Pujian Ibadah GKKK Tepas | 30 November 2025
Dengan darah Anak Domba
Kumasuk dengan hati tulus
Menyembah Yang Maha Kuasa
Dengan darah Anak Domba
Kumasuk dengan hati tulus
Menyembah Yang Maha Kuasa
Kusembah—Mu
Kumenyembah—Mu
Kusembah—Mu
Kudus, Tuhan
S'bab nama—Mu kudus
Kudus, Tuhan
Kumasuk ruang Maha Kudus
Menyembah Yang Maha Kuasa
Kumenyembah—Mu
Kumenyembah—Mu
Kusembah—Mu
S'bab nama—Mu kudus
S'bab nama—Mu kudus
Kudus, Tuhan
Kumenyembah—Mu
Dan kumenyembah—Mu, yea yeah
Kusembah—Mu
S'bab nama—Mu kudus
Kudus, Tuhan
Kau kudus, Tuhan
S'bab nama—Mu kudus
Kudus, Tuhan
S'bab nama—Mu kudus
Kau b'rikan anakMu yang tunggal
Di saat aku percaya
Kasih menyelamatkanku
Tapi peny'lamat yang berkorban
Untuk diriku Kau tebusku
Kasih menyelamatkanku
Ingat kasihNya yang selalu ada
Kasih Yesus kasih Yesus bagiku
Ingat bilurNya yang sembuhkan lukaku
Ingat salibNya yang menebus aku
Kasih Yesus kasih Yesus bagiku
Kau b'rikan anakMu yang tunggal
Di saat aku percaya
Kasih menyelamatkanku
Tapi peny'lamat yang berkorban
Untuk diriku Kau tebusku
Kasih menyelamatkanku
Ingat kasihNya yang selalu ada
Kasih Yesus kasih Yesus bagiku
Ingat bilurNya yang sembuhkan lukaku
Ingat salibNya yang menebus aku
Kasih Yesus kasih Yesus bagiku
Lepaskan dari belenggu dosaku
DarahMu sucikanku
Hanya Yesus
Hanya Yesus
Lepaskan dari belenggu dosaku
DarahMu sucikanku
Hanya Yesus
Hanya Yesus
Ingat kasihNya yang selalu ada
Kasih Yesus kasih Yesus bagiku
Ingat bilurNya yang sembuhkan lukaku
Ingat salibNya yang menebus aku
Kasih Yesus kasih Yesus
Kasih Yesus kasih Yesus
Kasih Yesus kasih Yesus
Bagiku
Kasih Tuhan tetap abadi
Tak akan berubah, sampai selamanya
Ku tetap percaya
Ku yajin Tuhan melindungi
Burung di udara Tuhan pelihara
Karena kasih-Nya.
Selalu menjagaku
Sehelai di rambutku
Tak akan terjatuh tanpa seizin-Mu.
Selalu menjagaku
Dia mengenyangkanku dan peliharaku
Seumur hidupku
wo-wo oo hu wo-wo i-ye
Selalu menjagaku
Sehelai di rambutku
Tak akan terjatuh tanpa seizin-Mu
Selalu menjagaku
Dia mengenyangkanku dan peliharaku
Seumur hidupku
Seumur hidupku
ha-aa ha-ya
Mampukan ku melakukan yang Kau inginkan
Kau menggenggam tanganku
Ingin lebih mengenal pribadi-Mu
S'lalu melekat di hati-Mu
Firman-Mu, itulah dasar hidupku
Yang berdaulat atasku
Mampukan ku melakukan yang Kau inginkan (yang Kau inginkan)
Kau menggenggam tanganku
Ingin lebih mengenal pribadi-Mu
S'lalu melekat di hati-Mu (di hati-Mu)
Firman-Mu, itulah dasar hidupku
Yang berdaulat atas
S'lalu melekat di hati-Mu (di hati-Mu)
Firman-Mu, itulah dasar hidupku
Yang berdaulat atasku
Tak mau ku terpisahkan dari-Mu
Aku tak bisa apa-apa tanpa-Mu
Ooh-uu-ooh
Bawaku lebih dekat, lebih dalam lagi, huu-hoo-hoo
S'lalu melekat di hati-Mu (di hati-Mu)
Firman-Mu, itulah dasar hidupku
Yang berdaulat atas
S'lalu melekat di hati-Mu (di hati-Mu)
Firman-Mu, itulah dasar hidupku
Yang berdaulat atasku
Yang berdaulat atasku
Diberkatilah anak cucu kita di mana-mana
Tuhan mengubah miskin dan menjadikan kaya
Dia merendahkan dan meninggikan juga
Anak cucunya pasti tidak akan meminta-minta
Karna Allah menggenapi firmanNya
Tiada yang mustahil bagi orang percaya
Diberkatilah anak cucu kita di mana-mana
Tuhan mengubah miskin dan menjadikan kaya
Dia merendahkan dan meninggikan juga
Anak cucunya pasti tidak akan meminta-minta
Karna Allah menggenapi firmanNya
Tiada yang mustahil bagi orang percaya
Renungan Harian : Berhala Adalah Jerat Bagimu
Tuhan memilih Israel sebagai umat kesayangan-Nya bukan karena jumlah mereka besar, tetapi karena kasih setia-Nya dan janji-Nya kepada para leluhur. Ia memberkati mereka, memperbanyak keturunan, dan menuntun mereka menghadapi bangsa-bangsa yang lebih kuat. Namun kenyataannya, bangsa itu sangat mudah menyimpang dan terjerat pada ilah-ilah lain.
Tuhan tahu betapa cepatnya hati manusia berubah. Karena itu Ia memerintahkan Israel untuk menghancurkan seluruh bentuk penyembahan berhala—mazbah, tugu, tiang berhala, bahkan patung-patungnya. Bukan karena Tuhan kejam, tetapi karena berhala adalah jerat yang menyesatkan hati dan memalingkan manusia dari Sang Sumber Hidup.
Di hadapan Tuhan, penyembahan berhala adalah kekejian. Hati yang terbagi membuat manusia tidak dapat hidup dalam berkat dan penyertaan-Nya. Tuhan adalah Allah yang cemburu, bukan karena Ia rapuh, tetapi karena Ia mengasihi kita dan tahu bahwa semua berhala pada akhirnya akan membinasakan kita.
Hari ini Tuhan mengingatkan kita: apa pun yang membuat kita menjauh dari-Nya—entah pekerjaan, ambisi, uang, hubungan, atau kebiasaan—itu adalah berhala yang harus dihancurkan total. Jangan beri celah sekecil apa pun. Sebab sekecil apa pun celah, itu bisa menjadi jerat yang besar.
Pujian Ibadah GKKK Tepas | 16 November 2025
Sujud Dan Terima
Kasih
Kasih Tuhan sungguh mulia
Tulus dan sempurna mengasihiku
Pengorbanan di Kalvari
Sungguh berharga Kau tebus dosaku
Terpujilah Tuhan Yesus
Ditinggikan diatas pujian
Ho dari dalam lubuk hatiku
Kusujud dan bert'rima kasih
Kasih Tuhan tak bersyarat
Tak seperti cinta yang ada di dunia
S'lalu memb'ri lebih dari yang layak kuterima di hidupku
Terpujilah Tuhan Yesus
Ditinggikan diatas pujian
Dari dalam lubuk hatiku
Kusujud dan bert'rima kasih
Terpujilah Tuhan Yesus
Ditinggikan diatas pujian
Ho dari dalam lubuk hatiku
Kusujud dan bert'rima kasih
Salib-Mu kemenanganku
Bilur-Mu kesembuhanku
Salib-Mu kemenanganku
Bilur-Mu kesembuhanku
Terpujilah Tuhan Yesus
Ditinggikan diatas pujian
Dari dalam lubuk hatiku
Kusujud dan bert'rima kasih
Terpujilah Tuhan Yesus
Ditinggikan diatas sgalanya
Dari dalam lubuk hatiku
Kusujud dan bert'rima kasih
Dari dalam lubuk hatiku
Kusujud dan bert'rima kasih
Ada
Satu Sobatku
Ada satu sobatku yang setia
Tak pernah Dia tinggalkan diriku
Di waktu aku susah, waktu ku sendirian
Dia s'lalu menemani diriku
Nama-Nya Yesus, nama-Nya Yesus
Nama Yesus yang menghibur hatiku
Nama-Nya Yesus, nama-Nya Yesus
Nama Yesus yang menghibur hatiku
Ada satu sobatku yang setia
Tak pernah Dia tinggalkan diriku
Di waktu aku susah, waktu ku sendirian
Dia s'lalu menemani diriku
Nama-Nya Yesus, nama-Nya Yesus
Nama Yesus yang menghibur hatiku
Nama-Nya Yesus, nama-Nya Yesus
Nama Yesus yang menghibur hatiku
Penolong Yang
Setia
Saat kuberjalan
Kasih-Mu menerangi langkahku
Tak kutakut, tak kubimbang
Kar'na kutahu Kau bersamaku
Kau lebih tahu yang terbaik bagiku
Kau lebih sanggup pulihkan hidupku
Kuberserah, kupercaya
Hanya Yesus penolong yang setia
Saat kuberjalan
Kasih-Mu menerangi langkahku
Tak kutakut, tak kubimbang
Kar'na kutahu Kau bersamaku
Kau lebih tahu yang terbaik bagiku
Kau lebih sanggup pulihkan hidupku
Kuberserah, kupercaya
Hanya Yesus penolong yang setia
Penolongku yang setia
Kau lebih tahu yang terbaik bagiku
Kau lebih sanggup pulihkan hidupku
Kuberserah, kupercaya
Hanya Yesus penolong yang setia
Hanya Yesus penolong yang setia
Ajarku Mengerti
Ajarku mengerti
Segala rencana—Mu
Ajarku berserah
Hanya pada—Mu
Pimpinlah jalanku
Dalam terang firman—Mu
Ajarku berharap
Hanya pada—Mu
Bapaku ajaib
S'gala rancangan—Mu
Tuhan, ku heran
Perbuatan—Mu
Engkau sanggup mengadakan
Segala yang kuperlukan
Menurut kehendak—Mu
Terjadilah
Bapaku ajaib
S'gala rancangan—Mu
Tuhan, ku heran
Perbuatan—Mu, oh—uh
Engkau sanggup mengadakan
Segala yang kuperlukan
Menurut kehendak—Mu
Terjadilah, oh
Ajarku mengerti
Segala rencana—Mu
Ajarku berserah
Hanya pada—Mu (pimpinlah)
Pimpinlah jalanku
Dalam terang firman—Mu
Ajarku berharap
Hanya pada—Mu
Ajarku berharap
Hanya pada—Mu
Gusti Nggendong Aku
Kadang
aku ra ngerti
Opo
rencanane Gusti
Ning
aku percoyo
Manis
endinge
Gusti
wis ngatur dalane
Aku
tansah kelingan
Nalikane
aku susah
Aku
ra dewean
Ngadepi
kenyataan
Gusti
paring pitulungan
Puji
Gusti aku diberkahi
Mulo
biyen tekane saiki
Masio
tanpo iso
Mbales
katresnan-Ne
Kejobo
mung memuji asma-Ne
Maturnuwun
aku ditresnani
Tanpo
watesan rino lan wengi
Nganti
putih rambutku
Lan
ilang kekuatanku
Gusti
nggendong aku
🕊️ Renungan Harian: Menepati Janji
Ulangan 3:12-22
Ada kisah yang begitu mengharukan tentang kesetiaan dalam perjalanan bangsa Israel menuju Tanah Perjanjian. Suku Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye telah mencapai tujuan awal mereka. Di tepi timur Sungai Yordan, di tanah yang subur, mereka menemukan kenyamanan yang mereka idamkan. Mereka telah menerima warisan mereka (ay. 12-13).
Bayangkanlah: Di satu sisi, ada ketenangan, keluarga, dan ternak yang aman di padang rumput mereka. Di sisi lain, saudara-saudara mereka di seberang Yordan masih harus berjuang, berdarah, dan berperang untuk mendapatkan bagian mereka. Secara naluriah, sangatlah mudah untuk menetap dan berkata, "Bagian kami sudah selesai."
Namun, di sinilah keindahan Integritas Rohani terpancar. Mereka ingat betul janji yang pernah mereka ikrarkan di hadapan Musa dan, yang terpenting, di hadapan TUHAN. Mereka berjanji akan menjadi barisan terdepan, membantu saudara-saudara mereka sampai setiap suku mendapatkan milik pusakanya (ay. 18-20; bdk. Bil. 32:16-23).
💔 Ketika Kenyamanan Menggoda Kesetiaan
Kisah ini adalah cermin bagi jiwa kita. Betapa seringnya kita membuat janji yang tulus—janji saat kita sedang dalam kesulitan, saat kita membutuhkan pertolongan-Nya, atau saat kita dipenuhi semangat yang menyala-nyala.
Namun, begitu berkat tiba, begitu kita menemukan 'tanah' kenyamanan kita—pekerjaan mapan, hubungan yang stabil, kesehatan pulih—godaan untuk melupakan janji itu menjadi begitu kuat. Kita bisa saja memilih untuk menikmati hasil, menutup mata terhadap kebutuhan saudara seiman, atau menarik diri dari medan pelayanan yang dulu kita rindukan.
Suku-suku ini mengajarkan kita sebuah kebenaran mendalam: Kenyamanan sejati tidak didapatkan dengan meninggalkan janji, melainkan dengan menunaikannya. Mereka peduli. Mereka ingat. Mereka memilih kesulitan di tengah pertempuran demi memenuhi janji, alih-alih menikmati kesenangan di tengah damai. Mereka menempatkan kesatuan dan kehendak Tuhan di atas kepentingan pribadi.
🛐 Panggilan untuk Merespons
Saudaraku, mari kita renungkan di hadapan-Nya:
Apakah hari ini ada janji yang masih "tergantung" di hadapan Tuhan? Mungkin janji untuk mengampuni seseorang, untuk setia dalam persepuluhan, untuk menggunakan talenta Anda dalam pelayanan gereja, atau bahkan janji paling mendasar: mempersembahkan seluruh hidup Anda sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan (Roma 12:1).
Apakah Anda membiarkan "tanah kenyamanan" pribadi Anda menghalangi Anda untuk membantu saudara-saudara Anda yang masih berjuang? (Ayat 18: maju berperang membantu saudara-saudara mereka).
Ingatlah: Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang memegang janji-Nya dengan sempurna (Yosua 21:45). Ia ingat setiap perkataan yang pernah kita ucapkan di hadapan-Nya, dan Ia menantikan kita untuk bertumbuh dalam karakter dan integritas, mencerminkan kesetiaan-Nya sendiri.
Jangan biarkan kenyamanan merampas kemuliaan kesetiaan Anda. Mari kita ambil langkah iman hari ini.
Ajakan dan Doa Pribadi
Tantangan Iman: Sebutkan (dalam hati atau tuliskan) satu janji kepada Tuhan yang sudah lama tertunda. Ambil tindakan nyata hari ini, sekecil apa pun, untuk mulai menunaikannya.
Doa: "Tuhan Yesus, ampuni hamba jika kenyamanan telah membuatku lupa akan janji-janjiku kepada-Mu. Berikanlah aku hati yang peduli dan roh yang gagah perkasa seperti suku-suku itu, agar aku tidak hanya mencari milik pusakaku sendiri, tetapi juga berjuang bersama saudara-saudaraku. Mampukan aku untuk menunaikan setiap janji, besar maupun kecil, sebagai bukti syukur dan kasihku kepada-Mu. Amin."













