Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Perlindungan Khusus terhadap Umat

Keluaran 8:20-32

Bencana bisa terjadi di mana saja dan dapat menimpa siapa saja, termasuk umat Allah. Namun, Allah bisa membuat pengecualian agar umat-Nya terlindungi dari bencana.

Mulai dari tulah keempat, berupa lalat pikat, Allah menunjukkan sesuatu yang berbeda. "Tetapi, pada hari itu Aku akan mengecualikan tanah Gosyen, tempat umat-Ku tinggal, sehingga di sana tidak terdapat lalat pikat, supaya engkau mengetahui bahwa Aku, TUHAN, ada di negeri ini. Sebab, Aku akan membuat perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu. Besok mukjizat ini akan terjadi" (22-23). Tuhan kemudian melakukan seperti yang telah Ia firmankan; banyak lalat pikat masuk ke dalam istana Firaun, ke rumah para pejabatnya, dan ke seluruh tanah Mesir (24).

Baru pada tulah keempat ini, umat Israel yang tinggal di Gosyen tidak terkena dampaknya. Tuhan melakukannya untuk menunjukkan bahwa Ia hadir di Mesir. Dengan ini, Tuhan menunjukkan perbedaan antara umat-Nya dan bangsa Mesir.

Kita melihat bahwa Allah sengaja memperlihatkan perbedaan dalam pemeliharaan-Nya bagi umat-Nya dan mereka yang bukan umat-Nya. Hal ini sering kita temukan dalam Alkitab. Misalnya, aturan mengenai pembebasan budak Ibrani pada tahun ketujuh (lihat Kel. 21:2) hanya berlaku untuk budak Ibrani, yang merupakan umat Allah. Jelaslah bahwa Allah memberikan perlindungan khusus kepada umat-Nya.

Mungkin kita tidak selalu bisa melihat perbedaan perlindungan Allah bagi orang percaya dan mereka yang tidak percaya. Namun, sebagaimana umat Allah di Gosyen dilindungi, kita dapat mempercayai bahwa Allah melindungi kita sebagai umat-Nya, dengan perlindungan yang khusus dibanding mereka yang bukan umat-Nya. Perlindungan ini diberikan semata-mata karena kita adalah milik Allah.

Bersyukurlah atas perlindungan khusus yang Allah berikan kepada umat-Nya. Kiranya, kita semakin menyadari betapa berbahagianya kita menjadi umat yang dimiliki oleh Allah.

Share:

Hukuman Berkali Lipat

Keluaran 8:16-19

Ketika Allah memberikan hukuman dan manusia tetap tidak mau bertobat, biasanya Allah akan memberikan hukuman yang lebih berat. Prinsip ini juga terlihat dalam sepuluh tulah yang terjadi di Mesir.

Berbeda dengan tulah pertama dan kedua, tulah ketiga diberikan tanpa peringatan. Mungkin TUHAN tidak memberikan peringatan ini sebagai balasan atas Firaun yang telah melanggar janjinya (lihat 8:15). TUHAN langsung menyuruh Musa agar Harun mengulurkan dan memukulkan tongkatnya ke debu tanah, sehingga debu itu berubah menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir (16). Debu yang dahulu digunakan untuk membentuk manusia (lihat Kej. 2:7), kini digunakan sebagai alat tulah. Para ahli sihir Mesir berusaha melakukan hal serupa untuk menciptakan nyamuk, tetapi mereka tidak berhasil (18). Kemudian mereka berkata kepada Firaun: "Ini adalah perbuatan tangan ilahi!" (19).

Dalam hal ini, kita melihat peningkatan dalam kedahsyatan tulah yang TUHAN kirimkan. Jika pada tulah pertama dan kedua para ahli sihir Mesir bisa meniru menggunakan mantra mereka, kini mereka tidak mampu. Mereka menyadari bahwa ini bukanlah hasil dari mantra, melainkan perbuatan ilahi. Pada tulah-tulah berikutnya, kedahsyatan semakin meningkat.

Alkitab menunjukkan bahwa saat Allah memberi hukuman dan manusia tidak mau bertobat, Allah akan meningkatkan hukumannya. Hal ini juga berlaku bagi umat-Nya. Dalam kitab Imamat, kita membaca bahwa jika umat terus mengabaikan peringatan dan tidak bertobat, Allah akan menghajar mereka dengan lebih keras hingga tujuh kali lipat, dan peringatan ini disebutkan empat kali (lihat Im. 26:18, 21, 24, 28).

Allah memberikan hukuman sebagai panggilan untuk bertobat. Jadi, jika kita mendapat hukuman, segeralah bertobat! Jangan sampai hukuman menjadi lebih berat karena kita bersikeras seperti Firaun.

Melalui kasih-Nya, Allah menghukum kita yang berdosa. Semoga kita memiliki hati yang siap untuk bertobat dan berusaha menaati Allah.

Share:

Pujian Ibadah Minggu 13 Oktober 2024

Share:

Kedaulatan Allah dan Dosa Manusia

Keluaran 8:1-15

Berkali-kali Allah berfirman bahwa Ia akan mengeraskan hati Firaun (lihat Kel. 4:21, 7:3, 9:12, 10:1, 20). Di sisi lain, Alkitab juga mencatat bahwa Firaun mengeraskan hatinya sendiri (lihat Kel. 7:13, 9:35, 8:15, 32, 9:34). Bagaimana kita memahami kedua hal ini?

Ketika membaca Alkitab, kita perlu memahami konsep paradoks, yaitu dua hal yang tampak bertentangan, tetapi sebenarnya tidak.

Tulah kedua adalah ketika Allah, melalui Harun, mendatangkan begitu banyak katak hingga menutupi seluruh tanah Mesir (5-6). Firaun kemudian memanggil Musa dan Harun, dan berkata, "Mohonlah kepada TUHAN agar Ia menyingkirkan katak-katak ini dari diriku dan rakyatku, maka aku akan membiarkan bangsa itu pergi mempersembahkan kurban kepada TUHAN" (8). Musa pun berdoa, dan benar, katak-katak itu mati di rumah, di halaman, dan di ladang (9-13). "Namun, ketika Firaun melihat keadaan membaik, ia kembali mengeraskan hatinya dan tidak mau mendengarkan mereka, seperti yang telah difirmankan TUHAN" (15).

Perhatikan pada ayat 15 dikatakan bahwa Firaun "mengeraskan hatinya", tetapi itu juga adalah seperti yang sudah Allah firmankan, bahwa "TUHAN akan mengeraskan hati Firaun". Kedua hal ini tidak bertentangan, melainkan merupakan paradoks. Jadi, kita dapat memahami bahwa saat Allah dikatakan mengeraskan hati Firaun, itu berarti Allah membiarkan Firaun untuk tetap keras hati.

Sesungguhnya, tidak ada seorang pun yang benar (lihat Rm. 3:10-12), dan Firaun pasti akan tetap mengeraskan hatinya jika Allah tidak melembutkannya. Istilah "TUHAN mengeraskan hati Firaun" menunjukkan bahwa keputusan akhir untuk melembutkan hati atau membiarkan hati tetap keras ada sepenuhnya di tangan Allah. Ini berarti bahwa Firaun tidak menerima berkat atau persetujuan dari Allah. Firaun bersalah karena mengeraskan hatinya dan tidak menepati janjinya. Dengan demikian, meskipun Allah berdaulat atas hidup manusia, dosa tetap menjadi tanggung jawab manusia itu sendiri.

Share:

Tuhan Memelihara Kehidupan

Keluaran 7:14-25

Perang pada zaman kuno tidak hanya terjadi antara kerajaan, tetapi lebih merupakan konflik antar dewa. Oleh karena itu, adalah wajar jika sepuluh tulah ditujukan sebagai hukuman terhadap "semua ilah di Mesir" (Kel. 12:12).

Tuhan memerintahkan Musa untuk menemui Firaun di pagi hari, saat Firaun biasa pergi ke Sungai Nil dan menunggu di tepi sungai (14-15). Ketika Firaun menolak untuk membebaskan orang Israel, Tuhan menunjukkan jati diri-Nya dengan mengubah air Sungai Nil menjadi darah (17). "Ikan di Sungai Nil akan mati, dan sungai itu akan berbau busuk, sehingga orang Mesir tidak dapat minum air dari Sungai Nil ini" (18).

Mengapa tulah pertama ditujukan kepada Sungai Nil? Apakah ini dimaksudkan untuk menyerang dewa Sungai Nil, ataukah sebagai balasan Tuhan terhadap bayi laki-laki yang dibuang ke sungai saat kelahiran Musa?

Dewa sungai sering dianggap memiliki peran penting karena sungai adalah sumber air minum. Pentingnya dewa Sungai Nil bagi Firaun dan orang Mesir terlihat dari kebiasaan Firaun yang setiap pagi pergi ke Sungai Nil (14-15, 8:20). Dalam konteks penyeberangan Sungai Yordan, kita juga perlu memahami bahwa Allah mengalahkan dewa Sungai Yordan, yang membuat semua raja Kanaan merasa ketakutan (bdk. Yos. 5:1). Melalui tulah pertama ini, Tuhan ingin menunjukkan bahwa yang memberikan air untuk manusia bukanlah dewa sungai, tetapi TUHAN, Allah Israel. Kita tentu menyadari bahwa air adalah elemen yang sangat penting untuk kehidupan semua makhluk di bumi. Inti dari tulah pertama ini mengajarkan kita bahwa hanya TUHAN yang dapat memberikan dan memelihara kehidupan seluruh makhluk.

Apakah kita menyadari bahwa jika bukan karena Allah yang menyediakan segalanya, termasuk air dan oksigen, kita tidak akan bisa bertahan hidup di bumi? Mari kita bersyukur dan menghargai semua yang telah Allah berikan untuk keberlangsungan hidup kita. Jangan anggap remeh keberadaan air dan oksigen!


Pagi ini, mari kita memohonkan berkat kepada TUHAN untuk Bapak, Ibu, serta saudara-saudari sekalian. Semoga berkat kesehatan, sukacita, dan damai sejahtera mengalir dalam hidup kita semua.

Kiranya rumah tangga, anak-anak, dan cucu-cucumu diberkati. Begitu juga pekerjaanmu, sawah dan ladangmu, usahamu, studi, toko, kantor, rekan bisnis, pelanggan, rumah, keluarga, pelayanan, gereja, majikan, dan calon pendampingmu.

Dalam nama TUHAN YESUS, biarlah berkat-Mu tercurah berlimpah dalam kehidupan kami. Yang percaya, katakan AMIN! TUHAN YESUS memberkati.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.