Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

JANGAN MALAS, JADILAH ORANG YANG RAJIN !

Amsal 10

"Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya."  Amsal 10:4

Adakah kita menemukan orang yang malas dan lamban berhasil dalam hidupnya?  Mustahil bila ada.  Alkitab jelas menyatakan bahwa  "Tangan yang lamban membuat miskin,..."  Tidak hanya itu,  "Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar."  (Amsal 19:15), bahkan Alkitab mengkategorikan orang yang malas sebagai perusak.  Tertulis:  "Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara si perusak."  (Amsal 18:9).  Di mana pun berada, baik itu di kantor, di sekolah, di rumah, di gereja atau pelayanan, seorang pemalas hanya akan menjadi pengganggu atau perusak bagi yang lain.  Itulah sebabnya firman Tuhan menasihatkan agar kita mau belajar dari kebiasaan semut.  "...pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:  biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panewn.  Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring?  Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?  'Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk berbaring' - maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekuarangn seperti orang bersenjata."  (Amsal 6:6-11).
     Seorang pemalas biasanya suka menunda-nunda pekerjaan atau tugas sehingga pekerjaannya kian menumpuk.  Prinsip mereka:  "Besok masih ada waktu, sekarang santai dulu saja!"  Orang yang lamban dan pemalas selalu menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang ada seperti yang diperbuat oleh orang yang menerima satu talenta, sehingga tuannya menjadi sangat marah:  "Hai kamu, hamba yang jahat dan malas,...Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap.  Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."  (Matius 25:26, 30).  Jadi kemalasan dapat dikategorikan sebagai kejahatan.  Langkah untuk mengalahkan kemalasan adalah keharusan hidup disiplin dan bekerja lebih keras lagi.
     Kerja keras adalah faktor penting penentu keberhasilan!  Maka belajarlah menggunakan waktu sebaik mungkin, jangan lagi menunda-nunda mengerjakan tugas yang ada supaya tidak semakin menumpuk.  Kemalasan dan kelambanan hanya akan membawa kita kepada kegagalan.amin
Share:

Kencan Dengan Tuhan

Amsal 21:13 
Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.” 

Melakukan sesuatu untuk menolong orang lemah bukanlah perkara mudah. Kesulitan itu sebenarnya tidak terletak pada kemampuan jasmani, apalagi untuk orang yang memunyai banyak harta benda. Kesulitan itu terletak pada motivasi untuk menolong, sebab menolong orang lemah, kecil kemungkinan untuk mendapatkan balas jasa darinya. Inilah yang membuat seseorang tergoda untuk terus mengabaikan orang lemah. Ingatlah, Allah yang empunya mereka adalah Allah yang sama yang mengizinkan kita memiliki harta benda. Jika kita tidak memerhatikan orang lemah, suatu ketika saat kita mengalami hal yang sama dengan mereka, maka Allah tidak akan menolong kita, seperti tertulis dalam Amsal 21:13: “Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.” Oleh sebab itu, sekalipun motivasi kita bukan untuk mendapat upah dari Allah, memerhatikan orang lemah merupakan tanggung jawab kita sebagai anak-anak Tuhan yang sudah lebih dulu ditolong oleh Allah. Mari kita lihat di sekitar kita, siapa yang dapat kita tolong. Tuhan memberkati. Doa: Yesus, penuhilah aku dengan roh belas kasihMu, agar aku dapat tergerak untuk melakukan suatu tindakan untuk menolong mereka yang lemah dan menderita sebagaimana Engkau telah lebih dulu mengasihi dan menolong aku. Yesus, jadikanlah hatiku seperti hatiMu. Amin.
Share:

Kasih Meskipun

Roma 5:5 
 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Dalam berbagai kesempatan dialog dengan orang yang tidak percaya, mereka menuduh Yesus Kristus menyuruh membenci keluarga untuk dapat menjadi pengikut-Nya (Luk 14:26).Tuduhan itu tidak masuk akal karena Yesus memerintahkan mengasihi semua orang bahkan musuh sekalipun.
Roh Kudus telah dikaruniakan kepada kita ketika kita memercayakan diri kita sepenuhnya kepada Yesus Kristus. Roh Kudus itu mencurahkan kasih Allah dalam  hati kita sehingga kita semakin mengenal kasih itu ketika kita dengan sepenuh hati dan dengan segenap kekuatan melakukan segala perintah Kristus dengan dipimpin oleh Roh Kudus. Kasih itu yang mendorong Kristus mati untuk kita ketika kita masih seteru Allah, itu luar biasa. Kasih Kristus yang dicurahkan Roh dalam hati kita itu memampukan kita bahkan bermegah dalam kesengsaraan kita. Kualitas kasih yang dahsyat itu membuat kasih manusiawi lainnya termasuk kepada keluarga hanya seperti kebencian saja. Kasih Kristus itu yang memampukan banyak saudara “murtadin” (orang Islam yang menjadi Kristen) yang dibenci oleh keluarganya tetap mengasihi mereka dengan kasih agape, kasih “meskipun”. Di beberapa negara fanatik, ada di antara mereka yang sampai dibunuh keluarganya sendiri karena menjadi “murtadin”, tetapi sampai nafas terakhir pun mereka tetap mengasihi keluarganya dengan kasih Kristus yang ketika di salib berkata: “Ya Bapa. ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.
Kiranya kasih kita terus bertumbuh menjadi serupa dengan kasih Kristus.
Amin.
Share:

Kemerdekaan Sejati

Baca: Yohanes 8:30-36

"Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." Yohanes 8:36

Merdeka! Merdeka! Merdeka! Pekik kemerdekaan bergema di seluruh persada negeri tercinta Indonesia. Hari in kita memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan negera kita yang ke 65. Merdeka berarti bebas; bebas menentukan nasib bangsa sendiri tanpa adanya tekanan dari pihak lain, terlepas dari penjajahan bangsa asing. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengucap syukur kepada Tuhan, akrena tanpa pertolongan dan campur tanganNya mustahil kita bisa meraih dan menikmati kemerdekaan. Pertanyaannya sekarang: sudahkah kita benar-benar menikmati kemerdekaan sejati? Secara lahiriah kita memang telah terbebas dari perbudakan dan penjajahan bangsa lain. namun dalam hal rohani, apakah kita sudah benar-benar merdeka atau masih berada dalam 'kolonialisme' yang lain?
Sebagai orang percaya kita patut bersyukur, oleh pengorbanan Kristus di atas kayu salib kita beroleh pengampunan dosa dan "...dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran." (Roma 6:18); kita tidak lagi menjadi hamba (budak) dosa, melainkan menjadi hamba kebenaran. Jadi "...Kristus telah memerdekakan kita." (Galatia 5:1). Pengampunan dari Kristus ini merupakan kuasa yang memerdekakan kita secara menyeluruh, yang memungkinkan kita memiliki hidup berkemenangan dalam semua aspek hidup ini. Sayang, masih banyak orang Kristen terbelenggu dan diperbudak kuasa-kuasa lain, masih berada di bawah tipu daya iblis dan dunia ini: dikuasai roh dendam, sakit hati, kebencian, tamak akan uang, tradisi, okultisme dan lain-lain. Kita hidup tidak sebagaimana seharusnya dikehendaki Tuhan. Kita yang telah dimerdekakan Kristus dari kuasa dosa dimaksudkan agar mengisi kemerdekaan itu dengan kehidupan yang benar dan berkenan kepada tuhan, yang menghasilkan buah bagi kemuliaan namaNya. Namun kemerdekaan itu justru kita salah gunakan sebagai kesempatan melakukan dosa.
Ingatlah satu hal ini: kemerdekaan dari Kristus bukan sekedar melepaskan kita dari dosa, tetapi untuk memulihkan tujuan semua Allah menciptakan kita yaitu supaya kita hidup dalam kebenaran sehingga menjadi serupa dan segambar dengan Dia.

Tinggal dalam kebenaranNya itulah yang memerdekakan kita dari segala belenggu! Amin
Share:

HIDUP MENURUT DAGING ATAU ROH?

Roma 8:13 (TB) "Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup"
Rum 8:13 (JAWA81)  Sabab yen uripmu nuruti daging, kowe mesthi padha mati; nanging yen kowe mateni hawaning raga marga dening Roh, kowe bakal padha urip.
Hidup adalah pilihan. Kita yang menentukan. Kita mau hidup menurut daging atau Roh terserah. Setiap pilihan punya konsekuensi. Jika memilih hidup menurut daging makan akhir hidup kita akan menuju kematian yang kekal. Jika memilih hidup menurut Roh, maka kita akan menuju hidup yang kekal. 

Mungkin kita bingung mau pilih mana. Sebelum menentukan mana yang hendak dipilih ada baiknya kita mempelajari hidup menurut daging dan Roh. 

Pertama, hidup menurut daging. Hidup menurut daging lebih gampang dan mudah dilaksanakan daripada hidup menurut Roh Allah. Hal ini disebabkan karena keinginan daging lebih nikmat di bumi dibandingkan keinginan Roh. Manusia juga masih hidup dalam daging dan masih banyak godaan dan cobaan yang menyangkut hal-hal daging. Tabiat-tabiat daging (dosa) sudah ada di dalam diri manusia sehingga hal itu yang menyebabkan orang percaya sulit untuk  hidup menurut Roh Allah. 

Hidup menurut daging berarti memikirkan hal-hal yang dari daging (Rm. 8:5). misalnya materi, kekayaan, kekuasaan dan lain sebagainya. Dalam Galatia 5:19-21 berkata keinginan daging adalah percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, pencideraan. Semuanya keinginan daging ini mengarah kepada maut yaitu kematian yang bersifat kekal (Rm. 8:6). Keinginan daging adalah perseteruan dengan Allah karena ia tidak takluk kepada hukum Allah (Rm. 8:7). Perseteruan artinya perlawanan dengan hukum Allah. Keinginan daging ini tidak berhubungan dengan hukumnya Allah. Hidup dalam hukum Allah adalah kekal sedangkan hidup dalam daging adalah kematian (Rm. 8:13). 

Kedua,  hidup menurut Roh Allah. Hidup menurut Roh Allah artinya Roh memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus Yesus dari hukum dosa dan hukum maut (Rm. 8:2). Dosa pada dasarnya membuat manusia akhirnya mengalami kematian namun akhirnya Roh Allah itu menghidupkan kehidupan manusia dan melepaskan dari setiap belenggu-belengu dosa dan kematian. Roh Allah yang diam di dalam diri seseorang akan menghidupkan juga tubuh mereka yang fana (Rm. 8:11).  Manusia yang sudah hidup dalam Roh Allah pasti mereka memikirkan hal-hal yang dari Roh (Rm. 8:5) yaitu;  kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Gal. 5: 22-26).Keinginan-keinginan yang muncul di dalam diri seseorang  yang mengalami Roh Allah adalah hidup dan damai sejahtera (Rm. 8:6). Roh Allah (Kristus) merupakan salah satu bukti mereka  milik Kristus. Jika orang tidak memiliki Roh Kristus maka ia bukan milik Kristus yang nyata (Rm. 8:9). Jika seseorang ingin hidup menurut Roh lebih lagi maka mereka harus mematikan perbuatan-perbuatan daging (Rm. 8:13). Gelar sebagai anak Allah diberikan kepada orang-orang yang dipimpin oleh Roh Allah (Rm. 8:14). Roh Allah menjadikan mereka anak Allah (Rm. 8:15). Setiap orang yang hidup dalam Roh Allah, mereka selalu berseru kepada Allah dan mereka pasti mengatakan Ya, Abba, Ya Bapa! (Rm. 8:15). Anak-anak Allah yang dipimpin oleh Roh Allah, mereka bersaksi bersama-sama dengan roh mereka bahwa mereka adalah anak-anak Allah. Anak-anak Allah adalah ahli waris kerajaan Allah yang berhak menerima janji-janji Allah (Rm. 8:7)

Jika kita perhatikan kata “akan” yang terdapat pada nas hari ini, maka kita akan menemukan sebuah proses.Keputusan kita untuk hidup menurut daging tidak akan langsung membuat kita mati, tetapi perlahan-tapi-pasti hidup kita akan semakin jauh dari Tuhan dan pada akhirnya kita mengakhiri hidup kita dengan banyak air mata. Sebaliknya, ketika kita memutuskan hidup menurut Firman Tuhan, tidak serta merta
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.