![]() |
"Berbicara Ketika Dipersilakan" mengajarkan lewat firman Tuhan pentingnya hikmat, rendah hati, dan tahu waktu yang tepat untuk menyampaikan kebenaran. |
“Siapa yang menahan bibirnya, ia berakal budi.”
— Amsal 10:19b
💬 Mendominasi Tidak Sama dengan Meyakinkan
Sering kali, kita tergoda untuk bicara duluan dan bicara paling banyak. Kita pikir dengan begitu kita akan tampak hebat atau lebih benar. Tapi di balik kebiasaan itu, ada sumber yang tidak sehat: rasa tidak percaya diri, ketakutan ditolak, atau keinginan mendominasi.
Rasul Paulus memberikan teladan sebaliknya. Meski ia berada di tengah tekanan besar dan banyak tuduhan dilontarkan padanya, ia tidak menyerobot bicara. Ia menunggu kesempatan untuk berbicara (ayat 1). Ketika saat itu tiba, ia berbicara dengan percaya diri, bukan karena kehebatannya, tetapi karena hati nurani dan kehidupannya bersih di hadapan Tuhan.
🧠 Mengapa Paulus Bisa Tenang?
-
Ia tahu hidupnya benar. Ia menyatakan secara terbuka bahwa semua orang Yahudi tahu bagaimana kehidupannya (ayat 4–5).
-
Ia berpegang pada janji Allah. Paulus percaya kepada kebangkitan, dan itu bukan hal baru dalam iman Yahudi (ayat 6–8).
-
Ia jujur tentang masa lalunya. Ia tidak menutupi kesalahan lamanya dalam menganiaya orang percaya (ayat 9–11). Justru itu membuat kesaksiannya makin kuat.
Paulus tidak perlu membela dirinya dengan kepanikan, karena ia berdiri di atas kebenaran yang kukuh. Ia tahu kapan saatnya diam dan mendengar, dan kapan saatnya bicara dengan hikmat dan kuasa.
🪞 Refleksi Pribadi
-
Apakah saya terbiasa berbicara terus karena takut tidak didengar?
-
Apakah saya mudah menyela orang karena ingin menang dalam percakapan?
-
Apakah saya percaya bahwa kuasa Tuhan juga bekerja dalam ketenangan?
🙏 Doa Hari Ini
Tuhan yang Mahabijaksana, ajarilah aku untuk tidak tergesa-gesa dalam berbicara.
Jauhkan aku dari rasa takut ditolak, dari hasrat mendominasi.
Berikan aku kepercayaan diri yang berasal dari hidup yang bersih di hadapan-Mu,
agar dalam setiap percakapan aku hadir bukan untuk mendominasi,
melainkan menyampaikan kebenaran-Mu dengan hormat dan hikmat.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar