Diberkati untuk Menjadi Berkat
Keluaran 25:23-40
Dalam Keluaran 25:23-40, Tuhan memerintahkan umat Israel untuk membuat meja roti sajian dan kandil emas sesuai petunjuk-Nya. Meja itu digunakan untuk meletakkan persembahan curahan, sedangkan kandil berfungsi sebagai penerang dalam Kemah Suci.
Dua benda ini memiliki makna mendalam bagi orang percaya. Meja roti sajian melambangkan pemeliharaan Tuhan, sedangkan kandil emas mengingatkan kita untuk menjadi terang bagi dunia yang gelap. Sebagaimana Yesus adalah roti kehidupan dan terang dunia (Yoh 6:35; 8:12), kita pun dipanggil untuk meneruskan berkat dan terang itu kepada sesama.
Sebagai wujud syukur atas berkat Tuhan, marilah kita hidup dalam kasih dan membawa terang bagi dunia. Dengan berbagi kebaikan dan memberitakan Injil, kita menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Tuhan memberkati!
Kiranya berkat kesehatan. Berkat sukacita. Berkat Damai Sejahtera. Mengalir dalam kehidupan kita semua.
Dan diberkati juga rumah tangga mu. Anak-anak dan cucu-cucu mu.
Pekerjaanmu. Sawah dan ladang mu. perusahaanmu Studi mu. Tokomu Usaha mu. Kantor mu, MOU mu, pelanggannya,
Rumah mu. Keluargamu. Pelayanan mu. Gereja mu.. Majikanmu, serta Calon pendampingnya
Dalam nama TUHAN YESUS biarlah berkat Mu mengalir melimpah dalam kehidupan kami...dalam memasuki Tahun Yang baru, saya sadar bertambahnya tahun. Bertambahnya juga hikmat ku, supaya kami tetap kuat dan selalu ada terobosan dan proses untuk sukses dalam pimpinanmu. Yang percaya katakan AMIN.!!!... TUHAN YESUS memberkati
Tuhan Adalah Allah yang Teliti
Ketelitian dalam bekerja sangat penting, terlebih jika itu adalah tugas dari Tuhan. Musa dan umat Israel diperintahkan untuk membuat Tabut Perjanjian dengan bahan terbaik dan mengikuti petunjuk Tuhan secara detail (10-22).
Dari kisah ini, kita belajar bahwa:
- Ketelitian adalah bentuk ketaatan – Tuhan memberikan perintah yang jelas, dan kita harus mengikutinya dengan saksama.
- Gunakan yang terbaik bagi Tuhan – Seperti Tabut dibuat dari bahan terbaik, hidup kita pun harus dibangun dalam ketaatan yang sungguh-sungguh.
- Bekerja dengan rencana yang terstruktur – Jangan asal-asalan, tetapi lakukan segala sesuatu dengan kesungguhan demi kemuliaan Tuhan.
Marilah kita hidup dengan penuh ketelitian dan tanggung jawab, sebab Tuhan adalah Allah yang teliti dalam segala karya-Nya.
Tuhan Yesus memberkati!
Berikan yang Terbaik untuk Tuhan!
Keluaran 25:1-9
Dalam situasi hidup yang semakin sulit, banyak orang cenderung mempertimbangkan untung dan rugi dalam memberi. Tidak jarang kita melihat keraguan bahkan keengganan untuk memberikan bantuan kepada sesama, terlebih untuk mempersembahkan sesuatu bagi Tuhan.
Ketika Musa berada di hadirat Tuhan di Gunung Sinai, Tuhan memberikan arahan yang jelas kepadanya. Musa diminta untuk mengajak bangsa Israel memberikan persembahan khusus kepada Tuhan. Namun, yang menarik adalah bahwa persembahan tersebut tidak dipaksakan, melainkan hanya berasal dari mereka yang tergerak hatinya (ayat 1-2).
Tuhan bahkan merinci jenis persembahan yang diharapkan, termasuk bahan-bahan yang akan digunakan dalam membangun Tempat Kudus beserta perlengkapannya (ayat 3-7). Tuhan juga memberikan pola yang jelas tentang bagaimana Tempat Kudus tersebut harus dibangun (ayat 8-9).
Hal ini menunjukkan bahwa menjadi umat Allah berarti melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, bukan menurut keinginan kita sendiri. Sebagai orang percaya, kita juga diajar untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Apa yang Dia minta, itulah yang kita berikan; dan apa yang Dia tunjukkan, itulah yang kita lakukan.
Janganlah memberi hanya dari sisa-sisa yang ada. Berilah dengan penuh kesadaran bahwa segala sesuatu yang kita nikmati adalah anugerah dari Tuhan. Hendaklah hati kita tergerak untuk menyenangkan Tuhan melalui persembahan kita.
Dengan sikap hati yang demikian, kita akan menjadi orang percaya yang memahami bahwa segala kebaikan Tuhan dalam hidup kita tidak sebanding dengan apa pun yang bisa kita berikan. Memberi tanpa memperhitungkan untung dan rugi adalah bentuk nyata dari rasa syukur kita kepada Tuhan. Melalui pemberian kita, sesama dapat diberkati dan nama Tuhan dipermuliakan.
Doa:
Terpujilah Engkau, Bapa yang ada di surga. Kami bersyukur atas pertolongan-Mu dalam setiap langkah hidup kami.
Pada pagi ini, kami memohon berkat-Mu untuk Bapak, Ibu, saudara-saudari, dan seluruh jemaat-Mu. Kiranya berkat kesehatan, sukacita, dan damai sejahtera melimpah dalam hidup kami semua.
Berkatilah rumah tangga, anak-anak, cucu-cucu, pekerjaan, ladang, usaha, studi, toko, dan pelayanan kami. Kiranya hubungan kerja dan pelanggan juga mendapatkan kasih karunia dari-Mu.
Dalam memasuki tahun yang baru, kami memohon hikmat yang semakin bertambah, kekuatan yang terus diperbarui, dan terobosan yang membawa kesuksesan sesuai dengan rencana-Mu.
Dalam nama Tuhan Yesus, biarlah berkat-Mu mengalir melimpah dalam hidup kami. Yang percaya, katakan bersama: Amin!
Tuhan Yesus memberkati.
Taat dan Setia Kepada Tuhan Melalui Firman Tuhan
(Keluaran 24:12-18)
Musa menerima panggilan istimewa dari Tuhan untuk naik ke Gunung Sinai dan menerima hukum serta perintah Tuhan bagi umat Israel. Ini bukan sekadar perintah biasa, tetapi sebuah panggilan untuk hidup dalam ketaatan penuh di hadapan Allah.
Belajar dari Ketaatan Musa
-
Mendengar dan Melakukan Firman Tuhan
- Tuhan memberikan loh batu berisi hukum-Nya kepada Musa agar diajarkan kepada umat (ayat 12).
- Musa tidak hanya mendengar panggilan itu, tetapi juga merespons dengan taat dan segera naik ke gunung bersama Yosua (ayat 13).
-
Mengandalkan Tuhan dalam Segala Hal
- Musa menunjukkan sikap sabar dan percaya kepada Tuhan dengan tetap berada di gunung selama 40 hari 40 malam (ayat 18).
- Ia tidak meminta tanda atau jaminan lain sebelum taat, tetapi berserah penuh kepada kehendak Tuhan.
-
Setia dalam Proses, Tidak Hanya dalam Hasil
- Kemuliaan Tuhan tampak seperti api yang menyala di atas gunung (ayat 17).
- Musa tidak terburu-buru turun atau merasa takut, tetapi tetap berada dalam hadirat Tuhan sesuai dengan waktu yang Tuhan tentukan.
Pelajaran untuk Kita
-
Taatilah Firman Tuhan Sepenuh Hati
Tuhan telah memberikan firman-Nya bagi kita dalam Alkitab. Jangan hanya membaca dan mendengarnya, tetapi lakukan dengan sepenuh hati. -
Setia dalam Perjalanan Iman
Ada kalanya kita harus menunggu jawaban Tuhan atau mengalami proses yang panjang. Seperti Musa yang menunggu 40 hari 40 malam, kita pun harus belajar untuk setia dalam setiap tahap perjalanan iman kita. -
Jangan Menunda Ketaatan
Musa segera merespons panggilan Tuhan tanpa ragu. Ketika Tuhan memanggil kita untuk melakukan sesuatu—baik itu melayani, mengampuni, atau membagikan kasih—jangan menunda atau mencari alasan. -
Percaya Akan Kemuliaan Tuhan
Walaupun kita tidak dapat melihat Tuhan secara langsung seperti Musa, kita bisa merasakan hadirat-Nya dalam hidup kita ketika kita taat dan setia. Tuhan akan menyatakan kemuliaan-Nya kepada mereka yang sungguh-sungguh mengandalkan Dia.
Penutup
Hidup dalam ketaatan kepada Tuhan bukan hanya tentang melakukan perintah-Nya, tetapi juga tentang memiliki hati yang siap menerima setiap kehendak-Nya. Jangan hanya menginginkan berkat dan perlindungan Tuhan tanpa kesediaan untuk menaati-Nya. Jika kita setia, Tuhan pasti akan menyatakan kemuliaan-Nya dalam hidup kita.
Doa
"Ya Tuhan, ajarlah kami untuk taat dan setia kepada firman-Mu, seperti Musa yang merespons panggilan-Mu dengan hati yang patuh. Tolong kami untuk tidak hanya menjadi pendengar firman, tetapi juga pelaku yang setia. Biarlah hidup kami mencerminkan kasih dan kemuliaan-Mu. Kami percaya bahwa Engkau akan menyertai kami dalam setiap langkah kehidupan kami. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin."
Tuhan Yesus memberkati!















