagaimana rasanya kalau kebaikan yang kita terima ternyata ada pamrihnya? Rasanya pasti kecewa. Apa yang semula menyenangkan, jadi terasa hambar.

Yesus mengingatkan agar kita berbuat baik dengan tulus, bukan untuk mencari balasan. Ia mencontohkan: jangan hanya mengundang orang yang bisa membalas undangan kita, tapi juga mereka yang miskin, lumpuh, atau buta. Bukan berarti Yesus melarang kita bersyukur lewat perjamuan bersama sahabat atau keluarga, tetapi Ia menegaskan: kebaikan sejati adalah yang murni, tanpa pamrih.

Ketulusan membuat hati kita ringan. Kita tidak terbeban oleh harapan balasan, tidak kecewa kalau tidak dihargai. Dunia penuh dengan relasi yang dibangun atas kepentingan, tetapi Yesus sudah memberi teladan kasih yang tulus—Dia rela menebus dosa kita tanpa meminta balasan, hanya karena kasih.

Mari kita belajar meneladan Yesus: berbuat baik dengan hati yang tulus, karena Tuhanlah yang akan memberi upah sejati.

🙏 Pokok Doa:

  • Tuhan, ajar aku berbuat baik dengan hati yang tulus.

  • Tolong aku tidak mencari balasan dari manusia, tapi hanya mengandalkan anugerah-Mu.

  • Bentuk aku supaya ketulusan Kristus nyata dalam hidupku.

Share:

🌿 Tahu Diri

 
Tahu diri berarti rendah hati dan tidak meninggikan diri. Firman Tuhan menuntun kita hidup bijak, sadar posisi, dan mengandalkan kasih-Nya.

Tahu diri berarti sadar keberadaan kita di tengah orang lain, tahu menempatkan diri dengan tepat, sehingga tidak mempermalukan diri sendiri maupun orang lain. Yesus menasihati: jangan buru-buru menempatkan diri di tempat terhormat. Bisa jadi justru kita diminta pindah, dan itu memalukan. Lebih baik duduk di tempat rendah. Jika memang layak, tuan rumah akan mempersilakan kita ke tempat yang terhormat.

Sikap tahu diri adalah wujud kerendahan hati. Dalam hidup sehari-hari, tahu diri membuat relasi lebih indah. Kalau teman sedang berbicara, kita belajar mendengar. Kalau bercanda, kita tahu kapan harus berhenti. Kalau menerima kebaikan, kita belajar membalas. Kalau ada sahabat dalam duka, kita hadir dengan empati, bukan dengan sok tahu.

Yesus menutup dengan satu prinsip: “Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (ay. 11).

Mari hidup dengan tahu diri—di hadapan Tuhan dan sesama—agar relasi kita tetap indah, dan hati kita selalu rendah.

🙏 Pokok Doa:

  • Tuhan, ajar kami hidup rendah hati dan tahu diri di tengah sesama.

  • Tolong kami menjaga perkataan dan sikap agar relasi tetap indah.

  • Penuhi hati kami dengan kerendahan, supaya hidup kami berkenan kepada-Mu.

Share:

🌿 Critical Thinking

 
Critical thinking menolong kita menyelami firman Tuhan lebih dalam, agar tidak hanya menerima, tetapi mengerti dan menghidupi kebenaran-Nya. 
📖 Lukas 14:1–6

Ketika berhadapan dengan aturan, kita bisa memilih dua sikap: sekadar mematuhinya, atau berpikir kritis—menggali maksud, tujuan, dan dampaknya. Yesus mengajarkan kita untuk tidak terjebak pada legalisme. Ia menegaskan bahwa hukum Allah bertujuan memuliakan-Nya sekaligus menolong manusia, bukan memperbudak.

Jika seekor lembu boleh ditolong ketika jatuh di sumur pada hari Sabat, bukankah menyembuhkan orang jauh lebih bernilai? Yesus mengingatkan kita: aturan ada untuk kehidupan. Karena itu, pakailah akal budi yang Tuhan anugerahkan, agar kita taat bukan dengan buta, tetapi dengan hati yang mengasihi.

✨ Refleksi

  • Apakah aku cenderung menjalani iman dengan sekadar ikut aturan, atau sungguh mengerti maksud Tuhan di baliknya?

  • Apakah aku memakai akal budi dan kasih dalam setiap keputusan iman?

🙏 Doa

“Tuhan Yesus, ajar aku berpikir kritis dan berhikmat, agar imanku tidak kaku oleh aturan, tetapi hidup dalam kasih dan kebenaran-Mu. Berkati keluarga, pekerjaan, usaha, dan pelayanan kami supaya semua berjalan dalam pimpinan-Mu. Amin.”

Share:

✨ Tiada yang Dapat Menghentikanku!

 
"Tiada yang Dapat Menghentikanku!" melalui firman Tuhan sebagai kekuatan dan inspirasi hidup.

Yesus tahu ada ancaman dari Herodes. Namun, Ia tidak mundur. Ia tetap melangkah menuju Yerusalem untuk menggenapi kehendak Bapa, sekalipun di sana kematian menanti. Bagi-Nya, salib bukan akhir, melainkan puncak misi kasih Allah bagi dunia.

Yesus menunjukkan kepada kita bahwa ketaatan kepada Allah lebih besar daripada rasa takut terhadap ancaman manusia. Tantangan, rintangan, bahkan penderitaan, bukan alasan untuk berhenti melayani. Justru itulah jalan di mana kasih Allah dinyatakan semakin nyata.

Refleksi

  • Apakah aku masih mudah mundur ketika menghadapi tantangan iman?

  • Adakah aku rela tetap taat, sekalipun jalan itu tidak mudah?

Doa

“Tuhan Yesus, ajar aku meneladani-Mu. Jangan biarkan tantangan menghentikan langkahku. Kuatkan aku untuk setia hingga akhir. Amin.”

Share:

🙏 Mengenal dan Dikenal Tuhan

 

Mengenal dan dikenal Tuhan adalah anugerah besar. Firman Tuhan menuntun kita hidup intim dengan-Nya, berjalan dalam kasih dan kebenaran sejati.
📖 Lukas 13:22–30

Yesus menegaskan bahwa kita tidak dapat menyelamatkan diri dengan usaha kita sendiri. Masuk melalui “pintu yang sempit” berarti berjuang untuk sungguh-sungguh mengenal dan dikenal oleh Tuhan.

Banyak orang mengaku mengenal Yesus, tetapi pengakuan tidak selalu sama dengan pengenalan sejati. Kita bisa tahu banyak tentang Tuhan, tetapi apakah hidup kita mencerminkan bahwa kita sungguh menjadi milik-Nya? Yesus berkata, hanya mereka yang hidup sesuai kehendak-Nya dan menjauhi kejahatanlah yang benar-benar dikenal oleh-Nya.

Mengenal Tuhan bukan soal informasi, tetapi relasi. Relasi itu nyata dalam pertobatan, ketaatan, dan kerinduan untuk hidup berkenan kepada-Nya. Tanpa itu, pengakuan kita hanyalah kosong.

Kabar baiknya: keselamatan memang mustahil bagi manusia, tetapi mungkin bagi Allah. Pintu sempit itu terbuka bagi semua orang yang mau datang kepada Kristus dengan hati yang rendah dan hidup yang mau dibentuk.

Refleksi

  • Apakah aku hanya tahu tentang Tuhan, atau sungguh mengenal-Nya dalam hidupku?

  • Apakah cara hidupku menunjukkan bahwa aku dikenal oleh Tuhan?

Doa

“Tuhan, jangan biarkan aku hanya sekadar tahu tentang-Mu. Tolong aku untuk sungguh mengenal Engkau, hidup sesuai kehendak-Mu, dan dikenal oleh-Mu. Amin.”

Share:

🌱 Allah Bekerja Memakai Hal Kecil!

 
Allah sering bekerja melalui hal kecil yang tampak sederhana. Firman Tuhan menyingkapkan kuasa-Nya yang besar lewat cara yang sering tak disangka.

📖 Lukas 13:18–21

Sering kali kita menyepelekan hal-hal kecil. Kita merasa yang berarti hanyalah yang besar, megah, atau spektakuler. Namun Yesus mengingatkan lewat perumpamaan biji sesawi dan ragi: Kerajaan Allah justru dimulai dari yang kecil, sederhana, bahkan nyaris tak terlihat.

Seperti biji sesawi yang tumbuh menjadi pohon besar, dan ragi yang mengubah seluruh adonan, demikianlah Allah bekerja. Apa yang tampak kecil dalam iman, doa, atau pelayanan kita—bisa dipakai Tuhan untuk menghasilkan dampak yang besar.

Refleksi

  • Apakah aku masih meremehkan hal-hal kecil yang bisa kulakukan untuk Tuhan?

  • Hal kecil apa yang bisa kulakukan hari ini yang dapat membawa berkat bagi orang lain?

Doa

“Tuhan, ajar aku untuk setia dalam hal kecil. Pakailah hidupku, meski sederhana, agar berdampak bagi banyak orang. Amin.”

Share:

🤲 Buang Legalisme! Berbelaskasihanlah!

 
Buang legalisme, hiduplah dalam kasih sejati. Firman Tuhan mengajar kita berbelaskasihan, sehingga iman tampak nyata dalam tindakan penuh kasih.
📖 Lukas 13:10–17

Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang menderita 18 tahun, meski saat itu hari Sabat. Ia menunjukkan bahwa belas kasihan jauh lebih penting daripada aturan agama yang kaku. Sayangnya, kepala rumah ibadat lebih sibuk menjaga aturan daripada bersukacita atas pemulihan seorang manusia.

Kerap kali, kita pun terjebak pada “aturan” dan prosedur yang membuat kita lupa esensi kasih. Padahal Tuhan tidak pernah menaruh hukum di atas cinta. Ia menuntut kita untuk hidup dalam belas kasihan—karena kasih itulah inti dari ketaatan sejati.

Refleksi

  • Apakah aku lebih sibuk menjaga aturan daripada menolong sesama?

  • Adakah orang di sekitarku yang menunggu uluran belas kasihku hari ini?

Doa

“Tuhan, ampuni aku bila lebih mengutamakan aturan daripada kasih. Tolong aku untuk berani berbelas kasihan seperti Engkau. Amin.”

Share:

🌱 Hidup dalam Pertobatan

 

Hidup dalam pertobatan berarti terus diperbarui oleh firman Tuhan, meninggalkan dosa, dan menghasilkan buah nyata bagi kemuliaan Kristus.

📖 Lukas 13:6–9

Hidup kita ada batas waktunya. Seperti pohon ara yang diberi kesempatan untuk berbuah, demikian juga Tuhan memberi kita waktu untuk bertobat dan menghasilkan buah bagi-Nya. Kesabaran Allah besar, tetapi tidak tanpa batas.

Sering kali kita menunda pertobatan dengan berpikir: “Nanti saja, masih ada waktu.” Padahal tidak seorang pun tahu sampai kapan waktu kita ada. Hati yang terbiasa dengan dosa justru makin sulit untuk berbalik kepada Tuhan.

Pertobatan berarti menyadari bahwa hidup tanpa Allah adalah sia-sia, lalu memilih berbalik dan tinggal dalam kasih-Nya. Hari ini, Tuhan masih memberi kesempatan. Jangan menunggu esok, sebab esok belum tentu ada.

Refleksi

  • Apakah hidupku sedang berbuah atau hanya “rimbun daun” tanpa hasil?

  • Apa yang masih kutunda untuk menyerahkan pada Tuhan hari ini?

Doa

“Tuhan, terima kasih untuk kesabaran-Mu. Tolong aku untuk tidak menunda pertobatan. Jadikan hidupku berbuah bagi-Mu. Amin.”

Share:

Siapkan Diri untuk Bertobat!

Lukas 13:1–5

Merasa lebih benar daripada sesama adalah sikap yang dapat merusak hubungan dan menimbulkan konflik. Itu adalah bentuk penghakiman, sebab seseorang menilai dirinya benar sementara menganggap orang lain bersalah. Kepongahan ini lahir dari hati yang gelap.

Dalam Lukas 13, orang-orang datang kepada Yesus dengan membawa kabar tentang orang Galilea yang dibunuh oleh Pilatus, bahkan darah mereka dicampurkan dengan darah kurban yang mereka persembahkan (ay. 1). Yesus menanggapi dengan sebuah pertanyaan: “Apakah dosa mereka lebih besar daripada orang Galilea yang lain?” (ay. 2). Demikian juga, Yesus menyinggung tentang delapan belas orang yang mati karena menara di Siloam roboh. Apakah mereka lebih berdosa daripada orang Yerusalem lainnya? (ay. 4).

Pandangan umum saat itu adalah penderitaan merupakan akibat langsung dari dosa pribadi. Orang-orang dengan mudah menganggap korban bencana atau tragedi sebagai orang berdosa yang mendapat hukuman. Namun Yesus menegur cara pandang itu. Ia menegaskan bahwa penderitaan bukanlah ukuran besar kecilnya dosa seseorang. Inti ajaran-Nya: semua orang perlu bertobat!

Yesus memakai peristiwa tragis itu untuk menegur hati manusia yang suka menghakimi. Alih-alih menunjuk kesalahan orang lain, Yesus mengajak kita melihat ke dalam diri sendiri. Jangan sampai kita lebih sibuk menilai penderitaan orang lain sebagai hukuman Allah, sementara kita sendiri lupa bahwa hidup kita harus dipertanggungjawabkan kepada Hakim yang adil.

Karena itu, mari siapkan diri untuk bertobat! Tuhan Yesus menegur kita bukan untuk menjatuhkan, melainkan agar kita kembali ke jalan-Nya.


---

Pokok Doa

Ucap syukur atas kuasa Tuhan yang melampaui segala kuasa, serta penyertaan-Nya yang melindungi kita senantiasa.

Doakan agar berkat Tuhan mengalir dalam kehidupan kita: keluarga, rumah tangga, anak-cucu, pekerjaan, ladang, usaha, toko, perusahaan, kantor, pelayanan, dan gereja kita.

Mohon agar hikmat, kekuatan, dan terobosan senantiasa Tuhan berikan, sehingga kita tetap berjalan dalam pimpinan-Nya.


Doa:
Dalam nama Tuhan Yesus, kami percaya berkat-Mu mengalir melimpah dalam hidup kami. Tambahkan hikmat-Mu setiap hari, kuatkan kami, dan tuntun langkah kami seturut kehendak-Mu. Amin.

Share:

Analisis yang Baik, Solusi yang Benar

📖 Lukas 12:54–59

Kita lihai membaca tanda alam—awan menggelap, kita siap payung; angin panas, kita siapkan topi. Yesus memuji ketelitian itu, tetapi menegur saat kemampuan yang sama tidak dipakai untuk membaca “zaman ini”—membedakan yang benar, berdamai sebelum terlambat, dan melangkah sesuai kehendak Allah (ay. 56–58).

Intinya: ketajaman analisis tanpa ketaatan rohani hanya melahirkan keputusan yang kosong. Tuhan mengajak kita memutuskan sendiri apa yang benar (ay. 57): gunakan nurani yang diterangi firman, bukan sekadar logika yang dingin.

Refleksi Singkat

  • Apa situasi yang sedang “mendung” dalam relasiku?

  • Apakah aku menunda rekonsiliasi padahal tahu langkah benar yang harus diambil?

  • Sudahkah analisisku disaring oleh doa, firman, dan kerendahan hati?

Langkah Praktis (hari ini)

  1. Hening 5 menit: serahkan satu konflik/keputusan kepada Tuhan.

  2. Ucapkan kebenaran: “Tuhan, tunjukkan apa yang benar, bukan apa yang mudah.”

  3. Ambil tindakan kecil: kirim pesan/telepon untuk minta maaf atau memulai damai sebelum “sampai ke hakim”.

  4. Catat 1 ayat pegangan (mis. Mzm 119:105) dan pegang saat mengambil keputusan.

Doa Singkat

“Tuhan, tajamkan pikiranku dengan hikmat-Mu dan lembutkan hatiku dengan kasih-Mu. Tuntun aku memilih yang benar dan melakukannya, terutama dalam rekonsiliasi. Amin.”

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.