Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

👨‍👩‍👧‍👦 Anggota Keluarga Allah

"Anggota Keluarga Allah" menegaskan lewat firman Tuhan bahwa setiap orang percaya diterima sebagai anak-Nya, hidup dalam kasih, iman, dan kebersamaan ilahi.

“Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”
Lukas 8:21

👀 Bangga Jadi Keluarga Terkenal

Bayangkan jika kamu punya kerabat seorang tokoh besar: presiden, artis, atau ilmuwan ternama. Tentu kamu akan merasa bangga, bahkan ingin dikenal sebagai bagian dari keluarganya.

Hal yang sama mungkin dirasakan oleh ibu dan saudara-saudara Yesus. Mereka ingin bertemu dengan-Nya di tengah kerumunan besar yang datang untuk mendengarkan ajaran-Nya (ay. 19–20).

Tapi respon Yesus mengejutkan. Ia tidak langsung menyambut mereka. Sebaliknya, Ia berkata bahwa keluarga-Nya yang sejati adalah siapa saja yang mendengar dan melakukan firman Allah (ay. 21).

📖 Keluarga Allah: Berdasarkan Ketaatan, Bukan Hubungan Darah

Yesus tidak merendahkan keluarga-Nya secara biologis. Ia justru sedang memperluas pengertian tentang siapa yang benar-benar dekat dengan-Nya.
Kedekatan dengan Yesus tidak otomatis terjadi karena status, latar belakang, atau tradisi — melainkan karena ketaatan.

Menjadi bagian dari keluarga Allah berarti:

  • Mendengar firman Tuhan dengan sungguh-sungguh

  • Melakukan firman itu dalam kehidupan nyata

  • Mengenal dan dikenal oleh Kristus secara pribadi

🧎 Kamu Termasuk Keluarga Allah Jika…

Tanda kamu adalah anggota keluarga Allah bukan sekadar karena kamu orang Kristen sejak lahir, atau aktif dalam kegiatan gereja, melainkan:

  • Kamu haus akan firman Tuhan

  • Kamu taat dan rela dibentuk oleh firman

  • Kamu hidup berjalan dalam kehendak-Nya

Kedekatan dengan Allah akan:

  • Membuat hidupmu dipenuhi ucapan syukur, bukan keluhan

  • Memberi damai dan arah di tengah dunia yang penuh kebingungan

  • Menjadi sumber sukacita sejati dan rasa bangga yang kekal

🙏 Doa Hari Ini

Tuhan, aku rindu menjadi bagian dari keluarga-Mu.
Ajarku untuk tidak hanya mendengar firman-Mu, tapi juga melakukannya dengan setia.
Lembutkan hatiku agar ketaatan menjadi gaya hidupku.
Terima kasih karena Engkau menyambut setiap orang yang datang dengan rendah hati dan taat.
Aku mau mengenal-Mu lebih dalam dan hidup sebagai anak-Mu yang sejati.
Amin.

Menjadi anggota keluarga Allah bukan soal status, tapi soal sikap hati.
Mereka yang mendengar dan melakukan firman-Nya, itulah yang sungguh dekat dan dikasihi oleh-Nya.

Apakah kamu sudah menjadi anggota keluarga Allah hari ini?

Share:

🔥 Haus akan Firman

"Haus akan Firman" mengajak kita merindukan firman Tuhan setiap hari, karena hanya melalui-Nya kita dipuaskan, dikuatkan, dan dibimbing dalam hidup.

“Karena tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.”
Lukas 8:17

💡 Firman Itu Terang

Yesus memberi perumpamaan tentang pelita. Semua orang tahu, pelita tidak disembunyikan di bawah tempat tidur, tapi ditaruh tinggi-tinggi agar menerangi seluruh ruangan. Terang itu membuka segala yang tersembunyi — dan itulah gambaran dari firman Tuhan.

Firman Tuhan bukan untuk disembunyikan, bukan untuk dipilih-pilih. Firman menyinari:

  • Dosa yang kita sembunyikan

  • Motif hati yang kita tutupi

  • Keinginan egois yang kita pertahankan

Terang menyakitkan bagi yang ingin tetap di dalam kegelapan. Tapi bagi yang rindu dipulihkan, firman adalah jalan keluar.

👂 Bagaimana Kita Mendengar Firman?

Yesus berkata, “Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar!” (ay.18).
Ini bukan soal banyaknya ayat yang kita dengar, tapi bagaimana kita menyikapinya.

  • Apakah kita mendengar dengan rendah hati atau dengan sikap merasa sudah tahu?

  • Apakah kita datang dengan hati yang lapar atau hanya ikut-ikutan saja?

  • Apakah kita bersedia dibentuk, atau malah membela dosa?

Yesus memperingatkan:
Siapa yang haus akan firman, akan diberi lebih banyak.
Tapi siapa yang acuh, yang ada padanya akan diambil.

✝️ Firman Menelanjangi Tapi Juga Memulihkan

Firman Tuhan itu seperti cermin yang menunjukkan siapa kita sebenarnya. Tapi bukan untuk mempermalukan, melainkan untuk memulihkan.
Firman Tuhan:

  • Menyatakan kesalahan

  • Memberi pengajaran

  • Menuntun pada pertobatan

  • Membentuk karakter Kristus dalam kita

(Bdk. 2 Timotius 3:16)

🧎 Refleksi Pribadi

  • Apakah saya masih haus akan firman Tuhan hari-hari ini?

  • Apakah saya datang kepada firman dengan hati yang terbuka atau penuh pembelaan diri?

  • Apakah saya mengizinkan firman menegur dan membentuk hidup saya?

🙏 Doa Hari Ini

Tuhan, aku rindu hidup dalam terang-Mu.
Jangan biarkan aku menjadi orang yang hanya tahu firman, tapi tidak mau berubah.
Lembutkan hatiku untuk menerima setiap teguran-Mu,
dan hauskanlah jiwaku akan kebenaran-Mu.
Biarlah terang firman-Mu menyinari setiap bagian hidupku,
dan menjadikanku terang di tengah dunia ini.
Amin.

Terang firman Tuhan tidak bisa disembunyikan.
Jika kita sungguh-sungguh haus akan firman, maka terang itu akan menyinari hidup kita, mengubahkan kita, dan memampukan kita untuk menjadi terang juga bagi orang lain.

Share:

🙏 Berdoa Terlebih Dahulu!

 

"Berdoa Terlebih Dahulu!" mengingatkan lewat firman Tuhan bahwa setiap langkah hidup harus dimulai dengan doa agar selaras dengan kehendak Allah.

“Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”
Lukas 8:15

🌱 Satu Benih, Empat Hasil

Yesus menyampaikan perumpamaan tentang seorang penabur yang menaburkan benih. Benih itu sama, tapi tanahnya berbeda — dan hasilnya juga berbeda.

  • Di pinggir jalan: diinjak dan dimakan burung.

  • Di tanah berbatu: tumbuh sebentar lalu layu.

  • Di semak duri: tumbuh, tapi akhirnya tercekik.

  • Di tanah yang baik: berbuah dengan kelimpahan.

Apa yang membedakan? Kondisi tanahnya. Dan Yesus menjelaskan: tanah itu melambangkan hati manusia.

🧠 Hati yang Siap Menerima Firman

Firman Tuhan bisa dibacakan, dikhotbahkan, atau dibagikan lewat media — tapi yang menentukan dampaknya adalah kesiapan hati kita.

Yesus tidak sedang bicara soal cerdas atau tidak. Ia berbicara soal sikap hati:

  • Apakah kita mau mendengar?

  • Apakah kita terbuka untuk ditegur?

  • Apakah kita rela dibentuk dan diubah?

🙏 Kenapa Harus Berdoa Dulu?

Karena doa mempersiapkan hati kita seperti petani menggemburkan tanahnya.

Tanpa doa, kita mudah:

  • Tergesa-gesa membaca tanpa merenungkan

  • Menghakimi orang lain tapi menolak introspeksi

  • Tahu banyak, tapi tidak taat

Doa bukan sekadar formalitas sebelum membaca Alkitab atau mendengar khotbah. Doa adalah pernyataan kerendahan hati: “Tuhan, tanpa Engkau aku tidak akan mengerti, apalagi berubah.”

✍️ Refleksi Pribadi

  • Apa kondisi hati saya saat ini?
    Apakah seperti jalanan keras, tanah dangkal, semak berduri, atau tanah yang subur?

  • Apakah saya memberi waktu untuk berdoa sebelum membaca atau mendengar firman?

  • Apakah saya lebih fokus pada pengetahuan atau pada ketaatan?

🙏 Doa Hari Ini

Tuhan, hari ini aku mau mendengar suara-Mu.
Lembutkanlah hatiku seperti tanah yang subur,
yang siap menerima firman-Mu.
Jauhkan aku dari kekhawatiran, kemunafikan, dan kebodohan rohani.
Biarlah firman-Mu bertumbuh, berakar, dan berbuah dalam hidupku.
Dalam nama Yesus, Sang Firman Hidup, aku berdoa. Amin.

Firman Tuhan tidak berubah — tapi hati kita bisa berubah.
Hari ini, sebelum membuka Alkitab atau mendengarkan khotbah,
mari kita berdoa terlebih dahulu.
Karena bukan banyaknya firman yang kita dengar yang mengubah hidup,
tetapi kesiapan hati kita untuk menerimanya dan menaati-Nya.

Share:

Pujian Ibadah Minggu 27 Juli 2025

Share:

✨ Tetap Menjadi Saksi

"Tetap Menjadi Saksi" menegaskan lewat firman Tuhan pentingnya setia memberitakan Injil, meski dalam tantangan, demi kemuliaan nama Kristus.

“Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.”
Kis. 28:31

🔥 Kesaksian yang Tak Terhentikan

Paulus adalah tahanan — secara hukum dan secara fisik. Ia disalahpahami, difitnah, dianiaya, dan akhirnya dikurung. Tetapi dari tempat kurungan itu, kesaksiannya justru makin bersinar.

Ia tidak menyalahkan keadaan. Ia tidak menyerah pada kelelahan. Justru, ia membuka rumahnya untuk siapa pun yang ingin mendengar Injil — dan ia memberitakan kabar baik dengan keberanian dan tanpa rintangan.

💡 Pelajaran Penting dari Paulus

  1. Kesaksian Tidak Bergantung pada Keadaan
    Paulus bisa saja diam dan merasa putus asa — tapi ia memilih tetap bersuara.
    ➤ Kita pun dipanggil untuk bersaksi, bukan ketika segalanya mudah,
    tetapi justru ketika tantangan datang.

  2. Kesaksian Tidak Harus Panggung Besar
    Paulus bersaksi bukan di forum publik, tapi di rumah sewanya sendiri.
    ➤ Kesaksian kita bisa terjadi di rumah, tempat kerja, pertemanan, bahkan media sosial.

  3. Kesaksian Bukan Soal Dihargai atau Tidak
    Banyak yang menolak Paulus. Tetapi ia tetap bersaksi, karena tujuannya bukan disukai,
    ➤ melainkan setia kepada Kristus yang telah menyelamatkannya.

✍️ Refleksi Pribadi

  • Apakah saya hanya berani bersaksi ketika situasi nyaman?

  • Apakah saya menggunakan keterbatasan sebagai alasan untuk diam?

  • Apakah saya menyadari bahwa Tuhan bisa memakai saya di tempat saya sekarang?

🙏 Doa Hari Ini

Tuhan, bentuklah aku menjadi saksi-Mu yang setia.
Berikan aku keberanian untuk menyatakan kasih dan kebenaran-Mu,
bukan hanya lewat kata, tetapi juga lewat sikap hidupku.
Biarlah hidupku, di manapun aku berada,
menjadi terang yang menunjukkan bahwa Yesus hidup dan berkuasa. Amin.


Perjalanan hidup kita tidak selalu ideal. Kadang sempit, kadang sunyi, kadang berat. Tetapi justru dalam ruang-ruang kecil dan masa-masa sulit, Tuhan ingin memakai kita untuk menyatakan kasih-Nya.

Jangan menunggu keadaan sempurna. Jangan menunggu dipahami semua orang.
Selama masih bisa bernapas, kita masih punya tugas: tetap menjadi saksi.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.