Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar: Yohanes 2
Tampilkan postingan dengan label Yohanes 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yohanes 2. Tampilkan semua postingan

Renungan Harian " Bait Allah yang Baru "

Yesus adalah Bait Allah yang baru dan jalan menuju hadirat Allah
Bait Allah yang Baru

Bait Allah seharusnya menjadi ruang perjumpaan—tempat manusia datang dengan doa, kerinduan, dan penyembahan. Namun, ketika Yesus memasuki halaman Bait Allah, Ia tidak menemukan keheningan doa. Yang terdengar justru hiruk-pikuk transaksi. Rumah Bapa telah berubah menjadi pasar.

Yesus marah. Bukan karena perdagangan itu sendiri, melainkan karena hati manusia telah bergeser. Ibadah kehilangan arah. Relasi dengan Allah digantikan oleh kepentingan dan rutinitas. Dengan tegas Yesus berkata, “Jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.”

Melalui tindakan ini, Yesus menyatakan sesuatu yang lebih dalam. Ia sedang memperkenalkan makna baru tentang Bait Allah. Bukan lagi bangunan batu, bukan sekadar ritual, melainkan diri-Nya sendiri. Tubuh-Nya menjadi Bait Allah yang baru—tempat Allah berdiam dan manusia diperdamaikan dengan-Nya.

Melalui kematian dan kebangkitan Yesus, semua tembok pemisah runtuh. Tidak ada lagi jarak antara Allah dan manusia. Tidak ada syarat budaya, status, atau latar belakang. Siapa pun yang percaya kepada-Nya boleh datang dengan bebas ke hadirat Allah.

Renungan ini menantang kita untuk bertanya: bagaimana keadaan “bait” dalam hidup kita? Apakah hati kita masih menjadi tempat doa, atau telah dipenuhi kesibukan dan kepentingan lain? Apakah gereja dan komunitas kita sungguh terbuka, menjadi ruang kasih bagi siapa pun yang rindu akan kebenaran?

Yesus telah membuka jalan. Kini kita dipanggil untuk menjaga hati, hidup, dan komunitas kita agar tetap menjadi rumah Allah—tempat kasih, penerimaan, dan pemulihan dinyatakan.

Doa
Tuhan Yesus, Engkaulah Bait Allah yang hidup. Sucikan hati kami dari segala hal yang menggeser Engkau dari pusat hidup kami. Jadikan hidup dan komunitas kami rumah doa yang memuliakan nama-Mu dan terbuka bagi semua orang. Amin.
Share:

Renungan Harian " Berkat dan Sukacita Mesianik "

Yesus mengubah air menjadi anggur sebagai lambang sukacita sejati
 
Yesus, Sumber Sukacita Sejati
Di pesta pernikahan Kana, sukacita hampir berakhir. Anggur habis. Kehormatan terancam. Apa yang seharusnya menjadi perayaan berubah menjadi kecemasan. Dalam tradisi Yahudi, anggur adalah lambang berkat dan kebahagiaan. Tanpanya, pesta terasa hampa.

Maria datang kepada Yesus, bukan dengan jawaban, melainkan dengan iman. Ia percaya, di tengah kekurangan, Yesus sanggup bertindak. Yesus pun memerintahkan air diisi ke dalam tempayan, dan air itu diubah menjadi anggur terbaik—bukan sekadar cukup, tetapi berlimpah.

Mukjizat ini lebih dari sebuah keajaiban. Inilah tanda: Yesus adalah Mesias, sumber sukacita sejati. Ia mengubah yang biasa menjadi luar biasa, yang kosong menjadi penuh, dan yang memalukan menjadi kemuliaan. Di dalam Dia, janji pemulihan Allah dinyatakan.

Sering kali hidup kita seperti pesta yang kehabisan anggur. Sukacita memudar, harapan melemah, dan hati lelah menanggung beban. Namun, kisah Kana mengingatkan kita: Yesus hadir justru di saat kekurangan terasa paling nyata.

Datanglah kepada-Nya. Serahkan “air” kehidupanmu—segala kekecewaan, air mata, dan ketidakberdayaan. Percayalah, Ia sanggup mengubahnya menjadi “anggur” sukacita yang baru. Sukacita yang lahir dari hadirat-Nya tak tergoncang oleh keadaan.

Doa
Tuhan Yesus, ketika sukacita kami habis dan hati kami letih, kami datang kepada-Mu. Ubahlah air kehidupan kami menjadi anggur sukacita yang baru. Ajari kami percaya dan taat, agar hidup kami memuliakan nama-Mu. Amin.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.