Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

PUTAR BALIK, MAS!


 Kisah Pr. Rasul 11:19-30

Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan sumbangan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara seiman yang tinggal di Yudea. (Kisah Pr. Rasul 11:29)

Kisah nyata dari keluarga yang di selamatkan oleh Tuhan. Demikian ceritanya...Saya dan istri suatu malam pergi menghadiri pesta pernikahan seorang saudara di sebuah hotel. Karena hujan, kami naik taksi online. Saat tiba di satu jalan, mobil kami dihentikan seseorang. “Putar balik, Mas! Di depan banjir,” kata orang itu. Sopir taksi patuh dan berterima kasih. Tapi ada satu motor yang mengabaikan peringatan itu dan tetap melaju. Hasilnya, di tengah jalan motor itu mogok. Kami bersyukur ada orang yang rela berhujan-hujanan menolong para pengendara menghindari banjir. di masa covid korona ini banyak yang di suruh putar balik termasuk mudikpun atur balik.
Memberikan perhatian kepada semua orang, termasuk orang yang tidak dikenal, itulah yang Tuhan mau kita kerjakan sebagai murid-Nya. Di Antiokhialah murid-murid pertama kalinya disebut Kristen (ay. 26). Ini terjadi karena murid-murid Yesus, di antaranya beberapa orang Siprus dan orang Kirene (ay. 20), memberitakan Yesus adalah Tuhan di Antiokhia. Tangan Tuhan menyertai mereka, sehingga banyak orang percaya dan menerima Yesus. Barnabas dan Saulus yang datang beberapa waktu kemudian, mengajar banyak orang. Waktu jemaat Antiokhia tahu melalui Nabi Agabus bahwa akan ada kelaparan besar, mereka mengumpulkan sumbangan, sesuai kemampuan masing-masing, untuk diberikan kepada para saudara yang ada di Yudea. Mereka peduli kepada sesamanya.

Kalau pada saat covid 19  ini Tuhan memakai kita untuk peduli pada orang-orang tidak dikenal,  entah itu di perjalanan atau tempat tertentu yang kita singgahi, mari pedulikan dan tolong mereka. Sekecil apa pun kepedulian atau pertolongan yang kita berikan, dampaknya besar bagi orang yang menerimanya. — RTG

MELALUI KEPEDULIAN KITA KEPADA SESAMA,
NAMA TUHAN DIPERMULIAKAN
Share:

JURU MUDI KEHIDUPAN


Baca: Matius 8:23-27
Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu takut, hai kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus membentak angin dan danau itu, sehingga danau itu menjadi teduh sekali. (Matius 8:26)
ada cerita dari seseorang saat naik pesawat. “Pengalaman saya naik pesawat kemarin benar-benar luar biasa!” Seorang pemuda menceritakan pesawat yang ditumpanginya mengalami turbulensi (goncangan), tetapi ia dan penumpang lainnya tidak merasa panik. Mengapa? Karena di tengah goncangan mereka melihat sang pilot bersenandung. “Kalau pilotnya tidak panik, kita juga tidak perlu panik karena artinya situasi tersebut masih dalam kendali,” ia menjelaskan. dari cerita ini dapat kita tarik dalam kehidupan ini. Kita sedang berkendara dalam kendaraan bernama “kehidupan”. Sebagai anak-anak Tuhan, kita menyerahkan kemudi kepada Yesus. Faktanya, dari dahulu sampai sekarang, tidak pernah muncul catatan Tuhan panik saat sedang berkendara! Yang kerap terjadi adalah sebaliknya, Juru Mudi tidak panik, namun kita penumpangnya panik tidak karuan. Pengalaman serupa dialami murid-murid Yesus. Hari itu perahu mereka diserang angin ribut dan gelombang. Di tengah situasi mencekam, apalagi melihat Yesus tidur, berteriaklah mereka: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.” Padahal sefirharusnya, melihat Yesus tidur, mereka bisa tenang karena artinya situasi tersebut masih dalam kendali-Nya.

Yesus menyebutkan murid-murid-Nya sebagai “orang yang kurang percaya”. Kurang percaya, itu juga label kita bila selalu merasa khawatir, takut dan cemas. Kurang percaya artinya kita belum sepenuhnya yakin bahwa Tuhan sanggup mengendalikan semua situasi kehidupan kita. Alih-alih menjadi panik saat covid 19 yang belum tahu kapan berakhir jangan sampai,  Yesus juru mudi yang tidak panik untuk itu  tinggal tenanglah dalam pimpinan Tuhan, Sang Juru Mudi Kehidupan! Tuhan tahu saatnya untuk turun tangan. Bersama Tuhan, tak satu pun goncangan mampu membinasakan kehidupan kita. — LIN

KARENA YESUS JURU MUDI, MAKA TIDAK ADA ALASAN BAGI KITA UNTUK MENJADI PANIK
Share:

MENGERJAKAN PANGGILAN-MU


Kisah Pr. Rasul 1:6-9

“Tetapi kamu akan menerima kuasa bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah Pr. Rasul 1:8)
Ada anak-anak Tuhan yang kuliah bercerita bahwa mereka tidak tahu pekerjaan apa yang akan dikerjakan setelah lulus. Mereka sering kebingungan pada akhir studi dengan masalah tersebut. Mereka menanti-nantikan panggilan hidup yang spesifik dari Tuhan. Mereka sering dipenuhi ketakutan kalau-kalau pekerjaan yang mereka pilih ternyata salah dan tidak sesuai kehendak-Nya.

Ketika Tuhan Yesus akan terangkat ke surga, dengan jelas Dia menyatakan bahwa murid-murid-Nya akan menerima kua…
[07:33, 5/24/2020] Pak Yanes Gkkk Tepas: Gema suara Illahi
24 Mei 2020

MENGAMPUNI SEPERTI YESUS

Baca: Lukas 23:33-43

Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Lalu mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. (Lukas 23:34)

Hari ini merupakan hari pengamlpunan bagi umat muslim hari yang fitri dan suci. Pertanyaannya apakah cukup di ampuni di hari ini saja?
Setiap bertemu orang yang tidak mau mengampuni, kata-kata mereka hampir sama. “Dia menyakitiku, aku akan membalasnya”, “Aku akan membuatnya menderita”, “Aku memang berkata memaafkanmu tapi sejak sekarang tidak mau berurusan denganmu,” kata mereka. Ini adalah pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Yesus. Atau, kalau mereka mengaku mengenal Yesus, mereka menolak mengikuti teladan Yesus.

Tergantung di atas kayu salib adalah puncak penderitaan Yesus. Bukan hanya fisik-Nya yang sangat disakiti, tapi juga psikis-Nya. Yesus dipermalukan, ditelanjangi, diolok-olok. Di tengah kondisi sangat tidak enak inilah Yesus memohon kepada Bapa agar mereka diampuni, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Banyak orang, termasuk saya menolak mengampuni seseorang dengan alasan dia tahu apa yang dia perbuat, “dia bahkan sengaja berulangkali menyakitiku, jadi kok enak betul diampuni”. Betul sering kali kita jadi korban, tetapi Tuhan Yesus mau kita mengampuni seperti Dia. Bagaimana Yesus mengampuni kita? Dengan cuma-cuma dan sepenuh hati. Jangan membuat pengorbanan Yesus di atas kayu salib menjadi percuma karena kita tidak sudi mengampuni.

Dia mengampuni dosa-dosa masa lalu kita, Dia mengampuni dosa-dosa yang kita perbuat baru saja, Dia mengampuni hal-hal besar maupun kecil yang membuat orang lain susah. Kita adalah umat pilihan Tuhan, sehingga ampunilah orang-orang yang menyakiti kita. Tidak usah meminta syarat dia harus begini atau begitu lebih dulu baru kita mau mengampuninya. — RTG

JIKA INGIN MENGASIHI SEPERTI YESUS, MAKA KITA HARUS MENGAMPUNI SEPERTI YESUS
Share:

MENGERJAKAN PANGGILAN-MU


Kisah Pr. Rasul 1:6-9


“Tetapi kamu akan menerima kuasa bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah Pr. Rasul 1:8)
Ada anak-anak Tuhan yang kuliah bercerita bahwa mereka tidak tahu pekerjaan apa yang akan dikerjakan setelah lulus. Mereka sering kebingungan pada akhir studi dengan masalah tersebut. Mereka menanti-nantikan panggilan hidup yang spesifik dari Tuhan. Mereka sering dipenuhi ketakutan kalau-kalau pekerjaan yang mereka pilih ternyata salah dan tidak sesuai kehendak-Nya.

Ketika Tuhan Yesus akan terangkat ke surga, dengan jelas Dia menyatakan bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa dari Roh Kudus dan akan menjadi saksi-Nya. Murid-murid dipanggil untuk menjadi saksi-Nya bahkan sampai ke ujung bumi. Secara lebih jelas menjadi saksi-Nya dapat berarti memberitakan Kristus dan memuridkan (Mat. 28:19). Panggilan itu tidak terbatas pada satu tempat saja, tetapi sampai di mana pun mereka berada panggilan itu tetap mengikuti untuk dikerjakan. Tuhan Yesus tidak hanya mengutus, tetapi Dia juga menyatakan bahwa mereka tidak akan berjalan sendiri karena ada Roh Kudus yang akan memampukan mereka dan memberi kuasa dalam mengerjakan panggilan tersebut.

Tuhan tidak ingin kita bingung dan takut memikirkan apa pekerjaan yang akan dipilih. Oleh pembaharuan budi (Rm. 12:2), kita dimampukan memilih apa yang baik, termasuk memilih pekerjaan berdasarkan minat dan potensi kita. Jadi apa pun pekerjaan kita dan di mana pun kita bekerja tidak menjadi masalah, asalkan kita mengerjakan panggilan Tuhan untuk terus menjadi saksi-Nya. Marilah kita tidak hanya terfokus pada pekerjaan kita, tetapi melakukan panggilan-Nya dalam pekerjaan kita. — ANT

APA PUN PEKERJAAN KITA, JADILAH SAKSI-NYA DAN NYATAKAN ANUGERAH-NYA
Share:

MEMBERI SEDEKAH


Matius 6:1-4.
“Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang…” (ay. 2)

            Hidup nyata dengan tindakan  diri adalah salah satu kebutuhan manusia. Ketika Allah merancang manusia, Ia telah melengkapi manusia dengan kemampuan berimajinasi dan daya cipta sehingga manusia menjadi makhluk yang kreatif dan produktif. Maka tidak heran manusia menjadi tertekan jika merasa tidak berguna dan tidak ada kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.
            Tetapi hal nyata hari hari ini kita lihat  dimana BLT langsyng sembako,  bahkan zakat fitrah  menjadi sebuah kewajiban umat muslim.  jebakan bila kita tidak bijaksana dalam mewujudkannya. Perikop kita hari ini, Yesus memperingatkan agar kita bersikap yang benar dalam menjalankan aksi kemanusiaan  hal-hal benar. Perbuatan yang baik harus dilakukan dengan sikap yang benar.

            Pertama, Yesus mengingatkan: “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka.” Secara alami manusia senang kalau dihargai dan diakui sebagai orang baik. Namun kalau tidak bijaksana akan membuat motivasi ibadah kita menyimpang. Kita berdoa, beribadah, memuji dan menyembah Tuhan, melayani di gereja dan melakukan kegiatan-kegiatan rohani lainnya bukan lagi bertujuan untuk memuliakan Tuhan, tetapi justru untuk mencari kemuliaan diri sendiri. Kita terjebak melakukan semuanya itu hanya sebagai pekerjaan sosial. Melalui hal-hal tersebut kita ingin mendapatkan pengakuan dari orang-orang di sekitar kita – bukan lagi bertujuan untuk menyenangkan hati Tuhan. Jika demikian kita tidak akan beroleh upah dari Bapa di sorga.

            Kedua, Yesus memberikan contoh dari kewajiban agama yang sering mencuri kemuliaan Allah, yaitu: memberi sedekah. Pada hakekatnya manusia itu ingin melakukan kebaikan, tetapi karena dosa manusia cenderung berpusat pada diri sendiri. Manusia hidup dalam keakuannya. Maka ketika memberi sedekah pun hatinya cenderung tidak murni. Sedekahnya dipakai untuk mendapatkan pujian dan penghargaan dari orang lain.

            Untuk itu Yesus mengajar kita untuk belajar memberi sedekah dengan hati yang murni, tanpa berusaha memamerkannya kepada orang lain dan mencari pujian/penghargaan. Segala kebaikan yang kita lakukan karena kita tahu, bahwa hal itu merupakan rencana Tuhan bagi hidup kita yang akan mengembangkan karakter kita sebagai anak-anak Allah. Kemurnian yang seperti inilah yang akan mendatangkan upah dari Bapa di sorga. (HTB)

Yesus mengajar kita untuk belajar memberi sedekah dengan hati yang murni, tanpa berusaha memamerkannya kepada orang lain

Doa. Tuhan ajari kami hidup dengan bijaksana tatkala melakukan sosial dengan apa yang ku bisa agar tidak terjebak dalam kesombongan kami. Dalam nama Yesus .amin
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.