Para imam dan ahli Taurat tahu tentang nubuat Mesias, tapi ketika Yesus hadir di hadapan mereka, mereka menolak. Mereka mencari kesalahan, bukan kebenaran. Mereka menginginkan Mesias yang sesuai harapan mereka—pemimpin politik, bukan Juruselamat dari dosa.
Yesus tahu isi hati mereka. Ia tidak perlu menjawab semua tuduhan, sebab Ia tahu bahwa hati mereka tertutup. Namun, di tengah penolakan, Yesus tetap menunjukkan siapa diri-Nya: Anak Allah yang datang menebus manusia. Ia tidak membela diri, karena misi-Nya bukan untuk menang dalam perdebatan, melainkan untuk menyelamatkan.
Yesus juga mengenal hati kita. Ia tahu kapan kita sungguh percaya, dan kapan iman kita hanya di bibir. Mengenal Yesus dengan sungguh-sungguh berarti percaya penuh kepada-Nya—bukan hanya tahu tentang Dia, tetapi hidup dalam kehendak-Nya setiap hari.
Hari ini, mari kita renungkan: sudahkah kita mengenal Yesus lebih dalam? Atau baru sekadar tahu nama-Nya?
๐ Doa:
Tuhan Yesus, Engkau mengenal isi hati kami. Ampuni kami bila selama ini kami hanya tahu tentang-Mu, tapi belum sungguh mengenal-Mu. Ajarlah kami untuk semakin dekat, semakin percaya, dan semakin mengasihi-Mu setiap hari.
Amin.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar