Setiap orang tentu merindukan hidup yang diberkati. Kita berharap hari-hari dijalani dengan kecukupan, damai, dan pertolongan Tuhan yang nyata. Namun firman Tuhan hari ini mengajak kita berhenti sejenak dan merenung: dari mana sesungguhnya berkat itu mengalir?
Musa mengingatkan bangsa Israel bahwa berkat tidak datang secara kebetulan. Berkat adalah janji Tuhan, tetapi kesetiaan adalah jalan yang harus ditempuh. Tuhan meminta satu hal yang sederhana namun mendalam: mendengarkan suara-Nya dengan sungguh-sungguh dan setia melakukan perintah-Nya. Ketika umat memilih hidup taat, berkat Tuhan tidak hanya datang—berkat itu mengikuti mereka.
Deretan berkat yang Tuhan janjikan sungguh luar biasa. Berkat itu menjangkau seluruh aspek kehidupan: pekerjaan, keluarga, hasil usaha, keamanan, bahkan posisi mereka di tengah bangsa-bangsa lain. Tuhan memberkati saat mereka bekerja dan saat mereka beristirahat, saat mereka melangkah keluar dan saat mereka kembali pulang. Tidak ada satu pun bagian hidup yang luput dari perhatian-Nya.
Namun renungan ini juga menantang kita secara pribadi. Apakah selama ini kita lebih fokus mengejar berkat, tetapi lupa menjaga kesetiaan? Apakah kita masih sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan dalam setiap keputusan hidup? Tuhan tidak meminta kesempurnaan, tetapi hati yang mau taat dan setia berjalan bersama-Nya.
Hari ini, marilah kita kembali menata hati. Kesetiaan kepada Tuhan bukanlah beban, melainkan jalan menuju kehidupan yang dipenuhi kebaikan-Nya. Ketika kita memilih taat, kita sedang membuka pintu bagi berkat Tuhan untuk mengalir dengan limpah dalam hidup kita.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar