Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

🗣️ Berbicara Ketika Dipersilakan

 
"Berbicara Ketika Dipersilakan" mengajarkan lewat firman Tuhan pentingnya hikmat, rendah hati, dan tahu waktu yang tepat untuk menyampaikan kebenaran.
Kisah Para Rasul 26:1–11

“Siapa yang menahan bibirnya, ia berakal budi.”
Amsal 10:19b


💬 Mendominasi Tidak Sama dengan Meyakinkan

Sering kali, kita tergoda untuk bicara duluan dan bicara paling banyak. Kita pikir dengan begitu kita akan tampak hebat atau lebih benar. Tapi di balik kebiasaan itu, ada sumber yang tidak sehat: rasa tidak percaya diri, ketakutan ditolak, atau keinginan mendominasi.

Rasul Paulus memberikan teladan sebaliknya. Meski ia berada di tengah tekanan besar dan banyak tuduhan dilontarkan padanya, ia tidak menyerobot bicara. Ia menunggu kesempatan untuk berbicara (ayat 1). Ketika saat itu tiba, ia berbicara dengan percaya diri, bukan karena kehebatannya, tetapi karena hati nurani dan kehidupannya bersih di hadapan Tuhan.


🧠 Mengapa Paulus Bisa Tenang?

  1. Ia tahu hidupnya benar. Ia menyatakan secara terbuka bahwa semua orang Yahudi tahu bagaimana kehidupannya (ayat 4–5).

  2. Ia berpegang pada janji Allah. Paulus percaya kepada kebangkitan, dan itu bukan hal baru dalam iman Yahudi (ayat 6–8).

  3. Ia jujur tentang masa lalunya. Ia tidak menutupi kesalahan lamanya dalam menganiaya orang percaya (ayat 9–11). Justru itu membuat kesaksiannya makin kuat.

Paulus tidak perlu membela dirinya dengan kepanikan, karena ia berdiri di atas kebenaran yang kukuh. Ia tahu kapan saatnya diam dan mendengar, dan kapan saatnya bicara dengan hikmat dan kuasa.


🪞 Refleksi Pribadi

  • Apakah saya terbiasa berbicara terus karena takut tidak didengar?

  • Apakah saya mudah menyela orang karena ingin menang dalam percakapan?

  • Apakah saya percaya bahwa kuasa Tuhan juga bekerja dalam ketenangan?


🙏 Doa Hari Ini

Tuhan yang Mahabijaksana, ajarilah aku untuk tidak tergesa-gesa dalam berbicara.
Jauhkan aku dari rasa takut ditolak, dari hasrat mendominasi.
Berikan aku kepercayaan diri yang berasal dari hidup yang bersih di hadapan-Mu,
agar dalam setiap percakapan aku hadir bukan untuk mendominasi,
melainkan menyampaikan kebenaran-Mu dengan hormat dan hikmat.

Amin.

Share:

Pujian Ibadah GKKK Tepas 20 Juli 2025

Share:

🌿 Hikmat Membangkitkan Kepercayaan Diri

 
🌿 "Hikmat Membangkitkan Kepercayaan Diri" menegaskan lewat firman Tuhan bahwa hikmat ilahi memberi keberanian dan arah dalam menjalani hidup.

Kisah Para Rasul 25:12–27

“Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.”
Amsal 9:10


🔄 Dua Sosok, Satu Masalah: Tidak Percaya Diri

Festus tampak kebingungan. Ia adalah gubernur baru yang ingin menyenangkan semua pihak, tetapi juga harus memutuskan perkara hukum dengan adil. Ketika Paulus naik banding kepada Kaisar, Festus mengizinkannya. Tapi sekarang, ia tidak tahu apa yang harus ditulis kepada Kaisar—karena perkara Paulus tidak seperti kriminal biasa.

Ia lalu meminta bantuan Raja Agripa. Sayangnya, Agripa juga tidak lebih baik. Meski tampil megah bersama Bernike di ruang pengadilan (ay. 23), mereka hanyalah topeng dari jiwa yang kosong, terjebak dalam relasi tidak pantas dan penuh kemunafikan. Alih-alih membantu menyelesaikan perkara, mereka hanya menjadi penonton di tengah pertunjukan kekuasaan.


🧠 Hikmat yang Sejati Bukan dari Dunia

Apa yang terjadi dengan Festus dan Agripa mencerminkan kehidupan yang tanpa arah, seperti "sehelai plastik di lautan"—terombang-ambing karena tidak bersandar pada hikmat sejati dari Allah.

Hikmat dunia bisa memoles citra, tapi tidak memberi kedalaman karakter. Hanya orang yang takut akan Tuhan yang benar-benar memiliki pengertian yang membawa kepercayaan diri yang kokoh. Paulus, sekalipun dalam posisi sebagai tahanan, justru tampil penuh hikmat, tenang, dan percaya diri. Mengapa? Karena dia hidup dalam pengenalan akan Tuhan.


📌 Pelajaran untuk Kita Hari Ini

  • Hikmat menghilangkan kebingungan. Orang yang takut akan Tuhan tahu arah dan tahu kapan harus bicara serta kapan harus diam.

  • Hikmat memberi keyakinan diri. Kita tidak mudah goyah oleh tekanan atau pencitraan, karena kita tahu siapa yang memimpin hidup kita.

  • Hikmat menjauhkan kita dari kepura-puraan. Kita tidak butuh pertunjukan kemegahan seperti Agripa, karena kekuatan kita ada dalam Tuhan.


🧎‍♂️ Refleksi dan Doa

  • Apakah saya sering ragu mengambil keputusan karena kurangnya hikmat dari Tuhan?

  • Apakah saya sedang berusaha membangun citra luar tanpa memperkuat dasar dalam?

Doa:
Tuhan, Engkaulah sumber segala hikmat.
Ajarku untuk takut akan Engkau, bukan takut akan manusia.
Penuhi aku dengan hikmat-Mu, agar aku tidak lagi ragu,
melainkan percaya diri menjalani hidup ini dalam terang kebenaran-Mu.
Jauhkan aku dari kesombongan yang menipu,
dan jadikan aku pribadi yang teguh karena bersandar penuh pada-Mu.

Amin.

Share:

✨ Tidak Habis Kata

"Tak Habis Kata" menegaskan lewat firman Tuhan bahwa kasih dan karya-Nya tak terbatas, selalu ada hal baru untuk direnungkan dan disyukuri setiap hari.

“Sebab TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.”
Amsal 2:6


🔍 1. Allah Bekerja dengan Cara-Nya Sendiri

Ketika Paulus menghadapi peradilan yang tidak adil, kita mungkin berharap pertolongan datang dari orang saleh. Namun, yang terjadi justru mengejutkan. Festus, gubernur yang dikenal oportunis, dipakai Tuhan untuk menyelamatkan Paulus dari konspirasi pembunuhan, dan bahkan membuka jalan bagi Paulus untuk naik banding ke Kaisar di Roma.

Bukankah ini bukti bahwa hikmat Tuhan tidak terbatas oleh karakter manusia? Bahkan orang yang punya niat terselubung pun bisa dipakai Tuhan untuk melaksanakan rencana-Nya. Ini adalah cara Allah mengubah situasi rumit menjadi saluran berkat.


🛡️ 2. Tuhan, Pembela Umat-Nya

Mungkin kita bertanya, "Siapa yang bisa menolong saya?" atau "Kepada siapa saya mengadu ketika difitnah atau diperlakukan tidak adil?"

Jawabannya adalah: Tuhan adalah Pembela kita. Bahkan ketika mulut kita tak mampu berkata apa-apa lagi, Roh Kudus sendiri akan berseru kepada Bapa dalam keluhan yang tak terucapkan (Rm. 8:26).

Seperti Paulus, kita pun bisa tetap tenang karena tahu bahwa kita tidak sendiri. Tuhan bekerja bahkan lewat jalan yang tidak kita duga.


🧠 3. Hikmat: Senjata di Tengah Kekacauan

Ketika hidup membawa kita ke dalam situasi pelik, hikmat Allah adalah pelita bagi langkah kita. Paulus, dalam sidang yang mengancam nyawanya, tidak terburu-buru atau panik. Ia menjawab dengan tenang, logis, dan tegas. Ia tahu kapan harus bicara, dan kapan harus naik banding.

Di tengah badai, hikmat adalah jangkar iman.
Di tengah tuduhan, hikmat adalah suara kebenaran.
Di tengah kebisuan, hikmat adalah doa yang tak terucapkan.


💬 Refleksi

  • Apakah saya mencari hikmat Tuhan dalam setiap keputusan?

  • Apakah saya cukup percaya bahwa Tuhan dapat memakai siapa pun untuk menolong saya?

  • Apakah saya membiarkan Tuhan bekerja dalam waktu dan cara-Nya?


🙏 Doa

Tuhan, ajarku untuk tidak gegabah ketika hidup terasa tidak adil.
Berikan aku hikmat dari-Mu, agar aku tahu kapan harus bersuara, dan kapan harus berdiam.
Ketika aku tidak tahu lagi harus berkata apa,
biarlah Engkau yang membela dan mengatur segalanya.

Terima kasih karena hikmat-Mu tidak pernah habis,
dan rencana-Mu tak pernah gagal.
Dalam nama Tuhan Yesus,
Amin.

Share:

Pujian Ibadah GKKK Tepas 13 Juli 2025

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.