Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Tidak Semua Dapat Mujizat

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Yesaya 55:1 9

Sebab rancangan Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan Ku, demikianlah firman TUHAN.
Yesaya 55:8

Sebagai orang Kristen, kita pasti senang mendengar atau menyaksikan kesaksian orang yang mengalami pertolongan Tuhan dalam hidupnya. Misalnya, ada ibu yang kehabisan susu untuk anaknya. Eh, tiba tiba ada orang mengirim susu ke rumahnya. Ada lagi yang bersaksi tentang pengalamannya selamat dari kecelakaan. Kesaksian kesaksian itu pasti menguatkan kita yang tidak mengalaminya. Kita takjub akan kebaikan dan pemeliharaan Tuhan atas orang beriman. Mungkin kita juga punya kerinduan mengalami hal yang sama. Ketika ada masalah, Tuhan mengulurkan tangan Nya menolong kita. Tentu kerinduan semacam itu tidaklah salah.

Persoalannya menjadi berbeda ketika orang yang memberi kesaksian itu mengatakan, Tuhan itu Mahakuasa. Dia menolong saya. Dia membuat mukjizat bagi saya. Saya yang dulu miskin sekarang jadi kaya. Jika kamu beriman, kamu juga akan alami seperti yang saya alami. Anda lalu mengaminkan. Anda percaya Tuhan Yesus baik kepada anak anak Nya. Jika si A mengalami mukjizat, mengapa saya tidak? Jika si B mengalami kesembuhan dari penyakit yang berat, mengapa saya tidak? Anda beriman tetapi tidak mendapatkan. Lalu Anda bertanya tanya, Mengapa Tuhan, saya tidak dapat? Mengapa Tuhan tidak adil? Tuhan memang Mahakuasa, Mahabaik, dan Mahakasih. Tuhan juga Mahaadil, tak pernah Dia pilih kasih. Namun, tidak dapat diartikan bahwa Tuhan harus memerlakukan setiap orang sama. Jalan pikiran, rencana, maksud Tuhan dalam hidup orang beriman berbeda beda. Bagi si A, ia disembuhkan. Bagi si B, ia harus menderita lama dan kemudian meninggal dunia. Apakah Tuhan tidak baik atau tidak adil kepada si B? Karena kita tidak tahu pikiran dan rencana Tuhan, kita tidak boleh menjadi hakim atas Tuhan seolah olah kita lebih berhikmat daripada Dia. Tuhan jauh lebih berhikmat daripada kita (Rm. 11:33).

Pengalaman pribadi yang ajaib bersama Tuhan Yesus tetaplah pengalaman pribadi. Itu sah bagi yang mengalami tetapi menjadi tidak sah jika dijadikan pola bagi orang lain. Keliru menuntut Tuhan memerlakukan setiap orang sama. Kewajiban kita adalah memercayakan diri kepada Nya dalam segala hal. Percaya bahwa tak ada rancangan Nya yang buruk dalam hidup orang beriman (Rm. 8:28).

Refleksi diri:

Apakah Anda pernah merasa diperlakukan tidak adil oleh Tuhan? Bagaimana sikap Anda waktu itu?

Setelah membaca renungan ini, apakah Anda bisa memercayai Tuhan atas rancangan hidup Anda? Mengapa?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

BERPEGANG PADA KEBENARAN

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

Efesus 4:7-16
... tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. (Ef. 4:15)
Seiring dengan kemajuan teknologi, kita pun makin mudah mengakses berbagai informasi. Tidak hanya itu, kita juga mengalami situasi yang di dalamnya bermacam-macam informasi membanjiri kehidupan kita. Masalahnya, di antara sekian banyak informasi tersebut, tidak semua dapat dipertanggungjawabkan. Ada pula informasi yang tidak benar. Informasi yang tidak berdasarkan fakta yang sesungguhnya, bahkan informasi yang memutarbalikkan fakta. Informasi semacam ini mesti kita waspadai karena dapat menyesatkan kita.
Jemaat di Efesus hidup di tengah-tengah perkembangan berbagai macam pengajaran. Tidak semua pengajaran tersebut baik dan sesuai dengan panggilan iman Kristen. Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihati jemaat agar “dengan teguh berpegang kepada kebenaran”. Hanya dengan demikian, mereka tidak akan diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran dan oleh permainan palsu manusia yang menyesatkan. Apa ciri kebenaran yang sejati? Bagi Rasul Paulus, kebenaran yang sejati mendorong jemaat untuk bertumbuh di dalam kasih ke arah Kristus.

Jemaat yang terkasih, berpegang kepada kebenaran” berarti kesediaan untuk berusaha “mencari” kebenaran yang sejati. Untuk itu, diperlukan akal sehat, pikiran yang jernih, dan hati yang bening. Dalam iman, pedoman kita adalah Kristus, Sang Kebenaran (Yoh. 14:6). Dalam setiap situasi kita bertanya, apakah hal itu mengarahkan kita kepada Kristus atau kepada yang lain? Inilah yang dikerjakan Roh Kudus dalam hidup kita. Dia adalah Roh Kebenaran yang memuliakan Kristus (Yoh. 16:14).
1. Mengapa berpegang pada kebenaran merupakan hal yang penting?
2. Bagaimana kita dapat mengenali kebenaran yang sejati?

Pokok Doa: Agar dengan teguh berpegang pada kebenaran.



Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Bukan sembarang pekerja 2

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

2 Timotius 2:14 26

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.
2 Timotius 2:15

Sebuah lagu berjudul Pekerja Kristus yang Mulia cuplikan liriknya berkata: bukan sembarang pekerja. Ya, kita seharusnya mengamini lirik lagu tersebut. Kita bukan sembarang pekerja. Kemarin kita sudah merenungkan ciri pertama dari seorang pekerja Kristus, hari ini kita akan lanjutkan membahas ciri ciri lainnya.

Ciri kedua, pekerja yang tidak malu. Saat menulis surat ini, Paulus sedang dipenjara. Ia sudah beberapa kali merasakan jeruji besi, semuanya karena Injil. Orang orang melihatnya sebagai hal yang memalukan. Di antara mereka ada yang sampai meninggalkannya, tidak bersedia membayar harga. Namun, Paulus mengingatkan Timotius, seorang pekerja tidak usah malu. Kata pekerja pada zaman itu bisa diartikan sebagai buruh, orang upahan harian, pekerjaan yang tidak dipandang. Pekerja Kristus adalah orang yang harusnya tetap mengerjakan bagiannya. Ia justru malu jika tidak melakukan bagiannya. Yesus tidak malu ketika dihina, dipermalukan di muka umum sebagai orang yang tidak berharga, disalib, dijajarkan bersama penjahat penjahat. Janganlah kita malu mengaku sebagai orang Kristen. Jangan jengah menceritakan tentang Kristus di dalam hidup kita. Tidak perlu malu mengaitkan seluruh hidup kita dengan Tuhan.

Ciri ketiga, pekerja yang setia memberitakan kebenaran firman. Paulus berkata jadilah pekerja yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. Banyak cara menggiurkan di zaman itu untuk menaikkan popularitas, misalnya dengan mengkhotbahkan berita berita yang enak didengar atau mengkompromikan Injil dengan cara hidup dunia. Namun, itu bukan misi pekerja Tuhan. Misi pekerja Tuhan adalah memberitakan perkataan kebenaran itu. Kata memberitakan bisa diartikan secara harfiah seperti memotong dengan lurus, tidak berbelok belok. Apa yang dikatakan firman Tuhan itulah yang harus diberitakan. Injil sering menjadi berita yang enggan orang Kristen ceritakan. Tingkat komprominya bisa begitu besar, lebih baik cari aman daripada memberitakan kebenaran. Jangan punya motto seperti itu, berita Injil adalah Yesus yang mati di kayu salib menyelamatkan kita orang berdosa. Dia satu satunya jalan keselamatan, bukan salah satu jalan keselamatan. Memberitakan Inji tidak selalu aman, tetapi itulah kebenaran.

Ingatlah sekali lagi: panggilan kita dari Tuhan tidak sembarangan! Marilah menjadi pekerja yang bukan sembarangan.

Refleksi diri:

Apa tindakan nyata Anda sebagai pekerja Kristus yang tidak malu saat menyatakan iman Anda dan memberitakan kebenaran?

Siapa orang yang ingin Anda ceritakan mengenai kebenaran Injil?

Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Bukan sembarang pekerja 1

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

2 Timotius 2:14 26

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.
2 Timotius 2:15

Jika ditanya bagaimana kehidupan Anda sebagai seorang Kristen? Mungkin sebagian besar akan menjawab semuanya OK kok, berjalan baik baik saja, tidak ada masalah. Beribadah sudah, berdoa rutin, saat teduh yah sekali kali bolong, nggak ada yang salah kan? Hari ini mari kita memikirkan kembali jalan kita sebagai anak anak Tuhan, apakah hanya itu yang Tuhan kehendaki dari hidup kita?

Rasul Paulus menulis suratnya kepada Timotius pada ayat di atas, menggambarkan dirinya sebagai seorang pekerja Kristus. Bagaimana ciri ciri seorang pekerja Kristus? Hari ini kita membahas ciri yang pertama terlebih dahulu.

Ciri pertama, memberikan yang terbaik bukan yang terburuk. Paulus mengingatkan kepada Timotius supaya engkau layak di hadapan Tuhan atau dengan kata lain Timotius harus memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Bukan memberikan setengah setengah atau asal asalan, tetapi hidupnya yang terbaik harus diberikan kepada Tuhan Yesus. Apa yang Yesus percayakan kepadanya haruslah dipakai dengan maksimal untuk memuliakan Tuhan. Pasti ada tantangan tetapi jangan pernah berhenti, tetap harus memberikan yang terbaik. Timotius harus mempertanggungjawabkan kehidupannya di hadapan Tuhan, begitu juga dengan semua kita. Ingatlah, yang menilai hidup kita adalah Tuhan sendiri, orang orang bisa salah menilai kita tetapi Tuhan tidak pernah salah. Tuhan mau kita tidak meremehkan anugerah keselamatan tetapi sungguh mensyukurinya dengan hidup memberikan yang terbaik.

Kita pasti sering menemui orang orang yang kehidupannya berjalan baik baik saja. Banyak kesempatan diberikan kepadanya dan tubuh pun masih sehat, tetapi tidak pernah memberikan hidupnya untuk Tuhan. Betapa sayangnya yah.. Memberikan yang terbaik untuk Tuhan artinya keseluruhan hidup kita diberikan kepada Tuhan. Saat bekerja kita bekerja untuk Tuhan. Saat hidup dalam pernikahan kita mempersembahkan pernikahan untuk Tuhan. Saat melayani Tuhan kita tidak mencari kepentingan sendiri tetapi sepenuhnya untuk Tuhan.

Nah.. sudah seberapa maksimal Anda memberikan hidup untuk Tuhan? Jika Tuhan Yesus saja sudah memberikan seluruh hidup Nya untuk kita, bahkan sampai menyerahkan nyawa Nya di kayu salib, apakah kita mau memberikan hidup kita seadanya saja?

Refleksi diri:

Apakah Anda sudah memberikan yang terbaik kepada Tuhan? Mengapa demikian?

Apa komitmen Anda untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan?




Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Teguh Memegang Kejujuran

Gema suara Illahi. 
 Gimana kabarnya Bpk ibu sdr yang terkasih dalam Tuhan. Saya harap tetap sehat, dan doa saya selalu dalam penyertaan dan perlindungan Allah. Selamat beribadah di minggu ini. 

GALATIA 4:16-17

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? (Galatia 4:16)

Kejujuran tentu adalah sebuah sikap yang sudah sepantasnya dilakukan dalam hidup kita. Tetapi banyak orang yang tidak menyukai kejujuran karena kejujuran sering kali justru menyakitkan hati. Hal ini karena kebenaran yang terungkap sering kali tidak sesuai dengan apa yang dipercaya, sehingga menimbulkan rasa sakit hati. Terlebih bila kejujuran itu diungkapkan dengan tujuan untuk menegur orang lain atas kesalahan yang mereka lakukan, maka bukan hanya akan menghasilkan sakit hati, tetapi juga dapat menghancurkan sebuah relasi pertemanan.

Kejujuran ini pulalah yang menjadi sikap Paulus ketika menegur dan mengingatkan jemaat di Galatia, karena mereka terhasut kepada ajaran yang menyesatkan. Paulus mengatakan bahwa ajaran sesat tersebut sesungguhnya tidak akan membawa keselamatan kepada mereka, tetapi hanya akan membelenggu mereka. Paulus menyadari, bahwa kejujurannya untuk mengungkapkan kebenaran tersebut dapat menghancurkan hubungannya dengan jemaat Galatia, bahkan dapat membuat mereka justru memusuhi Paulus. Tetapi Paulus teguh memegang kebenaran untuk tetap jujur kepada mereka, sekalipun risiko dari kejujurannya tersebut cukup berat. Hal tersebut dilakukannya supaya mereka sadar akan kesalahan mereka, sehingga mereka mau berbalik kembali kepada Kristus.

Keteguhan hati untuk tetap jujur dan mengungkapkan kebenaran seperti yang dilakukan oleh Paulus inilah yang patut kita teladani dan harus kita lakukan dalam hidup kita, sekalipun ada risiko yang harus ditanggung. Dengan senantiasa jujur terhadap sesuatu, kita mendapatkan kedamaian dalam hidup. 

KEJUJURAN TERKADANG MENYAKITKAN, TETAPI LEBIH MENYAKITKAN
LAGI APABILA KITA HIDUP DALAM KEBOHONGAN.




Jangan lupa tetap prokes, pakai masker, cuci tangan, jauhi kerumunan, dan terlebih jika belum vaksin segera vaksin. Supaya dapat menolong orang lain dan diri terhindar dari covid 19.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.