Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Bersyukurlah! Hai Orang Yang Takut Akan Tuhan

TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia,
kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya.
Mazmur 147: 11

Dalam Mazmur ini diungkapkan bagaimana kemahakuasaan Tuhan atas kehidupan di dunia ini. Pemazmur mengajak untuk memuji Tuhan atas kebesaranNya. Tuhan dipuji dan dimuliakan bukan saja kerana Dia adalah pencipta, tetapi juga karena Tuhan aktif dan tetap berkarya untuk memelihara yang diciptakanNya.
Kesenangan Tuhan adalah orang yang takut akan Tuhan dan yang berharap pada kasih setiaNya (ay.11). Orang yang demikian adalah yang sadar dan yakin akan kuasa Tuhan dalam kehidupannya. Bahwa tidak ada kuasa dan kekuatan yang lain yang memampukan kita menghadapi segala liku-liku kehidupan.
Pemazmur mengajak kita untuk kembali melihat apa yang telah dilakukan Tuhan dalam hidup kita selama ini, sebagaimana dalam konteks umat Israel bahwa Tuhan setia dengan janjiNya yang mengembalikan umat Israel dari pembuangan Babel. Demikian juga kuasa pemeliharaan Tuhan yang besar terhadap alam ciptaanNya.
Dengan menunjuk kemahakuasaan Tuhan atas semua ciptaanNya, pemazmur mengingatkan bagi kita bahwa tidak ada yang lebih berkuasa, kuat dari kuasa Tuhan. Maka takutlah akan Tuhan dan berharaplah kepadaNya agar kita diselamatkan. Dalam Mazmur 34: 7 dikatakan “Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka”.
Keselamatan kita bukan terletak pada allah lain, kekuatan manusia, ramalan-ramalan perbintangan. Hal ini bukanlah sikap dan ciri-ciri dari umat yang takut akan Tuhan, tetapi adalah ciri-ciri orang yang tidak memiliki iman kepada Tuhan. Ada banyak kesaksian dalam Alkitab yang dapat kita temukan dalam hal takut akan Tuhan. Ini adalah seruan keselamatan dari Tuhan, untuk membuka pintu yang lebar untuk kasih setia Tuhan.
Sikap hidup yang takut akan Tuhan mengarahkan kita pada sikap hidup yang optimis menghadapi hidup, sebab bukan kekuatan manusia yang kita andalkan, tetapi kuasa Tuhan yang akan bekerja memberi keselamatan dan hikmat kepada kita menjalani hidup. Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan! Amin
Share:

Berikan dengan Hati

Ulangan 15:7 
 Jika sekiranya ada di antaramu seorang miskin, salah seorang saudaramu di dalam salah satu tempatmu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau menegarkan hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu,

Nas hari ini mengingatkan kita bahwa orang yang miskin dan membutuhkan akan selalu ada di sekitar kita. Tidak akan pernah habis. Ulangan 15:7  tidak mengajarkan supaya kita tidak memakai harta yang Tuhan berikan untuk kepentingan diri sendiri. Tidak. Kita boleh memakainya. Tetapi, kita jangan “boros” untuk menghabiskan uang dan harta kita hanya untuk memenuhi nafsu kedagingan kita sendiri.  Sebaliknya “boros”-lah untuk orang yang miskin dan yang membutuhkan. Allah mengharapkan kemurahan hatikita. 
Dalam Ulangan 15, Musa menekankan realitas kemiskinan dan bagaimana orang yang lebih kaya harus menanganinya. Mereka diperingatkan akan adanya bahaya bagi orang kaya menyikapi orang miskin di sekitarnya, yakni: menegarkan hati mengabaikan kebutuhan orang miskin dan menggenggam tangan untuk tidak bersedia memberikan apa yang diperlukan oleh mereka.
Jadikanlah hidupku untuk selalu mengingat orang yang kekurangan. Supaya hidupku penuh dengan sukacita. Amin
 
Share:

TANGGUNG JAWAB DALAM PERSEKUTUAN

Roma 15:1-6 
Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.
                Apakah tanggung jawab orang-orang Kristen dalam persekutuannya dengan saudara-saudara seiman? Mau mengambil tanggung jawab dalam persekutuan merupakan wujud nyata rasa syukur kita atas kasih karunia Allah dan persembahan hidup kita untuk dipakai Allah menyalurkan kasih karunia tersebut kepada orang lain.
Dari bacaan renungan nas hari ini kita belajar empat hal tanggung jawab sebagai orang Kristen. 
                Yang Pertama, dalam persekutuan Kristen setiap anggota bertanggung jawab untuk saling memperhatikan. (ayat 1-3).  Kalau ini terjadi maka setiap anggota akan mengalami pertumbuhan pribadi, hubungan akan menjadi sehat dan akibatnya persektuan akan menjadi berbuah. Percayalah, kasih memiliki kuasa besar untuk memenangkan hati orang daripada pengabaian atau kritikan tajam.
               Yang Kedua, dalam persekutuan Kristen setiap anggota bertanggung jawab untuk menyelidiki Alkitab secara pribadi maupun bersama-sama. (ayat 4).  Alkitab memberikan janji-janji kehidupan yang memberikan kita dorongan semangat untuk lebih berani hidup dalam kebenaran Allah.
            Yang Ketiga, dalam persekutuan Kristen setiap anggota berpegang teguh dalam pengharapan. (ayat 4). Kata berpegang teguh (tabah) berasal dari kata hupomone yang artinya sikap menanggulangi hidup dengan keberanian atau suatu kekuatan yang tidak hanya menerima, tetapi mampu mengubah sesuatu yang diterima itu menjadi kemuliaan. Sedangkan pengharapan yang kita miliki bukan berdasarkan kekuatan manusia tetapi pada kasih karunia Allah yang memberikan jalan keluar, kekuatan, hikmat dan keberanian sehingga kita akan menjadi berani dan tidak putus asa apapun keadaannya.
             Yang Keempat, dalam persekutuan Kristen setiap anggota bertanggung jawab untuk membangun keserasian (harmoni) satu sama lain (ayat 5-6). Gedung gereja yang megah, peralatan musik/sound sistem yang canggih atau berbagai kegiatan gereja yang gemerlap tidak akan menjadikan sebuah gereja memiliki persekutuan sejati di dalam Kristus. Tanpa adanya harmoni, maka persekutuan Kristen menjadi semu dan kehilangan otoritas Kerajaan Allah. Kasih karunia telah mempersatukan kita lebih dari perbedaan-perbedaan kita, bahkan Tuhan telah menjadikan perbedaan-perbedaan tersebut menjadi kekuatan dan keindahan. Tanggung jawab kita adalah menyelaraskan diri dengan saudara-saudara yang lain serta mengikuti aba-aba dari Sang Konduktor Agung (Yesus Kristus). Mau mengambil tanggung jawab dalam persekutuan merupakan wujud nyata rasa syukur kita atas kasih karunia Allah. 
Amin
Share:

Berduka cita dalam pengharapan

Roma 12:12, “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”

 Melalui firman ini, Rasul Paulus mengingatkan jemaat orang-orang Roma agar mereka bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan dan tekun untuk berdoa.
Bagi orang percaya, bersukacita dalam pengharapan dapat dimaknai jangan sedih, jangan bersusah hati, jangan berdukacita,
jangan kuatir, jangan ragu dan jangan bosan dalam menanti terwujudnya pengharapan di dalam Yesus Kristus. Bergembiralah! Beriang-rianglah! Bersukacitalah! Karena bersama Tuhan Yesus, semua itu akan menjadi kenyataan! Semuanya akan menjadi nyata! Bersama Tuhan, bersukacita dalam pengharapan akan membawa seseorang menikmati kasih karunia-Nya tepat pada waktu-Nya.
Oleh sebab itu, sabarlah dalam kesesakan! Jangan terburu-buru! Jangan tergesa-gesa! Jangan kemrungsung! Jangan menyerah! Tetaplah tegar! Bersukacitalah! Bersabarlah! Jangan sedih meski kamu dalam belenggu kekecewaan. Walau kamu dalam himpitan kesusahan, bersukacita dan bersabarlah! Meskipun kamu dalam belenggu masalah, bersabar dan teruslah berdoa. Nantikan penyertaan dan pembelaan-Nya. Tetaplah bersabar! Dan tekunlah berdoa! Jangan gamang! Nantikanlah kasih setia dan kasih karunia-Nya yang ajaib dan luar biasa. Percayalah! Berkat-berkat-Nya bagimu akan sangat ajaib dan mengherankanmu. Nantikanlah pertolongan dan pembelaan-Nya dengan sabar, maka Tuhan akan melimpahkan bagimu damai, sejahtera, sukacita dan keselamatan yang sungguh menakjubkan. Amin
Share:

Dalam KesetiaanNya.

“Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.” Mazmur 91:4.

Mazmur 91 merupakan janji perlindungan Tuhan untuk setiap orang yang percaya kepadaNya. 
Dalam kondisi bangsa ini yang tidak menentu, kejahatan dimana-mana, bencana alam yang terjadi, ledakan bom yang selalu mengancam, kerusuhan yang bisa terjadi kapan saja, sakit penyakit yang datang pada kita sewaktu waktu semua itu tidak perlu menjadi hal-hal yang ditakutkan. 
Karena janji Tuhan sungguh nyata : „Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau…“,
Pemazmur memberikan gambaran yang jelas bahwa ada Allah yang digambarkan sebagai seekor induk ayam yang selalu menudungi anak-anaknya dengan sayapnya, demikian juga Tuhan kita selalu menudungi kita dari segala macam bahaya.
Untuk itulah kita gak perlu takut menghadapi apa yang terjadi pada kita. Saat saya merenungkan firman ini. Saya dalam kondisi yang tidak menyenangkan sakit pendarahan lewat sisi gigi. Tidak terluka, tidak baru cabut gigi, tidak baru memakai tusuk gigi. Tapi darah keluar terus sejak selasa sore hingga jumat pagi belum berhenti. Plasma darah pun sudah di masukkan dalam Tubuh saya. Tubuh sehat namun hati merasa takut jika terjadi yang tidak di inginkan/kematian. Karena darah adalah nyawa manusia. Ditengah itulah ayat ini terlintas dan menjadi kekuatan serta penghiburan saya serta penyemangat hidup iman saya. Saya punya Allah yang selalu melindungi dan menjagai dimana saya dalam kondisi seperti ini. Dia menudungi saya. 
Apa yang harus saya lakukan disaat saya dalam situasi dan kondisi seperti ini. 
Satu hal yang tak boleh terlupakan adalah Setia pada Allah. 
Iman kita terlihat saat kita bisa menghadapi masalah ini bersama Tuhan. Dengan selalu setia kepadanya. Berdoa baca Firman. Kirim renungan kirim doa bahkan tetap semangat dan bergairah dengan Tuhan tetap hidup dalam komunitasnya hidup dalam persekutuannya dengan Dia. 
 Bagaimana dengan hidup anda ? Sudahkah hidupmu menjadi alatnya Tuhan dalam mengharapkan dan meraih kemenangan di saat kita lemah tak berdaya? 
Mari belajar dari setiap peristiwa yang terjadi pada diri anda masing masing. Amin.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.