Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Menabur dengan Air mata

Mazmur 126:5-6 (TB)  Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. 
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya. 

*Tuhan adalah Bapa yang peduli. PertolonganNya selalu tepat waktu.*

Ketika kau bejalan menuju Dia, Ia akan berlari menyongsongmu. 
Kalau kau mengarahkan pandangan ke arahNya, Ia akan memandangmu dengan hangat. 
Saat kau mengulurkan satu tangan, Ia akan mendekapmu dengan kedua tanganNya. 
Dan ketika kau berseru Ia akan mendengarkanmu. 

Tuhan selalu punya cara untuk menolongmu. Ia mengerti dirimu dan masalahmu. Karena itu cara terbaik untuk mengetuk pintu hatiNya ialah dengan doa. Ia akan memperhitungkan air matamu.

*PertolonganNya tepat waktu.* 
Ukuran ketepatan waktu bukan berdasarkan waktu dimana kamu memintanya namun berdasarkan pada saat mana kamu sangat membutuhkannya. 
Bukan juga menurut keinginan kita namun keinginan-Nya. 

Karena itu kamu dengan penuh iman berseru, “Terjadilah seturut keinginan-Mu karena kuyakini itu yang terbaik. Biarlah semuanya berjalan seturut kehendakMu karena Engkau mengerti kebutuhanku dan memahami diriku. Engkau mengenal diriku lebih dalam dari aku mengenal dari diriku sendiri”

Karena itu ketika kamu mengalami beratnya beban hidup dan kamu berseru, “Tuhan bersegeralah menolong aku,” namun Allah kadang “membiarkanmu” berjuang, itu karena Ia yakin kamu mampu melakukannya.

Hilangkanlah perasaan bahwa Allah membiarkanmu berjalan sendirian. Ia tetap berjalan bersamamu dan melangkah seiring denganmu . Hanya kamu harus tahu bahwa Dia tidak ingin memanjakanmu tetapi mau “mendidikmu” menjadi orang yang beriman, berpasrah kepada-Nya, berpengharapan dalam kesesakan, bersabar dalam derita sekalipun. 

Pertolongan-Nya tepat waktu karena Ia tahu kebutuhanmu terutama bukan untuk saat ini namun untuk sepanjang hidupmu. Akhirnya kamu akan berseru, “Tuhan, Engkau tahu yang kumau”

*_Kiranya damai sejahtera Tuhan yang melampaui segala akal senantiasa memelihara hati dan pikiran kita sepanjang hari ini_*

Salam semangat
Tuhan Yesus selalu memberkati
Share:

Jangan lari dari masalah

 2Tawarikh 14:2 15

Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat.
2 Tawarikh 14:11a

Ada orang yang seringkali lari dari masalah yang dihadapi, salah satu alasannya adalah karena takut. Merasa bahwa tidak mempunyai kekuatan untuk bisa menghadapi masalah tersebut. Ketika orang percaya lari dari masalah yang dihadapinya, sebenarnya ia sedang mengandalkan diri sendiri dan tidak mau memercayakan kehidupannya kepada Tuhan.

Asa sedang berada di tengah situasi yang menggentarkan dirinya. Bagaimana tidak gentar ketika menghadapi kekuatan musuh yang jauh lebih besar darinya. Musuh yang akan dihadapinya mempunyai jumlah pasukan dua kali lipat lebih daripada yang dimilikinya. Di dalam situasi ini Asa berseru kepada Tuhan, dia menaikkan permohonan dengan sungguh sungguh. Apa yang kita bisa pelajari dari Asa? Pertama, ia menyadari bahwa memang dirinya lemah jika dibandingkan lawannya. Asa tahu kekuatannya tidak seberapa. Kedua, ia mengakui bahwa Tuhan adalah tempat pertolongan yang kuat dan tepat. Tuhan adalah satu satunya tempat ia bisa menghadapi musuhnya. Tuhan bukan pilihan dari sekian banyak yang sanggup menolong dia, tetapi satu satunya. Asa mengenal baik siapa Tuhannya, yaitu Tuhan yang Mahakuasa. Di dalam situasi genting justru tempat perlindungan teraman hanya kepada Tuhan saja. Dan Tuhanlah yang menyelamatkan Asa dari tangan musuhnya, bukan karena kuat dan hebatnya Asa, tetapi karena Tuhan.

Hidup kita tidak bisa tanpa Tuhan. Satu satunya yang sanggup dan bersedia setiap saat menyelamatkan kita hanyalah Tuhan Yesus. Manusia terlalu lemah untuk bisa membebaskan diri kita dari permasalahan yang kita hadapi. Satu satunya penolong kita adalah Kristus Yesus. Dialah pembebas sejati di dalam hidup kita. Banyak situasi di hadapan kita bagaikan raksasa dan kita sering melihat diri seperti liliput, tetapi ingatlah kita menghadapi semua hal yang menakutkan itu bersama dengan Sang Raja di atas segala raja. Serahkan semua kekhawatiran dan ketakutan Anda kepada Tuhan. Tuhan pasti akan menyertai Anda. Lari dari masalah tidak selalu menyelesaikan masalah, malah akan menyakitkan jiwa. Saat menghadapi masalah larilah hanya kepada Tuhan Yesus saja di mana kita menemukan kekuatan.

Refleksi Diri:

Apa langkah yang biasanya Anda ambil ketika menghadapi masalah?

Apakah Anda sudah menyerahkan permasalahan Anda kepada Tuhan ketika merasa takut dan khawatir menghadapinya?
Share:

Bapa sekaligus Hakim

1 Petrus 1:17 21

Dan jika kamu menyebut Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.
1 Petrus 1:17

Hidup kudus adalah panggilan orang Kristen. Penulis Jerry Bridges mengatakan, Kekudusan tak lain adalah kesesuaian dengan karakter Allah. Tujuan utama hidup orang percaya bukanlah kebahagiaan, melainkan kekudusan, karena itulah yang berkenan di hadapan Allah. Tidak ada kebahagiaan di luar kekudusan. Kebahagiaan sejatinya hanya ada dalam hidup yang berkenan kepada Allah.

Dalam 1 Petrus 1:17, Rasul Petrus memberikan alasan lain tentang pentingnya hidup kudus, yaitu penghakiman Allah. Ia menjelaskan bahwa kita sering memanggil Allah sebagai Bapa dan berseru kepada Nya meminta tolong. Ini menandakan hubungan yang dekat. Allah itu Bapa yang penuh kasih. Hal ini tentu baik baik saja. Akan tetapi, Petrus mengingatkan bahwa Allah adalah Bapa sekaligus Hakim. Hakim yang menghakimi orang berdosa.

Apakah penghakiman yang dimaksud adalah penghakiman pada akhir zaman nanti? Tentu saja akan ada penghakiman pada akhir zaman nanti, tetapi yang dimaksud di sini adalah penghakiman dalam arti disiplin pada masa sekarang ini. Dengan kata lain, tidak ada perbuatan dosa yang dibiarkan begitu saja, akan selalu ada konsekuensi yang harus ditanggung si pendosa. Oleh sebab itu, orang percaya harus hidup dalam ketakutan. Ini bukan berarti ketakutan yang merenggut damai sejahtera, melainkan dalam arti menghormati Allah. Takut untuk berbuat dosa. Takut akan Allah adalah sisi lain dari kasih kepada Allah sehingga tidak mau menyakiti hati Nya. Ibarat seorang anak mengasihi orangtuanya, tetapi pada saat yang sama juga hormat kepada mereka.

Konsep Allah sebagai Hakim itu nyata dalam Alkitab, tetapi seringkali tertutup oleh konsep Allah sebagai Bapa. Padahal, keduanya adalah dua sisi yang tidak terpisahkan. Allah yang memperlakukan kita sebagai anak adalah Allah yang juga mendisiplin kita jika berdosa. Kita bukanlah anak anak manja. Kesadaran ini harus meresap dalam kehidupan kita sehingga kita menjaga kekudusan hidup setiap saat. Hiduplah senantiasa dalam takut akan Tuhan dengan menghomati Allah sebagai Bapa sekaligus mengasihi Tuhan Yesus Kristus sebagai Sahabat.

Refleksi Diri:

Apa perasaan Anda mengetahui bahwa Allah adalah Hakim?

Bagaimana sikap Anda jika Allah mendisiplin karena dosa yang Anda perbuat?
                                               Doa                                        Tuhan Allah yang baik dan mengasihi berikanlah kami hari ini hikmatmu yang ada dalam hidupku, engkau sebagai hakim yang akan menghakimi kami. Amin
Share:

Tunduk Kepada Allah

Yakobus 4:1 10

Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari
padamu!
Yakobus 4:7

Sebagai seorang penderita asam lambung, saya perlu berhati hati dalam mengonsumsi beberapa makanan, seperti santapan yang pedas, mie, kopi, teh, cokelat, susu, dan lainnya. Sayangnya, semua makanan yang memicu asam lambung adalah makanan yang saya sangat sukai. Bakmi pedas, es kopi, kue cokelat, susu hangat, ahh semuanya nikmat. Rasanya tidak cukup untuk memuaskan keinginan saya apabila dikonsumsi secara terbatas. Saya sangat tergoda untuk mengonsumsinya banyak banyak hingga puas. Tapi, saya selalu ingat kalau dikomsumsi berlebihan, ya siap siap saja sama risikonya.

Begitu pula dengan kehidupan kita. Hari hari yang kita jalani pasti akan ada godaan godaan tertentu yang tiba tiba datang. Godaan makanan, godaan rebahan, godaan berbohong, dan lain sebagainya. Selama hidup di tengah dunia yang berdosa ini, kita tidak dapat menghindar dari godaan. Selalu ada hawa nafsu dalam diri yang dapat membuat kita terjerat dan bersahabat karib dengan dosa dunia.

Surat Yakobus memberikan peringatan agar para pembacanya tidak terjatuh pada hawa nafsu (ay. 3) dan persahabatan dengan dunia (ay. 4). Pertengkaran, perselisihan, percabulan, bisa datang menggoda diri kita. Oleh karena itu, Rasul Yakobus mengingatkan agar kita selalu tunduk kepada Allah dengan hidup menurut kebenaran firman Tuhan dan kehendak Allah. Jangan sampai kita tergoda oleh Iblis yang membuat kita jatuh ke dalam dosa. Lawan godaan! Itulah nasihat Yakobus kepada kita semua.

Patut disadari, kita tidak dapat melawan godaan Iblis dengan kekuatan diri sendiri. Pada dasarnya kita memang manusia berdosa. Kita bukan super hero seperti di film film yang bisa menang melawan kejahatan. Tapi, ingatlah selalu, kita punya Tuhan Yesus yang jauh lebih hebat dari super hero. Dia mampu menolong kita melawan godaan Iblis. Itulah sebabnya penting bagi kita untuk melekatkan diri kepada Allah, tunduk terhadap kehendak Nya. Mari terus bersandar dan tunduk kepada Allah dalam keseharian hidup yang kita jalani.

Kita tidak tahu godaan apa yang akan muncul di depan. Namun, marilah belajar untuk terus mengikuti perintah Tuhan, mengakui kelemahan, dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kiranya Tuhan menolong kita dalam menghadapi setiap godaan hidup yang pasti muncul.

Refleksi Diri:

Kapan terakhir kali Anda tergoda melakukan tindakan yang bertentangan dengan firman Tuhan? Apa akibatnya?

Apa yang akan Anda lakukan agar dapat terus tunduk kepada Allah?                      Doa                                        Tuhan aku bersyukur dan berterima kasih untuk Kasih dan Anugerahmu dalam hidupku. Dimana banyak godaan yang akan menimpa ku hari ini, untuk itu ajari ku untuk tunduk kepadaMu. Sehingga langkahku hari ini optimal dan menjadi berkat. Amin
Share:

Menyerah Untuk Menang

Yunus 1:4 16

Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada Nya, dan Ia akan
bertindak;
Mazmur 37:5

Lose a battle to win the war. Pepatah ini mengajarkan kita bahwa ada kekalahan atas peperangan yang harus dialami untuk mendapatkan kemenangan besar. Namun, di sisi yang lain kita juga diajarkan untuk semangat terus berjuang dalam menjalani hidup. Lantas, sebagai orang Kristen, bagaimana kita harus menjalani hidup?

Para awak kapal di kapal yang ditumpangi oleh Yunus belajar mengenai arti perjuangan hidup dengan cara yang tidak enak. Para awak kapal adalah pelaut yang sangat hebat, tetapi mereka mengalami badai yang luar biasa sampai membuat mereka takut (ay. 5). Mereka melakukan segala cara untuk bertahan hidup, dari berteriak kepada setiap allah yang mereka tahu, membuang barang barang bawaan, mencari biang kerok dari masalah yang dialami, dan mendengarkan solusi atas masalah mereka (ay. 12). Namun, setelah mendengar cara untuk keluar dari kondisi tersebut, mereka masih menolak untuk mengikutinya.

Para awak kapal tersebut memang menunjukkan kasih kepada Yunus dengan menolak mencampakkannya ke laut, tetapi cara yang Tuhan berikan bukan demikian. Akhirnya, setelah memberikan usaha terbaik untuk mendayung, mereka sampai ke titik balik dalam hidup mereka, yaitu mereka tidak sanggup. Para pelaut itu menyadari bahwa mereka tidak mampu dan menyerahkan hidup mereka ke dalam tangan Tuhan (ay. 14 15). Perjalanan ke titik terendah membawa mereka berjumpa secara pribadi dengan Allah pencipta langit dan bumi. Mereka pun akhirnya mengakui dan menyembah Tuhan.

Kita sebagai orang Kristen pun dapat terjebak dalam pikiran bahwa Tuhan berkenan hanya jika kita telah berbuat sesuatu bagi Nya. Padahal, Dia berkenan kepada kita bukan karena perbuatan perbuatan kita, melainkan karena karya Kristus di dalam diri kita. Mari belajar hidup berserah kepada Allah dan mengikuti cara Nya yang Tuhan telah sediakan bagi kita. Allah mampu memelihara hidup kita (Mat. 6:25). Demikian juga saat kita menghadapi badai kehidupan yang membuat kita berada di titik terendah dalam hidup, mari berserah kepada Nya dalam doa. Hanya dalam penyerahan diri kepada Tuhan kita akan mengalami kemenangan sejati dalam kehidupan.

Refleksi Diri:

Apa bagian bagian dalam hidup Anda yang susah untuk Anda serahkan kepada Tuhan?

Kapan Anda pernah mengalami titik terendah dalam kehidupan? Apakah Anda berjumpa Tuhan Yesus pada titik tersebut?
                                               Doa. Tuhan yang baik, ajari aku untuk menjadi alatMu untuk kasih dan anugerahMu. Ajari aku untuk menjadi kemuliaanmu di sepanjang hidupku, untuk menemukan orang damai di sekitarku. Agar dapat berguna bagi orang lain. Amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.