Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

👑 Sang Ratu Adil

 

📖 Lukas 9:18–22 – Pengakuan Petrus dan Jalan Salib Sang Mesias

“Engkau adalah Mesias dari Allah.”
— Lukas 9:20

✨ Siapakah Sang Ratu Adil?

Dalam budaya Jawa, Ratu Adil dikenal sebagai sosok penyelamat — pemimpin sejati yang membawa keadilan dan kedamaian. Dalam sejarah kekristenan di tanah Jawa, tokoh seperti Kiai Sadrach memperkenalkan Yesus Kristus sebagai Sang Ratu Adil — bukan sekadar tokoh mitologis, tetapi Mesias sejati dari Allah.

Tapi Yesus bukan Mesias seperti yang banyak orang harapkan. Dia bukan pemimpin politik yang datang dengan kekuatan militer. Dia adalah Raja yang rela menderita, disalibkan, dan bangkit untuk menyelamatkan umat manusia. Itulah kerajaan Allah: bukan kekuasaan duniawi, tapi kekuatan kasih yang menyelamatkan.

🔄 Kerajaan yang Sungsang

Yesus memperingatkan para murid agar tidak menyebarkan pengakuan tentang Mesias secara sembarangan. Mengapa? Karena banyak yang salah paham — mereka ingin menjadikan Mesias sebagai pemimpin revolusi politik. Tapi jalan Yesus berbeda: Ia memilih salib, penderitaan, dan kasih sebagai jalan kemenangan.

Ini seperti membalik cara pandang dunia:

  • Penderitaan jadi jalan kemenangan.

  • Penolakan justru menguatkan.

  • Salib menjadi lambang kasih yang sempurna.

Inilah “kerajaan yang sungsang” — yang menantang logika dunia, tapi membuka jalan menuju kehidupan yang kekal.

❤️ Refleksi Pribadi

  • Apakah aku mencari Yesus karena kuasa dan kemenangan duniawi, atau karena kasih dan kebenaran-Nya?

  • Di tengah penderitaan hidup, mampukah aku melihat salib sebagai jalan menuju kebangkitan?

  • Bagaimana aku bisa mewujudkan semangat Sang Ratu Adil — memperjuangkan keadilan, kasih, dan pengharapan dalam dunia yang gelap?

🙏 Doa

Tuhan Yesus, Engkau adalah Sang Ratu Adil, Mesias sejati yang datang bukan dengan pedang, tapi dengan kasih. Ajarilah aku untuk melihat salib bukan sebagai akhir, tapi sebagai jalan menuju kebangkitan. Mampukan aku meneladani jalan-Mu dalam kehidupan sehari-hari. Amin.

Share:

🍞 Antara Tuhan dan Makanan

 

"Antara Tuhan dan makanan, firman Tuhan mengingatkan: 'Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.'"

“Semua orang makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.”
— Lukas 9:17

✨ Makanan Fisik, Sentuhan Ilahi

Kadang kita berpikir: urusan rohani seperti iman dan keselamatan lebih penting daripada sekadar makanan. Tapi Yesus menunjukkan sesuatu yang lebih luas — Tuhan peduli juga pada kebutuhan jasmani kita.

Orang banyak datang untuk mendengar pengajaran-Nya. Mereka haus akan Firman. Tapi Yesus juga tahu mereka lapar secara fisik. Ketika para murid bingung karena hanya punya lima roti dan dua ikan, Yesus justru mengajak mereka percaya dan bertindak.

🍽️ Makanan sebagai Tanda Kuasa-Nya

Yesus mengucap syukur, memecah-mecahkan roti, dan membagikannya. Apa hasilnya? Semua orang makan sampai kenyang, bahkan tersisa banyak!

Roti dan ikan hari itu bukan sekadar makanan. Mereka menjadi tanda nyata bahwa Allah Mahakuasa peduli, hadir, dan mencukupkan. Dari hal sederhana seperti makan, kita belajar berserah dan percaya.

❤️ Renungan untuk Kita Hari Ini

  • Apakah aku menyadari bahwa hal sehari-hari pun bisa menjadi sarana Tuhan menyatakan kasih-Nya?

  • Sudahkah aku mengucap syukur dalam hal kecil, termasuk dalam setiap makanan yang kuterima?

  • Bagaimana aku bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain, seperti para murid yang membagikan roti itu?

🙏 Doa

Tuhan, terima kasih karena Engkau tidak hanya peduli pada hal-hal besar, tapi juga hadir dalam kebutuhan sederhana kami. Ajarlah aku untuk bersyukur, berbagi, dan percaya bahwa Engkaulah sumber segala yang kami perlukan. Amin.

Share:

Pujian Ibadah GKKK Tepas 03 Agustus 2025

Share:

👀 Ingin Bertemu dengan Yesus

 

Lukas 9:7–9 — Herodes Mendengar tentang Yesus

“Herodes berkata: 'Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang tentang-Nya kudengar hal-hal demikian?' Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Dia.”
Lukas 9:9

💡 Motivasi Menentukan Pertemuan

Banyak orang dalam Alkitab ingin bertemu dengan Yesus, tetapi tidak semua dengan hati yang murni:

  • Para gembala datang ke palungan untuk menyembah Sang Juruselamat.

  • Herodes Agung mencari-Nya karena ingin membunuh.

  • Herodes Antipas, anaknya, ingin bertemu karena cemas dan curiga terhadap kabar mukjizat Yesus.

Herodes Antipas bukan datang untuk percaya, melainkan karena takut Yesus adalah kebangkitan Yohanes Pembaptis, yang telah ia penggal. Ia ingin menyelidiki dan mengontrol situasi, bukan menyembah atau mengikut Yesus.

🙏 Refleksi: Mengapa Kita Mencari Yesus?

Setiap hari, banyak dari kita pun mencari Yesus:
melalui ibadah, doa, renungan, bahkan saat menghadapi kesulitan.

Tapi mari tanyakan pada diri sendiri:

  • Apakah aku datang untuk berjumpa dengan Tuhan?

  • Ataukah aku hanya ingin jawaban cepat, mukjizat, atau penghiburan sementara?

Yesus tidak pernah menolak siapa pun yang datang dengan hati yang rindu dan tulus. Namun, motivasi yang keliru bisa membuat kita gagal melihat siapa Dia sebenarnya — bahkan saat Dia sudah hadir.

🔎 Mari Periksa Hati Kita

✔️ Apakah aku sungguh rindu mengenal Yesus?
✔️ Apakah aku siap percaya dan taat, atau hanya ingin tahu?
✔️ Apakah aku datang untuk disembuhkan, atau untuk dijadikan utuh?

Ingat:

Yang mencari dengan tulus akan menemukan Dia.
Yang datang dengan hati yang terbuka akan melihat kemuliaan-Nya.

Tuhan Yesus, aku datang bukan hanya karena butuh pertolongan-Mu,
tetapi karena aku rindu mengenal dan mengalami Engkau lebih dalam.
Perbaharui motivasi hatiku setiap hari. Amin.

Share:

🥾 Jangan Membawa Tongkat

 

Lukas 9:1-6

💡 Kuasa Tuhan Terlihat dari Kerendahan Hati

Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah. Mereka diberi kuasa atas roh jahat dan penyakit, tapi... dilarang membawa tongkat. Aneh? Bukankah tongkat biasa menjadi simbol otoritas, alat bantu, atau tanda kekuasaan rohani?

Di sinilah Yesus menunjukkan cara kerja Kerajaan Allah yang sangat berbeda dari dunia. Kuasa tidak terletak pada lambang, melainkan pada sikap hati. Tuhan ingin murid-murid bergantung sepenuhnya kepada-Nya, bukan pada perlengkapan duniawi.

Yesus mengajarkan:
➡️ Kuasa sejati tampak dalam kesederhanaan.
➡️ Wibawa lahir dari ketaatan dan kerendahan hati.
➡️ Pelayanan bukan soal penampilan, tapi penyandaran diri pada Tuhan.


🙏 Refleksi untuk Kita Hari Ini

Apakah kita masih menggenggam “tongkat-tongkat” simbolis dalam hidup dan pelayanan? Gelar, jabatan, atau hal-hal yang membuat kita merasa kuat?
Yesus mengundang kita untuk melepaskan semua itu dan berjalan dalam kesederhanaan. Karena justru saat kita lemah, kuasa-Nya menjadi nyata.

Mari melayani bukan dengan tongkat kuasa, tapi dengan hati yang berserah.
Itulah wibawa sejati di mata Tuhan.


Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.