Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Cinta Tuhan atau Cinta Tuhan


Pengkhotbah 5:11 (TB)  (5-10) Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?

Sebuah ketakutan besar bagi manusia di dunia ini jika gak punya harta. harta identik dengan kekayaan serta uang. Siapa yang gak takut dengan uang, karena uang semua manusia mengejar sampai dapat. Ini karena uang merupakan kebutuhan hidup, siapa tidak punya uang maka tidak bisa hidup. Karena makan butuh uang, mandi butuh uang dll. semua di ukur dengan uang.
Sehingga banyak orang berpikir bahwa uang adalah kebahagiaan. Padahal belum tentu kebahagiaan, banyak orang kaya hidup tidak bahagia. Tidak bisa tidur takut hartanya di rampok. Takut banknya di bobol, takut ATM di retas orang. Takut kuatir dan akirnya sakit. Banyak karena harta kekayaannya Rumah tangga hancur. Perselingkuhan anak jatuh dalam narkoba, pergaulan bebas serta anak yang tidak rukun dengan saudara karena harta warisan. Dll. Malah lebih bahagia orang yang hidup sederhana malah keluarga harmonis sampai kakek nenek anak semua cita citanya terwujud.

Nas di atas mengingatkan kita bahwa harta itu membinasakan yang memilikinya. Harta itu bisa menjadi lawan juga bisa menjadi kawan. Menjadi kawan jika kita bisa mengelolanya dengan bijak. Menjadi lawan jika harta itu menguasai atau menjadi tuan dalam hidup kita. Berapa banyak orang yang kaya harta menghabiskan hartanya hanya untuk pribadinya bukan untuk orang lain yang membutuhkan uluran tangannya. Berapa banyak orang kayaag raya berani memberikan 90 persen hartanya untuk orang yang membutuhkan. Pikir pikir dulu ah...?
Banyak orang hanya melihat apa yang di lakukan orang yang menghabiskan hartanya.bukan.

Sebagai orang percaya kepada Tuhan kita ambil sikap yang tepat dalam mencintai harta kita. Bijaksanalah mengukur kekayaan kita. Supaya kita tidak termakan keserakahan dan ketamakkan.
Mari Jadikan Allah sumber dari segala harta kita. Sebab dia memberikan semua pada kita. Amin. (YS).

DOA. YA TUHAN yang baik terima kasih atas anugerahmu yang kau berikan bagiku untuk lebih dapat mencintai mu dari pada Hartaku. Dalam nama Yesus. Amin
Share:

Pekerjaan di Tanganmu


Pengkhotbah 3:22 (TB)  Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?
      Media sosial hari ini sedang banyak mencari peluang kerja seperti Bank BRI mencari satpam juga tenaga admin lulusan minimal  D3.  Karena pekerjaan itu membutuhkan skill dan juga otot bahkan  pikiran yang cerdas untuk posisi yang tinggi. Dimasa pandemi covid 19  ini banyak peluang kerja yang membutuhkan skill  yang  handal bahkan untuk masa sekarang ini dan kedepan untuk dapat menjadi Pegawai Negeri Sipil harus mampu minimal bahasa inggris dan menguasai Program komputer dan jaringan untuk lebih memudahkan dalam melakukan pekerjaannya. Orang yang seperti inilah yang dikatakan berbahagia dengan pekerjaannnya.

Dalam nas di atas  pengkhotbah sedang berbicara kegembiraan seorang yang melakukan pekerjaannya dengan bertanggung jawab, bahwa manusia dibawah matahari ini harus bekerja dari pagi sampai sore, untuk kegembiraannya. Sebelum mereka kembali kepada sangat pencipta. Atau mati.dikatakan ayat terakir"  Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?"  Apa yang di lakukan manusia di dunia yaitu kerja. Karena pekerjaan merupakan keharusan bagi manusia sebab awal mula manusia jatuh dalam dosa Tuhan menyuruh manusia bekerja. Supaya dapat kegembiraan hatinya.
Hal yang perlu kita renungkan adalah kegembiraan seperti apa yang ada di dalam pekerjaan itu?
1. Karena  kegembiraan itu datang dari Tuhan Allah. Bergembiralah apa yang ada pada kita. Apapun pekerjaam yang kita hasilkan dari tangan kita itu semua berharga di mata Tuhan dari pada yang tidak ada pekerjaan
2. Sebagai proses pertumbuhan dan  penantian sebelum kematian terjadi. Kita bisa bekerja dan menggunakan pekerjaan karena semua adalah Tuhan yang memberikan dan mengatur keberhasilanNya. Semua itu hanya untuk manusia agar lebih dapat memuliakan Allah sebagai penciptanya.

Bersyukurlah akan semua karya yang  Allah berikan kepada anda. Sebab dengan semua itu kamu sedang menginfestasikan hidupmu kepada Allah dengan terus berkarya di bumi ini.

Mari jadikan pekerjaan kita menjadi alat  kegembiraan bagi kelangsungan hidup kita. Apapun kondisi keadaanmu di masa pandemi covid 19 ini karyamu sangat berarti dan berguna bagi orang lain. Lakukan dengan tetap semangat dan protokol kesehatan berlaku bagimu. Amin ( YS).

Doa: Ya Tuhan, kami bersyukur karena engkau tetap memberikan kami pertumbuhan demi pertumbuhan dalam pekerjaan tanganku. Dalam nama Yesus. Amin
Share:

YEGAR-SAHADUTA


Baca: Kejadian 31

Laban menamai timbunan batu itu Yegar-Sahaduta, tetapi Yakub menamainya Galed. (Kejadian 31:47)

Bacaan Alkitab Setahun:
Ayub 30-33

Tadinya Yakub menjadikan pamannya Laban sebagai tempat pelarian setelah ia menipu kakaknya, Esau. Ia bekerja 14 tahun untuk memperoleh kedua putrinya, serta 6 tahun untuk beroleh ternaknya. Selama 20 tahun itu, berkali-kali Yakub dicurangi mertuanya (ay. 41). Putra-putra Laban juga menganggap Yakub sebagai ancaman atas harta ayah mereka. Sikap Laban juga sudah berubah (ay. 1-2). Karenanya, Yakub memutuskan untuk meninggalkan mertuanya dengan memboyong istri-istri dan anak-anaknya, ternaknya serta harta miliknya. Mereka melarikan diri, sebab Laban pasti tidak mengizinkan jika mereka pamit lebih dulu.

Ketika Laban tahu bahwa Yakub telah melarikan diri, ia dan kerabatnya mengejarnya dan berhasil menyusul mereka tujuh hari kemudian (ay. 23). Tetapi intervensi Allah membuat Laban dan Yakub tidak lagi saling bermusuhan (ay. 24). Malahan mereka sepakat untuk mengadakan perjanjian damai. Mereka mendirikan monumen batu sebagai tanda, bahwa mereka tidak akan melewati batas tersebut dengan maksud jahat. Laban menyebutnya “Yegar- Sahaduta” dalam bahasa Aram, sedangkan Yakub menyebutnya “Galed” dalam bahasa Ibrani. Keduanya bermakna sama, yaitu “tumpukan saksi” perjanjian damai mereka.

Kita juga memerlukan “tugu peringatan” agar selalu berdamai dengan orang lain serta tidak mendatangi siapa pun dengan niat jahat. “Tugu” ini tidak harus berbentuk suatu benda atau bangunan, tetapi niat tulus dan komitmen kuat karena ketundukan kita kepada Allah. — HT

TINGGIKANLAH TUHAN DALAM HUBUNGAN SOSIAL KITA SEBAGAI PEREKAT, ITU AKAN MENGINGATKAN KITA AGAR JANGAN MENDEKATI SIAPA PUN DENGAN NIAT JAHAT
Share:

Gapailah hikmat Allah


Pengkhotbah 1:18 (TB)  karena di dalam banyak hikmat ada banyak susah hati dan siapa memperbanyak pengetahuan memperbanyak kesedihan.

Saudara pernahkah kita berangan angan untuk sebuah masa depan atau cita cita. Baik masa depan anak dalam sekolah , keluarga dan juga kejayaan hidup atau pangkat drajat kita. Saya yakin semua kita punya yang namanya impian dan cita cita. Karena Allah memberi kita hikmat untuk sesuatu yang baik bagi kita. 

Inilah yang pengkhotbah maksudkan dengan nas di atas. Semakin orang berhikmat maka pikiran mulai terus terproses  sampai kepada keinginan keinginan yang besar.. mulai mengembangkan dirinya ke semua lini kehidupan bahkan hikmat membawa kepada pengetahuan pendidikan yang tinggi. Sehingga cita cita pun semakin tinggi. Sehingga terjadi kesusahan dan kesedihan karena banyak proyek proyek dan prospek prospek yang harus di kejar demi kepuasan hidup cita cita dan masa depannya. Inilah  proses yang harus di lakukan seorang yang berhikmat setiap hari waktu dan kesempatan hanyalah kerja kerja dan kerja uang uang dan uang. 

Hal yang patut kita renungkan adalah Tuhan memberikan hikmat kepada kita supaya kita hidup dalam rencana dan proses Allah janganlah sampai kesediham dan susah hati mendominasi kepandaian dan cita cita serta harapan masa depan kita tanpa kita menghiraukan sang sumber hikmat. Janganlah cita cita dan harapan kita mati dan tidak bertumbuh karena kesibukan kita sendiri. Ingat di balik semua keberhasilan dan cita cita mu ada Allah yang berdaulat penuh atasmu. 

Mari capailah harapanmu bersama Sang sumber hikmat yang selalu memberikan apa yang kau capai dan gapai. 

Bertindak dengan hikmat Nya di dalam setiap hidupmu. Amin (YS)

Doa. Tuhan berikanku hikmatmu untuk mengukur kebesaran dalam hidupku yang telah kau taruh dalam pikiranku untuk selalu belajar menggali pikiran yang terus bertambah kepada rencanamu. AMIN.
Share:

Sia-sia dan Menjemukan


Pengkhotbah 1:1-11

Pengkhotbah menyebut segala sesuatu adalah sia-sia. Untuk memahami kata "sia-sia" yang digunakan Pengkhotbah, kita didorong untuk melihat seluruh kehidupan kita. Berapa banyak waktu, materi, dan tenaga yang kita gunakan untuk mengontrol hidup kita? Berapa banyak kegagalan yang kita alami? Kebalikan dari keinginan kita, hanya sedikit hal-hal yang bisa kita kendalikan. Pada akhirnya kita hanya bisa pasrah dan berseru, "Sia-sia!"

Demikian juga dengan kata "menjemukan". Pengkhotbah mengungkapkan bahwa banyak hal yang dilakukan manusia tidak pernah memuaskan mata dan telinga (8). Tidak terbantahkan bahwa banyak orang menghabiskan waktu, tenaga, dan berbagai sumber daya dari Tuhan, tetapi berujung pada kematian juga. Apa yang telah dicapai manusia, akhirnya tidak dapat dinikmati lagi karena datangnya kematian. Satu generasi mati dan digantikan generasi berikutnya, namun tidak ada yang tersisa. Kenangan pun tidak ada, karena tidak ada yang mengingat dan mengenang mereka (11).

Pandangan pesimis Pengkhotbah juga menggambarkan manusia di masa sekarang ini. Banyak orang bersikap pesimis dalam hidup dan tidak mempunyai harapan. Bagi manusia seperti ini semuanya terasa membosankan, bahkan memuakkan.

Perikop ini mengarahkan kita untuk menghargai apa yang Allah anugerahkan. Ada peringatan keras bagi kita yang berusaha mengambil alih kendali hidup. Kita mesti mengakui bahwa itu semua berada dalam kendali Tuhan, bukan kita. Peringatan ini menjadi alasan bagi kita untuk mengalami pertobatan dan pembaruan cara hidup. Apakah hidup kita akan sia-sia atau menjemukan, kita sendirilah yang memilih jalannya.

Jika hidup adalah anugerah Tuhan, maka cara hidup yang benar adalah menerimanya dengan rendah hati dan menjalankannya dengan setia kepada Tuhan. Kita bersyukur atas anugerah yang diberikan Tuhan dalam hidup kita. Mari kita mengelola hidup dengan tulus dan sungguh-sungguh sehingga hasilnya tidak menjadi sia-sia. [TMP]

KESETIAAN MENGGUNAKAN WAKTU DENGAN BIJAKSANA DAN HIKMAT TUHAN ADALAH KEKUATAN NYA

Doa. TUHAN trima kasih buat segala waktu yang kau berikan sehingga kami dapat melakukan setiap waktu dengan penuh syukur . Amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.