Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

JANGAN LUPAKAN KEBAIKAN TUHAN!

Hakim-Hakim 10:6-14

Pepatah “kacang lupa kulitnya” sering disematkan pada seseorang yang melupakan jasa baik orang lain. Mengingat jasa baik yang pernah kita terima adalah tindakan yang sepatutnya kita lakukan. Kita akan termotivasi untuk menebarkan kebaikan pula kepada orang tersebut, mau pun kepada orang lainnya. Dengan mengingat kebaikan orang juga kita dapat terus menjaga hubungan baik dengan orang tersebut.
Dalam bacaan firman Tuhan hari ini, kita mendapati bagaimana Tuhan menegur orang Israel, “Bukankah Aku yang telah menyelamatkan kamu… ketika kamu berseru kepada-Ku?” (Hakim-hakim 10:11-12). Mereka lupa akan pertolongan Tuhan, bahkan meninggalkan Tuhan dengan beribadah kepada allah lain. Hal itu membuat Tuhan murka dan menyebabkan mereka ditindas oleh orang Filistin dan bani Amon. Kesesakan itu membuat orang Israel meminta tolong kembali kepada Tuhan. Lalu Tuhan menjawab “Pergi sajalah berseru kepada para allah yang telah kamu pilih itu; biar merekalah yang menyelamatkan kamu, pada waktu kamu terdesak.” (Hakim-hakim 10:14). Walau akhirnya Tuhan menyelamatkan mereka kembali, tetapi sikap mereka yang melupakan kebaikan Tuhan telah membuat mereka mengalami penindasan. Hal yang tidak seharusnya mereka alami jika saja mereka tidak melupakan kebaikan Tuhan. Mengingat kebaikan Tuhan, itulah yang seharusnya kita lakukan, “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!” demikian firman Tuhan. Dengan mengingat segala kebaikan Tuhan, hati kita senantiasa takjub, bersyukur, dan membuat iman kita tetap tegar di kala menghadapi kesulitan. Misalnya saja hari ini kita sedang mengalami kesulitan, kebaikan Tuhan yang pernah kita alami tentu akan menguatkan dan membuktikan bahwa Tuhan selalu bersama kita. Mulai hari ini mari belajarlah mengingat kebaikan Tuhan. Tulislah kebaikan-kebaikan Tuhan yang membekas di hati Anda di dalam catatan harian. Jika memungkinkan buatlah sesuatu yang menjadi tanda, pengingat atau peringatan akan penyertaan, pertolongan, dan mujizat Tuhan di dalam hidup Anda. [RS]
REFLEKSI DIRI 
1. Kapan terakhir kali Anda mengingat dan mengucap syukur atas kebaikan Tuhan dalam hidup Anda? Bagaimana cara Anda mengingat kebaikan Tuhan?
2. Mengapa kita harus mengingat kebaikan Tuhan selama hidup kita?
YANG HARUS DILAKUKAN
Tuliskanlah kebaikan-kebaikan Tuhan yang membekas di hati Anda dan jika memungkinkan buatlah sesuatu yang menjadi tanda, pengingat atau peringatan akan penyertaan, pertolongan, dan mujizat Tuhan di dalam hidup Anda.
POKOK DOA
Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya Tuhan, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dalam hidupku. ‘Ku mau bersyukur dan senantiasa mengingat segala kebaikan-Mu. Terimakasih ya Bapa. Dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
“Rahasia kebahagiaan adalah hidup saat demi saat dan berterima kasih kepada Tuhan atas semua kebaikan yang Ia kirimkan kepada kita hari demi hari.” – St Gianna Molla
Share:

Tanggung Jawab Seorang Pemimpin

Zefanya 3:1-4

Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
- 1 Petrus 5:3

Kok bisa ada orang yang ingin jadi pemimpin? Jika Anda adalah seorang pemimpin, entah di dalam keluarga, gereja, tempat kerja, organisasi kampus, dan lain sebagainya, tolong jelaskan pada saya. Memang, sebagai pemimpin Anda boleh memberi perintah kepada bawahan. Memang, sebagai pemimpin Anda lebih tenar daripada orang-orang lain. Tapi, apa enaknya semua ini dibandingkan dengan tanggung jawab besar yang harus Anda emban sebagai pemimpin? Anda bertanggung jawab atas mereka yang di bawah Anda! Bertanggung jawab atas diri sendiri saja susah, apalagi orang lain. Bagaimana jika Anda melakukan kesalahan atau memberi perintah yang tidak tepat? Semua orang terkena dampaknya.
Pemimpin-pemimpin Kerajaan Yehuda, orang-orang yang bertanggung jawab atas umat Tuhan, menjadi fokus di dalam bagian yang kita baca hari ini. Namun, para pemimpin politik, dalam hal ini raja, penasihat, bangsawan, dan sebagainya, malah menjadi pemangsa yang memeras rakyatnya (ay. 3). Para nabi, yakni penyambung lidah Allah, malah bernubuat palsu (ay. 4a). Para imam, kaum rohaniawan yang bertanggung jawab atas kekudusan umat, malah menajiskan ibadah dan menyelewengkan hukum Tuhan (ay. 4b). Tidak heran Kerajaan Yehuda begitu bejat. Rupanya mereka dipimpin oleh pemimpin-pemimpin seperti ini. Memang, semakin besar pengaruh seorang pemimpin, semakin banyak orang yang terkena imbasnya jika mereka melakukan kesalahan. Seorang pemimpin tidak bisa mencuci tangan ketika orang-orang yang ia pimpin melakukan kesalahan, lebih-lebih jika kesalahan itu disebabkan olehnya sendiri, baik secara langsung maupun tidak.
Menarik sekali bahwa di dalam doktrin Reformed, Tuhan Yesus menduduki tiga jabatan pemimpin, yakni raja, nabi, dan imam. Sebagai Allah, Tuhan Yesus bisa saja memimpin dari surga dan main perintah. Namun, Dia turun ke dunia dan menjadi teladan kepemimpinan yang baik. Tidak sampai di sana, Yesus bahkan rela berkorban dan mati menanggung dosa yang dilakukan mereka yang dipimpin-Nya. Dengan kata lain, Dia bersedia bertanggung jawab penuh atas umat tebusan-Nya.
Suka tidak suka, kita adalah pemimpin. Kalau tidak sekarang, mungkin di masa depan. Siapkah kita mengembang tanggung jawab ini?
Refleksi Diri:
Jika Anda seorang pemimpin, bagaimana cara Anda memperlakukan mereka yang Anda pimpin? Apakah Anda lebih banyak main perintah atau memberi teladan?
Bagaimanakah keadaan orang-orang yang Anda pimpin? Apakah mereka menjadi pribadi yang lebih baik di bawah pimpinan Anda?
"
Share:

JANGAN BIARKAN LUKA MENGENDALIKANMU

Kejadian 50:19-20
Mazmur 147:3 (TB)  Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka; 

Adolf Hitler dikenal sebagai politisi diktaktor yang sangat kejam, ia dikenal sebagai penyulut perang dunia kedua. Jika ditulusuri masa lalunya, ia memiliki masa kecil yang suram hingga dirinya bertumbuh dalam kepahitan. Hitler kecil kepahitan dengan ayahnya yang kasar, otoriter, dan sering menganiaya dirinya. Ada yang percaya bahwa pengalaman traumatis yang dialami Adolf Hitler semasa kecilnya memberikan pengaruh besar dalam pembentukan karakter dan sikapnya terhadap kaum minoritas seperti orang Yahudi. 
Setelah mengetahui latar belakang masa kecil yang dialami Hitler, ada orang-orang yang mengasihaninya, tetapi luka masa lalunya tidak serta merta menjustifikasi tindakannya yang sangat kejam, diskriminatif, dan merugikan banyak pihak. Kita bisa lihat saksi hidup seperti Yusuf, yang walaupun sudah disakiti dan mengalami luka masa lalu akibat persaingan dan pengkhianatan dari saudara-saudaranya, ia tetap memilih mengampuni saudara-saudaranya. Yusuf percaya bahwa perbuatan menyakitkan itu adalah untuk menggenapi rencana Tuhan yang baik. Oleh karena itu, Yusuf yang bukan siapa-siapa dan mengalami penderitaan sedemikian rupa diangkat Tuhan menjadi pemimpin di Mesir. Kita melihat bahwa luka masa lalu, bila tidak dibereskan segera, bukan hanya akan berdampak buruk pada lingkungan sekitar, tetapi juga terhadap diri sendiri. Karena luka, kita bisa menjadi orang yang kepahitan dan melakukan hal-hal yang tidak Tuhan kehendaki. Jangan biarkan luka masa lalu mengendalikan dan mengubah diri Anda menjadi orang yang negatif. Datanglah kepada Tuhan karena Ia-lah yang dapat menyembuhkan luka-luka batin Anda dan percayalah bahwa segala sesuatu, termasuk pengalaman menyakitkan, adalah untuk rencana masa depan Anda yang jauh lebih baik.

REFLEKSI DIRI
1. Apakah Anda masih menyimpan kepahitan atau luka masa lalu di diri Anda?
2. Apa yang akan Anda lakukan untuk melepaskan luka masa lalu tersebut?

YANG HARUS DILAKUKAN
Datang dan berdoalah kepada Tuhan meminta-Nya untuk menyembuhkan luka hati yang remuk dan merawat bekas-bekas luka Anda.

POKOK DOA
Tuhan Yesus, saat ini mungkin masih ada luka masa lalu yang menjadi kepahitan di hidupku, dan aku ingin membawanya di hadapan-Mu ya Tuhan. Tolong berikanku kemampuan untuk memaafkan orang yang telah menyakitiku dan biarlah pengalaman menyakitkan ini Kau ubahkan menjadi hal yang baik dalam hidupku. Di dalam nama Yesus. Amin.

HIKMAT HARI INI
Jangan biarkan luka masa lalu Anda mengubah Anda menjadi seseorang yang bukan Anda, hadapi mereka dan percayalah bahwa semuanya terjadi untuk tujuan yang lebih besar
Share:

JIKA ENGKAU MAU KEMBALI

Yeremia 15:11-21

Yeremia Yeremia 15:19 (TB) Karena itu beginilah jawab TUHAN: "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka. 
Kita semua mungkin pernah mengeluh kepada Tuhan karena merasakan ketidakadilan. Mungkin kita menganggap segala kesalehan kita kepada-Nya tak berguna. Saat telah setia, berkorban, dan memberi yang terbaik bagi pekerjaan Tuhan, namun semua itu seakan-akan tidak membawa dampak apa-apa bagi hidup kita. Sebaliknya, hanya membuat kita menjadi pahit hati. Nyatanya, keadaan tak berubah, dan kita mulai berpikir sia-sia saja mengikut Tuhan. 
Yeremia selaku nabi Tuhan pun pernah mengalami hal serupa. Yeremia berkata, “Sungguh, ya TUHAN, aku telah melayani Engkau dengan sebaik-baiknya, dan telah membela musuh di depan-Mu pada masa kecelakaannya dan kesesakannya!” Yeremia mempertanyakan mengapa penderitaannya tak berkesudahan dan lukanya sangat payah, sukar disembuhkan. Yeremia merasa bahwa Tuhan tidak mendengar seruannya di saat-saat ia paling membutuhkan, bahkan setelah ia setia melayani. Sampai-sampai Yeremia berkata kepada Tuhan, “Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai.” (Yeremia 15:18). Menarik untuk memperhatikan tanggapan Tuhan atas keluhan Yeremia. Tuhan tidak lantas mengecam perilakunya. Sebaliknya Tuhan ingin mengembalikan fokus Yeremia pada tempatnya. “Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku”, demikian kata Tuhan. Hal yang bisa dipelajari dari keadaan ini adalah kita harus mengembalikan fokus kita kepada Tuhan ketika sikap kita telah mulai menyimpang. Jangan sampai keadaan mengubah fokus kita. Kita harus kembali kepada jalur yang benar dengan tetap menjaga hati dan komitmen untuk melayani. Saat mulai mempertanyakan ketidakadilan Tuhan, tentu kita bisa menyatakan perasaan terdalam kita kepada-Nya, namun tetaplah percaya pada Tuhan, pada kasih dan kebaikan-Nya. Jika Tuhan mengizinkan tersebut untuk menyelamatkan dan melepaskan Yeremia (Yeremia 15:20), demikian juga berlaku bagi kita. Maukah engkau kembali? [RS]
REFLEKSI DIRI 
1. Apakah Anda sedang ada di fase mengeluh dan mempertanyakan keadilan Tuhan? Bagaimana cara Anda mengatasi hal tersebut?
2. Hal apa yang bisa kita pelajari dari keadaan-keadaan yang membuat kita mengeluh kepada Tuhan?
YANG HARUS DILAKUKAN
Saat mulai mempertanyakan ketidakadilan Tuhan, cobalah untuk menyatakan perasaan terdalam kita kepada Tuhan dan kembalilah untuk mempercayakan diri kita kepada Tuhan, dan jangan lagi mengucapkan hal yang sia-sia.
POKOK DOA
Bapa yang baik, seringku tak memahami jalan-jalan-Mu dalam hidupku. Ketika aku mulai diperhadapkan dengan keraguan akan keadilan, kesetiaan, dan kebaikan-Mu, tolong aku untuk tetap percaya kepada-Mu bahwa Engkau selalu baik bagiku. Dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
Saat mulai mempertanyakan ketidakadilan Tuhan, ingatlah untuk kembali ke jalur yang tepat, dengan menjaga hati dan komitmen untuk melayani.
Share:

MENSYUKURI PEKERJAAN

Kejadian 1:27-28;Kejadian 2:5;Kejadian 2:15
 Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?
Pengkhotbah 3:22
Ada orang yang selalu mengeluh, apatis, dan tidak bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya. Beberapa orang menganggap pekerjaan dan bekerja sebagai hal yang buruk karena berpikir pekerjaan sebagai akibat dari kejatuhan manusia. Padahal sejatinya bekerja adalah panggilan setiap kita, sebagaimana Tuhan menempatkan manusia pertama dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu, serta dicontohkan oleh Tuhan kita yang menciptakan dunia dan memelihara dunia dengan kuasa firman-Nya, juga oleh Yesus yang menyelesaikan pekerjaan Bapa-Nya selama persinggahan-Nya di bumi.
Tuhan telah memanggil kita untuk menyenangkan-Nya dengan menghasilkan buah dalam setiap pekerjaan baik (Kolose 1:10). Ketika pekerjaan dilakukan di dalam Tuhan dan untuk Tuhan, itu pasti bermanfaat bagi orang lain dan memuliakan nama-Nya. Ketika Anda terlibat dalam satu pekerjaan, ketahuilah bahwa yang terpenting bukanlah tinggi rendahnya posisi atau sedikit banyaknya deskripsi pekerjaan, melainkan bagaimana cara kita bekerja dan untuk siapa kita melakukannya. Identitas kita melampaui pekerjaan kita. Yang berbahaya adalah jika seseorang tidak menemukan identitas dari hubungannya bersama Tuhan, maka pekerjaannyalah yang cenderung membentuk dan mendefinisikan orang tersebut. Inilah sebabnya banyak orang memiliki sikap yang salah dalam menjalani pekerjaannya. Entah mereka bermalas-malasan, selalu mengeluh, tidak berpikir untuk memberikan yang terbaik, dan pada akhirnya tidak mensyukuri pekerjaannya. Kita harus ingat, semua pekerjaan yang jujur adalah terhormat. Merupakan berkat yang luar biasa jika hari ini masih ada pekerjaan yang bisa kita jalani. Salomo juga mengatakan bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya. Jadi pekerjaan apa pun yang kita jalani saat ini, itulah lingkungan di mana kita dapat menunjukkan nilai-nilai kerajaan Surga dan berbagi harapan dengan membangun hubungan, menunjukkan karakter, integritas, serta dengan melakukan pekerjaan kita dengan hati-hati dan berkualitas. 
REFLEKSI DIRI
1. Bagaimana seharusnya orang percaya memandang pekerjaan?
2. Sikap apa yang perlu Anda ubah di tempat kerja Anda?
YANG HARUS DILAKUKAN
Bersyukurlah untuk pekerjaan Anda dengan menunjukkan nilai-nilai kerajaan Surga dan berbagi harapan dengan membangun hubungan, menunjukkan karakter, integritas, serta dengan melakukan pekerjaan kita dengan hati-hati dan berkualitas.
POKOK DOA
Tuhan Yesus, aku bersyukur untuk pekerjaan yang kujalani saat ini. Terima kasih untuk kepercayaan yang Kau berikan. Aku mau menunjukkan rasa syukurku dengan menjadi orang yang bekerja dengan maksimal. Di dalam nama Yesus. Amin.
HIKMAT HARI INI
Ketika Anda bersyukur untuk pekerjaan Anda, Anda dapat menikmati tidur, Anda menurunkan kemungkinan Anda untuk merasa kesal di tempat kerja, dan Anda akan menjadi pencipta ide di tempat kerja.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.