Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

ORANG MERDEKA

Galatia 5:1-15
"Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih."  Galatia 5:13

Sebagai orang Kristen atau pengikut Kristus kita dituntut memiliki kehidupan yang berbeda dari orang-orang di luar Tuhan, karena status kita adalah orang-orang percaya.  Sedangkan orang-orang di luar Tuhan tidak disebut sebagai orang percaya.  Apakah orang percaya hidup setali tiga uang dengan orang tidak percaya?  Tentu tidak.  Karena itu kita harus mempertanggungjawabkan 'status' istimewa ini.  Akankah kita menjadi orang Kristen yang biasa-biasa saja dan menjalani hidup ala kadarnya tanpa menyadari untuk apa kita dipanggil sebagai orang percaya?

     Rasul Paulus menegaskan bahwa kita ini adalah orang-orang yang merdeka, karena  "...Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan."  (Galatia 5:1).  Tuhan Yesus telah mengorbankan nyawaNya di atas kayu salib demi menebus dosa-dosa kita.  Melalui pengorbanNya kita diselamatkan, dilepaskan dari segala kutuk dosa dan bukan lagi menjadi hamba dosa,  "Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran."  (Roma 6:18).  Jadi ayat nas di atas jelas menyatakan bahwa kita dipanggil untuk merdeka.

     Apa arti merdeka?  Merdeka berarti bebas dari perhambaan, penjajahan;  terbebas dari tuntutan;  tidak terikat atau tidak bergantung kepada orang atau pihak lain.  Berarti tidak terbelenggu oleh segala sesuatu yang menghamba atau memperbudak.  Dalam kata merdeka terkandung dua pengertian, yaitu merdeka secara de jure (hukum) dan merdeka secara de facto (nyata).  Contohnya adalah keberadaan negara kita ini yang secara de jure telah merdeka pada 17 Agustus 1945, tetapi secara de facto (kenyataannya) masyarakat Indonesia belum benar-benar merdeka, masih terjajah secara ekonomi sehingga jurang pemisah antara si kaya dan si miskin kian dalam, ketidakadilan di bidang hukum juga masih terjadi.  Pada saat seseorang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, secara de jure ia sudah dimerdekakan dari dosa.  Tapi secara de facto masih banyak orang percaya yang belum merdeka, masih saja terikat oleh berbagai macam keinginan daging.  Amin.
Share:

Adakah yang lebih berharga ?

Markus 14:1-7

Jika Anda sangat mengasihi seseorang, akankah Anda memberi sesuatu yang kurang berharga kepada dia? Tentu tidak. Lalu seberapa besar Anda mengasihi Kristus? Pernahkah Anda memberi sesuatu yang sangat berharga kepada Dia?

Sementara para pemimpin agama Yahudi merencanakan pembunuhan Yesus, di tempat lain Yesus menerima peng-hormatan. Penghormatan seperti apa? Seorang wanita mengurapi Yesus dengan menuangkan minyak narwastu murni ke atas kepala-Nya. Mengurapi kepala seorang tamu memang merupakan tanda penghormatan. Namun yang dipakai adalah minyak narwastu murni seharga 300 dinar. Nilai itu setara dengan upah seorang pekerja selama setahun. Betapa mahal! Walau demikian si wanita tidak memperhitungkannya. Apakah kita dapat menyebut tindakan si wanita sebagai pemborosan? Menurut beberapa orang disitu: ya (ayat 4). Mereka tidak melihat alasan yang masuk akal untuk pemborosan itu. Menurut mereka uangnya lebih baik diberikan kepada orang miskin. Lalu apa yang mendorong wanita itu mengorbankan minyak yang berharga demikian mahal? Ia menghormati dan mengasihi Yesus. Ia tidak peduli seberapa banyak yang harus dia korbankan untuk menunjukkan penghormatannya. Lantas bagaimana pendapat Yesus? Ia sangat menghargai tindakan wanita itu. Menurut Yesus, ia telah melakukan yang seharusnya (ayat 6-8). Maka selama Injil diberitakan, peristiwa ini akan selalu diingat (ayat 9).


Bila Anda ada disitu saat itu, bagaimana penilaian Anda terhadap si wanita? Samakah pendapat Anda dengan pendapat para murid? Kita perlu memahami bahwa jika seseorang menyadari keberdosaannya dan memahami anugerah Kristus yang telah mati bagi dia, ia pasti tidak akan lagi merasa bahwa sesuatu terlalu besar atau terlalu mahal untuk dipersembahkan pada Kristus (Mzm. 116:12). Ia tidak akan takut kehilangan segala sesuatu yang sebelumnya dianggap berharga, bila itu dipersembahkan bagi Kristus.

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah. Amin

Share:

Iman : Ucapan Syukur

Mazmur 136:1

Ucapan syukur terdengar sepele, mudah dan bahkan sangat mudah untuk diucapkan saat hidup kita berada dalam titik terbaik. Bahkan, ada yang sampai bersorak, berlari-lari kegirangan, melompat-lompat dengan nada lantang menyerukan ucapan syukur bahwasanya Tuhan itu baik. Tidak ada yang salah dengan semua ekspresi ini, dan memang seharusnya demikian. Akan tetapi, masih adakah sorakan ucapan syukur saat kita kehilangan pekerjaan, dilukai, terancam bahaya ,dan dilupakan?  Kalaupun masih ada, masih lantang dan berapi-apikah ucapan syukur kita? Perlukah mengucap syukur dan mengatakan Tuhan baik saat kita ada di titik terendah dalam hidup? Terlebih dalam badai pandemik Covid-19 ini? Lantas mengapa ucapan syukur begitu penting dan apa hubungannya dengan iman?.

Setiap kali mengucap syukur, kita tidak sedang berkata-kata untuk diri kita sendiri ataupun manusia lain. Ungkapan “trima kasih Tuhan”, “Tuhan Yesus baik”, “Tuhan Yesus penyembuh”, hanya “Tuhan satu-satunya penolong”, dan ungkapan syukur lainnya adalah bentuk pengagungan kita untuk Tuhan.  Tidak hanya itu, ketika kita mengucap syukur, terlebih dalam titik terendah, kita sebenarnya sedang menyediakan ruang bagi Tuhan di posisi pertama dan yang terutama mengatasi setiap permasalahan dan upaya-upaya mengandalkan kekuatan manusia kita. Hal ini turut menjelaskan apa yang dimaksud “Ibrani 11:1”  Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan.  Dasar menunjukan hal pertama, dan ucapan syukur adalah tindakan iman yang menjadikan Tuhan di posisi pertama melampaui segala yang ada ataupun terjadi  Selain itu, ucapan syukur juga menunjukan fokus kita, ke pada apa dan siapa mata kita tertuju. Kebenarannya adalah mata yang tertuju pada Tuhan, yang penuh kesempurnaan, mujizat, dan perbuatan dahsyat, hanya akan melahirkan kekaguman dan ucapan syukur bukan keluhan ataupun umpatan. Jika dikaitkan dengan “bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1)” fokus dan mata yang tertuju kepada Tuhan akan membuahkan rasa percaya penuh, bukan setengah-setengah, yang memampukan kita melihat kesembuhan dalam kesakitan, sukacita di tengah badai dukacita, kelimpahan dalam kekurangan, lewat ucapan syukur. Alkitab mencatat, Tuhan tergerak oleh iman bukan kebutuhan. Dengan kata lain, jika ucapan syukur adalah bentuk iman, maka Tuhan juga tertarik dan tergerak oleh ucapan syukur kita.
Sedikit kisah saya : Pemotongan gaji semasa pandemik bukanlah hal yang mudah. Harus kuliah dengan berbagai kebutuhan dan kemungkinan ketidakcukupan, sulit rasanya untuk bersyukur jika bukan Tuhan yang menguatkan saya. Di sepanjang jalan selepas menerima keputusan, saya memutuskan untuk mengingat kebaikan Tuhan yang akhirnya membuat saya bersyukur bahwa saya masih sehat, bahwa saya masih bekerja dan masih digaji, bahwa Tuhan baik, Tuhan yang mencukupkan, dan setiap harinya saya bersyukur untuk apa yang saya lihat, dengar, dan rasakan. Sakit? Iya karena daging saya menghendaki cacian dan umpatan. Tapi Roh Tuhan menguatkan saya untuk tetap bersyukur hingga akhirnya saya dipercayakan pekerjaan tambahan yang penghasilannya lebih dari separuh gaji yang hilang. Tidak hanya itu, saya juga tercatat sebagai penerima bantuan dari daerah saya. Seperti mimpi. Tapi itulah Tuhan, saat saya bersyukur, Ia sanggup kembalikan lebih dari yang hilang.
Bersyukurlah kepada Tuhan, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!!
Amin
Share:

Kasih Allah Membuat Aku Bergembira

 (Mazmur 119:13-14)

 Kasih Allah Membuat Aku Bergembira
Ketika disiplin Allah kita mengerti sebagai perlindungan Allah untuk kita mencapai kebahagiaan seutuhnya.

Mazmur 1engan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kau ucapkan. Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta.
 Mazmur 119: 13-14 

Tema besar dari Mazmur 119. Orang-orang yang berbahagia hidup berdasarkan hukum TUHAN. Setiap hal yang ada dalam diri kita selalu saja bertentangan dengan apa yang Allah mau, yaitu hukum-Nya. 
Mari kita belajar bahwa setiap hukum dan aturan yang Allah ada bukan karena Allah mau menekan kita. Justru Ia mau membuat kita bahagia, Allah jauh lebih tahu untuk apa kita berada di dunia ini. 
Sebelum kita lebih jauh, mari kita belajar motivasi Kekristen yang salah dan ini banyak diajarkan oleh para pengkotbah, “ayo lakukan kebaikan, maka kita akan diselamatkan, dan menerima berkat-berkatnya.” 
Saya akan jelaskan mengapa hukum Tuhan bila kita lakukan bukan agar Tuhan memberkati dan mengasihi kita lebih dari orang lain, hukum Tuhan bukan agar kita menjadi orang-orang yang sombong rohani. Dan ketika ada pengkotbah yang mengajarkan kepada Anda dengan melakukan hukum Tuhan maka Anda akan diberkati lebih lagi dan semua masalah Anda akan selesai semuanya. Itu motivasi yang salah dan hal itu bukan esensi Alkitab. 
Alkitab tidak mengajarkan itu. Meskipun Alkitab pada bagian yang lain merupakan motivasi.
Hukum Allah ada untuk melatih kita samakin mengasihi Allah, Allah sudah mengasihi kita bahkan waktu kita masih hidup dalam lumpur dosa. Ia bahkan karena kasih-Nya membebaskan kita dari lumpur itu, hukum Allah menolong kita untuk tidak kembali ke lumpur dosa. 
Jika Anda merasa tertekan karena hukum Allah maka kembalilah ke lumpur itu ceburkan diri Anda, dan nikmati penderitaan tanpa hadirat Allah. Allah tetap mengasihi, tetapi patanyaannya. Anda mau atau tidak Allah kasihi?
Kita mulai dari ayat 13, “dengan bibirku aku mengucapkan perintah-perintah-Mu.” Hal utama mengapa kita perlu melakukan hukum Allah adalah agar kita mengucapkan perintah-Nya, mengabarkan perintah itu kepada orang belum percaya. Perintah itu adalah kabar baik (Injil sebagai berita), Allah menjadi manusia dan mati untuk menebus dosa-dosa kita semua, Yesus nama-Nya.
 Perintah Tuhan yang selalu kita kabarkan merupakan perintah yang sudah tertanam di hati kita. Perintah itu mengubahkan kita menjadi orang-orang yang bersukacita, bebas dari perbudakan dosa, perbuatan baik, dan perbuatan jahat.
Maka suatu sukacita kekal, ketika kita menyadari bahwa hukum Allah bukan untuk menekan kita melainkan menyelamatkan kita agar, karya keselamatan semakin nyata. Hukum itu menolong kita, memagari daging kita yang selalu saja ingin kembali ke perbudakan dosa, mikmati dosa-dosa yang berujung frustasi.
Hal terpenting sebelum kita mengucapkan hukum-hukum Allah, merupakan pengurapan dari Roh Kudus. Pribadi Allah inilah yang memampukan kita untuk semakin hari, semakin mengasihi Yesus, melakukan perintah-perintah-Nya merupakan sukacita. 
Setiap kegagalan akan selalu memacu kita untuk melihat kemuliaan Allah dan betapa berdosanya diri kita. Betapa tidak layaknya diri kita sebenarnya menerima kasih yang begitu tulus dan besar itu.
Suatu hal yang mustahil seorang percaya dapat bahagia secara utuh bila ia mengabaikan hukum Allah, bila ia melakukan segala sesuatu berdasarkan kemauannya sendiri. Itu mengapa begitu banyak di antara kita orang percaya merasa kering Rohani, kita sering secara sengaja mengabaikan Yesus dan hukum yang menahan kita untuk tidak kembali ke perbudakan dosa. “Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta.” 

Maka seperti dalam ayat 14, mari kita selalu memandang pada Yesus, Yesus harta berharga kita. Dan Yesus tujuan kita, sukacita kita, melihat bagaimana Ia hidup. Padang pada karya salib-Nya kasih Allah dan keadilan Allah dinyatakan. 
Minta Roh Kudus mampukan kita untuk selalu hidup berdasarkan petunjuk Tuhan Yesus. Bukan l
Share:

Tuhan Memberi Kemenangan

Ulangan 20:4 – sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu.

Pada masa-masa menjelang Bangsa Israel berperang untuk merebut Tanah Kanaan, Musa memberitahu Bangsa Isral mengenai hukum perang. Namun sebelum memaparkan hukum-hukum tersebut, Musa terlebih dahulu menguatkan hati orang Israel supaya mereka tidak takut atau gentar dalam menghadapi peperangan. Meskipun mereka bukanlah bangsa yang memiliki orang-orang terlatih dan berpengalaman dalam berperang. Akan tetapi mereka memiliki Tuhan yang senantiasa menyertai mereka dan dapat diandalkan. Musa mengingatkan bangsa Israel bahwa Allah mereka yang akan berperang dan memberikan kemenangan bagi mereka.
Pada saat ini kita harus selalu sadar bahwa kita sedang menghadapi peperangan rohani. Setiap saat iblis mencoba menjatuhkan kita ke dalam dosa melalui pencobaan. Sebagai orang percaya, kita harus menang atas godaan-godaan dosa tersebut. Akan tetapi ini bukanlah hal yang mudah. Manusia sangat lemah. Kita masih mudah jatuh di dalam dosa. Kita seringkali lebih suka menuruti keinginan daging. Oleh sebab itu kita tidak dapat mengandalkan diri kita sendiri. Kita harus memohon pertolongan Tuhan untuk menghadapi pencobaan. Hanya kuasa Tuhan yang sanggup mengalahkan kuasa dosa. Segala belenggu dosa apapun dapat dipatahkan oleh kuasa darah Yesus. Kristus telah memberikan kemenangan kepada setiap kita yang percaya.
Cara untuk mengandalkan pertolongan Tuhan adalah dengan senantiasa menghidupi Firman Allah. Kita harus memberikan waktu untuk merenungkan Firman Tuhan sehingga kita tahu kehendak Tuhan. Selanjutnya kita berkomitmen untuk hidup seturut kehendak Tuhan tersebut. Dalam suratnya, Yakobus berkata, “Karena itu tunduklah kepada Allah dan lawanlah iblis, maka ia akan lari dari padamu!” – Yakobus 4:7. Janganlah kita terbuai tipu muslihat iblis untuk menyerahkan tubuh kita ke dalam pencobaan, namun yakinlah bahwa kita bisa menaklukan keinginan dosa dengan pertolongan Tuhan.amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.