Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Misteri Pertobatan

Yunus 3:1-10

Sebab dukacita menurut kehendak Alah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.
- 2 Korintus 7:10

Pertobatan sering dilihat sebagai sebuah tindakan hasil keputusan pribadi seseorang. Namun, jika menilik kisah-kisah pertobatan orang Kristen maka akan terlihat suatu fakta menarik. Pertobatan dapat terjadi dalam hidup orang-orang yang kelihatan baik, tetapi juga mereka yang kehidupannya sangat kacau. Pertobatan tidak terjadi dalam kehidupan orang-orang tertentu, semua orang bisa mengalaminya. Bahkan, ada juga orang yang sudah mendengar berita Injil tetapi tetap tidak bertobat. Inilah misteri pertobatan. Lantas, apa faktor yang membuat seseorang bertobat kembali kepada Tuhan?
Kisah-kisah pertobatan dalam kitab Yunus menunjukkan bahwa pertobatan seseorang dapat terjadi hanyalah karena anugerah Tuhan. Ada dua pertobatan yang dicatat dalam pasal 3, yaitu pertobatan Yunus dan juga penduduk kota Niniwe. Yunus bertobat dari pemberontakannya terhadap Tuhan setelah mengalami berbagai peristiwa intervensi yang luar biasa dari-Nya (lih. Yun. 1:1-17). Di lain pihak, penduduk kota Niniwe bertobat dari jalan hidupnya yang salah setelah mendengar pesan dari Tuhan yang dalam bahasa aslinya, hanya berisi lima kata saja (Yun 3:4), singkat tapi mengena. Dua kisah pertobatan ini terlihat begitu kontras, tetapi kita juga dapat melihat bahwa pertobatan mereka dimulai dari penyataan diri Allah dan firman-Nya.
Pertobatan seseorang kepada Tuhan merupakan hasil anugerah-Nya yang memampukan orang tersebut untuk merespons firman. Rasul Paulus juga menegaskan bahwa pertobatan seseorang adalah kemurahan hati Allah. Ia menekankan bahwa seseorang dapat menolak atau percaya karena Allah yang bekerja dalam hatinya (Rm. 9:14-18). Satu hal patut digarisbawahi, orang yang sudah percaya kepada Yesus memiliki tanggung jawab untuk mengabarkan Injil (Rm. 10:14-15). Pemberitaan Injil tidak boleh dihilangkan dengan alasan apa pun. Allah mengerjakan keselamatan dalam hati seseorang melalui berita Injil dalam firman-Nya.
Panggilan utama anak-anak Tuhan bukanlah membuat orang bertobat, melainkan memberitakan Injil. Kita semua dipanggil untuk setia memberitakan Injil, karena itu janganlah menilai panggilan kita dengan berapa jumlah orang yang sudah bertobat kembali ke jalan Tuhan. Marilah kita belajar setia untuk memberitakan Injil karena pertobatan adalah karya Allah semata melalui firman-Nya dan kita hanyalah alat yang digunakan-Nya.

Refleksi Diri:

Bagaimana kisah pertobatan Anda? Apakah Anda melihat tangan Tuhan bekerja di dalam diri Anda?
Apakah Anda pernah memberitakan berita Injil kepada orang lain? Jika sudah, mari teruskan; jika belum, mari belajar untuk setia terhadap panggilan Tuhan!"
Share:

Menikmati Hidup

Pengkhotbah 11

Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
- Pengkhotbah 11:9

Masa muda adalah masa yang menyenangkan. Banyak orang berusaha untuk terlihat dan merasa lebih muda. Bagi beberapa orang, menjadi muda juga berarti bisa hidup sesukanya, mengejar kenikmatan, dan tidak mengkhawatirkan banyak hal.
Kitab Pengkhotbah pasal 11 membawa kita untuk mengobservasi kehidupan kemudian memberikan nasihat kepada orang muda. Sang Pengkhotbah mengatakan bahwa kenikmatan kita dalam hidup di dunia akan dibatasi oleh banyak hal. Pertama, kita tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi (ay. 2b) atau bahwa tindakan kita akan membawa hasil (6b). Sebenarnya, banyak hal di dalam dunia ini yang kita tidak tahu atau tidak mengerti (ay. 5). Kedua, kita hanya bisa berspekulasi tentang kehidupan (ay. 4). Kemampuan kita untuk menikmati hidup akan menemui banyak ketidakpastian, serta batasan-batasan di dalamnya.
Di dalam pasal yang sama, Pengkhotbah pun mengundang pembacanya untuk hidup dengan penuh petualangan dengan mencoba melakukan hal-hal yang tidak biasa (ay. 1). Selain itu, ia mengundang untuk hidup dengan rajin (ay. 6a). Sang Pengkhotbah mengharapkan pembacanya menjalani hidup yang bersukacita (ay. 8a, 9a, 10a). Namun, di ayat 5b dan 9c, Pengkhotbah juga mengingatkan kita untuk hidup dekat dengan Allah serta menjalankan kehendak-Nya.
Intinya, Sang Pengkhotbah mengundang kita untuk menikmati dan menjalani hidup sepenuhnya, tetapi pada saat yang bersamaan tetap bertanggung jawab kepada Tuhan yang telah menciptakan kita. Bagaimana caranya menjalani hidup yang seperti itu? Dengan mengejar kenikmatan yang tidak berdosa. Kenikmatan yang tidak berdosa bisa didapatkan saat kita mengejar Tuhan sebagai sumber kenikmatan yang utama di dalam hidup. Ketika kita mengejar, berusaha mendekat kepada Tuhan, dan menikmati persekutuan dengan Kristus Yesus, kita akan mengejar kenikmatan-kenikmatan yang kudus di mata-Nya dengan sikap yang benar. Mari jalani dan nikmati masa muda Anda dengan bersukacita dan bersekutu di dalam-Nya.
Refleksi Diri:
Apa artinya “menikmati persekutuan dengan Tuhan” bagi Anda? Apakah Anda sudah menikmati hidup dengan cara yang kudus?
Apakah contoh kenikmatan-kenikmatan yang kudus (tidak berdosa) yang bisa Anda alami sebagai orang Kristen?
"
Share:

Ajaib Kasih-Nya

Hosea 1:2-9

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
- Yohanes 3:16

Apa yang muncul di benak Anda ketika membaca ayat di atas? Oh... ayat itu lagi? Udah hafallah ayatnya… yah saya tahu, Allah mengasihi saya, karena itu saya diselamatkan. Ayat ini mengatakan bahwa karena begitu besar kasih Allah, Dia memberikan keselamatan. Sebetulnya, seberapa besar dan dalam kasih Allah?
Salah satu penjelasan yang mengungkapkan betapa ajaibnya kasih Allah, bisa kita lihat di dalam kitab Hosea. Kehidupan Hosea menjadi gambaran bagaimana cintanya Tuhan terhadap manusia. Hosea diperintahkan Tuhan untuk menikahi seorang pelacur, perempuan tidak baik, yang tubuhnya sudah dipakai oleh banyak pria. Perempuan ini berlaku tidak setia setelah dinikahi oleh seorang nabi Tuhan. Ia melacurkan dirinya lagi, meninggalkan suami dan anak-anaknya. Perempuan ini mencari kesenangannya sendiri.
Setelah beberapa waktu Tuhan berfirman kepada Hosea. Sebuah firman yang begitu mengagetkan dan menggentarkan turun, “Pergilah lagi, cintailah perempuan yang sudah  bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, ....” (Hos. 3:1a). Hosea pergi dan menebus kembali Gomer istrinya, sekalipun ia telah berlaku tidak setia,  sudah kotor. Mungkin terdengar kasar, tetapi inilah kenyataannya, Gomer adalah kita.
Kita mungkin pernah mendengar saran terhadap orang yang mengkhianati kita dalam satu relasi, “Orang itu nggak pantes sama kamu. Kamu berhak dapat yang lebih baik lagi.” Kita berada dalam posisi nggak pantes untuk Tuhan, terlalu hina untuk bisa disebut mempelainya Kristus. Kita yang tidak layak dicintai, yang tidak setia, yang tidak mencintai Tuhan, melainkan mencintai diri sendiri, mengutamakan kesenangan pribadi, sungguh kita seburuk itu sebenarnya. Namun, Tuhan Yesus mencintai kita apa adanya. Dicintai Tuhan itu tidak biasa-biasa. Kita dicintai Allah yang Mahakudus ketika masih berlumuran dosa yang menjijikkan. Kita menjadi berharga karena dicintai dan dikasihi Tuhan. Penerimaan yang paling utama dalam hidup kita ketika mengalami kasih Allah di dalam Kristus. Dikasihi Tuhan itu sesuatu yang menakjubkan, mengagumkan, mengherankan, terlalu indah, tidak pernah habis untuk dikatakan. Jika kita memahami dicintai Tuhan begitu ajaib, kita tidak akan asal-asalan dalam menjalani hidup. Sadarkah Anda?
Refleksi Diri:
Apa yang bisa Anda ungkapkan tentang kasih Tuhan yang sudah menyelamatkan Anda?
Apa sikap hidup yang ingin Anda terapkan sebagai wujud rasa syukur atas anugerah keselamatan dari Kristus?
"
Share:

Menikmati Hidup

Pengkhotbah 11
Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
- Pengkhotbah 11:9
Masa muda adalah masa yang menyenangkan. Banyak orang berusaha untuk terlihat dan merasa lebih muda. Bagi beberapa orang, menjadi muda juga berarti bisa hidup sesukanya, mengejar kenikmatan, dan tid mengkhawatirkan banyak
Kitab Pengkhotbah pasal 11 membawa kita untuk mengobservasi kehidupan kemudian memberikan nasihat kepada orang muda. Sang Pengkhotbah mengatakan bahwa kenikmatan kita dalam hidup di dunia akan dibatasi oleh banyak hal. Pertama, kita tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi (ay. 2b) atau bahwa tindakan kita akan membawa hasil (6b). Sebenarnya, banyak hal di dalam dunia ini yang kita tidak tahu atau tidak mengerti (ay. 5). Kedua, kita hanya bisa berspekulasi tentang kehidupan (ay. 4). Kemampuan kita untuk menikmati hidup akan menemui banyak ketidakpastian, serta batasan-batasan di dalamnya.
Di dalam pasal yang sama, Pengkhotbah pun mengundang pembacanya untuk hidup dengan penuh petualangan dengan mencoba melakukan hal-hal yang tidak biasa (ay. 1). Selain itu, ia mengundang untuk hidup dengan rajin (ay. 6a). Sang Pengkhotbah mengharapkan pembacanya menjalani hidup yang bersukacita (ay. 8a, 9a, 10a). Namun, di ayat 5b dan 9c, Pengkhotbah juga mengingatkan kita untuk hidup dekat dengan Allah serta menjalankan kehendak-Nya.
Intinya, Sang Pengkhotbah mengundang kita untuk menikmati dan menjalani hidup sepenuhnya, tetapi pada saat yang bersamaan tetap bertanggung jawab kepada Tuhan yang telah menciptakan kita. Bagaimana caranya menjalani hidup yang seperti itu? Dengan mengejar kenikmatan yang tidak berdosa. Kenikmatan yang tidak berdosa bisa didapatkan saat kita mengejar Tuhan sebagai sumber kenikmatan yang utama di dalam hidup. Ketika kita mengejar, berusaha mendekat kepada Tuhan, dan menikmati persekutuan dengan Kristus Yesus, kita akan mengejar kenikmatan-kenikmatan yang kudus di mata-Nya dengan sikap yang benar. Mari jalani dan nikmati masa muda Anda dengan bersukacita dan bersekutu di dalam-Nya.
Refleksi Diri:
Apa artinya “menikmati persekutuan dengan Tuhan” bagi Anda? Apakah Anda sudah menikmati hidup dengan cara yang kudus?
Apakah contoh kenikmatan-kenikmatan yang kudus (tidak berdosa) yang bisa Anda alami sebagai orang Kristen?
"
Share:

Ajaib Kasih-Nya

Hosea 1:2-9

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
- Yohanes 3:16

Apa yang muncul di benak Anda ketika membaca ayat di atas? Oh... ayat itu lagi? Udah hafallah ayatnya… yah saya tahu, Allah mengasihi saya, karena itu saya diselamatkan. Ayat ini mengatakan bahwa karena begitu besar kasih Allah, Dia memberikan keselamata. Sebetulnya, seberapa besar dan dalam kasih Allah?

Salah satu penjelasan yang mengungkapkan betapa ajaibnya kasih Allah, bisa kita lihat di dalam kitab Hosea. Kehidupan Hosea menjadi gambaran bagaimana cintanya Tuhan terhadap manusia. Hosea diperintahkan Tuhan untuk menikahi seorang pelacur, perempuan tidak baik, yang tubuhnya sudah dipakai oleh banyak pria. Perempuan ini berlaku tidak setia setelah dinikahi oleh seorang nabi Tuhan. Ia melacurkan dirinya lagi, meninggalkan suami dan anak-anaknya. Perempuan ini mencari kesenangannya sendiri.
Setelah beberapa waktu Tuhan berfirman kepada Hosea. Sebuah firman yang begitu mengagetkan dan menggentarkan turun, “Pergilah lagi, cintailah perempuan yang sudah  bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, ....” (Hos. 3:1a). Hosea pergi dan menebus kembali Gomer istrinya, sekalipun ia telah berlaku tidak setia,  sudah kotor. Mungkin terdengar kasar, tetapi inilah kenyataannya, Gomer adalah kita.
Kita mungkin pernah mendengar saran terhadap orang yang mengkhianati kita dalam satu relasi, “Orang itu nggak pantes sama kamu. Kamu berhak dapat yang lebih baik lagi.” Kita berada dalam posisi nggak pantes untuk Tuhan, terlalu hina untuk bisa disebut mempelainya Kristus. Kita yang tidak layak dicintai, yang tidak setia, yang tidak mencintai Tuhan, melainkan mencintai diri sendiri, mengutamakan kesenangan pribadi, sungguh kita seburuk itu sebenarnya. Namun, Tuhan Yesus mencintai kita apa adanya. Dicintai Tuhan itu tidak biasa-biasa. Kita dicintai Allah yang Mahakudus ketika masih berlumuran dosa yang menjijikkan. Kita menjadi berharga karena dicintai dan dikasihi Tuhan. Penerimaan yang paling utama dalam hidup kita ketika mengalami kasih Allah di dalam Kristus. Dikasihi Tuhan itu sesuatu yang menakjubkan, mengagumkan, mengherankan, terlalu indah, tidak pernah habis untuk dikatakan. Jika kita memahami dicintai Tuhan begitu ajaib, kita tidak akan asal-asalan dalam menjalani hidup. Sadarkah Anda?

Refleksi Diri:
Apa yang bisa Anda ungkapkan tentang kasih Tuhan yang sudah menyelamatkan Anda?
Apa sikap hidup yang ingin Anda terapkan sebagai wujud rasa syukur atas anugerah keselamatan dari Kristus?
"
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.