“Lalu TUHAN membuka mata Bileam, sehingga ia melihat malaikat TUHAN berdiri di jalan...”
(Bilangan 22:31a)
🌾 Renungan
Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah—dianugerahi akal budi untuk membedakan yang baik dan yang jahat. Namun, akal budi itu sering kita selewengkan. Kita menggunakannya bukan untuk mencari kebenaran, tetapi untuk membenarkan diri sendiri, menolak teguran, dan mengabaikan suara Tuhan.
Inilah yang terjadi pada Bileam. Ia sudah tahu kehendak Allah: jangan mengutuki umat Israel. Namun, karena tergoda oleh janji kekayaan dan kehormatan, ia tetap melangkah. Hatinya sudah tertutup oleh kepentingan pribadi, sampai-sampai seekor keledai harus menjadi penyelamat dan penyambung suara Allah.
Bileam memukul keledainya tiga kali—karena ia tidak peka terhadap maksud Allah. Ia tidak bisa melihat malaikat TUHAN yang berdiri menghadang, padahal sang keledai—makhluk yang lebih rendah darinya—bisa.
🪞 Refleksi
Apakah kita juga sedang memukul “keledai” dalam hidup kita?
Apakah kita sedang menolak teguran Tuhan karena kita tidak peka terhadap cara-Nya menegur kita?
Kadang teguran Tuhan datang lewat orang yang tidak kita harapkan—melalui anak kecil, rekan kerja, pasangan, bahkan kejadian yang tampaknya sepele. Tapi hati yang keras, angkuh, atau sibuk mengejar kepentingan pribadi, membuat kita buta secara rohani.
✝️ Terang dalam Kristus
Yesus datang untuk membuka mata orang buta—bukan hanya secara jasmani, tetapi juga mata hati dan mata iman. Ia ingin agar kita menjadi peka terhadap suara-Nya, kembali ke jalan-Nya, dan tidak terus-menerus menyelubungi diri dalam kesesatan yang dibenarkan oleh akal sendiri.
🙏 Doa Renungan
Tuhan, sering aku menolak teguran-Mu,
karena hatiku lebih memilih apa yang aku inginkan.
Bukakan mata hatiku, seperti Engkau membuka mata Bileam.
Buat aku peka terhadap cara-Mu menegur,
dan berikan kerendahan hati untuk kembali ke jalan-Mu.
Dalam nama Kristus Yesus, aku berdoa. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar