Lukas mencatat bagaimana Yesus bersama murid-murid-Nya mempersiapkan Perjamuan Paskah. Hari Raya Paskah adalah momen penting bagi bangsa Israel — peringatan akan pembebasan mereka dari perbudakan di Mesir.
Yesus mengutus Petrus dan Yohanes untuk mempersiapkan perjamuan itu (ayat 7–8). Dengan mengikuti petunjuk Yesus, mereka menjumpai seorang pembawa kendi air yang menunjukkan ruangan tempat perjamuan diadakan (ayat 9–12). Segala sesuatu sudah tersedia — mereka tinggal menyiapkannya (ayat 13).
Peristiwa ini mengajarkan bahwa Tuhan selalu menyediakan apa yang kita butuhkan, bahkan sebelum kita menyadarinya. Tugas kita adalah taat dan percaya pada arahan-Nya. Murid-murid bekerja sama dalam persiapan ini — sebuah gambaran indah tentang pentingnya kerja sama dalam komunitas iman, di mana setiap orang memiliki peran penting untuk mendukung pelayanan Tuhan.
Lebih dari sekadar perjamuan, Paskah ini adalah bagian dari rencana besar Allah. Setiap detail yang diatur Yesus menunjukkan bahwa tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Karena itu, persiapan Paskah tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan, melainkan dengan hati yang sungguh-sungguh mencari kehendak Tuhan.
Kita mempersiapkan Paskah dengan cara terbaik melalui firman dan doa. Firman menuntun kita memahami makna Paskah — karya penebusan Kristus. Doa menuntun hati kita untuk tetap terarah kepada Allah, agar kita tidak sibuk secara lahiriah namun kosong secara rohani.
Menjelang Paskah, marilah kita bertanya dalam hati:
Apakah aku sudah mempersiapkan hati untuk menyambut Kristus yang bangkit?
Apakah aku melibatkan Tuhan dalam setiap langkah persiapanku?
Mari rayakan Paskah bukan hanya sebagai tradisi, tetapi sebagai perjumpaan rohani yang hidup bersama Yesus. Persiapkanlah Paskah dengan sebaik-baiknya — dengan hati yang bersih, iman yang teguh, dan pengharapan yang diperbarui oleh kasih-Nya. ✝️








Tidak ada komentar:
Posting Komentar