Adil merupakan salah satu sifat yang diharapkan hadir dalam kehidupan bermasyarakat dan relasi antar manusia. Namun, sering kali konsep keadilan ini disalahpahami. Keadilan bukan berarti semua mendapatkan hal yang sama, melainkan mendapatkan apa yang seharusnya sesuai dengan kebutuhan dan keadaannya.
Ilustrasi
Kue dan Pembagian yang Adil:
Ketika anak-anak dibagikan kue, muncul
ketidakpuasan jika pembagiannya dianggap tidak adil. Ada pandangan bahwa
keadilan berarti semua anak mendapat bagian yang sama rata. Namun, apakah benar
adil itu harus selalu sama rata?
Contoh ini menggambarkan bahwa keadilan bukan
hanya tentang kesetaraan secara jumlah, tetapi juga tentang pemenuhan kebutuhan
yang berbeda. Misalnya, seorang anak yang lebih tua mungkin membutuhkan porsi
lebih besar dibandingkan yang lebih muda. Adil di sini berarti memberikan
sesuai dengan kebutuhan masing-masing, bukan sekadar jumlah yang sama.
Narasi
Abraham dan Sodom:
Dalam Kejadian 18:16-33, kita melihat
bagaimana Tuhan menyampaikan kepada Abraham rencana-Nya untuk menghakimi Sodom
dan Gomora. Tuhan yang Mahatahu memberi tahu Abraham tentang kehancuran yang
akan datang atas kota-kota tersebut, dan Abraham memanfaatkan kesempatan itu
untuk berdoa syafaat bagi orang-orang benar yang mungkin ada di sana.
Konteks Keadilan Tuhan:
- Keadilan dan Kemahatahuan Tuhan: Tuhan
     mengetahui segala sesuatu tentang Sodom, termasuk kejahatan dan dosa-dosa
     yang ada di sana. Namun, Tuhan juga mengetahui hati orang-orang yang benar
     di tengah kota yang jahat tersebut. Kemahatahuan Tuhan menjadikan
     penghakiman-Nya benar dan adil, karena Dia melihat seluruh gambarannya
     (Kejadian 18:20-21).
 - Doa Syafaat Abraham:
     Abraham berdoa syafaat, memohon kepada Tuhan untuk menyelamatkan
     orang-orang benar di Sodom. Dalam percakapannya dengan Tuhan, Abraham
     bertanya apakah Tuhan akan menghancurkan seluruh kota jika ada sejumlah
     orang benar di dalamnya. Tuhan menjawab bahwa Dia tidak akan menghancurkan
     kota tersebut jika ada 10 orang benar di sana (Kejadian 18:23-32). Ini
     menunjukkan bahwa keadilan Tuhan juga melibatkan belas kasihan dan
     kemurahan bagi mereka yang benar.
 - Keadilan yang Tidak Pilih Kasih: Tuhan
     menunjukkan bahwa Dia tidak pilih kasih dalam penghakiman-Nya. Dia melihat
     dan memperhitungkan keadilan bagi setiap individu. Keadilan Tuhan bersifat
     komprehensif, meliputi segala aspek kehidupan dan hati manusia, dan tidak
     berdasarkan penampilan luar atau status sosial (Mazmur 130:3).
 
Refleksi
Keadilan Tuhan dalam Hidup Kita:
Keadilan dalam Keseharian:
- Menghargai Perbedaan Kebutuhan: Dalam
     keseharian, adil berarti kita harus mempertimbangkan perbedaan kebutuhan
     dan keadaan masing-masing orang. Misalnya, dalam pembagian bantuan, adil
     bukan berarti semua mendapatkan jumlah yang sama, tetapi yang lebih
     membutuhkan mendapatkan lebih banyak.
 - Tidak Memihak: Adil
     juga berarti kita tidak boleh memihak atau menunjukkan favoritisme. Kita
     harus bersikap jujur dan terbuka dalam memperlakukan setiap orang,
     berdasarkan prinsip-prinsip keadilan yang telah kita pahami dari Tuhan.
 
Doa Syafaat dan Keadilan:
- Menyampaikan Pergumulan Orang Lain: Doa syafaat adalah tindakan berdoa untuk orang lain, terutama
     untuk mereka yang membutuhkan bantuan dan keadilan. Ini adalah momen untuk
     tidak fokus pada diri sendiri, tetapi untuk membawa pergumulan dan
     kebutuhan orang lain kepada Tuhan.
 - Percaya pada Keadilan Tuhan:
     Ketika kita berdoa syafaat, kita harus percaya bahwa Tuhan yang Mahakuasa
     dan Maha Adil akan mendengarkan dan menjawab doa kita sesuai dengan
     kehendak-Nya yang adil dan benar.
 
Menghidupi Keadilan:
- Menjadi Alat Tuhan untuk Keadilan: Kita dipanggil untuk menjadi alat keadilan Tuhan di dunia. Ini
     berarti kita harus aktif dalam memperjuangkan keadilan di sekitar kita,
     memastikan bahwa tidak ada yang diperlakukan tidak adil atau
     diskriminatif.
 - Menyerahkan Pergumulan ke Tangan Tuhan: Kita juga diajak untuk menyerahkan setiap pergumulan dan
     ketidakadilan yang kita alami atau lihat di sekitar kita ke dalam tangan
     Tuhan. Kita harus percaya bahwa Tuhan adalah Hakim yang adil dan akan
     menegakkan keadilan pada waktu-Nya.
 
Adil berarti memberikan apa yang seharusnya
sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masing-masing, bukan hanya pembagian yang
sama rata. Tuhan yang Mahatahu dan Mahakuasa adalah sumber keadilan yang
sejati. Melalui doa syafaat dan kehidupan sehari-hari, kita dipanggil untuk
merefleksikan keadilan Tuhan, memastikan bahwa kita tidak pilih kasih dan
memperjuangkan keadilan bagi semua orang. Adakah kita siap untuk hidup dalam
keadilan yang mencerminkan belas kasihan dan kemurahan Tuhan, serta membawa
pergumulan orang lain ke dalam tangan-Nya?
















