Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar: Iman dan Keberanian
Tampilkan postingan dengan label Iman dan Keberanian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Iman dan Keberanian. Tampilkan semua postingan

Renungan Harian : "Putus Hubungan dengan Fobia"

“Ilustrasi digital bergaya tradisional menggambarkan Musa berbicara dengan tegas di hadapan Raja Sihon di istana Hesbon, melambangkan keberanian melawan ketakutan yang tidak rasional.”

Putus Hubungan dengan Fobia

📖 Isi Renungan :

Pembunuh terbesar keharmonisan dan kedamaian adalah ketakutan yang tidak rasional. Banyak rumah tangga berantakan dan bangsa-bangsa berperang karena manusia memelihara pikiran fobia — ketakutan yang tidak beralasan, namun sangat berkuasa.

Bangsa Israel pernah menghadapi situasi serupa. Mereka harus melewati wilayah orang Amori menuju Tanah Perjanjian dari sebelah timur Sungai Yordan. Namun Raja Sihon, penguasa Hesbon, menolak memberi izin (ayat 30).

Nama Hesbon berasal dari kata khasyab yang berarti menghitung. Ironisnya, Raja Sihon justru gagal “menghitung.” Ia tidak menyadari bahwa kedatangan bangsa Israel dapat membawa keuntungan besar bagi kerajaannya — Musa bahkan berjanji akan membeli makanan dan air dari rakyatnya (ayat 28). Tetapi fobia telah menguasai hatinya. Ia memandang Israel bukan sebagai peluang, melainkan ancaman.

Alkitab mencatat bahwa Tuhan sendiri mengeraskan hati Sihon untuk memperlihatkan kuasa dan keadilan-Nya. Sihon menjadi contoh nyata betapa pikiran yang dikuasai ketakutan dapat menjerumuskan seseorang pada kehancuran.

Kisah ini mengajarkan dua hal penting:

  1. Tuhan selalu membela umat-Nya yang sedang menunaikan misi-Nya.

  2. Ketakutan yang tidak rasional adalah akar kehancuran.

Banyak orang Kristen masa kini juga dikuasai fobia — takut gagal, takut miskin, takut kehilangan kendali, atau bahkan takut melangkah dalam iman. Mereka membayangkan skenario buruk yang belum tentu terjadi, hingga kehilangan damai sejahtera.

Firman Tuhan menegaskan:

“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban.”
(2 Timotius 1:7)

Hari ini, mari putuskan hubungan dengan roh ketakutan. Serahkan pikiran dan perasaan kita kepada Tuhan. Biarlah kasih-Nya memerdekakan kita, sebab,

“Kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan.” (1 Yohanes 4:18a)

Dengan roh yang diperbarui, marilah kita hidup dalam keberanian dan ketaatan seperti generasi kedua bangsa Israel — berjalan dalam iman, bukan dalam fobia.

Share:

Renungan Harian : " Jangan Gentar, Jangan Takut! "

Ilustrasi Musa berdiri di padang gurun di depan bangsa Israel, mengangkat tangan sambil berkata ‘Jangan gentar dan jangan takut,’ dengan latar langit bersinar lembut melambangkan penyertaan Tuhan.

Jangan Gentar, Jangan Takut!

📖 Ulangan 1:19–33

Ada dua wajah dari ketakutan. Ada ketakutan yang wajar, yang lahir dari kesadaran akan bahaya nyata — inilah yang disebut “gentar.” Namun, ada juga ketakutan yang tidak beralasan, yang tumbuh dari bayangan, dari bisikan ketidakpercayaan — inilah “fobia.”

Musa mengingatkan bangsa Israel akan kisah kelam generasi pertama yang keluar dari Mesir. Mereka pernah berdiri di ambang Tanah Perjanjian, namun gagal melangkah karena ketakutan. Mereka melihat negeri Kanaan yang kuat dan berperang, dan mereka pun gentar. Tetapi kegentaran itu segera berubah menjadi fobia, karena mereka mempercayai laporan menyesatkan dari sepuluh pengintai yang memperbesar ketakutan dan mengecilkan kuasa Allah.

Musa lalu berbicara kepada generasi baru — anak-anak mereka yang kini berdiri di perbatasan yang sama, di tanah orang Amori. Generasi pertama takut dan gagal; generasi kedua beriman dan menang. Bukan karena mereka lebih hebat, melainkan karena mereka percaya kepada TUHAN yang menyertai mereka.

Ketakutan itu manusiawi. Namun, iman menuntun kita untuk tidak berhenti di sana. Membuat rencana, mencari informasi, mempersiapkan diri — semua itu bukan tanda kurangnya iman, asalkan motivasinya benar. Orang yang takut mencari alasan untuk mundur. Orang beriman mencari cara untuk melangkah bersama Allah.

Mungkin hari-hari ini, kita pun sedang berdiri di depan “tanah Kanaan” kita — tantangan, masa depan, atau tugas yang terasa lebih besar dari kemampuan kita. Di atas kertas, mungkin kita memang kalah. Namun, Allah tidak pernah berhitung dengan cara manusia. Ia memampukan kita menaklukkan setiap “Amori” dalam hidup — ketidakpastian, kegagalan, bahkan rasa takut itu sendiri.

Dengarlah suara kasih itu hari ini:

“Jangan gentar, dan jangan takut, sebab Aku menyertai engkau.”

Mari kita berdoa agar Tuhan menukar setiap ketakutan dengan damai, dan mengganti kegentaran dengan keberanian iman. Bersama-Nya, kita melangkah — bukan dengan rasa takut, melainkan dengan keyakinan bahwa janji-Nya pasti digenapi.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.