![]() |
"Percayalah!" mengajak kita lewat firman Tuhan untuk tetap teguh dalam iman, menyerahkan segala kekhawatiran kepada Allah yang setia dan berkuasa menolong. |
Ada kalanya hidup terasa seperti berada di tengah badai—tak terduga, menakutkan, dan di luar kendali. Di tengah situasi seperti itulah pertanyaan Yesus kepada murid-murid-Nya bergema: “Di manakah kepercayaanmu?”
Murid-murid sudah sering bersama Yesus. Mereka mendengar ajaran-Nya, menyaksikan mujizat-Nya, dan mengikut Dia setiap hari. Namun saat gelombang menerpa perahu dan angin mengguncang hidup mereka, panik menggantikan iman. Mereka lupa: Yesus ada bersama mereka di perahu yang sama.
Bukankah itu juga yang sering terjadi pada kita?
Kita berkata percaya kepada Tuhan. Kita membaca firman-Nya, berdoa kepada-Nya. Namun, ketika badai hidup datang—ketika kabar buruk muncul, pekerjaan terancam, relasi terguncang, atau masa depan terasa gelap—kita mudah goyah. Bukannya berpegang pada janji-Nya, kita justru lebih fokus pada ketakutan kita.
Yesus tidak menjanjikan langit selalu cerah. Tapi Dia berjanji bahwa Dia selalu beserta kita. Sama seperti Ia bangun dan menenangkan angin dan danau, demikian juga Dia sanggup menenangkan badai dalam hidup kita.
Percaya berarti tetap tenang walau angin kencang. Percaya berarti yakin bahwa Tuhan tidak tertidur dalam hidup kita. Percaya