Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

✨ Jangan Membuang Imanmu!


“Janganlah kamu berkeras hati seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun.”
(Ibrani 3:8)


📖 Renungan

Dalam dunia yang terus berubah, kita menyaksikan banyak orang meninggalkan iman mereka—entah dengan terang-terangan berpaling dari Kristus, atau perlahan-lahan menyimpang melalui ketidaktaatan dan pemberontakan hati. Firman Tuhan hari ini memperingatkan kita akan bahaya kemurtadan—sebuah sikap hati yang menolak percaya dan tidak taat kepada Allah.


⚠️ Kemurtadan: Bukan Sekadar Pindah Agama

Sering kali kita mengira murtad hanya berarti beralih agama secara lahiriah. Namun dalam terang firman, kemurtadan lebih dalam dari itu.
Bangsa Israel adalah contoh nyata. Mereka umat pilihan Allah, namun mereka jatuh dalam kemurtadan:

  • Mereka mengeraskan hati (ay. 8).

  • Mereka sesat hati dan tidak mengenal jalan Allah (ay. 10).

  • Mereka tidak taat dan tidak percaya (ay. 12, 18–19).

Tragisnya, mereka tetap berjalan dalam komunitas umat Allah, namun hati mereka telah menjauh. Inilah bentuk murtad yang paling berbahaya: dekat secara lahiriah, tapi jauh secara rohani.


🧠 Jangan Keras Hati

Hati yang keras adalah hati yang menolak dibentuk oleh firman dan pimpinan Roh Kudus. Ia menolak ditegur, menolak bertobat, dan hidup dalam pemberontakan yang terus-menerus.

Penulis Ibrani mengingatkan:

“Waspadalah, supaya jangan di antara kamu terdapat hati yang jahat dan tidak percaya, yang membuat kamu murtad dari Allah yang hidup!”
(ay. 12)

Karena itu, iman kepada Kristus harus terus dijaga. Bukan hanya lewat rutinitas ibadah, tetapi dengan ketaatan, kesetiaan, dan kelembutan hati setiap hari.


🤝 Saling Menasihati, Saling Meneguhkan

Firman juga memerintahkan kita untuk saling menasihati setiap hari (ay. 13). Mengapa setiap hari? Karena setiap hari kita menghadapi pencobaan, kelelahan rohani, dan godaan untuk menyerah.

Iman bukan beban pribadi, tetapi perjalanan bersama. Kita dipanggil untuk saling menguatkan, saling mendorong agar tetap setia kepada Allah yang telah lebih dahulu setia kepada kita.


🙌 Mari Tetap Setia

Jangan membuang iman kita hanya karena godaan dunia, luka masa lalu, atau ketidaksabaran terhadap proses Allah. Iman adalah harta surgawi yang tak ternilai. Jangan korbankan itu demi kesenangan sesaat.

Yesus Kristus telah mati agar kita diselamatkan.
Jangan kita menyia-nyiakan kasih karunia itu dengan hidup dalam ketidakpercayaan. Jangan mengeraskan hati. Jangan berbalik.


🙏 Doa Penutup

Tuhan yang setia,
Jagalah hatiku agar tetap lembut di hadapan-Mu.
Jauhkan aku dari kekerasan hati, ketidakpercayaan, dan pemberontakan.
Biarlah aku tetap berpegang pada iman kepada Kristus sampai akhir hidupku.
Bentuk aku menjadi anak-Mu yang setia, yang hidup dalam kasih dan ketaatan.

Dan jika aku mulai lemah, kirimkan saudara-saudara seiman yang akan menasihati dan menguatkanku.
Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.


📌 Ayat Penguatan

“Sebab kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.”
Ibrani 3:14

Share:

🏠 Aku Adalah Rumah Kristus



“Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya. Dan rumah-Nya ialah kita...”
(Ibrani 3:6a)


📖 Renungan

Ketika berbicara tentang rumah Allah, kita tidak hanya membayangkan bangunan fisik seperti bait suci atau gereja. Dalam Kristus, rumah Allah adalah kehidupan setiap orang percaya—dibangun, dimiliki, dan ditinggali oleh Sang Anak Allah sendiri.

Penulis Ibrani menyandingkan dua tokoh besar dalam sejarah iman: Musa dan Yesus Kristus. Keduanya dikenal karena kesetiaan mereka dalam memimpin umat Allah. Namun, ada perbedaan mendasar antara keduanya.


🧱 Musa: Pelayan Rumah | Yesus: Kepala Rumah

  • Musa adalah pelayan yang setia di rumah Allah. Ia memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, mengantar mereka menuju Tanah Perjanjian. Namun ia hanyalah pelayan, bukan pemilik rumah.

  • Yesus Kristus adalah Anak Allah, pemilik sekaligus pembangun rumah itu sendiri (ay. 3–6). Ia tidak sekadar hadir dalam rumah itu, Ia mengepalai dan tinggal di dalamnya.

Dan siapa rumah itu? Kita. Kita yang percaya kepada-Nya adalah rumah tempat Kristus tinggal dan memerintah.


🔥 Makna Menjadi Rumah Kristus

Menjadi “rumah Kristus” bukan hanya soal kedekatan rohani, tapi juga tentang komitmen hidup. Rumah mencerminkan pemiliknya. Jika Kristus berdiam di dalam kita:

  • Kita hidup dalam kekudusan, karena Yesus menyucikan rumah-Nya.

  • Kita hidup dalam ketaatan, sebab Yesus adalah Tuan yang layak ditaati.

  • Kita hidup dalam kasih dan pelayanan, karena itulah suasana rumah Kristus.


Sudah Layakkah Kita Disebut Rumah Kristus?

Yesus tidak tinggal di rumah yang cemar, kosong, atau penuh pemberontakan. Ia tinggal dalam kehidupan yang terbuka bagi-Nya, penuh ketaatan, dan mau dipimpin. Maka pertanyaannya:
Apakah Yesus berkenan tinggal dan diam dalam kehidupan kita hari ini?

Jika ya, mari kita katakan dengan penuh kesadaran dan syukur:
“Aku adalah rumah Kristus.”


🙏 Doa Penutup

Tuhan Yesus,
Terima kasih karena Engkau telah membangun aku menjadi rumah bagi-Mu.
Ajarlah aku untuk hidup dalam kesetiaan, ketaatan, dan kekudusan,
agar hidupku menyenangkan-Mu dan menjadi tempat di mana Engkau berdiam dengan damai.

Singkirkan segala hal yang mencemari hidupku.
Penuhi aku dengan firman-Mu, dan bentuk aku menjadi bangunan rohani yang memuliakan nama-Mu.

Dalam nama Yesus Kristus aku berdoa. Amin.


📌 Ayat Penguatan

“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”
1 Korintus 3:16

Share:

📖 Jalan Kerendahan Hati

 Ibrani 2:5–18


“Tetapi Yesus, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah daripada malaikat-malaikat... supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.”
(Ibrani 2:9)


Renungan

Ketika Agustinus ditanya tentang kualitas iman Kristen yang utama, jawabannya begitu mengejutkan namun mendalam:
"Yang pertama: kerendahan hati. Yang kedua: kerendahan hati. Yang ketiga: kerendahan hati."

Jawaban ini bukan sekadar pengulangan retoris, tetapi penegasan bahwa segala jalan pertumbuhan iman dimulai dari kerendahan hati. Dan jika kita ingin meneladani kerendahan hati yang sejati, kita hanya perlu melihat kepada Yesus Kristus.


🕊️ Kerendahan Hati Kristus

Yesus, Anak Allah yang kekal, rela dibuat lebih rendah dari malaikat-malaikat (ay. 9). Ia lahir sebagai bayi yang lemah, tumbuh dalam keterbatasan manusia, mengalami penderitaan, bahkan mati di kayu salib. Semua itu dilakukan bukan karena Ia lemah, tapi karena Ia mengasihi dan merendahkan diri-Nya untuk menyelamatkan manusia.

Kerendahan hati Yesus adalah nyata, bukan teori. Melalui salib, Dia menjadi Jalan Keselamatan bagi umat manusia, memimpin mereka kepada kemuliaan yang sejati (ay. 10). Inilah jalan yang dihidupi, bukan sekadar diajarkan.


🧭 Makna dan Tantangan Kerendahan Hati

Kerendahan hati bukan berarti minder atau merendahkan diri secara tidak sehat. Sebaliknya, kerendahan hati adalah:

  • Mengakui siapa diri kita sebenarnya di hadapan Allah,

  • Menyadari bahwa segala yang baik berasal dari Allah,

  • Menempatkan kehendak Tuhan di atas kepentingan diri sendiri,

  • Menjadi saluran belas kasihan, bukan penghakiman.

Lawan dari kerendahan hati adalah kesombongan—yang secara halus namun mematikan, menempatkan diri sebagai pusat kehidupan, bahkan pusat kebenaran. Orang yang sombong tak lagi mencari wajah Allah, sebab ia sudah merasa cukup dengan wajahnya sendiri.


🔥 Kerendahan Hati yang Menyelamatkan

Yesus tidak datang untuk menolong malaikat, tetapi menolong keturunan Abraham—yaitu kita yang percaya kepada-Nya (ay. 16). Maka, jalan kerendahan hati bukan hanya jalan Yesus, tapi juga jalan setiap orang percaya. Ketika kita hidup dalam kerendahan hati:

  • Kita menjadi damai, bukan sumber konflik.

  • Kita menjadi terang, bukan bayang-bayang keakuan.

  • Kita membawa belas kasihan, bukan penilaian penuh superioritas.


🙏 Doa Penutup

Tuhan Yesus, Sang Teladan Kerendahan Hati,
Ajarlah kami untuk tidak meninggikan diri,
tapi belajar menunduk di hadapan-Mu dan sesama.

Kami mengakui bahwa sering kali kami terlalu sibuk membanggakan kekuatan dan pencapaian kami.
Kini kami datang dengan hati yang terbuka,
memohon agar Engkau membentuk kami menjadi pribadi yang lembut, taat, dan berserah.

Bentuklah kami di jalan salib,
di mana kasih, pengampunan, dan kerendahan hati bertemu.
Di sana kami ingin hidup, di sana kami ingin tetap tinggal.

Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.


📌 Ayat Penguatan

“Ia yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya...”
Filipi 2:6–7

Share:

📖 Sungguh-sungguh Mendengar

Ibrani 2:1–4

"Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus."
(Ibrani 2:1)


🕊️ Renungan

Di tengah dunia yang ramai dan penuh distraksi, suara Tuhan sering kali menjadi suara yang paling mudah diabaikan. Kita terbiasa mendengar begitu banyak hal—dari media, opini orang, budaya, bahkan bisikan hati kita sendiri—namun jarang merenungkan: "Apakah aku sungguh mendengar Tuhan hari ini?"

Penulis Ibrani mengingatkan kita untuk lebih teliti memperhatikan apa yang telah kita dengar. Ini bukan hanya soal mendengar dengan telinga, tetapi dengan hati yang terbuka dan hidup yang siap taat. Mendengar yang sejati berarti:

  • Memberi perhatian penuh pada firman Tuhan,

  • Menyimpannya dalam hati,

  • Menghidupinya dalam tindakan sehari-hari.


Firman yang Harus Didengar

Yang terutama harus kita dengarkan dengan sungguh-sungguh adalah kabar keselamatan yang besar. Inilah berita terbesar sepanjang zaman—Allah sendiri berbicara dan menyatakan kasih-Nya melalui Yesus Kristus. Keselamatan ini bukan berita biasa; ini adalah pengubahan total hidup dari:

  • Kematian menuju kehidupan,

  • Dosa menuju pengampunan,

  • Kesia-siaan menuju kekekalan,

  • Hamba dosa menjadi anak Allah.

Jangan abaikan keselamatan yang sedemikian besar! Setiap kali kita bersikap dingin terhadap firman Tuhan, kita sebenarnya sedang menutup telinga terhadap suara kasih yang ingin membebaskan kita.


💬 Kesaksian Hidup

Mereka yang sungguh-sungguh mendengar firman Tuhan akan hidup berbeda. Mereka menjadi saksi hidup yang nyata tentang kasih karunia dan kuasa Allah. Bukan hidup yang dikendalikan ego, amarah, atau kesombongan—tetapi hidup yang memancarkan pengharapan, kerendahan hati, dan kasih yang mengubahkan.


🛐 Aplikasi

  • Apakah hari-harimu diisi dengan mendengarkan suara Tuhan?

  • Apakah firman yang kamu dengar hanya masuk telinga dan hilang begitu saja?

  • Sudahkah hidupmu menjadi kesaksian nyata dari keselamatan yang besar itu?


🙏 Doa Penutup

Ya Bapa yang penuh kasih,
Terima kasih atas keselamatan besar yang telah Engkau nyatakan melalui Putra-Mu, Yesus Kristus.
Ampunilah kami jika selama ini telinga kami lebih condong pada suara dunia daripada suara-Mu.

Ajarlah kami untuk mendengar dengan sungguh, menyimpan firman-Mu dalam hati, dan hidup menurut kehendak-Mu.
Biarlah hidup kami menjadi kesaksian kasih-Mu yang besar, yang menuntun orang lain juga untuk mengenal keselamatan yang sejati.

Beri kami kekuatan untuk terus taat, setia, dan rendah hati dalam setiap langkah hidup kami.
Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, kami berdoa. Amin.


📌 Ayat Penguatan

“Janganlah kamu hanya menjadi pendengar firman saja, tetapi lakukanlah juga!”
Yakobus 1:22

Share:

✝️ Keutamaan Kristus


“Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: ‘Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?’”
(Ibrani 1:5a)


🔍 Renungan

Yesus Kristus bukan hanya nabi atau malaikat. Ia adalah Anak Allah yang tunggal, yang telah menerima segala kuasa di surga dan di bumi (lih. Mat. 28:18). Dalam Ibrani 1:5–14, kita diingatkan bahwa Yesus jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat, meskipun malaikat adalah makhluk surgawi yang melayani Allah dengan taat.

Allah sendiri menyebut Yesus sebagai Anak-Nya dan memerintahkan malaikat-malaikat untuk menyembah Dia (ayat 6). Ini menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya utusan, tetapi Dia adalah Tuhan yang kekal, Raja yang memerintah dengan tongkat keadilan, dan Allah yang tidak berubah selama-lamanya (ayat 8–12).

“Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan.”
(Ibrani 1:12b)

Keagungan Kristus ini menjadi dasar pengharapan dan iman kita. Dialah yang menebus kita, bukan dengan emas atau perak, tetapi dengan darah-Nya yang kudus dan mahal. Sebab itu, dialah satu-satunya jalan keselamatan, dan hanya kepada-Nya kita layak memberikan pujian, hormat, dan penyembahan yang sejati.

🛐 Aplikasi dalam Hidup

  • Apakah Yesus telah menjadi yang utama dalam hidup kita?

  • Apakah kita menyembah Dia dengan sepenuh hati, bukan hanya dengan kata-kata?

  • Apakah hidup kita mencerminkan pengakuan iman bahwa Yesus adalah Tuhan?

Marilah kita tinggikan nama-Nya, menempatkan Dia sebagai pusat kehidupan, dan terus hidup dalam penyembahan dan ketaatan penuh kepada-Nya.

🙏 Doa Renungan

Ya Bapa yang di surga,
Kami bersyukur karena Engkau telah mengaruniakan Anak-Mu yang tunggal, Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat kami.
Terima kasih untuk kasih karunia dan perlindungan-Mu sepanjang malam.

Pagi ini, kami memohon berkat dari-Mu bagi setiap saudara-saudari kami:
Limpahkanlah berkat kesehatan, sukacita, dan damai sejahtera dalam kehidupan mereka.
Berkatilah rumah tangga mereka, anak-anak dan cucu-cucu mereka, pekerjaan, usaha, studi, toko, ladang, dan kantor mereka.
Berkatilah pelayanan mereka, gereja mereka, serta relasi dan masa depan mereka.

Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, biarlah berkat-Mu mengalir limpah atas setiap kehidupan yang percaya kepada-Mu.

Tambahkanlah hikmat bagi kami seiring bertambahnya hari,
agar kami semakin kuat dan melihat terobosan dalam hidup kami menurut kehendak-Mu.

Jadilah kehendak-Mu atas kami.
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan percaya. Amin.


“Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah, dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kuasa...”
Ibrani 1:3a

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.