Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Mengobarkan Kesehatian

Kisah Para Rasul 1:12-14 

Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus bukan sekadar mitos atau khayalan, melainkan sebuah kenyataan yang disaksikan oleh banyak orang. Kisah ini mengubah suasana duka dan kekalutan para murid menjadi pengharapan yang kuat, membuat mereka bertekad untuk setia mengikuti Sang Guru.

Setelah menyaksikan kenaikan Yesus, para murid turun dari Bukit Zaitun ke Yerusalem (ay. 12). Di sana, mereka tinggal bersama di rumah tumpangan (ay. 13). Selama beberapa hari, mereka menantikan janji turunnya Roh Kudus dan bertekun dengan sehati dalam doa bersama (ay. 14).

Bukit Zaitun memiliki banyak kenangan dalam relasi Sang Guru dan para murid. Di bukit yang dekat dengan Yerusalem itu, terletak Taman Getsemani, tempat Yesus berdoa dan ditangkap. Kini, Bukit Zaitun menjadi saksi tempat Yesus terangkat ke surga dan mengutus para murid menjadi saksi-Nya.

Tantangan bagi para murid adalah tinggal di Yerusalem, pusat peribadatan Yahudi dan kegiatan orang Farisi serta ahli Taurat, tempat di mana Yesus ditangkap, dihakimi, dan digiring ke Golgota. Di tengah ketegangan ini, mereka diminta menunggu dan mulai bersaksi di kota tersebut.

Dalam situasi menegangkan dan penuh harapan ini, mereka bertekun sehati dalam doa bersama. Kisah ini menunjukkan bagaimana para murid menyatukan tekad dan komitmen untuk mengerjakan tugas mereka sebagai saksi Kristus, tanpa rasa takut, duka, dan cemas.

Menyatukan hati dalam kondisi sulit adalah solusi untuk menghadapi masalah. Pelajaran penting dari kisah ini adalah kebutuhan untuk selalu mengobarkan rasa kesehatian sesama orang percaya. Ketika kita berdoa dan bergumul bersama, baik di rumah atau persekutuan, visi dan tugas apa yang Tuhan percayakan bagi kita? Mari kita gumulkan bersama dengan tulus dan sehati, saling menopang dalam melakukan pekerjaan Kristus.


Pagi ini Aku datang kepadamu Tuhan dan aku  mohonkan berkat kepada TUHAN untuk Bapak, Ibu,jemaat  sodara-sodari  sekalian. 
Kiranya berkat kesehatan. Berkat sukacita. Berkat Damai Sejahtera. Mengalir dalam kehidupan kita semua. 
Dan diberkati juga rumah tangga mu. Anak-anak dan cucu-cucu mu. 
Pekerjaanmu. 
Sawah dan ladang mu. 
Studi mu. Toko mu.
Usaha mu. Kantor mu
Rumah mu. Keluarga mu.
Pelayanan mu. Gereja mu. 
Dalam nama TUHAN YESUS biarlah berkat Mu mengalir melimpah dalam kehidupan kami... Yang percaya katakan AMIN.!!!... TUHAN YESU
S memberkati
Share:

Menjadi Saksi Kristus

Kisah Para Rasul 1:6-11

Yesus menunjukkan berbagai peristiwa menakjubkan yang membuktikan bahwa Ia adalah Tuhan dan Mesias. Hal ini membuat para murid berharap bahwa Yesus akan memulihkan bangsa Israel. Namun, Yesus menjelaskan bahwa manusia tidak berwenang mengetahui kapan waktu pemulihan akan tiba (ayat 7). Sebaliknya, Ia menekankan hal yang lebih penting bagi para murid: menjadi saksi Kristus (ayat 8). Ini adalah wasiat Yesus sebelum Ia terangkat ke surga (ayat 9).

Saat para murid masih terpesona oleh kenaikan Yesus, mereka dikejutkan lagi oleh kehadiran malaikat yang mengatakan bahwa Yesus akan kembali dengan cara yang sama (ayat 10-11).

Saksi mata adalah mereka yang melihat dan mendengar suatu peristiwa secara langsung. Para murid adalah saksi mata dari segala yang Yesus lakukan dan katakan. Selain mereka, ratusan orang lainnya juga menyaksikan kebangkitan dan kenaikan Yesus (1 Korintus 15:6). Tugas utama yang diwasiatkan Yesus kepada mereka adalah menjadi saksi bahwa Ia telah bangkit dan hidup.

Meskipun kita bukan saksi mata seperti para murid, kita dapat melihat karya Tuhan dalam hidup kita. Banyak karya menakjubkan yang Tuhan lakukan bagi kita, bagaimana Ia menjamah, memanggil, dan memperbarui hidup kita. Dengan demikian, kita juga adalah saksi mata atas hidup yang diperbarui dan diubahkan oleh kasih penebusan.

Sama seperti para murid, tugas kita adalah bersaksi bahwa Tuhan Yesus hidup. Menjadi saksi adalah pekerjaan yang terhormat dan mulia. Setiap dari kita dipanggil untuk menceritakan dan menunjukkan apa yang telah Tuhan lakukan dalam hidup kita.

Share:

Tak Berkesudahan Karya Kristus

Kisah Para Rasul 1:1-5 

Penulis Kisah Para Rasul membawa pembaca untuk mengingat kembali inti Kitab Injil Lukas, yaitu apa yang dikerjakan dan diajarkan oleh Yesus Kristus.

Secara berulang-ulang selama empat puluh hari Yesus membuktikan bahwa Ia hidup (2). Bukan hanya itu, Yesus pun meminta para murid untuk menetap di Yerusalem karena janji Bapa akan baptisan Roh Kudus (4-5).

Semua peristiwa menakjubkan tentang Yesus dari Nazaret telah dibukukan. Rentetan peristiwa itu membuktikan tentang siapa pribadi Yesus Kristus yang sesungguhnya. Ada banyak tanda dan mukjizat yang mencengangkan dan membuat takjub siapa pun yang melihat dan mendengarnya.

Banyak orang berpikir bahwa kisah Yesus akan berakhir di salib. Ternyata kematian-Nya disusul dengan kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga, yang justru lebih menakjubkan tentang diri-Nya. Ini adalah hal yang tak pernah terpikirkan oleh orang-orang yang membenci Yesus.

Hal ini membuka mata siapa pun, menunjukkan bahwa Ia hidup dan karya-Nya tak berkesudahan. Semasa pelayanan-Nya serentetan mukjizat telah ditunjukkan. Namun, setelah kematian-Nya ternyata Yesus tetap hadir dan melakukan rentetan peristiwa menakjubkan di tengah para rasul dan pengikut-Nya.

Tuhan kita adalah pribadi yang hidup dan bekerja hingga saat ini, bukan hanya kepada para rasul pada zaman dahulu, tetapi juga kepada kita semua yang percaya kepada-Nya.

Ia masuk dan melihat seluruh isi kehidupan kita: susah dan senang, suka dan duka; Ia selalu hadir bersama kita.

Kisah ini memberikan ketegasan iman bagi kita: Yesus Kristus hidup. Ia mengajar kita supaya kita tetap berharap kepada Dia dan tidak berputus asa dalam menghadapi impitan hidup. Sampai kapan pun iman kita tidak layu karena Ia hidup dan kasih-Nya selalu menyertai kita.

Patutlah kita bersyukur bahwa Tuhan Yesus selalu menakjubkan. Ia hidup, hadir, dan tak berhenti melakukan perbuatan yang besar dalam hidup kita. Jangan menyerah, karena Tuhan yang hidup beserta kita!

Pagi ini Aku datang kepadamu Tuhan dan aku  mohonkan berkat kepada TUHAN untuk Bapak, Ibu,jemaat  sodara-sodari  sekalian. 
Kiranya berkat kesehatan. 
Berkat sukacita. 
Berkat Damai Sejahtera. 
Mengalir dalam kehidupan kita semua. 
Dan diberkati juga rumah tangga mu. 
Anak-anak dan cucu-cucu mu. 
Pekerjaanmu. 
Sawah dan ladang mu. 
Studi mu. 
Toko mu.
Usaha mu. 
Kantor mu
Rumah mu. 
Keluarga mu.
Pelayanan mu. 
Gereja mu. 
Dalam nama TUHAN YESUS biarlah berkat Mu mengalir melimpah dalam kehidupan kami... Yang percaya katakan AMIN.!!!... TUHAN YESUS memberkati
Share:

Mengakui Kesalahan Diri



YOEL 2:12-14
Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Ia menyesal atas malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. (Yoel 2:13)

 Mengakui kesalahan yang telah kita lakukan tentu bukan hal yang mudah. Ini seperti melukai kesombongan dan harga diri kita. Oleh sebab itu, diperlukan hati yang mau merendah untuk melakukannya. Karena, jika kita tidak berani memaafkan diri sendiri maka kita akan selalu dibayangi oleh perasaan bersalah yang akhirnya membuat kita tidak tenang hati.

    Seruan untuk mengakui kesalahan dan bertobat juga disampaikan oleh Yoel kepada bangsa Israel. Atas setiap kesalahan dan dosa mereka, Yoel meminta pengakuan tersebut tidak hanya sebatas pengakuan belaka tanpa ada perubahan sikap, tetapi Yoel mengajak mereka untuk mengakuinya di hadapan Tuhan dengan kesungguhan hati. Mengakui kesalahan dengan sungguh-sungguh berarti ada kesediaan diri untuk mengubah sikap dan siap dibimbing dalam kasih-Nya. Walaupun sangat berat untuk mengakui kesalahan diri sendiri, tetapi hanya dengan cara inilah mereka bisa mendapatkan kasih pengampunan dari Tuhan. Karena Tuhan akan mencabut hukuman-Nya, serta membimbing hidup mereka yang mau mengakui kesalahan dan berbalik kepada-Nya, sehingga mereka mendapatkan ketenangan.

    Diperlukan pengorbanan hati dan keberanian untuk mengakui kesalahan dan mengubah sikap. Namun dengan demikian kita dapat memahami betapa besar kasih Allah kepada kita, sehingga kita pun dapat merasakan ketenangan hidup dalam kasih setia-Nya kepada kita.

Share:

Allah Sumber Kelepasan

 Mazmur 31

    Dalam perjalanan hidup, tantangan dan hambatan sering kali menghampiri, bahkan bagi mereka yang hidup dalam iman. Orang fasik sering menjadi penyebab masalah dan rintangan bagi orang percaya, seperti yang dialami Daud.

    Daud merindukan kelepasan dari penganiayaan orang fasik dan dengan penuh iman ia memohon kepada Tuhan (ay. 2-6). Ia menegaskan kesetiaannya kepada Tuhan dan membedakannya dengan para penyembah berhala yang tidak memiliki dasar kuat dalam iman (ay. 7).

    Daud menggambarkan perasaannya ketika dihadapkan pada kebencian dan penolakan, merasa sendirian tanpa pertolongan (ay. 9-14). Namun, keyakinan Daud atas kuasa Tuhan membuatnya mempercayakan masa depannya sepenuhnya kepada-Nya (ay. 15-16), menyadari bahwa Tuhanlah yang mengendalikan hidupnya.

    Dalam pengakuan imannya, Daud mengajak orang percaya untuk tetap setia kepada Tuhan (ay. 24) dan memperkuat hati mereka dalam pengharapan kepada-Nya (ay. 25).

    Seperti Daud, kita juga dihadapkan pada berbagai kesulitan dan penindasan dalam kehidupan ini. Namun, dengan menjalin relasi yang erat dengan Allah, kita dapat bertahan dalam kesesakan. Mari kita terus mengasihi Tuhan, memperkuat iman kita, dan menempatkan harapan kita sepenuhnya kepada-Nya, karena Dia yang mengatur masa depan kita. Dengan memahami bahwa Tuhan selalu mengasihi dan peduli terhadap kita sesuai dengan firman-Nya, kita akan dikuatkan untuk tetap setia dalam setiap situasi sulit yang kita hadapi.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.