Saat kita pulang dari bepergian, membersihkan diri sering menjadi hal pertama yang kita lakukan. Kita tidak ingin kotoran, debu, atau kuman dari luar terbawa masuk dan mencemari rumah. Kita sadar, apa yang kotor harus segera dibersihkan agar tidak menimbulkan dampak yang lebih besar.
Prinsip sederhana itu menolong kita memahami sikap Allah terhadap “kebersihan” hidup umat-Nya. Dalam bacaan ini, kita mendapati aturan yang terasa sangat keras bagi zaman sekarang. Anak yang terus-menerus membangkang dihukum mati. Mayat yang digantung pun harus segera dikuburkan agar tidak menajiskan tanah.
Sekilas, semua ini tampak kejam. Namun Allah sedang menegaskan satu hal penting: dosa dan pemberontakan tidak boleh dibiarkan hidup dan berkembang. Sikap membangkang yang dibiarkan akan merusak, bukan hanya pribadi, tetapi juga komunitas. Tanah yang dikaruniakan Tuhan pun menjadi tercemar bila kejahatan dibiarkan berlama-lama.
Hari ini, kita tidak lagi hidup dalam sistem hukum seperti itu. Namun pesan rohaninya tetap relevan. Allah memanggil kita untuk menjaga “kebersihan” hidup—bukan dengan menghakimi atau menyingkirkan orang lain, melainkan dengan memeriksa diri sendiri.
Adakah perkataan yang melukai sesama?
Adakah sikap keras kepala, niat curang, atau rencana jahat yang diam-diam kita pelihara?
Adakah dosa yang kita anggap kecil, tetapi sebenarnya mengotori hati?
Semua “kotoran” rohani itu perlu disingkirkan. Bukan ditunda, bukan disembunyikan, melainkan diserahkan sepenuhnya kepada Tuhan. Hidup kita adalah anugerah. Kita telah dibersihkan oleh kasih karunia-Nya. Sudah sepatutnya kita menjaga hidup ini tetap kudus dan berkenan di hadapan-Nya.
Doa
Tuhan yang kudus,
Terima kasih karena Engkau mengasihi hidup kami dan rindu kami hidup bersih di hadapan-Mu.
Tunjukkan setiap hal dalam diri kami yang tidak berkenan kepada-Mu.
Kami mau melepaskan kata, sikap, dan niat yang mengotori hidup kami.
Bersihkan kami dengan kasih dan kebenaran-Mu.
Mampukan kami hidup seturut kehendak-Mu,
menjadi pribadi yang memuliakan nama-Mu dalam setiap langkah.
Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.












