“Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.”
— Matius 18:7
Allah kita adalah Allah yang penuh kasih dan keadilan. Kasih-Nya begitu besar, tetapi Ia juga tidak tinggal diam ketika umat-Nya disesatkan atau disakiti. Karena itulah, dalam kisah Bilangan 31, Allah memerintahkan Musa untuk menuntut balas kepada orang Midian.
Setiap suku Israel mengirim seribu orang untuk berperang, dan mereka berhasil mengalahkan bangsa Midian. Lima raja mereka tewas, termasuk Bileam bin Beor—nabi yang dulu berusaha mengutuk Israel demi uang, tetapi gagal karena Allah melindungi umat-Nya.
Namun Bileam tidak berhenti di situ. Ia mencari jalan lain untuk menjatuhkan Israel: menasihati orang Midian agar memakai perempuan mereka untuk menyesatkan laki-laki Israel, hingga mereka menyembah Baal-Peor. Dan strategi itu berhasil. Banyak orang Israel jatuh ke dalam dosa, dan murka Allah pun menyala—24.000 orang tewas karena pelanggaran itu.
Allah menghukum bukan hanya mereka yang berdosa, tetapi juga mereka yang menjadi penyebab orang lain berdosa. Ia serius terhadap segala bentuk penyesatan, baik disengaja maupun tidak.
Yesus sendiri menegaskan bahwa lebih baik seseorang tenggelam di laut dengan batu kilangan di lehernya daripada membuat seorang kecil yang percaya kepada-Nya jatuh dalam dosa (Matius 18:6). Rasul Paulus pun mengingatkan agar kita berhati-hati, jangan sampai kebebasan kita menjadi batu sandungan bagi orang lain (1 Korintus 8:9).
Renungan ini mengajak kita merenung:
Apakah hidup kita menolong orang lain semakin mengenal Tuhan?
Ataukah sikap, perkataan, atau tindakan kita justru membuat orang lain menjauh dari-Nya?
Kadang tanpa sadar, komentar tajam, candaan yang menyinggung, atau perilaku yang tidak konsisten bisa membuat orang lain kecewa pada iman. Allah ingin kita hidup dengan hati yang lembut dan peka, agar melalui hidup kita, orang lain dapat melihat kasih Kristus yang nyata.
Jangan biarkan hidup kita menjadi batu sandungan, tetapi jadikanlah hidup kita batu pijakan yang menuntun orang lain semakin dekat kepada Allah.
๐ Doa Penutup:
Tuhan Yesus, ajar aku untuk berhati-hati dalam setiap perkataan dan tindakanku. Jadikan hidupku cerminan kasih dan kebenaran-Mu, bukan batu sandungan bagi sesamaku. Biarlah melalui hidupku, orang lain semakin mengenal Engkau dan merasakan kasih-Mu yang nyata.
Amin.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar