Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Kebahagiaan Orang Percaya

Wahyu 14:1-13

Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”

- Wahyu 14:13

Kita pasti sering mendengar akronim RIP yaitu singkatan dari Rest In Peace atau dalam bahasa Indonesia artinya beristirahat dengan tenang. Akronim ini sering ditemukan di nisan-nisan orang Kristen ataupun saat kita mengucapkan bela sungkawa atas seseorang yang wafat. Mengapa akronim ini digunakan dalam situasi tersebut? Karena akronim ini menyatakan arti dari kematian bagi orang-orang percaya. Kematian adalah waktu beristirahat dari jerih payah mereka. Mereka beristirahat dalam damai sentosa. Kebenaran ini terungkap dengan jelas di dalam Wahyu 14.

Yohanes melihat visi di surga. Ia melihat Anak Domba, Yesus Kristus, bersama dengan 144.000 pengikutnya (ay. 1). Ini bukan angka literal, tetapi simbol keseluruhan orang percaya. Di surga, orang-orang penuh kebahagiaan dan mereka melantunkan nyanyian baru (ay. 2-3). Mereka yang diselamatkan adalah orang-orang yang mengikuti Sang Anak Domba dan tidak mencemarkan dirinya dalam dosa (ay. 4-5). Yohanes kemudian melihat seorang malaikat lain menyampaikan Injil kepada semua bangsa di dunia (ay. 6). Injil memiliki dua aspek: keselamatan bagi yang menerima dan kebinasaan bagi yang menolak. Karena itu, malaikat memproklamasikan penghakiman bagi Babel, simbol bagi semua bangsa yang menolak Injil (ay. 7-8). Mereka yang menolak Allah dan menjadi pengikut Si Jahat akan mendapatkan penyiksaan kekal (ay. 11). Sebaliknya, bagi yang setia sampai mati di dalam Tuhan, yakni mereka yang menuruti perintah Allah dan beriman kepada Yesus, mereka disebut berbahagia karena sekarang boleh beristirahat dari segala jerih payah mereka di bumi (ay. 12-13).

Penggambaran ini menjadi pelajaran yang indah bagi setiap kita orang-orang percaya hari ini. Selama di dunia, kita memang harus berjerih payah, bahkan harus siap menderita, memikul salib, dan mengikuti Yesus setiap hari. Namun, semua usaha kita tidak akan sia-sia. Penderitaan sementara kita akan dibalas dengan kebahagiaan kekal. Dengan catatan, kita harus setia bertahan sampai akhir.

Refleksi Diri:

Apakah Anda telah siap untuk berjerih lelah dalam penderitaan selama di dunia ini? Apa janji yang bisa menguatkan Anda saat menghadapinya?

Siapa orang-orang yang masih ragu-ragu akan jaminan keselamatan di dalam Yesus yang ingin Anda doakan"

Share:

Sang Firman Mengalahkan Bangsa-bangsa

Wahyu 19:11-21

Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.
- Wahyu 19:15

Yesus masuk kota Yerusalem naik keledai. Namun, ketika waktu-Nya telah tiba, Dia akan datang kembali dengan menunggang kuda putih. Orang Kristen adalah pembawa damai (Mat. 5:9), tetapi mereka sekaligus juga adalah prajurit-prajurit Kristus (2Tim. 2:3). Sebagai pembawa damai, mereka harus naik keledai seperti Kristus; dan sebagai prajurit Kristus, mereka akan menunggang kuda putih bersama-Nya. Orang Kristen selalu dalam kondisi peperangan rohani melawan Iblis dan pengikut-pengikutnya (2Kor. 10:3-4). Namun, mereka akan menang karena Kristus Yesus telah menang.
Wahyu 19 menyatakan kemenangan Kristus atas musuh-musuh-Nya. Yohanes melihat Yesus Kristus datang kembali, bukan lagi menunggang seekor keledai, tetapi seekor kuda putih (ay. 11). Bersama dengan-Nya juga pasukan dari surga, dan mereka juga menunggang kuda putih (ay. 14a). Pasukan ini bukan malaikat, tetapi mereka yang memakai kain lenan halus, yakni orang-orang percaya. Dari mulut Kristus keluar sebilah pedang tajam untuk memukul segala bangsa (ay. 15). Ini artinya, Kristus yang dulu datang dengan damai, sekarang datang untuk menghakimi dan mengalahkan musuh-musuh-Nya. Yesus sekarang menyatakan diri-Nya adalah “Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan” (ay. 16). Akan ada perjamuan di mana orang-orang percaya akan makan daging semua musuh-musuh Allah (ay. 18). Ini bahasa simbolis bahwa Kristus dan pengikut-Nya akan menang, serta mengadakan pesta kemenangan atas musuh-musuh mereka. Iblis dan pengikutnya berkumpul melawan Kristus dan pasukannya, tetapi mereka akan dikalahkan dan “dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang” (ay. 20). Ini adalah hukuman kekal bagi Iblis dan pengikut-pengikutnya.
Peperangan rohani, yaitu peperangan melawan Iblis dan roh-roh jahat adalah realita rohani yang tak kelihatan, tetapi nyata. Hari ini, peperangan rohani ini masih terus berlangsung. Sebagai prajurit Kristus, kita harus waspada dan terus setia mengikuti Kristus, Sang Firman Allah (ay. 13). Hanya oleh Sang Firman Allah, Iblis dan pengikut-pengikutnya akan dikalahkan dan dibinasakan.

Refleksi Diri:

Bagaimana agar Anda tidak gentar sekaligus tidak gegabah dalam peperangan rohani melawan Iblis dan roh-roh jahat?
Apakah Anda rutin berdoa memohon pemeliharaan dan kekuatan dari Tuhan dalam peperangan rohani selama di dunia ini?
"
Share:

Kristus Akan Datang Seperti Pencuri

Wahyu 16:12-21

“Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.”
- Wahyu 16:15

Sebuah lagu himne syairnya berbunyi demikian: Apakah engkau siap untuk kedatangan Yesus? Apakah engkau setia dalam setiap hal yang engkau lakukan? Sudahkah engkau bertarung dengan baik? Sudahkah engkau membela yang benar? Adakah orang lain melihat Yesus dalam hidupmu? Kata-kata syair lagu ini mengingatkan betapa kita harus siap untuk kedatangan Yesus. Mengapa? Karena hari kedatangan-Nya tidak terduga.
Wahyu 16 menceritakan hukuman terakhir Allah atas orang-orang fasik. Ketika cawan keenam ditumpahkan, Allah akan mengumpulkan mereka di satu tempat untuk dibinasakan. Bagaimana caranya? Pertama, Allah akan mengeringkan sungai Efrat agar raja-raja dari Timur dapat menyeberang (ay. 12). Ini adalah bahasa kiasan bahwa Allah akan membuka jalan sehingga bangsa-bangsa pemberontak dapat berkumpul. Kedua, Allah mengizinkan nabi-nabi palsu untuk menipu mereka. Dari mulut naga dan binatang itu keluarlah nabi-nabi palsu menyerupai katak (ay. 13). Nabi-nabi palsu digambarkan sebagai katak yang berkuak-kuak tanpa kebenaran. Mereka akan menghasut bangsa-bangsa untuk berkumpul dan berperang melawan Allah di Harmagedon (ay. 16). Harmagedon, bukan tempat secara literal, tetapi simbol tempat di mana bangsa-bangsa yang memberontak kepada Allah akan dibinasakan. Kehancuran tiba saat cawan murka ketujuh ditumpahkan, ditandai dengan terjadilah kekacauan kosmis dan gempa bumi dasyat (ay. 18) dan proklamasi dari takhta surga bahwa rencana-Nya “sudah terlaksana” (ay. 17).
Di tengah hiruk-pikuk hukuman ini, firman Tuhan menasihatkan agar pengikut Yesus waspada karena kedatangan dan penghakiman-Nya waktunya tak terduga, seperti datangnya seorang pencuri. Oleh sebab itu, kita harus siap setiap saat dalam segala perbuatan menanti kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kalinya. Janganlah sampai kita kedapatan sedang “berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya” (ay. 15). Kalimat ini adalah bahasa kiasan agar kita hidup setia dan kudus setiap saat. Marilah kita senantiasa hidup dalam kebenaran seturut dengan firman-Nya.
Refleksi Diri:
Apakah Anda siap jika Kristus datang untuk kedua kalinya di dunia pada hari ini?
Apa yang ingin Anda perkuat agar tidak tertipu oleh perkataan nabi-nabi palsu yang kedengaran memikat, tetapi jauh dari kebenaran?
"
Share:

Dalam Dunia Tetapi Tidak Dari Dunia

Wahyu 18:1-8

Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: “Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa- dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.

- Wahyu 18:4

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, sekalipun mereka ada di dalam dunia, mereka bukan dari dunia (Yoh. 17:14). Yesus memperingatkan mereka agar jangan menjadi serupa dengan dunia dan mengikuti ilah-ilah dunia, sekalipun mereka masih hidup di dalam dunia. Mengapa? Jawabannya sederhana, agar mereka tidak turut dihukum.

Wahyu 18 adalah ratapan atas jatuhnya Babel, simbol kekuasaan si jahat yang melawan Allah. Yohanes melihat seorang malaikat turun dari surga, dengan kuasa besar, ia memproklamasikan jatuhnya Babel (ay. 1-2). Turut bersama dengannya adalah bangsa-bangsa yang “telah berbuat cabul dengan dia” (ay. 3). Ini adalah kiasan tentang semua manusia yang mengikuti arus dunia dan mengejar kekayaan dunia. Babel dihukum karena dosa-dosanya telah menumpuk (ay. 5). Ia akan disiksa sebanyak ia mengejar kemuliaan. Ia akan berkabung, sebanyak ia menikmati kemewahan (ay. 7). Babel akan binasa dalam api penghakiman Allah yang Mahakuasa (ay. 8).

Bagaimana dengan orang-orang percaya? Mereka harus memisahkan diri dari Babel. Allah berseru kepada mereka: “Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya.” (ay. 4a). Orang Kristen hari ini hidup dalam dunia, tetapi kita tidak boleh mengikuti arus dunia ini mengejar kekayaan seperti mereka. Tantangan untuk “pergi keluar” ditemukan di banyak bagian Alkitab: malaikat memberitahu Lot untuk mengumpulkan keluarganya dan lari dari Sodom (Kej. 19:12-13).

Nabi Yesaya memerintahkan bangsa Israel, “Keluarlah dari Babel! Menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena pada yang najis!” (Yes. 48:20; 52:11a). Nabi Yeremia mengatakan yang serupa, “Larilah dari tengah-tengah Babel, hendaklah setiap orang menyelamatkan nyawanya, supaya kamu jangan tertumpas karena kesalahannya!” (Yer. 51:6a). Jadi, mengapa Allah berulang kali memerintahkan umat-Nya untuk kita pergi keluar dari lingkungan dunia yang berdosa? “Supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya” (ay. 4b). Agar tidak turut dihukum bersama dunia, kita harus pergi memisahkan dari perbuatan dosa dunia, sekalipun kita masih hidup di dalam dunia ini.

Refleksi Diri:

Bagaimana cara Anda hidup kudus di tengah-tengah dunia yang berdosa, tanpa tercemar oleh dosa?

Apakah Anda sudah memohon keberanian untuk pergi keluar dari dunia yang berdosa ini?

"

Share:

Anak Domba Mengalahkan Musuh-musuh-Nya


Wahyu 17:1-18

Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.

- Wahyu 17:14

Mengikut Yesus keputusanku. Walau sendiri, kuikut Yesus. Dunia di belakang, salib di depan. Ku tak ingkar, ku tak ingkar. Lirik lagu ini sungguh meneguhkan iman, sekaligus memberikan satu pertanyaan: Pada saat kuasa-kuasa dunia bergabung melawan Yesus, apakah kita akan tetap bertahan mengikut Dia?

Wahyu 17 mencatat lebih detail hukuman atas cawan keenam dan ketujuh. Yohanes dibawa seorang dari ketujuh malaikat untuk diperlihatkan kepadanya akhir dari “pelacur besar” (ay. 1). Pelacur besar, juga disebut Babel besar (ay. 5) adalah simbol kuasa yang menarik bangsa-bangsa dari Kristus. Kuasa jahat tersebut menggoda bangsa-bangsa untuk berbuat asusila (ay. 2). Itulah sebabnya ia dikatakan “duduk di tempat yang banyak airnya” (ay. 1), yakni “bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa” (ay. 15). Kuasa-kuasa dunia yang bergabung melawan Allah dikatakan “mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk” (ay. 3). Ini adalah simbol kuasa sangat dahsyat yang akan melawan Allah dan menganiaya orang-orang percaya. Selain itu, mereka juga memiliki ekonomi dan harta dunia yang kuat dan banyak (ay. 4). Orang-orang percaya yang tidak mau bergabung dengan kebejatan mereka akan dianiaya dan darah mereka akan ditumpahkan (ay. 6).

Yohanes lalu menjadi heran (ay. 6-7) karena Antikristus memiliki pesona besar untuk menarik bangsa-bangsa kepadanya. Apa rahasianya? Karena ia menyamar seperti Kristus, mati dan dibangkitkan kembali. Maka ia dikatakan “telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi” (ay. 8). Dengan pesonanya, Antikristus akan mengumpulkan kuasa-kuasa dunia untuk memerangi Sang Anak Domba, tetapi Ia akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja (ay. 14a). Mereka yang setia kepada Sang Anak Domba juga akan menang bersama dengan Dia (ay. 14b).

Tetapkan dalam hati untuk setia mengikut Yesus, berdoalah demikian: Walau sendiri ku ikut Yesus. Sekalipun dunia bersatu melawan Kristus, aku tetap akan ikut Dia karena hanya bersama-Nya, aku akan menang.

Refleksi Diri:

Apakah Anda sudah mengucap syukur karena nanti Anda akan menang bersama dengan Kristus di surga?

Bagaimana Anda akan menyatakan komitmen setia sekalipun harus mengikut Yesus seorang diri?

"

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.