Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar: Renungan Ulangan 29
Tampilkan postingan dengan label Renungan Ulangan 29. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Renungan Ulangan 29. Tampilkan semua postingan

Renungan Harian " Hidup dalam Perjanjian "

Ilustrasi perjanjian dan kesetiaan Tuhan melalui simbol tangan yang memegang erat di padang gurun.
 
Bukan Sekadar Janji, Tapi Penyerahan Hati

Pernahkah kita menoleh ke belakang dan menyadari bahwa setiap jengkal langkah kaki kita sebenarnya adalah jejak pemeliharaan Tuhan?

Dalam Ulangan 29, Musa membawa bangsa Israel ke sebuah "ruang hening" sebelum mereka melangkah lebih jauh. Ia mengingatkan mereka tentang 40 tahun di padang gurun—masa di mana kasut mereka tidak rusak dan pakaian mereka tidak hancur. Bukan karena mereka kuat, tapi karena ada pribadi yang berdaulat yang menuntun mereka.

Dipanggil untuk Berdiri di Hadapan-Nya

Hal yang paling menyentuh dari bab ini adalah betapa "inklusifnya" panggilan Tuhan. Dia tidak hanya memanggil para pemimpin atau imam besar. Dia memanggil semua orang: laki-laki, perempuan, anak-anak, bahkan hingga tukang belah kayu dan penimba air.

Di hadapan Tuhan, status sosial kita luruh. Kita semua berdiri di level yang sama—sebagai penerima anugerah. Tuhan ingin mengikat Berit (perjanjian) bukan karena Dia membutuhkan kita, tetapi karena Dia begitu mengasihi kita. Dia ingin menjadi Allah kita, dan Dia ingin kita menjadi umat-Nya. Sebuah hubungan yang intim, mengikat, dan kekal.

Mengapa Kita Sering Berpaling?

Musa memberikan peringatan yang lembut namun tegas: jangan sampai ada akar pahit yang menghasilkan racun atau empedu di antara kita. Sering kali, setelah mengalami keajaiban Tuhan, hati kita perlahan mengeras dan kita mulai merasa "mampu" tanpa-Nya. Kita mulai melirik "ilah-ilah" modern—entah itu ambisi, harta, atau pengakuan manusia—yang kita pikir bisa memberi keamanan lebih dari Tuhan.

Padahal, rahasia dari hidup yang diberkati bukanlah tentang seberapa keras kita berusaha, melainkan seberapa setia kita tinggal dalam perjanjian-Nya.

Respon Pribadi untuk Hatimu

Hari ini, mari kita berhenti sejenak dari hiruk-pikuk pencapaian dunia dan bertanya pada diri sendiri:

  • Jika aku menoleh ke belakang, sanggupkah aku melihat tangan Tuhan yang menjaga "kasut dan pakaian" hidupku hingga hari ini?

  • Adakah "ilah" lain di hatiku yang saat ini lebih aku andalkan daripada janji Tuhan?

  • Maukah aku hari ini kembali berdiri di hadapan-Nya, bukan sebagai pekerja-Nya, tapi sebagai anak kesayangan-Nya yang menyerahkan ketaatan sepenuhnya?

Tuhan tidak meminta kesempurnaan kita. Dia meminta kesetiaan kita.

Doa Hari Ini
Bapa yang Mahakasih, terima kasih karena Engkau telah memilihku menjadi umat kesayangan-Mu, bukan karena kehebatanku, melainkan murni karena anugerah-Mu. Terima kasih untuk penyertaan-Mu yang tak pernah putus, bahkan di masa-masa padang gurun dalam hidupku.

Tuhan, selidikilah hatiku. Jika ada akar pahit atau berhala yang mulai tumbuh dan menjauhkanku dari-Mu, cabutlah hingga ke akarnya. Berikanlah aku hati yang teguh untuk memegang perjanjian-Mu. Ajarlah aku untuk taat, bukan karena takut, melainkan karena aku tahu betapa besarnya kasih-Mu kepadaku. Biarlah seluruh hidupku, mulai hari ini, menjadi kesaksian akan kesetiaan-Mu. Amin.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.