Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Doa yang Dibenarkan

Doa yang dibenarkan lahir dari hati rendah. Firman Tuhan mengajar kita berdoa dengan tulus, bukan untuk meninggikan diri, melainkan memuliakan-Nya.

Jika ada doa yang dibenarkan, apakah ada doa yang tidak dibenarkan? Dalam perumpamaan ini ada dua bentuk sikap orang berdoa, yaitu sikap doa orang Farisi dan sikap doa pemungut cukai.

Orang Farisi berdoa dengan memegahkan diri dan merendahkan orang di sekitarnya. Dia membanggakan dirinya karena tidak sama dengan orang lain, ia bukan perampok, ia bukan pezina, ia bukan juga seperti pemungut cukai (ay.11). Ia berpuasa dua kali seminggu dan rutin memberi persepuluhan (ay.12).
Sementara pemungut cukai berdoa dengan merendahkan hati, mengakui kesalahannya dengan memukul-mukul dadanya. Ia meminta pengasihan Tuhan untuk mengampuninya (ay.13).
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa yang dibenarkan Allah adalah doa yang mengakui kesalahan dan memohon belas kasihan Tuhan (ay.14).

Sebaik-baiknya orang pasti pernah melakukan kesalahan. Sejahat-jahatnya orang pasti ada kebaikan yang pernah ia lakukan. Pastilah ada perbuatan baik pemungut cukai walaupun di mata manusia lebih banyak jahatnya. Dia tidak mengungkapkan kebaikan-kebaikannya karena amal yang diperbuatnya tidak mampu menyelamatkannya. Namun, dia memohon kepada Tuhan yang penuh belas kasihan dan berkuasa menyelamatkan.

Semua yang kita lakukan tidak pernah luput dari mata Tuhan. Biarlah perbuatan baik itu dirasakan semua orang dan perbuatan jahat itu kita jauhkan dari hadapan Tuhan dan sesama. Mengaku dosa adalah sikap orang yang rendah hati. Pada saat mengaku dosa ada proses dalam diri untuk menjadi lebih baik. Inilah yang Tuhan kehendaki, mengaku dosa dan tidak melakukannya lagi!

Semua orang berdosa di hadapan Tuhan dan kebaikan-kebaikan yang kita perbuat itu tidak bisa menghapus dosa. Hanya Tuhan yang mampu mengampuni dosa. Tuhan adalah Bapa yang pengasih. Dia akan selalu mengampuni mereka yang datang mengakui kesalahan dan dosa-dosanya. Sebagai respons kita, mari meneladan sikap pemungut cukai yang dengan rendah hati mau berdoa dan meminta pengasihan Tuhan.

Doa Penutup

Tuhan yang penuh kasih,
kami datang dengan hati yang hancur dan rendah,
bukan membawa prestasi kami,
tetapi membawa pengakuan akan dosa dan kelemahan kami.

Ampunilah kami, Tuhan,
pulihkan hati kami,
dan ajarlah kami hidup hanya bersandar pada anugerah-Mu.

Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa.
Amin.

Share:

🌙 Siang Malam Berseru

Siang malam berseru menunjukkan ketekunan doa. Firman Tuhan meneguhkan kita untuk terus berharap dan percaya pada kuasa-Nya yang setia.

Pernahkah permintaan kita seolah-olah ditolak oleh Yesus Kristus?
Lalu apa yang kita lakukan — apakah kita berhenti berseru?

Tuhan Yesus menceritakan tentang seorang janda yang terus-menerus datang memohon keadilan kepada seorang hakim yang lalim (ay. 3). Beberapa kali ia ditolak (ay. 4), namun ia tidak menyerah. Akhirnya, sang hakim berpikir: “Daripada aku terus disusahkan, baiklah kukabulkan permintaan perempuan ini.” (ay. 5).

Bayangkan, seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak peduli pada siapa pun, akhirnya mengabulkan permintaan seorang janda hanya karena kegigihannya. Jika orang yang tidak mengenal Tuhan saja bisa berbuat seperti itu, apalagi Allah yang penuh kasih — mungkinkah Ia menolak seruan anak-anak-Nya?

Yesus menegaskan bahwa jika orang pilihan Allah berseru kepada-Nya siang dan malam, Ia akan segera membenarkan mereka (ay. 7-8).
Kuncinya: jangan berhenti berseru.

Doa yang terus dinaikkan siang dan malam menunjukkan iman yang tidak menyerah. Dalam doa, kita bebas menceritakan segala pergumulan kita, bahkan ketidakadilan yang kita alami. Tuhan tahu segalanya, tetapi Ia rindu kita datang kepada-Nya dan terbuka seperti anak kepada Bapa.

Tuhan tidak akan mengulur-ulur pertolongan-Nya. Dia setia dan akan bertindak pada waktu-Nya. Maka, apa pun jawaban yang tampak tertunda, jangan lelah berseru kepada Tuhan.


🙏 Doa Penutup

Bapa di surga, ajari kami untuk tidak berhenti berseru kepada-Mu. Meski jawaban-Mu tampak tertunda, kami percaya kasih dan rencana-Mu yang terbaik. Bangun iman kami agar tetap setia berdoa siang dan malam, menantikan pertolongan dari-Mu saja. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

Share:

🌿 Kuasa Iman dan Ucapan Syukur

Kuasa iman dan ucapan syukur meneguhkan hati. Firman Tuhan mengajarkan percaya pada janji-Nya dan bersyukur dalam segala keadaan hidup.

Iman dan ucapan syukur adalah dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Iman membuat kita percaya kepada Yesus Kristus, sedangkan ucapan syukur menjadi respons atas anugerah-Nya. Saat seseorang sungguh menyadari kebaikan Tuhan dalam hidupnya, ia akan merespons dengan hati yang bersyukur, tunduk, dan menyerahkan diri kepada-Nya.

Dalam perjalanan menuju Yerusalem, Yesus bertemu sepuluh orang kusta. Mereka berseru minta belas kasihan, dan Yesus menyuruh mereka pergi memperlihatkan diri kepada imam sesuai hukum Kitab Imamat 14. Saat mereka taat melangkah, mujizat terjadi — mereka menjadi tahir di tengah jalan (ay. 14).

Namun, hanya satu orang kembali kepada Yesus. Ia memuliakan Allah dengan suara nyaring, tersungkur di kaki Yesus, dan mengucap syukur. Hanya dia yang mendengar kata istimewa dari Yesus:
“Imanmu telah menyelamatkan engkau.” (ay. 19)

Sembilan orang lainnya hanya menerima kesembuhan tubuh, tetapi satu orang ini menerima keselamatan. Perbedaannya terletak pada hatinya yang penuh iman dan ucapan syukur.

Hari ini, mari kita merenung:
Apakah kita hanya mengejar berkat-Nya, atau sungguh bersyukur atas anugerah-Nya?
Apakah iman kita nyata dalam ucapan syukur setiap hari, bukan hanya saat doa dijawab?


🙏 Doa Penutup

Tuhan Yesus, kami bersyukur untuk anugerah-Mu yang besar dalam hidup kami. Ampuni saat kami lebih fokus pada berkat daripada Pribadi-Mu. Ajari kami hidup dengan iman yang teguh dan hati yang selalu bersyukur, apa pun keadaan kami. Penuhi kami dengan kasih dan kekuatan-Mu, supaya hidup kami memuliakan Engkau setiap hari.
Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.

Share:

Sebelum Semuanya Terlambat

Kenikmatan dunia sering membuat kita lupa: semua yang kita miliki hanya sementara. Harta, kesuksesan, dan kesenangan bukan tujuan akhir hidup ini. Namun, sayangnya, banyak orang baru menyadari hal itu setelah semuanya terlambat—saat kesempatan untuk berubah sudah tertutup.

Yesus Kristus mengingatkan lewat kisah orang kaya dan Lazarus. Orang kaya hidup mewah, tapi tidak peduli pada Lazarus yang menderita di depannya. Setelah mati, Lazarus menikmati kebahagiaan kekal, sedangkan orang kaya menyesali hidupnya di tempat penderitaan. Saat itu, penyesalan tidak lagi berarti—karena kesempatan untuk bertobat sudah habis.

Selagi kita masih hidup, inilah saatnya bertobat, mengasihi sesama, dan melakukan hal-hal yang bernilai kekal. Jangan menunda hingga kita kehabisan waktu. Tuhan memberi kita kesempatan hari ini, bukan besok.

Mari kita renungkan:

Apakah hidup saya hari ini hanya berpusat pada diri sendiri, atau sudah dipakai untuk hal yang kekal?
Haruskah saya menunggu tragedi, baru kembali pada Tuhan?

Sebelum semuanya terlambat… datanglah pada Tuhan, dan hiduplah untuk kekekalan.

🙏 Doa Penutup

Tuhan yang penuh kasih,
terima kasih untuk pengingat-Mu hari ini bahwa hidup kami singkat dan kesempatan tidak selalu ada.
Ajarlah kami menggunakan waktu, harta, dan hidup kami untuk hal-hal yang kekal,
agar ketika waktu kami berakhir, kami ditemukan setia di hadapan-Mu.

Kami mau kembali pada-Mu selagi masih ada waktu.
Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa.
Amin.


Share:

Prinsip Kesetiaan dalam Kerajaan Allah

Prinsip kesetiaan dalam Kerajaan Allah ditegaskan firman Tuhan: setia dalam hal kecil maupun besar membawa kita dipercaya tugas yang mulia.
📖 Injil Lukas 16:10–18

Sering kali kita ingin dipercaya dalam perkara besar, tetapi mengabaikan hal-hal kecil. Padahal, Yesus Kristus berkata bahwa kesetiaan dalam perkara kecil menjadi dasar untuk dipercayai perkara besar.

Dalam pandangan-Nya, hal kecil itu bahkan bisa berupa uang—sesuatu yang mudah menggoda kita. Cara kita memperlakukan hal kecil menunjukkan apakah hati kita siap mengemban tanggung jawab besar dalam Kerajaan Allah.

Mari jujur, bahkan dalam hal yang tampak sepele. Integritas bukan diukur dari besarnya tugas, tapi dari kesetiaan hati kita dalam setiap hal. Bila kita setia dalam perkara kecil, Tuhan akan mempercayakan perkara besar.

💭 Hari ini, mari periksa diri: Sudahkah kita setia dalam hal-hal kecil yang Tuhan percayakan?

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.