📖 Bilangan 9
Ketika kita berbicara tentang ketetapan, kita sedang berbicara tentang peraturan yang ditetapkan untuk kebaikan. Ketetapan dibuat bukan untuk membatasi, tetapi untuk membimbing. Tanpa ketetapan, hidup manusia akan kacau karena setiap orang akan hidup menurut pemahamannya sendiri.
Di Padang Gurun Sinai, TUHAN memerintahkan Musa agar umat Israel merayakan Paskah tepat seperti yang telah Dia tetapkan (ay. 1–3). Dan Musa, bersama seluruh umat, merespons dengan ketaatan. Mereka merayakan Paskah pada tanggal empat belas bulan pertama, pada waktu senja — persis seperti yang TUHAN perintahkan (ay. 4–5). Ketaatan mereka menunjukkan hormat dan kepekaan terhadap kehendak Allah.
Namun, ada sekelompok orang yang merasa najis karena telah menyentuh mayat (ay. 6). Mereka tidak ingin kehilangan kesempatan merayakan Paskah, dan dengan rendah hati datang kepada Musa dan Harun untuk meminta petunjuk. Yang luar biasa, Musa tidak gegabah membuat keputusan pribadi. Ia datang terlebih dahulu kepada TUHAN dan menantikan jawab-Nya (ay. 8). Dan TUHAN pun menjawab, memberikan ketetapan baru sebagai bentuk belas kasih-Nya (ay. 9–14).
📌 Ketetapan Allah Adalah Tanda Perhatian-Nya
Dari kisah ini, kita belajar bahwa ketetapan Allah bukanlah beban, tetapi anugerah. Ia menetapkan aturan bukan karena Ia kejam, tetapi karena Ia peduli. Bahkan ketika umat-Nya berada dalam keadaan tak layak, Allah tetap memberi jalan agar mereka bisa tetap terlibat dalam penyembahan.
Ketetapan-ketetapan Allah juga memberi arah bagi hidup kita. Ketika kita hidup di dalamnya, hidup kita menjadi selaras dengan kehendak-Nya. Lebih dari sekadar peraturan, ketetapan Allah mengandung misi — misi untuk mewartakan kasih, kebenaran, dan kekudusan-Nya kepada dunia ini.
💡 Mari Hidup Dalam Ketetapan-Nya
Sebagai umat milik Allah, mari kita tidak sekadar hidup mengikuti arus dunia. Kita dipanggil untuk hidup dengan tujuan yang jelas dan nilai yang kekal. Ketetapan-Nya membantu kita membedakan yang benar dari yang salah, yang kudus dari yang najis, yang kekal dari yang fana.
Berjalanlah dalam ketetapan-Nya dengan penuh semangat. Sebab hidup ini bukan hanya anugerah untuk dinikmati, tetapi juga penugasan yang harus dijalani.