Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Penyertaan TUHAN

📖 Bilangan 10:11–36

Perjalanan bangsa Israel dari Padang Gurun Sinai menuju Padang Gurun Paran dilakukan sesuai dengan titah TUHAN. Kedua belas suku berangkat secara teratur, mengikuti petunjuk dan urutan yang telah ditetapkan (ay. 11–28). Dalam perjalanan ini, kehadiran TUHAN tetap menyertai mereka melalui tiang awan yang menaungi dan melindungi (ay. 12, 34).

Musa juga mengajak Hobab bin Rehuel, orang Midian, untuk ikut dalam perjalanan, dan mereka pun melangkah dengan Tabut Perjanjian TUHAN di depan sebagai simbol kehadiran dan perlindungan Allah (ay. 29–36). Ini menjadi bukti bahwa setiap langkah mereka dikawal oleh penyertaan ilahi.

Ada beberapa hal penting yang dapat kita pelajari dari bagian ini:

  1. TUHAN menyatakan penyertaan-Nya melalui tanda nyata, seperti tiang awan, untuk melindungi umat-Nya.

  2. Tabut Perjanjian yang berjalan di depan menunjukkan bahwa Allah memimpin langkah mereka secara langsung.

  3. Umat Israel menaati perintah TUHAN melalui Musa dalam setiap perjalanan mereka.

  4. Ketaatan mereka dibalas dengan janji penyertaan dan kebaikan dari TUHAN.

Dalam hidup kita sekarang, Allah tetap menyertai dan menaungi kita, sama seperti umat Israel. Ketika kita setia melakukan kehendak-Nya, pemeliharaan-Nya nyata dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, jangan goyah menghadapi persoalan hidup. Berpeganglah pada pimpinan Allah, sebab penyertaan-Nya selalu ada bagi mereka yang percaya dan taat.

Share:

Pujian Ibadah Minggu 04 Mei 2025

Share:

IBADAH PASKAH BERSAMA || GKKK WILAYAH BLITAR || 02 MEI 2025

Share:

Tanda Pengenalan Allah

 

📖 Bilangan 10:1–10

Dalam kehidupan sehari-hari, tanda atau isyarat sangat penting, khususnya dalam situasi darurat. Sama seperti awak kapal yang menggunakan kode morse atau semafor untuk memberi peringatan, demikian pula Allah memberikan tanda kepada umat-Nya agar mereka siap menghadapi berbagai situasi.

Dalam perikop ini, TUHAN memerintahkan Musa untuk membuat dua nafiri perak sebagai alat isyarat bagi bangsa Israel (ay. 1–2). Nafiri itu digunakan untuk memanggil umat berkumpul, memberi aba-aba berangkat, serta sebagai peringatan ketika hendak berperang (ay. 3–9). Nafiri juga ditiup pada hari-hari raya dan saat mempersembahkan kurban sebagai tanda pengingat akan Allah yang telah membebaskan mereka dari Mesir (ay. 10).

Melalui nafiri, Allah menyatakan bahwa setiap gerak langkah umat Israel harus berada di bawah pimpinan-Nya. Mereka tidak berjalan menurut kehendak sendiri, tetapi menantikan tanda dari TUHAN. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kepekaan terhadap pimpinan Allah.

Dalam kehidupan kita sekarang, Allah juga sering memberi tanda—baik melalui firman, doa, maupun situasi yang kita alami. Sayangnya, kita sering kali terlalu sibuk atau larut dalam masalah, sehingga tidak peka terhadap tanda tersebut. Kita mengandalkan kekuatan sendiri, dan melupakan bahwa hidup kita seharusnya dipimpin oleh Allah.

Tanda dari TUHAN bukan sekadar peringatan, tetapi juga merupakan undangan untuk lebih dekat dan taat kepada-Nya. Sama seperti umat Israel yang setia merespons bunyi nafiri, kita pun dipanggil untuk tanggap terhadap kehendak Allah setiap hari.

Share:

Kuasa dan Pimpinan Allah

 

📖 Bilangan 9:15–23

Kuasa Allah tidak terbatas. Ia dapat memakai apa saja, bahkan awan sekalipun, untuk menyatakan hadirat dan pimpinan-Nya bagi umat-Nya. Ketika bangsa Israel berjalan menuju Tanah Perjanjian, TUHAN menuntun mereka lewat sebuah tiang awan yang menaungi Kemah Suci siang dan malam (ay. 15–16). Awan itu menjadi tanda nyata bahwa TUHAN menyertai mereka — bukan hanya sebagai pelindung, tetapi juga sebagai penuntun.

Sepanjang perjalanan mereka di padang gurun, bangsa Israel tidak pernah berjalan sendiri. Kapan mereka harus berangkat dan kapan harus tinggal, semuanya bergantung pada gerakan awan tersebut. "Atas titah TUHAN mereka berkemah, dan atas titah TUHAN juga mereka berangkat" (ay. 23). Inilah ketaatan yang lahir dari kepercayaan penuh kepada pimpinan Allah.

📌 Ketaatan yang Tulus adalah Bentuk Iman yang Hidup

Ketaatan Israel menjadi teladan yang luar biasa. Mereka tidak selalu tahu ke mana harus pergi, atau berapa lama harus tinggal. Tetapi mereka tahu satu hal: mereka dipimpin oleh TUHAN sendiri. Dan itu cukup. Dalam ketidaktahuan mereka, mereka memilih percaya. Dalam ketidakpastian, mereka tetap taat.

Begitu pula hidup kita saat ini. Mungkin kita belum melihat jawaban doa. Mungkin jalan hidup tampak kabur. Tapi pertanyaannya bukan: “Apa yang akan terjadi?” Melainkan: “Apakah aku masih percaya bahwa Allah memimpin hidupku?”

Allah tidak selalu memberi penjelasan, tetapi Ia selalu memberi penyertaan. Ketika kita memilih untuk taat kepada-Nya — bahkan tanpa memahami seluruh rencana-Nya — di situlah iman bekerja.

💡 Mari Belajar Taat di Tengah Ketidakpastian

Saat kita tidak paham waktu dan cara Allah bekerja, mari kita belajar menantikan Dia dengan setia. Jangan bersungut-sungut. Jangan menyalahkan keadaan. Tetaplah percaya bahwa awan penyertaan-Nya tak pernah menjauh.

Kesuksesan sejati — baik rohani maupun jasmani — hanya akan terjadi jika kita hidup di bawah pimpinan-Nya. Maka, mari kita kerjakan bagian kita dengan sungguh-sungguh, sambil menyerahkan hasilnya kepada Allah. Hidup yang dipimpin oleh Tuhan adalah hidup yang penuh arah, tujuan, dan damai sejahtera.


Mari Kita Berdoa 🙏

Terpujilah Engkau, Bapa yang di surga.
Pagi ini kami bersyukur atas pertolongan dan penyertaan-Mu sepanjang malam.
Kami mohon berkat-Mu bagi semua saudara-saudari kami —
Bapak, Ibu, anak-anak, jemaat, keluarga kami, serta siapa pun yang Kau percayakan dalam hidup kami.

Tuhan, kiranya berkat kesehatan, sukacita, dan damai sejahtera mengalir dalam setiap aspek kehidupan kami:
di rumah tangga, pekerjaan, pelayanan, studi, usaha, gereja, dan relasi kami.
Pimpin setiap langkah kami. Tuntunlah kami dengan awan penyertaan-Mu
sehingga kami tetap kuat, terus bertumbuh dalam hikmat,
dan mengalami terobosan sesuai dengan kehendak-Mu.

Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa.
Amin.

“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.”
— Amsal 3:5

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.