Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

✨ Dikuatkan Menjadi Saksi-Nya

Lukas 24:36–53

“Kamu adalah saksi dari semuanya ini.”
(Lukas 24:48)


💭 Renungan

Dalam hidup, kesedihan dan pergumulan berat dapat membuat kita kehilangan arah dan makna. Pikiran terasa penuh, hati seperti lumpuh, dan harapan seakan pupus. Kita mungkin bertanya: Di mana Tuhan dalam semua ini? Murid-murid Yesus juga merasakan hal serupa setelah kematian Guru mereka di kayu salib.

Namun saat Kristus yang bangkit hadir di tengah mereka, suasana itu berubah. Mula-mula mereka tak percaya dan takut, bahkan mengira melihat hantu (ay. 37). Tapi Yesus tidak menegur dengan kemarahan. Ia menunjukkan luka-Nya, menyapa mereka dengan damai, bahkan meminta makanan untuk dimakan (ay. 39–43). Luka yang dulu menjadi tanda kekalahan, kini menjadi sumber kekuatan dan keyakinan.


🔥 Luka yang Menjadi Kuasa

Tindakan Yesus mengubah luka menjadi tanda kemenangan menunjukkan bahwa:

Luka yang diserahkan kepada Tuhan akan dipakai-Nya menjadi kesaksian.

Yesus tidak menghapus bekas luka-Nya—karena dari situlah para murid dikuatkan. Lalu, setelah membukakan pengertian mereka tentang Kitab Suci (ay. 45), Yesus memberi misi:

“Kamu adalah saksi dari semuanya ini.” (ay. 48)

Mereka yang semula takut, kini dipenuhi sukacita. Yang semula ragu, kini menjadi utusan. Inilah karya pemulihan Yesus: menguatkan yang lemah untuk bersaksi.


✝️ Untuk Kita Hari Ini

Apakah hari-hari ini Anda sedang bergumul? Apakah luka dan beban terasa tak tertanggungkan? Jangan menyerah. Yesus yang sama hadir juga hari ini. Ia tidak menuntut kita kuat, tetapi menawarkan kuasa-Nya untuk menguatkan dan mengutus kita.

Mari bersaksi bukan karena kita sudah sempurna, tetapi karena kita sudah disentuh dan dipulihkan oleh-Nya.


🙏 Doa Renungan

Ya Yesus, dalam luka dan kelemahanku, Engkau hadir.
Tunjukkan kepadaku kuasa kebangkitan-Mu yang mengubah duka menjadi kekuatan.
Bangkitkan kembali harapanku dan jadikan aku saksi-Mu,
yang hidup memuliakan nama-Mu.
Dalam nama-Mu yang bangkit dan mulia aku berdoa. Amin.

Share:

✋ Memaksakan Kehendak


“Masakan aku mengutuki yang tidak dikutuki Allah? Masakan aku mencela yang tidak dicela TUHAN?”
(Bilangan 23:8)


💭 Renungan

Setiap kita pasti memiliki kehendak—keinginan tentang masa depan, impian pribadi, bahkan hasrat yang kita pikir baik bagi diri sendiri atau orang lain. Tetapi kehendak manusia yang tidak dikendalikan sering menjadi bumerang, apalagi jika dipaksakan kepada Tuhan. Inilah yang dilakukan Balak, raja Moab.

Balak berambisi menghentikan Israel dengan cara rohani: meminta nabi Bileam untuk mengutuki umat Allah. Saat keinginan itu ditolak oleh firman Tuhan yang disampaikan lewat Bileam, Balak tidak menyerah. Ia mencoba berbagai cara, termasuk memindahkan lokasi penyampaian kutuk—berharap hasilnya berbeda. Namun, kehendak Allah tidak berubah: Israel diberkati, bukan dikutuk.


🔍 Refleksi

Balak adalah cermin kita ketika:

  • Kita tahu kehendak Tuhan, tapi tetap ngotot dengan keinginan pribadi.

  • Kita berpikir tempat, situasi, atau orang bisa memengaruhi keputusan Allah.

  • Kita mencari cara rohani untuk meyakinkan Tuhan melakukan kehendak kita, bukan sebaliknya.

Pemaksaan kehendak kepada Tuhan bukan hanya sia-sia, tapi juga menunjukkan ketidakpercayaan terhadap kebaikan dan kebijaksanaan-Nya.


✝️ Tunduk kepada Tuhan

Bileam, meskipun punya masa lalu yang kompromi, menunjukkan ketaatan dalam bagian ini. Ia berkata jujur: bahwa ia tidak bisa berbicara lebih dari apa yang difirmankan Allah. Bileam sadar bahwa berkat atau kutuk adalah hak Tuhan sepenuhnya, bukan alat manipulasi manusia.

Yesus Kristus pun menunjukkan teladan ketaatan yang sempurna saat berkata:

“Bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu yang jadi.” (Luk. 22:42)

Jika Tuhan yang Mahatahu telah berkehendak, maka sebagai ciptaan, peran kita adalah tunduk dan taat—di situlah kita menemukan damai sejati.


🙏 Doa Renungan

Ya Tuhan, ampunilah aku ketika aku bersikeras memaksakan kehendakku atas-Mu.
Ajarku percaya bahwa kehendak-Mu selalu yang terbaik.
Bentuk hatiku agar taat dan rendah hati,
serta tuntun aku agar berserah dalam rencana-Mu yang mulia.
Dalam nama Kristus Yesus, aku berdoa. Amin.

Share:

🪨 Dikuasai Kebebalan


“Apa yang akan difirmankan Allah ke dalam mulutku, itulah yang akan kukatakan.”
(Bilangan 22:38)

💭 Renungan

Kita hidup di dunia yang sering mendorong kita untuk menguasai, mengendalikan, bahkan memanipulasi. Tidak sedikit orang merasa bahwa uang, jabatan, atau relasi bisa dijadikan alat untuk mengatur segalanya—termasuk kehendak Tuhan. Padahal hidup bukan tentang memaksa rencana kita terjadi, melainkan tentang mengikuti kehendak-Nya dengan taat.

Inilah yang dilakukan oleh Balak, raja Moab. Ia berpikir bahwa dengan kekuasaan dan kekayaan, ia bisa mengendalikan seorang nabi Allah—Bileam—untuk mengutuki umat Israel. Ia melihat situasi sebagai sesuatu yang bisa ia atur sendiri demi mencapai tujuannya. Tapi rencananya tidak berjalan mulus.

Balak tidak tahu batas kekuasaannya. Ia mengira bisa memperalat Bileam, padahal Bileam justru telah ditegur keras oleh Allah dan kini hanya mau menyampaikan apa yang Allah perintahkan. Namun, Balak tetap keras kepala—dikuasai oleh kebebalannya sendiri.

🔍 Refleksi

Berapa sering kita bersikap seperti Balak?

  • Merasa Tuhan bisa kita kendalikan sesuai keinginan kita.

  • Mengabaikan peringatan-Nya demi memuaskan ambisi pribadi.

  • Memaksa situasi berjalan sesuai rencana kita, tanpa mencari kehendak Tuhan lebih dulu.

Kebebalan bukan hanya soal ketidaktahuan, tapi keengganan untuk tunduk. Dan bila kita terus hidup dalam kebebalan, maka kita sedang menjauh dari jalan berkat dan menuju kehancuran.

✝️ Tunduk pada Allah

Bileam menjadi contoh yang penting—meskipun awalnya tergoda oleh harta, namun akhirnya ia belajar untuk tunduk total pada perintah Allah. Ia tidak membiarkan diri dikuasai oleh Balak, karena ia sadar bahwa Allah melihat dan menimbang hati manusia.

Kristus memanggil kita untuk taat penuh, bukan setengah hati. Ketaatan itu dimulai dengan menyadari bahwa kita bukan penguasa hidup ini—Allah-lah pemilik dan pengatur segala sesuatu.

🙏 Doa Renungan

Tuhan, ampuni aku saat aku mencoba mengatur segalanya menurut kehendakku.
Aku ingin belajar taat seperti Bileam,
dan melepaskan setiap kebebalan dalam hatiku.
Arahkan aku kepada rencana-Mu yang sempurna,
agar hidupku memuliakan nama-Mu.
Dalam nama Kristus Yesus aku berdoa. Amin.

Share:

🙈 Ketidakpekaan Manusia

“Lalu TUHAN membuka mata Bileam, sehingga ia melihat malaikat TUHAN berdiri di jalan...”
(Bilangan 22:31a)

🌾 Renungan

Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah—dianugerahi akal budi untuk membedakan yang baik dan yang jahat. Namun, akal budi itu sering kita selewengkan. Kita menggunakannya bukan untuk mencari kebenaran, tetapi untuk membenarkan diri sendiri, menolak teguran, dan mengabaikan suara Tuhan.

Inilah yang terjadi pada Bileam. Ia sudah tahu kehendak Allah: jangan mengutuki umat Israel. Namun, karena tergoda oleh janji kekayaan dan kehormatan, ia tetap melangkah. Hatinya sudah tertutup oleh kepentingan pribadi, sampai-sampai seekor keledai harus menjadi penyelamat dan penyambung suara Allah.

Bileam memukul keledainya tiga kali—karena ia tidak peka terhadap maksud Allah. Ia tidak bisa melihat malaikat TUHAN yang berdiri menghadang, padahal sang keledai—makhluk yang lebih rendah darinya—bisa.

🪞 Refleksi

Apakah kita juga sedang memukul “keledai” dalam hidup kita?
Apakah kita sedang menolak teguran Tuhan karena kita tidak peka terhadap cara-Nya menegur kita?

Kadang teguran Tuhan datang lewat orang yang tidak kita harapkan—melalui anak kecil, rekan kerja, pasangan, bahkan kejadian yang tampaknya sepele. Tapi hati yang keras, angkuh, atau sibuk mengejar kepentingan pribadi, membuat kita buta secara rohani.

✝️ Terang dalam Kristus

Yesus datang untuk membuka mata orang buta—bukan hanya secara jasmani, tetapi juga mata hati dan mata iman. Ia ingin agar kita menjadi peka terhadap suara-Nya, kembali ke jalan-Nya, dan tidak terus-menerus menyelubungi diri dalam kesesatan yang dibenarkan oleh akal sendiri.

🙏 Doa Renungan

Tuhan, sering aku menolak teguran-Mu,
karena hatiku lebih memilih apa yang aku inginkan.
Bukakan mata hatiku, seperti Engkau membuka mata Bileam.
Buat aku peka terhadap cara-Mu menegur,
dan berikan kerendahan hati untuk kembali ke jalan-Mu.
Dalam nama Kristus Yesus, aku berdoa. Amin.

Share:

Pujian Kenaikan Tuhan & HUT GKKK Tepas 2025

Share:

🕊️ Jangan Menyelubungi Dosa

“Sesungguhnya, mereka telah menuruti nasihat Bileam, sehingga orang Israel berbuat khianat terhadap TUHAN…”
(Bilangan 31:16a)

🪞 Renungan

Dosa sering tidak datang dengan wajah yang menyeramkan. Ia pandai berdandan, lihai menyamar. Bahkan, ia bisa terlihat seperti “ketaatan”, seperti “doa”, seperti “permintaan petunjuk”. Tapi di balik topeng itu, tersembunyi ambisi, kepentingan pribadi, dan kecintaan akan dunia.

Begitulah Bileam.

Ia terlihat seperti sedang bertanya kepada Allah. Ia tampak taat. Tapi pada akhirnya, dia menawarkan strategi busuk kepada Moab: “Kalau tidak bisa mengutuki Israel secara langsung, jebak mereka lewat kenikmatan dan berhala.” (lih. Bil. 25 & 31:16)

Ia tidak mengutuki, tapi ia merusak dari dalam.

🔍 Refleksi Kehidupan

Bukankah kita pun kadang tergoda untuk menyembunyikan dosa di balik hal-hal rohani?

  • Kita “berdoa” tapi sebenarnya hanya ingin minta persetujuan Tuhan atas keinginan sendiri.

  • Kita “melayani” tapi hati penuh dengan iri, ambisi, atau haus pujian.

  • Kita berkata “demi kebaikan,” tapi sebenarnya hanya sedang menutupi kepentingan diri.

Seperti Bileam, kita bisa saja tampak taat, tapi sebenarnya sedang menyelubungi dosa.

✝️ Kabar Baik dalam Kristus

Yesus datang bukan hanya untuk mengampuni dosa, tetapi juga untuk membongkar selubung dosa yang sering kita banggakan. Ia memanggil kita untuk hidup dalam kebenaran, dan berkata:

“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”
(Matius 5:8)

Kita diajak untuk berani jujur—bukan hanya di hadapan orang lain, tetapi terlebih di hadapan Allah. Pengakuan adalah awal pemulihan. Ketika kita membuka selubung dosa, terang kasih Allah menyembuhkan dan memulihkan hidup kita.

🙏 Doa Renungan

Tuhan, aku datang dengan segala keterbatasan dan kelemahanku.
Kadang aku menyembunyikan dosa dengan alasan-alasan yang tampak rohani.
Ajar aku untuk jujur. Bukakan selubung hatiku.
Beri aku keberanian untuk menolak keinginan duniawi,
dan tuntun aku untuk hidup dalam ketaatan sejati.
Dalam nama Yesus, Sang Terang Kehidupan, aku berserah. Amin.

Share:

🌄 Teguh dan Kukuh

"Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: 'Jangan takut kepadanya, sebab Aku telah menyerahkannya ke dalam tanganmu...'"
(Bilangan 21:34)


📖 Renungan

Perjalanan bangsa Israel menuju Tanah Perjanjian bukanlah perjalanan yang mudah. Ada banyak hambatan dan ancaman yang membuat hati gentar. Salah satu ancaman itu datang dari Raja Og, penguasa Basan. Ia bukan hanya kuat, tapi juga siap tempur. Alkitab mencatat bahwa orang Israel gentar, namun Allah berkata, “Jangan takut.”

Dua kata ini mengubah segalanya.


💬 Refleksi Batin

Kita pun punya “Raja Og” dalam hidup kita.
Mungkin bukan raja, tapi berupa:

  • Kegagalan yang membuat putus asa

  • Tekanan hidup yang menguras tenaga

  • Tantangan yang terasa lebih besar dari kemampuan kita

Namun, di balik semua itu, Allah tetap berkata: “Jangan takut.”
Sebab kemenangan bukan ditentukan oleh besarnya masalah, tapi oleh siapa yang menyertai kita.


💡 Pelajaran Iman

  1. Strategi hidup yang baik lahir dari ketaatan.
    Musa tidak bertindak sembarangan, ia mendengarkan TUHAN. Demikian juga kita: keputusan hidup yang kita buat harus dimulai dari penyembahan dan mendengar suara TUHAN.

  2. Ketakutan bukanlah kegagalan, tetapi undangan untuk percaya.
    Israel takut, tetapi mereka tetap maju karena firman TUHAN menguatkan.

  3. Kemenangan sejati bukan karena kekuatan, tapi karena penyertaan Allah.
    Bangsa Israel menang karena TUHAN yang memimpin.


✝️ Dalam Terang Kristus

Yesus Kristus adalah pemimpin yang setia dalam perjalanan iman kita.
Ia menuntun kita menyeberangi ketakutan, menghadapi tantangan, dan mencapai Tanah Perjanjian baru—kerajaan kekal.

Iman yang teguh dan kukuh tidak muncul karena tidak ada masalah, tetapi karena kita menaruh percaya sepenuhnya kepada Kristus yang menyertai sampai akhir.


🙏 Doa Renungan

TUHAN, dalam setiap tantangan, ajar aku untuk tetap teguh dan kukuh.
Ketika hatiku mulai gentar, kuatkan aku dengan firman-Mu.
Pimpin aku menempuh jalan yang Engkau tunjukkan, dan ajar aku percaya,
bahwa kemenangan ada dalam tangan-Mu, bukan kekuatanku.
Di dalam nama Yesus, Pemimpin hidupku, aku berserah. Amin.

Share:

🌿 Meyakini Pimpinan TUHAN


“Lalu TUHAN, Allah Israel, menyerahkan Sihon dan seluruh rakyatnya ke dalam tangan Israel...” (Bilangan 21:24)


📖 Renungan

Hidup tak selalu berjalan sesuai rencana. Bangsa Israel pun mengalaminya.
Mereka tidak mencari peperangan, hanya meminta izin untuk lewat di wilayah orang Amori dengan damai. Tapi, penolakan datang — bahkan ancaman. Maka, Allah sendiri turun tangan.

Tuhan mengubah rencana yang ditolak menjadi kemenangan yang tak terduga.


💬 Refleksi bagi Kita

Berapa sering kita datang dengan niat baik, namun ditolak?
Berapa kali jalan yang terlihat damai justru menjadi jalan yang penuh tantangan?

Dalam kisah ini, kita melihat dua sisi dari pimpinan TUHAN:

  1. Tuhan melihat hati yang rendah hati dan niat damai.
    Israel tidak sombong, mereka tidak memaksa. Namun penolakan tetap datang.

  2. Tuhan tetap memimpin dan membela umat-Nya.
    Ketika jalan damai tertutup, bukan berarti Tuhan berhenti memimpin. Justru di situlah kuasa-Nya dinyatakan.


💡 Pelajaran Rohani

  • 🔍 Iman diuji bukan hanya ketika kita gagal, tetapi saat rencana baik kita ditolak.

  • 🛤️ Rencana Tuhan kadang membawa kita pada jalan memutar, tetapi selalu menuju janji-Nya.

  • 🙏 Doa bukan hanya permintaan, tapi penyerahan — menyerahkan arah hidup kita pada kehendak-Nya.

  • ✝️ Dalam Kristus, kita melihat wujud kepemimpinan Allah yang sejati. Ia menuntun hingga akhir, bahkan menaklukkan maut.


🙏 Doa Renungan

Ya TUHAN, pimpinlah jalanku ketika niat baikku ditolak.
Ajarku untuk tetap percaya bahwa setiap jalan yang Engkau izinkan, mengarah pada janji-Mu.
Mampukan aku untuk berserah, berjalan bersama-Mu dalam iman dan ketaatan.
Di dalam Kristus Yesus, aku bersandar. Amin.

Share:

🎵 Lagu Perjalanan Hidup

 
"Lagu Perjalanan Hidup" menggambarkan langkah hidup yang diarahkan dan dikuatkan oleh firman Tuhan.

“Maka bernyanyilah orang Israel: ‘Memancarlah air, nyanyikanlah nyanyian bagi air itu!’”
(Bilangan 21:17)

📖 Renungan

Pernahkah Anda memperhatikan anak-anak yang bernyanyi riang saat dalam perjalanan? Lagu-lagu itu bukan hanya pengisi waktu — seringkali, itu adalah cermin dari hati mereka: gembira, bebas, dan penuh harapan.

Bangsa Israel juga pernah menyanyikan lagu di tengah perjalanan mereka. Bukan di istana atau pesta, tapi di padang gurun, saat mereka berhenti di sebuah sumur yang disebut Be’er. Sumur itu mengingatkan mereka bahwa di tengah kegersangan, Tuhan tetap menyediakan air — kehidupan. Lalu, mereka menyanyikan pujian.

Menariknya, mereka membandingkan sumur yang digali oleh raja-raja lain dengan sumur yang disediakan TUHAN. Apa yang bagi dunia merupakan hasil kuasa manusia, bagi Israel adalah bukti pemeliharaan ilahi. Mereka tahu: tongkat kerajaan sejati adalah tangan TUHAN sendiri.


💬 Refleksi bagi Kita

Kita pun sedang dalam perjalanan — bukan di padang gurun, tetapi dalam dinamika kehidupan ini. Ada tantangan, keletihan, bahkan kehilangan arah. Tapi renungan hari ini mengajak kita berhenti sejenak, memandang ke belakang, dan menyanyikan syukur atas setiap pemeliharaan Tuhan.

Apakah kita masih memiliki lagu di tengah perjalanan?
Apakah kita bisa berkata: “Tuhan yang memelihara, Tuhan yang menyertai”?


💡 Pelajaran Rohani

  • 🎶 Lagu di tengah perjalanan adalah tanda iman. Lagu Israel muncul bukan setelah sampai di tujuan, tapi saat mereka masih di jalan.

  • 💧 Pemeliharaan Tuhan sering hadir dalam bentuk sederhana, seperti air di tengah gurun.

  • ✝️ Iman kita tumbuh saat kita belajar bersyukur di tengah perjalanan, bukan hanya ketika segala sesuatu selesai.

  • 🙌 Jangan lupa menyanyikan pujian — bahkan di tengah lelah, karena itulah kekuatan kita.


🙏 Doa Renungan

Tuhan, ajarku untuk tetap bernyanyi dalam perjalanan hidup ini.
Di saat jalanku terasa berat, biarlah hatiku tetap percaya.
Terima kasih untuk sumur air kehidupan yang Engkau sediakan di tengah kegersangan.
Dalam Yesus aku berjalan, dan kepada-Mu aku bersyukur. Amin.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.