Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Renungan Harian " Pemeliharaan Allah terhadap Hamba-Nya "

Allah tidak pernah menugaskan tanpa memelihara. Suku Lewi memang tidak menerima tanah pusaka, tetapi Allah menyediakan kota-kota untuk mereka tinggali, lengkap dengan tanah penggembalaan. Mereka melayani Tuhan, dan Tuhan sendirilah yang menjadi bagian mereka.

Pemeliharaan Allah nyata — bukan hanya dalam bentuk makanan atau tempat tinggal, tetapi juga jaminan hidup bagi mereka yang melayani-Nya. Allah menggerakkan umat untuk berbagi agar pelayanan tetap berjalan.

Begitu pula hari ini. Allah tetap setia memelihara setiap hamba-Nya — para pelayan, gembala, dan pekerja-Nya — melalui cara-cara yang sering kali sederhana, tetapi penuh kasih. Ia tahu kebutuhan kita bahkan sebelum kita memintanya.

Mari percaya, bahwa setiap panggilan yang datang dari Allah selalu disertai dengan pemeliharaan yang cukup dari-Nya. Tuhan tidak pernah lalai menjaga hamba-hamba-Nya. 🙏

Share:

Renungan Harian " Kepemimpinan yang Majemuk "

Allah mengajarkan bahwa keadilan dan keseimbangan dalam kepemimpinan lahir dari kebersamaan yang majemuk. Saat membagikan tanah Kanaan, Tuhan tidak hanya melibatkan Musa dan Yosua, tetapi juga Eleazar sang imam dan satu pemimpin dari tiap suku Israel. Semua diajak terlibat agar setiap suku merasa dihargai dan tidak ada yang diabaikan.

Kepemimpinan yang majemuk mencerminkan hikmat Allah. Ia tahu bahwa perbedaan bukan penghalang, tetapi sarana untuk menghadirkan keadilan. Melalui kebersamaan, keputusan menjadi lebih bijak dan diterima oleh semua pihak.

Dalam gereja maupun organisasi, kita pun dipanggil untuk membangun kepemimpinan yang melibatkan banyak suara — tua dan muda, laki-laki dan perempuan, dari latar yang beragam. Saat semua merasa didengar, keharmonisan pun terjaga.

Mari belajar dari Tuhan yang menghargai setiap bagian tubuh Kristus. Kepemimpinan yang majemuk bukan sekadar strategi manusia, melainkan cerminan keadilan dan kasih Allah yang bekerja di tengah umat-Nya. 🤝

Share:

Jangan Remehkan Rutinitas

Hidup tidak selalu diisi dengan peristiwa besar dan ajaib. Sebagian besar waktu kita justru dipenuhi oleh hal-hal yang tampak biasa—pekerjaan harian, tanggung jawab keluarga, rutinitas pelayanan. Namun, jangan remehkan hal-hal kecil itu, sebab Allah sering bekerja melalui yang biasa untuk membentuk iman kita.

Bangsa Israel juga mengalami hal serupa. Dalam perjalanan 40 tahun di padang gurun, Allah memerintahkan Musa mencatat setiap tempat persinggahan mereka. Banyak nama tempat yang tidak terkenal, namun semuanya penting—karena di sanalah Allah menyertai, menegur, dan memproses umat-Nya.

Begitu pula dengan kita. Allah hadir bukan hanya di “Ramses” dan “Laut Teberau” kehidupan kita—momen besar dan menakjubkan—tetapi juga di “Mara” dan “Elim” kita, di tengah rutinitas yang terasa biasa. Setiap hari adalah bagian dari karya besar Allah membentuk karakter dan iman kita.

Jadi, jangan remehkan rutinitas. Di balik hal-hal sederhana yang kita jalani hari ini, Allah sedang bekerja mempersiapkan kita bagi rencana-Nya yang mulia. 🌅

Share:

Renungan Harian : Motivasi dalam Permintaan

Allah senang ketika kita datang dan meminta kepada-Nya. Namun, yang Ia lihat bukan hanya apa yang kita minta, melainkan mengapa kita memintanya.

Bani Ruben dan Gad meminta tanah Yaezer dan Gilead karena cocok untuk ternak mereka. Sekilas tampak seperti keegoisan, tetapi ternyata mereka tetap mau ikut berperang bersama saudara-saudara mereka sampai seluruh Kanaan dikuasai. Setelah Musa mengetahui motivasi mereka benar, ia pun menyetujui permintaan itu.

Sering kali, doa dan permintaan kita tidak dijawab karena motivasi kita keliru—lebih untuk kepentingan diri sendiri daripada kemuliaan Allah. Yakobus pun menegaskan, “Kamu berdoa tetapi tidak menerima karena kamu salah berdoa.”

Tuhan ingin hati yang tulus dalam meminta. Bukan sekadar apa yang kita inginkan, tetapi apakah keinginan itu memuliakan Dia dan memberkati sesama. Mari belajar menata motivasi hati sebelum berdoa. Karena doa yang benar lahir dari hati yang selaras dengan kehendak Allah. 🙏

Share:

Renungan Harian🌾 Semua Menikmati Hasil Jerih Payah

 

📖 Ayat Renungan:

“Sebab seorang menerima upah dari jerih payahnya.”
Pengkhotbah 3:13b


Biasanya, orang yang bekerja keraslah yang menikmati hasil jerih payahnya. Namun, firman Tuhan hari ini mengajarkan sesuatu yang lebih dalam: Allah ingin agar berkat yang diperoleh juga dinikmati oleh mereka yang turut mendukung, meski tidak terlibat langsung.

Dalam Bilangan 31, ketika bangsa Israel menang atas orang Midian, mereka memperoleh banyak jarahan. Allah kemudian memerintahkan agar hasil itu dibagi dua:

  • Setengah untuk para prajurit yang berperang.

  • Setengah lagi untuk seluruh umat Israel yang tinggal di perkemahan (ayat 27).

Namun, pembagian itu tidak berhenti di situ. Dari bagian prajurit, sebagian kecil diberikan kepada para imam sebagai persembahan khusus kepada TUHAN (ayat 28–29). Dari bagian umat Israel, sebagian juga diberikan kepada orang Lewi yang melayani di Kemah Suci (ayat 30).

Dengan kata lain, semua orang mendapat bagian—yang berperang, yang melayani, dan yang menantikan di perkemahan. Allah ingin mengingatkan bahwa kemenangan dan keberhasilan bukan hanya hasil kerja satu pihak saja, tetapi hasil kerjasama seluruh komunitas umat Allah.

Prinsip ini juga berlaku bagi kita. Dunia sering menilai keberhasilan berdasarkan siapa yang bekerja paling keras atau paling terlihat. Namun Allah melihat lebih luas. Ia tahu bahwa di balik setiap keberhasilan, ada banyak tangan yang ikut menopang: keluarga yang berdoa, rekan kerja yang mendukung, teman yang memberi semangat, atau gereja yang menuntun dalam doa.

Maka, ketika kita menerima berkat dari hasil kerja kita, mari belajar untuk berbagi.
Berbagi dengan mereka yang mendukung kita, dan mempersembahkan sebagian bagi pekerjaan Tuhan di gereja. Sebab setiap keberhasilan sejatinya adalah kerja bersama, dan semua kemuliaan tetap milik Allah.

Renungkanlah hari ini:

Apakah aku sudah belajar berbagi dari apa yang Tuhan percayakan kepadaku?
Sudahkah aku mengucap syukur dengan memberi kembali kepada Tuhan dan sesama?

🙏 Doa Penutup:
Tuhan, terima kasih untuk setiap berkat dan keberhasilan yang Kau izinkan kualami. Ajar aku untuk tidak menyimpannya bagi diriku sendiri, tetapi membagikannya dengan penuh kasih kepada sesamaku dan kepada-Mu melalui gereja-Mu. Biarlah setiap hasil jerih payahku menjadi sarana untuk memuliakan nama-Mu.
Amin.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.