Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Jangan Remehkan Rutinitas

Hidup tidak selalu diisi dengan peristiwa besar dan ajaib. Sebagian besar waktu kita justru dipenuhi oleh hal-hal yang tampak biasa—pekerjaan harian, tanggung jawab keluarga, rutinitas pelayanan. Namun, jangan remehkan hal-hal kecil itu, sebab Allah sering bekerja melalui yang biasa untuk membentuk iman kita.

Bangsa Israel juga mengalami hal serupa. Dalam perjalanan 40 tahun di padang gurun, Allah memerintahkan Musa mencatat setiap tempat persinggahan mereka. Banyak nama tempat yang tidak terkenal, namun semuanya penting—karena di sanalah Allah menyertai, menegur, dan memproses umat-Nya.

Begitu pula dengan kita. Allah hadir bukan hanya di “Ramses” dan “Laut Teberau” kehidupan kita—momen besar dan menakjubkan—tetapi juga di “Mara” dan “Elim” kita, di tengah rutinitas yang terasa biasa. Setiap hari adalah bagian dari karya besar Allah membentuk karakter dan iman kita.

Jadi, jangan remehkan rutinitas. Di balik hal-hal sederhana yang kita jalani hari ini, Allah sedang bekerja mempersiapkan kita bagi rencana-Nya yang mulia. 🌅

Share:

Renungan Harian : Motivasi dalam Permintaan

Allah senang ketika kita datang dan meminta kepada-Nya. Namun, yang Ia lihat bukan hanya apa yang kita minta, melainkan mengapa kita memintanya.

Bani Ruben dan Gad meminta tanah Yaezer dan Gilead karena cocok untuk ternak mereka. Sekilas tampak seperti keegoisan, tetapi ternyata mereka tetap mau ikut berperang bersama saudara-saudara mereka sampai seluruh Kanaan dikuasai. Setelah Musa mengetahui motivasi mereka benar, ia pun menyetujui permintaan itu.

Sering kali, doa dan permintaan kita tidak dijawab karena motivasi kita keliru—lebih untuk kepentingan diri sendiri daripada kemuliaan Allah. Yakobus pun menegaskan, “Kamu berdoa tetapi tidak menerima karena kamu salah berdoa.”

Tuhan ingin hati yang tulus dalam meminta. Bukan sekadar apa yang kita inginkan, tetapi apakah keinginan itu memuliakan Dia dan memberkati sesama. Mari belajar menata motivasi hati sebelum berdoa. Karena doa yang benar lahir dari hati yang selaras dengan kehendak Allah. 🙏

Share:

Renungan Harian🌾 Semua Menikmati Hasil Jerih Payah

 

📖 Ayat Renungan:

“Sebab seorang menerima upah dari jerih payahnya.”
Pengkhotbah 3:13b


Biasanya, orang yang bekerja keraslah yang menikmati hasil jerih payahnya. Namun, firman Tuhan hari ini mengajarkan sesuatu yang lebih dalam: Allah ingin agar berkat yang diperoleh juga dinikmati oleh mereka yang turut mendukung, meski tidak terlibat langsung.

Dalam Bilangan 31, ketika bangsa Israel menang atas orang Midian, mereka memperoleh banyak jarahan. Allah kemudian memerintahkan agar hasil itu dibagi dua:

  • Setengah untuk para prajurit yang berperang.

  • Setengah lagi untuk seluruh umat Israel yang tinggal di perkemahan (ayat 27).

Namun, pembagian itu tidak berhenti di situ. Dari bagian prajurit, sebagian kecil diberikan kepada para imam sebagai persembahan khusus kepada TUHAN (ayat 28–29). Dari bagian umat Israel, sebagian juga diberikan kepada orang Lewi yang melayani di Kemah Suci (ayat 30).

Dengan kata lain, semua orang mendapat bagian—yang berperang, yang melayani, dan yang menantikan di perkemahan. Allah ingin mengingatkan bahwa kemenangan dan keberhasilan bukan hanya hasil kerja satu pihak saja, tetapi hasil kerjasama seluruh komunitas umat Allah.

Prinsip ini juga berlaku bagi kita. Dunia sering menilai keberhasilan berdasarkan siapa yang bekerja paling keras atau paling terlihat. Namun Allah melihat lebih luas. Ia tahu bahwa di balik setiap keberhasilan, ada banyak tangan yang ikut menopang: keluarga yang berdoa, rekan kerja yang mendukung, teman yang memberi semangat, atau gereja yang menuntun dalam doa.

Maka, ketika kita menerima berkat dari hasil kerja kita, mari belajar untuk berbagi.
Berbagi dengan mereka yang mendukung kita, dan mempersembahkan sebagian bagi pekerjaan Tuhan di gereja. Sebab setiap keberhasilan sejatinya adalah kerja bersama, dan semua kemuliaan tetap milik Allah.

Renungkanlah hari ini:

Apakah aku sudah belajar berbagi dari apa yang Tuhan percayakan kepadaku?
Sudahkah aku mengucap syukur dengan memberi kembali kepada Tuhan dan sesama?

🙏 Doa Penutup:
Tuhan, terima kasih untuk setiap berkat dan keberhasilan yang Kau izinkan kualami. Ajar aku untuk tidak menyimpannya bagi diriku sendiri, tetapi membagikannya dengan penuh kasih kepada sesamaku dan kepada-Mu melalui gereja-Mu. Biarlah setiap hasil jerih payahku menjadi sarana untuk memuliakan nama-Mu.
Amin.

Share:

Pujian Ibadah GKKK Tepas 26 Oktober 2025

Share:

Renungan Harian 🌿 Jangan Menjadi Batu Sandungan












📖 Ayat Renungan:

“Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.”
Matius 18:7

Allah kita adalah Allah yang penuh kasih dan keadilan. Kasih-Nya begitu besar, tetapi Ia juga tidak tinggal diam ketika umat-Nya disesatkan atau disakiti. Karena itulah, dalam kisah Bilangan 31, Allah memerintahkan Musa untuk menuntut balas kepada orang Midian.

Setiap suku Israel mengirim seribu orang untuk berperang, dan mereka berhasil mengalahkan bangsa Midian. Lima raja mereka tewas, termasuk Bileam bin Beor—nabi yang dulu berusaha mengutuk Israel demi uang, tetapi gagal karena Allah melindungi umat-Nya.

Namun Bileam tidak berhenti di situ. Ia mencari jalan lain untuk menjatuhkan Israel: menasihati orang Midian agar memakai perempuan mereka untuk menyesatkan laki-laki Israel, hingga mereka menyembah Baal-Peor. Dan strategi itu berhasil. Banyak orang Israel jatuh ke dalam dosa, dan murka Allah pun menyala—24.000 orang tewas karena pelanggaran itu.

Allah menghukum bukan hanya mereka yang berdosa, tetapi juga mereka yang menjadi penyebab orang lain berdosa. Ia serius terhadap segala bentuk penyesatan, baik disengaja maupun tidak.

Yesus sendiri menegaskan bahwa lebih baik seseorang tenggelam di laut dengan batu kilangan di lehernya daripada membuat seorang kecil yang percaya kepada-Nya jatuh dalam dosa (Matius 18:6). Rasul Paulus pun mengingatkan agar kita berhati-hati, jangan sampai kebebasan kita menjadi batu sandungan bagi orang lain (1 Korintus 8:9).

Renungan ini mengajak kita merenung:
Apakah hidup kita menolong orang lain semakin mengenal Tuhan?
Ataukah sikap, perkataan, atau tindakan kita justru membuat orang lain menjauh dari-Nya?

Kadang tanpa sadar, komentar tajam, candaan yang menyinggung, atau perilaku yang tidak konsisten bisa membuat orang lain kecewa pada iman. Allah ingin kita hidup dengan hati yang lembut dan peka, agar melalui hidup kita, orang lain dapat melihat kasih Kristus yang nyata.

Jangan biarkan hidup kita menjadi batu sandungan, tetapi jadikanlah hidup kita batu pijakan yang menuntun orang lain semakin dekat kepada Allah.

🙏 Doa Penutup:
Tuhan Yesus, ajar aku untuk berhati-hati dalam setiap perkataan dan tindakanku. Jadikan hidupku cerminan kasih dan kebenaran-Mu, bukan batu sandungan bagi sesamaku. Biarlah melalui hidupku, orang lain semakin mengenal Engkau dan merasakan kasih-Mu yang nyata.
Amin.

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.