Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Dalam Dunia Tetapi Tidak Dari Dunia

Wahyu 18:1-8

Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: “Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa- dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.

- Wahyu 18:4

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, sekalipun mereka ada di dalam dunia, mereka bukan dari dunia (Yoh. 17:14). Yesus memperingatkan mereka agar jangan menjadi serupa dengan dunia dan mengikuti ilah-ilah dunia, sekalipun mereka masih hidup di dalam dunia. Mengapa? Jawabannya sederhana, agar mereka tidak turut dihukum.

Wahyu 18 adalah ratapan atas jatuhnya Babel, simbol kekuasaan si jahat yang melawan Allah. Yohanes melihat seorang malaikat turun dari surga, dengan kuasa besar, ia memproklamasikan jatuhnya Babel (ay. 1-2). Turut bersama dengannya adalah bangsa-bangsa yang “telah berbuat cabul dengan dia” (ay. 3). Ini adalah kiasan tentang semua manusia yang mengikuti arus dunia dan mengejar kekayaan dunia. Babel dihukum karena dosa-dosanya telah menumpuk (ay. 5). Ia akan disiksa sebanyak ia mengejar kemuliaan. Ia akan berkabung, sebanyak ia menikmati kemewahan (ay. 7). Babel akan binasa dalam api penghakiman Allah yang Mahakuasa (ay. 8).

Bagaimana dengan orang-orang percaya? Mereka harus memisahkan diri dari Babel. Allah berseru kepada mereka: “Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya.” (ay. 4a). Orang Kristen hari ini hidup dalam dunia, tetapi kita tidak boleh mengikuti arus dunia ini mengejar kekayaan seperti mereka. Tantangan untuk “pergi keluar” ditemukan di banyak bagian Alkitab: malaikat memberitahu Lot untuk mengumpulkan keluarganya dan lari dari Sodom (Kej. 19:12-13).

Nabi Yesaya memerintahkan bangsa Israel, “Keluarlah dari Babel! Menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena pada yang najis!” (Yes. 48:20; 52:11a). Nabi Yeremia mengatakan yang serupa, “Larilah dari tengah-tengah Babel, hendaklah setiap orang menyelamatkan nyawanya, supaya kamu jangan tertumpas karena kesalahannya!” (Yer. 51:6a). Jadi, mengapa Allah berulang kali memerintahkan umat-Nya untuk kita pergi keluar dari lingkungan dunia yang berdosa? “Supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya” (ay. 4b). Agar tidak turut dihukum bersama dunia, kita harus pergi memisahkan dari perbuatan dosa dunia, sekalipun kita masih hidup di dalam dunia ini.

Refleksi Diri:

Bagaimana cara Anda hidup kudus di tengah-tengah dunia yang berdosa, tanpa tercemar oleh dosa?

Apakah Anda sudah memohon keberanian untuk pergi keluar dari dunia yang berdosa ini?

"

Share:

Anak Domba Mengalahkan Musuh-musuh-Nya


Wahyu 17:1-18

Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.

- Wahyu 17:14

Mengikut Yesus keputusanku. Walau sendiri, kuikut Yesus. Dunia di belakang, salib di depan. Ku tak ingkar, ku tak ingkar. Lirik lagu ini sungguh meneguhkan iman, sekaligus memberikan satu pertanyaan: Pada saat kuasa-kuasa dunia bergabung melawan Yesus, apakah kita akan tetap bertahan mengikut Dia?

Wahyu 17 mencatat lebih detail hukuman atas cawan keenam dan ketujuh. Yohanes dibawa seorang dari ketujuh malaikat untuk diperlihatkan kepadanya akhir dari “pelacur besar” (ay. 1). Pelacur besar, juga disebut Babel besar (ay. 5) adalah simbol kuasa yang menarik bangsa-bangsa dari Kristus. Kuasa jahat tersebut menggoda bangsa-bangsa untuk berbuat asusila (ay. 2). Itulah sebabnya ia dikatakan “duduk di tempat yang banyak airnya” (ay. 1), yakni “bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa” (ay. 15). Kuasa-kuasa dunia yang bergabung melawan Allah dikatakan “mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk” (ay. 3). Ini adalah simbol kuasa sangat dahsyat yang akan melawan Allah dan menganiaya orang-orang percaya. Selain itu, mereka juga memiliki ekonomi dan harta dunia yang kuat dan banyak (ay. 4). Orang-orang percaya yang tidak mau bergabung dengan kebejatan mereka akan dianiaya dan darah mereka akan ditumpahkan (ay. 6).

Yohanes lalu menjadi heran (ay. 6-7) karena Antikristus memiliki pesona besar untuk menarik bangsa-bangsa kepadanya. Apa rahasianya? Karena ia menyamar seperti Kristus, mati dan dibangkitkan kembali. Maka ia dikatakan “telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi” (ay. 8). Dengan pesonanya, Antikristus akan mengumpulkan kuasa-kuasa dunia untuk memerangi Sang Anak Domba, tetapi Ia akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja (ay. 14a). Mereka yang setia kepada Sang Anak Domba juga akan menang bersama dengan Dia (ay. 14b).

Tetapkan dalam hati untuk setia mengikut Yesus, berdoalah demikian: Walau sendiri ku ikut Yesus. Sekalipun dunia bersatu melawan Kristus, aku tetap akan ikut Dia karena hanya bersama-Nya, aku akan menang.

Refleksi Diri:

Apakah Anda sudah mengucap syukur karena nanti Anda akan menang bersama dengan Kristus di surga?

Bagaimana Anda akan menyatakan komitmen setia sekalipun harus mengikut Yesus seorang diri?

"

Share:

Semua Bangsa Akan Datang Bersujud

Wahyu 15:1-8

Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu.”

- Wahyu 15:4

Di Bukit Zaitun, Yerusalem, berdiri satu basilika bernama Gereja Segala Bangsa. Dinamai demikian karena gereja ini dibangun atas donasi dana dari berbagai bangsa. Gereja Segala Bangsa mengingatkan kita bahwa para pengikut Yesus Kristus datang dari dan tersebar di antara segala bangsa. Bahwa orang-orang percaya akan datang dari segala bangsa telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (lih. Kej. 12:3; Mzm. 86:9; Yes. 56:7). Ketika akan terangkat ke surga, Yesus Kristus memberikan Amanat Agung untuk mengabarkan Injil ke seluruh bangsa (Mat. 28:19-20) dan pada akhirnya, di hadapan Allah akan berdiri orang-orang percaya dari segala bangsa. Kebenaran ini juga dinyatakan di dalam Wahyu 15.

Yohanes melihat tanda lain di langit, yakni tujuh malaikat dengan malapetaka terakhir (ay. 1). Ini adalah putaran terakhir dari hukuman-hukuman Allah. Putaran pertama tujuh meterai, kedua tujuh sangkakala, dan terakhir tujuh cawan murka. Wahyu 15 adalah pendahuluan dari tujuh cawan murka. Yohanes juga melihat lautan kaca bercampur api dan di tepi berdiri orang-orang percaya yang telah menang (ay. 2). Laut dalam Alkitab adalah simbol si jahat dan di sini mereka telah dikalahkan. Seperti orang-orang Israel berdiri di tepi Laut Merah dan memuji Tuhan, demikian juga orang-orang percaya berdiri di tepi laut yang dikalahkan memuji-Nya. Oleh sebab itu, mereka menyanyikan nyanyian Musa dan nyanyian Anak Domba (ay. 3). Nyanyian Musa (Ul. 32) memproklamasikan hukuman Tuhan atas bangsa-bangsa dan keselamatan bagi umat-Nya. Nyanyian Anak Domba memproklamasikan umat Allah yang datang dari segala bangsa (ay. 3-4).

Kita mengucap syukur atas anugerah-Nya karena umat yang diselamatkan bukan dari bangsa Israel saja, tetapi datang dari segala bangsa. Kita yang bukan bangsa Israel juga turut diselamatkan saat kita beriman kepada Yesus Kristus. Panggilan kita sebagai murid Kristus yang telah diselamatkan adalah membawa dan mengabarkan Injil keselamatan ini kepada segala bangsa, suku, dan kaum yang belum mendengarkannya. Mari bersama saudara seiman dari segala suku, kita kabarkan berita sukacita keselamatan kepada segala bangsa dan kaum di muka bumi.


Refleksi Diri:

Apakah Anda sudah bersyukur kepada Tuhan, sekalipun Anda non-Yahudi, tetapi turut diselamatkan di dalam Yesus Kristus?

Bagaimana cara Anda terlibat aktif dalam memberitakan kab

"

Share:

Keadilan Allah Dan Dosa Manusia

Wahyu 16:1-11

Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.
- Wahyu 16:9

Pernahkah terbersit di pikiran Anda, mengapa orang benar menderita dan orang fasik berjaya selama hidup di dunia ini? Apakah Tuhan lalai? Jelas tidak. Tuhan tidak lalai, tetapi Dia sabar dan memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertobat (2Ptr. 3:9). Namun, saat keadilan Tuhan akan dijalankan, perbuatan-perbuatan fasik tidak akan berlalu tanpa hukuman-Nya. Kebenaran ini terungkap jelas di dalam Wahyu 16.

Pada perikop ini malaikat-malaikat menumpahkan tujuh cawan murka Allah ke bumi (ay. 1). Cawan pertama sampai ketiga ditumpahkan ke atas bumi, laut, sungai dan mata air (ay. 2-4). Berbeda dengan sangkakala yang mana hanya sebagian manusia yang terkena, hukuman cawan murka menimpa semuanya. Maka terjadilah malapetaka atas “semua yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya” (ay. 2), “segala yang bernyawa, yang hidup dalam laut” (ay. 3), dan sungai dan mata air “semuanya menjadi darah” (ay. 4). Air laut, sungai, dan mata air menjadi darah adalah simbol tentang matinya urat nadi perekonomian bangsa-bangsa. Cawan keempat mengakibatkan matahari begitu panas dan menghanguskan manusia (ay. 8). Ini juga lambang hukuman Allah atas kebejatan moral manusia. Cawan kelima menimpa “takhta binatang itu” yakni pemerintahan yang menganiaya orang percaya. Mereka dihukum sehingga “kerajaannya menjadi gelap”, yakni mereka terpisah dari terang Allah (ay. 10).
Keadilan Allah seperti pedang bermata dua. Ia mendatangkan pujian dan sukacita bagi orang benar, tetapi teror bagi orang fasik. Orang benar akan memuji Allah karena keadilan-Nya (ay. 5). Darah orang-orang kudus yang ditumpahkan telah dibalaskan (ay. 6). Hukuman Allah begitu keras, tetapi yang mengherankan adalah mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia (ay. 9) dan bahkan menghujat Allah di sorga (ay. 11).
Pengikut Yesus Kristus harus dengan sabar menanti keadilan Tuhan. Jangan iri dengan keberhasilan orang fasik di dunia, tetapi tekun dan sabar menjalani kehidupan di dalam iman. Waktu penghakiman Tuhan akan tiba, Dia akan menyatakan keadilan pada waktu-Nya.
Refleksi Diri:

Apakah ada terbersit di dalam perasaan Anda, iri hati terhadap keberhasilan orang-orang fasik? Mohonkan pengampunan dari Tuhan.
Bagaimana Anda melatih kesabaran dan ketekunan menjalani hidup, saat menantikan keadilan Tuhan?
"
Share:

Bersaksi Dengan Kuasa Roh Kudus

Wahyu 11:1-13

Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.
- Wahyu 11:4

Suatu hari saat Thomas Aquinas, teolog terkenal abad pertengahan, mengunjungi kota Roma. Paus waktu itu menunjukkan kepadanya segala harta yang dimiliki Gereja Katolik, dan berkata, “Engkau lihat, sekarang gereja zaman ini tidak bisa lagi berkata, ‘Emas dan perak tidak kupunya.’” Aquinas menjawab, “Benar, Bapa Suci, tapi gereja tidak bisa lagi berkata, ‘Bangkit dan berjalanlah.’” Gereja harus bersaksi bukan karena harta tetapi karena kuat kuasa Roh Kudus. Kebenaran ini terungkap jelas di dalam Wahyu 11.
Tuhan memberikan Yohanes sebatang buluh untuk mengukur Bait Suci, mezbahnya dan mereka yang beribadah di dalamnya, kecuali pelataran luarnya (ay. 1-2). Bait Suci adalah simbol komunitas orang percaya. Mengukur Bait Suci artinya Allah memelihara umat-Nya. Bagian dalam Bait Suci diukur artinya jiwa-jiwa orang percaya akan terpelihara, sementara bagian luar tidak diukur memiliki arti secara fisik mereka diizinkan menderita. Pelataran luar akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa lain maksudnya orang-orang percaya akan dianiaya. Berapa lama? Berlangsung selama 42 bulan (ay. 3). Ini bukan literal 42 bulan, tetapi simbol masa antara kedatangan Yesus ke-1 dan ke-2.
Selama masa itu pula (42 bulan=1.260 hari), Tuhan akan memberikan kuasa kepada “dua saksi” untuk bernubuat (ay. 3). Dua saksi ini bukan dua orang tertentu, tetapi simbol gereja secara keseluruhan. Dari manakah gereja mendapat kuasa untuk memberitakan Injil? Dari Roh Kudus. Ini disimbolkan dengan minyak dari “pohon zaitun,” terang dari “kaki dian”, dan “api dari mulut mereka” (ay. 4-5). Mereka akan dianiaya dan mati sebagai martir (ay. 7-10). Namun, musuh tidak akan bisa membinasakan mereka selamanya karena dalam tiga setengah hari (simbol waktu yang singkat), gereja akan dibangkitkan dan menang oleh kuasa
“roh kehidupan”, yakni Roh Kudus (ay. 11-12). Pada akhirnya musuh-musuh mereka akan dihukum (ay. 13).
Orang-orang percaya dan gereja hari ini terus akan menghadapi tantangan, kesulitan, dan bahkan penganiayaan. Namun, kita harus terus memberitakan Injil dengan kuasa Roh Kudus. Janganlah kita diam saja di dalam gereja, hanya membangun kemegahan gereja, tetapi hendaklah bangkit bangun dan bertindak. Sampaikan kabar keselamatan ke segala penjuru tempat.
Refleksi Diri:
Bagaimana agar kita tidak kehilangan kuasa Roh Kudus dalam memberitakan Injil?
Apakah Anda dan gereja sudah mengandalkan kuasa Roh Kudus semata, tidak mengandalkan harta, hikmat dunia, dan politik untuk mengembangkan gereja?"
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.