Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Sebelum Semuanya Terlambat

Kenikmatan dunia sering membuat kita lupa: semua yang kita miliki hanya sementara. Harta, kesuksesan, dan kesenangan bukan tujuan akhir hidup ini. Namun, sayangnya, banyak orang baru menyadari hal itu setelah semuanya terlambat—saat kesempatan untuk berubah sudah tertutup.

Yesus Kristus mengingatkan lewat kisah orang kaya dan Lazarus. Orang kaya hidup mewah, tapi tidak peduli pada Lazarus yang menderita di depannya. Setelah mati, Lazarus menikmati kebahagiaan kekal, sedangkan orang kaya menyesali hidupnya di tempat penderitaan. Saat itu, penyesalan tidak lagi berarti—karena kesempatan untuk bertobat sudah habis.

Selagi kita masih hidup, inilah saatnya bertobat, mengasihi sesama, dan melakukan hal-hal yang bernilai kekal. Jangan menunda hingga kita kehabisan waktu. Tuhan memberi kita kesempatan hari ini, bukan besok.

Mari kita renungkan:

Apakah hidup saya hari ini hanya berpusat pada diri sendiri, atau sudah dipakai untuk hal yang kekal?
Haruskah saya menunggu tragedi, baru kembali pada Tuhan?

Sebelum semuanya terlambat… datanglah pada Tuhan, dan hiduplah untuk kekekalan.

🙏 Doa Penutup

Tuhan yang penuh kasih,
terima kasih untuk pengingat-Mu hari ini bahwa hidup kami singkat dan kesempatan tidak selalu ada.
Ajarlah kami menggunakan waktu, harta, dan hidup kami untuk hal-hal yang kekal,
agar ketika waktu kami berakhir, kami ditemukan setia di hadapan-Mu.

Kami mau kembali pada-Mu selagi masih ada waktu.
Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa.
Amin.


Share:

Prinsip Kesetiaan dalam Kerajaan Allah

Prinsip kesetiaan dalam Kerajaan Allah ditegaskan firman Tuhan: setia dalam hal kecil maupun besar membawa kita dipercaya tugas yang mulia.
📖 Injil Lukas 16:10–18

Sering kali kita ingin dipercaya dalam perkara besar, tetapi mengabaikan hal-hal kecil. Padahal, Yesus Kristus berkata bahwa kesetiaan dalam perkara kecil menjadi dasar untuk dipercayai perkara besar.

Dalam pandangan-Nya, hal kecil itu bahkan bisa berupa uang—sesuatu yang mudah menggoda kita. Cara kita memperlakukan hal kecil menunjukkan apakah hati kita siap mengemban tanggung jawab besar dalam Kerajaan Allah.

Mari jujur, bahkan dalam hal yang tampak sepele. Integritas bukan diukur dari besarnya tugas, tapi dari kesetiaan hati kita dalam setiap hal. Bila kita setia dalam perkara kecil, Tuhan akan mempercayakan perkara besar.

💭 Hari ini, mari periksa diri: Sudahkah kita setia dalam hal-hal kecil yang Tuhan percayakan?

Share:

Pujian Ibadah 14 September 2025

Share:

Menggunakan Harta untuk Tujuan Kekal

Kadang kita lupa: semua yang kita miliki hanyalah titipan dari Tuhan. Dalam perumpamaan-Nya, Yesus Kristus menceritakan tentang seorang bendahara yang tidak jujur, tapi dipuji karena kecerdikannya. Bukan karena ia menipu, tapi karena ia berpikir jauh ke depan.

Yesus ingin kita belajar hal yang sama—bukan menipu, melainkan mengelola apa yang kita punya dengan bijaksana. Harta duniawi bisa cepat lenyap, tapi bisa juga menjadi alat untuk membawa berkat dan menolong orang lain mengenal kasih Tuhan.

Mari kita berhenti menganggap harta sebagai milik kita sendiri. Kita hanyalah pengelola. Tanyakan pada diri kita:

  • Apakah harta kita sudah dipakai untuk memuliakan Tuhan?

  • Apakah cara kita mengelolanya mencerminkan nilai kekekalan?

💭 Hari ini, mari kita memakai apa yang Tuhan percayakan untuk hal-hal yang berdampak kekal—agar saat kita menghadap-Nya, kita disambut sebagai hamba yang setia.

Share:

Kembali ke dalam Pelukan Bapa

Kembali ke dalam pelukan Bapa adalah anugerah. Firman Tuhan memanggil kita bertobat, menerima kasih-Nya, dan hidup dalam pemulihan sejati.
Lukas 15:11-24

Sejak manusia pertama, kita selalu punya kecenderungan yang sama: ingin hidup bebas menurut keinginan sendiri, meski harus menjauh dari hadirat Allah. Sama seperti anak bungsu dalam perumpamaan Yesus, kita sering merasa lebih tahu, ingin mengendalikan hidup, dan akhirnya meninggalkan kasih Bapa demi kenikmatan dunia yang sementara.

Namun kebebasan tanpa Allah selalu berakhir pada kehampaan. Anak bungsu itu akhirnya jatuh pada titik terendah: lapar, sendirian, dan tak berdaya. Justru di situ ia sadar—bahwa di rumah Bapa ada kasih, ada kehidupan, ada pelukan yang menanti.

Inilah kabar baik Injil: Allah Bapa tidak pernah menutup hati-Nya. Ia berlari menyongsong setiap anak yang pulang. Ia tidak menunggu kita sempurna dulu, tetapi membuka pelukan-Nya dengan kasih yang memulihkan.

Saudaraku, mungkin hari ini engkau merasa jauh dari Tuhan. Mungkin jalan yang kau pilih membuatmu lelah, kecewa, bahkan terluka. Jangan tunggu sampai benar-benar hancur. Pulanglah sekarang. Bapa sedang menantimu dengan tangan terbuka, siap memeluk dan memulihkan hidupmu.

Pokok Doa

  1. Bersyukur karena Bapa selalu membuka tangan-Nya bagi setiap orang yang mau kembali.
  2. Mohon hati yang lembut untuk segera berbalik dari jalan yang salah.
  3. Berdoa agar kita selalu hidup dalam kehangatan kasih Bapa dan tidak lagi menjauh dari-Nya.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.