Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Siapa yang Kuandalkan?

Mazmur 121 

Masih ingatkah syair lagu yang mengatakan. Satu-satunya yang kuandalkan. Syair itu mengajak kita untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap hidup kita. Seperti yang tertulis di dalam nyanyian ziarah Mazmur. 

Mazmur 121 ini merupakan salah satu nyanyian ziarah yang dinyanyikan oleh umat Tuhan dalam perjalanan mendaki gunung Sion selama pesta-pesta besar di Bait Suci. Sampai hari ini pun mazmur ini masih dipakai dalam mengawali sebuah perjalanan.


Di sini terlihat jelas pemazmur sangat mengerti bahwa tidak ada yang bisa diandalkannya selain Tuhan. Pemazmur melayangkan matanya ke gunung-gunung untuk mendapatkan sumber pertolongan, namun tidak ada pertolongan di situ. Pada waktu itu, gunung mempunyai peran yang sangat penting sebagai tempat berlindung dari serangan musuh. Selain itu, bagi bangsa Israel gunung Sion adalah tempat Tuhan bertakhta. Bangsa-bangsa lainnya pada zaman itu juga selalu melihat gunung sebagai tempat allah mereka bertakhta.


Pemazmur memakai kata "gunung-gunung" sebagai gambaran bahwa dia sedang mencari alternatif pilihan untuk menemukan sumber pertolongan yang lain (1). Namun, dia mendapati bahwa tidak ada yang seperti Tuhan. Pemazmur melihat betapa hebatnya Tuhan. Dia dapat diandalkan dalam segala hal, Dia tidak pernah terlelap (3-4). Dia senantiasa menjaga dan memelihara, serta menjamin seluruh perjalanan hidup pemazmur (5-7).

Share:

(Sambungan) Berrhasil karena Berani Bayar Harga

Ulangan 28:1-14

"TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia," (Ulangan 28:13)

Saya percaya setiap orang rindu berhasil dalam segala yang di ambil atau di putuskan. 
Banyak orang berpikir keputusan dan pilihan mereka adalah yang terbaik tanpa mau memperdulikan nasihat atau masukan siapa pun. Namun ada orang yang lebih mempercayai nasihat orang-orang fasik, padahal "Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung." (Amsal 4:19). Ini adalah kesalahan fatal, karena nasihat orang fasik menjerumuskan dan menghancurkan, sebab berisi hal-hal negatif dan sangat bertentangan dengan firman Tuhan.
Tetapi apabila kita mengarahkan telinga mendengar nasihat firman Tuhan, "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan..." (ayat 1), kita pasti berhasil. Nasihat firman Tuhan adalah nasihat yang membangun, menuntun, mengarahkan dan membawa kita kepada rencana-Nya; dan rencana-Nya adalah kehidupan penuh keberhasilan. Apalagi yang harus kita perhatikan agar berhasil?
Kedua: Bangunlah komunitas yang sehat. "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33). Berhati-hatilah dalam membangun sebuah komunitas, karena dengan siapa kita bergaul akan menentukan seperti apa masa depan kita. "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20). Komunitas yang buruk pasti akan mempengaruhi sikap dan perilaku orang yang terlibat di dalamnya, dan secara otomatis akan membentuk kehidupannya di masa depan: berhasil atau gagal.
Ketiga: Berpikirlah positif. Pikiran adalah medan peperangan. Apa yang kita pikirkan dan renungkan, itulah yang akan menghasilkan perkataan dan perbuatan kita. "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:8). Memperkatakan firman Tuhan, merenungkan itu siang dan malam dan melakukannya (taat) niscaya akan membuat apa yang kita lakukan dan usahakan berhasil dan diberkati.
Hidup seturut dengan firman Tuhan adalah langkah menuju hidup yang berhasil! Siapkah anda menuju kepada keberhasilan. Jangan ragu tapi beranilah  untuk berhasil. Ada harga yang harus di bayar. Amin.
Share:

Berhasil karena Berani Bayar Harga

Baca: Ulangan 28:1-14

"Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:" (Ulangan 28:2)
Hidup yang berhasil adalah harapan, cita-cita dan impian setiap orang. Namun harus diingat bahwa tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, tidak ada keberhasilan tanpa ada harga yang harga dibayar. Dengan kata lain keberhasilan tidak datang begitu saja, keberhasilan adalah akibat dari sebab yang dilakukan, "...TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya;" (Kejadian 39:2).

Yusuf menjadi orang yang berhasil karena ia mau membayar harga, menjalani proses dalam hidupnya dengan setia sehingga Tuhan menyertainya. Juga, "Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia." (1 Samuel 18:14). Tuhan menyertai Daud karena ia terlebih dahulu setia dalam perkara-perkara kecil sampai akhirnya ia beroleh kepercayaan dari Tuhan untuk mengerjakan perkara yang jauh lebih besar.
Yesus sendiri harus membayar harga untuk ketaatan-Nya kepada Bapa, bahkan sampai mati di kayu salib. Sebelum disalibkan, saat berada di taman Getsemani, Ia berdoa sungguh-sungguh sampai-sampai "Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah." (Lukas 22:44) karena sangat ketakutan. Meski demikian dia memilih untuk taat kepada Bapa: "...bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." (Lukas 22:42). Yesus harus membayar harga yaitu mati di kayu salib untuk menyelamatkan dan menebus dosa-dosa kita. "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama," (Filipi 2:9).
Setidaknya ada beberapa hal yang harus diperhatikan supaya kita menjadi orang yang berhasil, ada harga yang harus dibayar. Pertama: Mau memperhatikan nasihat. Pertanyaan: nasihat siapa yang harus kita dengar dan perhatikan? Apakah kita menuruti nasihat orang fasik, ataukah kita mengikuti nasihat dari Tuhan yang tertulis di Alkitab? Pemazmur menulis: "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam." (Mazmur 1:1-2).
Nasihat firman Tuhan adalah yang terbaik! Amin
Share:

Tempat dalam Kerajaan Surga

"Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga." (Matius 5:19)

Pokok perhatian dalam bacaan ini adalah hukum Taurat, tentang menghilangkan atau melakukan dan mengajarkannya.
Menghilangkan salah satu perintah, bahkan yang paling kecil sekalipun, dan mengajarkan hal itu kepada orang lain bisa terjadi secara alami dan tidak dalam pengajaran formal.
Seorang pria menegur istrinya yang akan mencuci pada hari Minggu sebab baginya hari Minggu seharusnya dihargai sama seperti hari Sabat, berhenti melakukan pekerjaan berat untuk kemuliaan Tuhan yang mengasihi semua orang.
Seorang yang dikenal sebagai pelayan masyarakat mengajarkan bahwa hari Minggu adalah hari yang sama saja dengan hari yang lain, boleh bekerja pada hari Minggu. Orang libur pada tanggal merah sebab biasanya tanggal merah itu adalah "hari besar"; hari Minggu adalah hari besar - hari libur, hari Tuhan. Hari dimana Allah memberkati umatnya dan hari berkat. 
Menghilangkan perintah yang terkecil dalam hukum Taurat membuat kedudukannya rendah dalam Kerajaan Sorga. Jika warga Kerajaan Sorga adalah orang-orang yang mulia di hadapan Tuhan, maka orang yang rendah kedudukannya bisa berarti tidak layak. Jangan pernah menghilangkan hari berkat Tuhan. Tuhan jangan di jadikan ban serep. Kalau dapat uang ke gereja klu tidak dapat uang lupa ke gereja/ atau kalau iota ada maka rajin ibadah tapi kalau gak ada malas bergereja.  Surga bukan di berikan kepada orang yang malas melainkan kepada orang yang selalu rajin mencari Tuhan. 
Mari jadikan hidup kita selalu dalam rencana Tuhan. Supaya surga benar terjadi padaku. Bertobatlah.! Amin
"Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN." (Mazmur 119
Share:

Menanti-nantikan Tuhan

"tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." (Yesaya 40:31)
Bagi kebanyakan orang, pekerjaan menanti atau menunggu adalah suatu hal yang membosankan. Lima menit menunggu rasanya seperti dua jam. Biasanya orang yang sedang menunggu seseorang, matanya bolak-balik melihat jam tangan atau jam di ponselnya. Seringkali menanti atau menunggu bisa membuat seseorang marah dan kesal bahkan kecewa, karena yang ditunggu tidak kunjung datang atau tiba, bahkan beritanya pun tidak ada. Beritanya baru diterima pada keesokan harinya bahkan bisa beberapa hari kemudian. Ada juga sih orang yang memang diberi kapasitas kesabaran di atas rata-rata, sehingga mereka bisa lebih sabar untuk menunggu.
"Menanti-nantikan" dalam bacaan nas di sini berbeda dengan menanti atau menunggu. Menanti-nantikan adalah sesuatu yang dikerjakan dengan ketekunan dan kesabaran serta tidak mudah putus asa. Ketekunan dan kesabaran dalam pengharapan, pengharapan akan sesuatu yang pasti.
Ayat nas mengatakan: "tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." Saat kita bertekun dalam doa menanti-nantikan jawaban doa, dalam menanti-nantikan pertolongan Tuhan, maka Tuhan akan memberikan kita kekuatan baru untuk tidak menyerah walaupun doa kita belum terjawab atau sepertinya pertolongan Tuhan belum terlihat.
Tanpa kita sadari dalam menanti-nantikan, Tuhan semakin menguatkan kita dalam menghadapi masalah, pergumulan, tantangan dan hambatan. Kita tidak menjadi lesu, tidak menjadi lelah dan menyerah bahkan putus asa. Kita bisa tetap merasakan sukacita dan damai sejahtera, bahkan kita mampu untuk bersyukur. Pengharapan kita juga terus diperbaharui, karena kita tahu benar dan yakin bahwa pertolongan-Nya tidak pernah terlambat, bahwa Dia adalah Tuhan yang setia pada janji-Nya. 
Terus dan tetaplah menanti-nantikan Tuhan, karena ada kekuatan, pengharapan, semangat dan gairah baru di dalamnya. "...berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!" (Yesaya 30:18). Amin. 
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.