Dalam dunia ini, persahabatan sering dibangun karena kepentingan. Ketika ada tujuan yang sama, musuh pun bisa menjadi sahabat. Begitulah yang terjadi antara Pilatus dan Herodes.
Keduanya sebenarnya tidak akur, tetapi demi kepentingan politik—untuk menyingkirkan Yesus—mereka bekerja sama. Pilatus tidak menemukan kesalahan pada Yesus, namun karena tekanan dan ketakutan akan kehilangan dukungan rakyat, ia memilih jalan aman. Herodes pun ikut mempermainkan Yesus dan menjadikannya bahan olok-olok. Akhirnya, dua orang yang semula bermusuhan menjadi sahabat karena sama-sama ingin menyingkirkan Yesus.
Yesus tahu hati mereka. Ia tidak melawan, tidak membalas, melainkan tetap diam dan taat pada kehendak Bapa. Ia tidak menaruh dendam kepada mereka yang bersekongkol melawan-Nya. Justru dari sikap-Nya, kita belajar arti sahabat sejati—yang rela memberi diri, bahkan mengorbank








Tidak ada komentar:
Posting Komentar