![]() |
Mata hatiku hanya tertuju pada Yesus. Firman Tuhan adalah pelita bagi langkahku, menuntunku pada kasih dan tujuan-Nya yang mulia. |
Di sisi lain, ada para murid Yesus. Mereka telah berjalan bersama-Nya selama bertahun-tahun. Mereka telah melihat langsung mukjizat-mukjizat luar biasa: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, dan bahkan orang mati dibangkitkan. Mata fisik mereka melihat segalanya, tetapi hati mereka sering kali tertutup. Pikiran mereka masih diselimuti oleh ambisi duniawi, bukan oleh kebenaran tentang misi penyelamatan Yesus.
Perbedaan antara pengemis dan para murid ini adalah cerminan dari kondisi kita. Terkadang, kita begitu sibuk melihat "kenyataan" dan mengejar "harapan dunia" sehingga mata hati kita menjadi buta terhadap kebenaran rohani. Kita bisa saja melihat tanda-tanda kebaikan Tuhan di sekitar kita, tetapi hati kita tidak benar-benar percaya bahwa Yesus peduli atau mau bertindak bagi kita. Seperti pengemis itu, iman sejati tidak bergantung pada apa yang kita lihat, melainkan pada keyakinan teguh bahwa Yesus adalah sumber pengharapan kita. Kita harus memilih untuk mengarahkan mata hati kita kepada-Nya, terlepas dari apa pun yang dikatakan dunia.
Bagaimana kita bisa menerapkan kisah ini dalam kehidupan sehari-hari?
Dengarkan Hati, Bukan Hanya Mata: Belajarlah untuk tidak hanya menilai hidup dari apa yang terlihat. Ketika kita menghadapi masalah, jangan biarkan keputusasaan menguasai hanya karena kita tidak melihat jalan keluar secara fisik. Sebaliknya, dengarkan suara iman di dalam hati kita, yang mengingatkan bahwa Yesus punya kuasa dan peduli.
Berteriaklah dalam Iman: Pengemis itu tidak diam. Ia berseru dengan lantang, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Ketika kita merasa tertekan, terhalang, atau bahkan dihina oleh orang-orang di sekitar kita, jangan menyerah. Teruslah berseru kepada Tuhan dalam doa. Jadikan doa sebagai teriakan iman kita yang menunjukkan bahwa kita hanya bergantung kepada-Nya.
Ikutlah Yesus dengan Sukacita: Setelah pengemis itu disembuhkan, ia langsung mengikut Yesus. Pemulihan dari Tuhan bukan hanya untuk kenyamanan pribadi, tetapi untuk membawa kita pada tujuan yang lebih besar: mengikut Dia. Setelah kita menerima kebaikan-Nya, tanggapilah dengan sukacita dan dedikasikan hidup kita untuk berjalan bersama-Nya. Jangan hanya menjadi penonton mukjizat, tetapi jadilah pengikut setia.
Doa Penutup
Ya Tuhan, kami datang di hadapan-Mu dengan hati yang terbuka. Kami mengaku, sering kali mata fisik kami melihat, tetapi mata hati kami buta. Pikiran kami terlalu dipenuhi dengan harapan-harapan duniawi dan kekhawatiran pribadi, sehingga kami tidak sepenuhnya mengarahkan pandangan kami kepada-Mu.
Seperti pengemis buta di Yerikho, kami ingin memiliki iman yang tidak pernah putus asa. Ajarilah kami untuk berseru kepada-Mu dengan keyakinan penuh, bahkan ketika orang lain mencoba membungkam kami. Bukalah mata hati kami, ya Tuhan, agar kami dapat melihat kuasa dan kasih-Mu yang bekerja dalam hidup kami setiap hari.
Terima kasih atas teladan kasih-Mu yang peduli kepada yang lemah dan terpinggirkan. Mampukan kami untuk meneladani-Mu, tidak hanya mengejar kenyamanan diri, tetapi juga menjadi saluran kasih-Mu bagi orang-orang di sekitar kami. Biarlah seluruh hidup kami menjadi bukti bahwa mata hati kami tertuju sepenuhnya kepada-Mu, Sang Juru Selamat. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar