Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Hati yang Baru

"Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat." (Yehezkiel 11:19)

Sesuatu yang baru biasanya diharapkan kualitasnya yang baik. Barang lama yang baik lebih baik dari barang baru yang kualitasnya buruk.
Setiap hari adalah hari yang disebut baru walau keadaan yang membentuknya adalah sama, yaitu matahari yang terbit di timur yang secara perlahan beredar ke barat.
Manusia disebut baru jika pengalaman dan waktunya adalah pertama atau belum lama terjadi. Jika sudah lama, ia tidak akan lagi disebut baru. Manusia tidak akan pernah selalu baru keadaannya, ia hanya baru untuk waktu sesaat.
Tahun baru adalah waktu yang hanya mengacu pada satu hari, yaitu hari pertama - tanggal satu - pada bulan pertama - Januari - setiap tahunnya, ditambah hari-hari yang masih tidak jauh dari itu untuk berziarah.

Hati yang baru adalah hati yang bisa terus baru dan tidak pernah menjadi tua, yaitu hati yang taat; taat kepada Allah.

Jika hati tidak baru, ia membuat segalanya menjadi tidak baru sebab hati adalah yang mempertemukan manusia dengan segala sesuatu di dunia ini. Segala sesuatu ditanggapi oleh hati, hati yang memberinya nilai dan hati yang membentuknya.

"Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya." (Galatia 6:15)
Bagaimana dengan anda. Sudah dua hari kita masuki di tahun 2021, sudahkah kita tetap merasakan baru? Gbu. Amin
Share:

Akhir yang Lebih Baik

"Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati." (Pengkhotbah 7:8)

Semua ada permulaannya dan semua ada akhirnya. Dimulai dari lahir berakhir mati, dimulai dari bibit berakhir ketika dihidangkan menjadi sajian di meja makan, dimulai dengan belajar abjad selesai ketika menjawab soal-soal ujian untuk beranjak ke jenjang yang lebih tinggi. Waktu menilai hasil pekerjaan lebih baik dari pada ketika baru menyadari tanggung jawab. Orang bertanggungjawab itu baik.

Hanya Tuhan yang tidak ada awal dan akhirnya, sebab Ia itu dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Tuhan akan terus menjadi pusat kehidupan di dunia ini selama kehidupan itu masih diperkenankan-Nya tetap ada.

Mari bicara tentang kehidupan. Ketika dimulai: ia disayangi, diberi perhatian, dibentuk melalui berbagai didikan, dan sebagainya. Ketika ia sudah matang: ia menyayangi, ia memberi, dan ia membentuk, ketika sudah tua: ia disayangi dan diteladani.

Akhir kehidupan adalah kematian, tetapi tidak otomatis bahwa kematian adalah lebih baik dari kelahiran. Pada saat akhir, termasuk pada kehidupan, akan diberi nilai untuk semua yang telah terjadi. Jika ia panjang sabar (sesuatu yang baik) berarti bahwa baginya, akhir itu lebih baik sebab tanggung jawabnya diselesaikan dengan baik dan kalau tidak demikian hidupnya tidak berarti.

Akhir tahun hanya lebih baik dari permulaan Tahun jika tahun itu sudah menjadi tahun yang telah dilalui secara bertanggung jawab.

"TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah." (Mazmur 14:2)
Share:

Allah Menopang Kita dengan Lengan-Nya

 Ulangan 31:1-8

"Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati." (Ulangan 31:8)

Sekarang ini banyak orang dikejutkan dengan keadaan dunia yang berubah-ubah, susah untuk diprediksi. Contoh dalam hal musim di negeri kita. Dulu orang bisa menebak dengan mudah kapan musim kemarau terjadi dan kapan juga dimulainya musim penghujan. Kini? Musim tidak menentu dan sangat membingungkan.

Sesungguhnya generasi-generasi terdahulu sudah mengingatkan kita pada ketidakpastian dan kemerosotan nilai-nilai dalam dunia ini. Jika memperhatikan keadaan yang ada kita menjadi pesimis menghadapi hari esok. Tetapi sebagai anak Tuhan janganlah kita berkecil hati karena kita memiliki Allah yang kuasa-Nya tidak berubah. Dia berjanji akan menyertai kita sampai kesudahan zaman. Firman-Nya, "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah,..." (Maleakhi 3:6). Karena Allah tidak berubah kita dapat menjadikan-Nya sebagai tempat perlindungan. "Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal. Ia mengusir musuh dari depanmu dan berfirman: Punahkanlah!" (Ulangan 33:27).

Lengan Allah yang kekal adalah tempat yang sangat aman dan benteng bagi setiap kita yang mencari perlindungan dan keamanan. Lengan Allah yang kekal adalah lengan yang kuat dan penuh dengan kuasa seperti dilukiskan dalam Yeremia 32:17: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu!"

Jadi, tiada yang mustahil bagi Allah, Dia menciptakan langit dan bumi dengan lengan-Nya yang kekal dan penuh kuasa itu. Jika Tuhan Allah mampu menciptakan alam semesta dengan kuasa-Nya, apakah menurut kita masih ada hal yang terlalu sukar bagi Dia? Allah dapat menciptakan segala sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini. Percaya dan bergantunglah penuh pada lengan-Nya yang kekal itu. Karena Allah tidak berubah adanya, Dia masih memiliki kuasa untuk menciptakan segala sesuatu dengan lengan-Nya yang kekal itu. Dia berkata, "Mungkinkah tangan-Ku terlalu pendek untuk membebaskan atau tidak adakah kekuatan pada-Ku untuk melepaskan?" (Yesaya 50:2b).
Memasuki tahun yang baru 12  jam lagi kita di penghujung tahun. Sudahkah
Sampai saat ini kuasa Allah masih tersedia bagi kita. Masihkah kita ragu akan kuasa-Nya?
Share:

Hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah. [Galatia 2:20]


Hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah. [Galatia 2:20]

Ketika Tuhan di dalam kemurahan-Nya lewat dan melihat kita di dalam darah kita, Dia pertama-tama berbicara, “Hiduplah;” dan inilah yang dilakukan-Nya pertama-tama, karena hidup adalah salah satu hal yang paling utama di dalam hal-hal rohani, dan sebelum hidup diberikan, kita tidak mampu mengambil bagian di dalam hal-hal kerajaan. Nah, hidup yang dianugerahkan kepada orang-orang kudus saat mereka dihidupkan tidak lain adalah hidupnya Kristus, yang, seperti getah batang pohon, mengalir kepada kita, ranting-ranting-Nya, dan membentuk sambungan hidup antara jiwa kita dan Yesus. Iman adalah anugerah yang merasakan persatuan ini, sebagai buah sulung yang keluar dari persatuan tersebut. Itulah leher yang menghubungkan tubuh Jemaat dengan Kepalanya yang maha mulia.

    “Oh Iman! Engkau yang terikat dalam persatuan dengan Tuhan,
    Bukankah memang ini jabatanmu? dan sebutanmu yang layak,
    dalam penggunaannya dalam tipologi injil,
    Dan simbol yang cocok — yaitu leher jemaat;
    yang menunjukkan identitas mereka dalam kehendak dan karya
    Naikkah bersama-sama dengan Dia?

Iman berpegang pada Tuhan Yesus dengan genggaman yang kuat dan tegas. Iman mengetahui keunggulan dan nilai-Nya, dan tidak ada pencobaan yang bisa membuatnya menaruh kepercayaannya di tempat lain; dan Yesus Kristus begitu berkenan akan anugerah sorgawi ini, sehingga Dia tidak pernah berhenti menguatkan dengan pelukan-Nya yang penuh cinta kasih dan topangan lengan kekal-Nya yang serba cukup. Maka di sini dibangun sebuah persatuan yang hidup, peka, dan bergemar, yang menyemburkan cucuran kasih, keyakinan, simpati, kepuasan, dan sukacita, yang baik pengantin wanita maupun Pengantin Pria suka meminumnya. Ketika jiwa dapat secara jelas merasakan kesatuan antara dirinya dan Kristus ini, keduanya dapat merasakan debar jantung yang berdetak, dan satu aliran darah yang mengalir melalui pembuluh masing-masing. Ketika itu hati berada dekat dengan surga seperti dengan bumi, dan dipersiapkan untuk menerima persekutuan yang paling agung dan rohani.
Share:

Kesadaran Pertama


"Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya," (Matius 1:24)

Bangun dari tidur adalah perkara biasa yang selalu terjadi setiap hari. Kalau ada yang tidak bangun pagi, ia ketinggalan waktu sebab secara alamiah kita tahu bahwa malam adalah untuk istirahat dan siang hari adalah untuk beraktivitas.

Setelah bangun orang akan menentukan apa yang terbaik untuk dilakukan dan setelah itu akan terlena oleh aktivitas yang telah ditetapkan untuk dilaksanakan.

Yusuf memberi contoh tentang keputusan menetapkan aktivitasnya segera setelah bangun, yaitu melakukan perintah Tuhan (melalui malaikat) kepadanya. Yusuf tidak mengerjakan perkara yang lain terlebih dahulu.

Kita tahu cerita selanjutnya bahwa dari perkara yang dikerjakan Allah yang dipatuhi oleh Yusuf, lahirlah keselamatan bagi manusia; Imanuel. Bagi yang taat pada Allah, kebaikan akan nampak dari muncul dari kehidupannya.

Jadikan menyembah Kristus sebagai kesadaran pertamamu ketika bangun dari tidur.

"Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong; aku berharap kepada firman-Mu." (Mazmur 119:147)
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.