Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Semua Bangsa Akan Datang Bersujud

Wahyu 15:1-8

Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu.”

- Wahyu 15:4

Di Bukit Zaitun, Yerusalem, berdiri satu basilika bernama Gereja Segala Bangsa. Dinamai demikian karena gereja ini dibangun atas donasi dana dari berbagai bangsa. Gereja Segala Bangsa mengingatkan kita bahwa para pengikut Yesus Kristus datang dari dan tersebar di antara segala bangsa. Bahwa orang-orang percaya akan datang dari segala bangsa telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (lih. Kej. 12:3; Mzm. 86:9; Yes. 56:7). Ketika akan terangkat ke surga, Yesus Kristus memberikan Amanat Agung untuk mengabarkan Injil ke seluruh bangsa (Mat. 28:19-20) dan pada akhirnya, di hadapan Allah akan berdiri orang-orang percaya dari segala bangsa. Kebenaran ini juga dinyatakan di dalam Wahyu 15.

Yohanes melihat tanda lain di langit, yakni tujuh malaikat dengan malapetaka terakhir (ay. 1). Ini adalah putaran terakhir dari hukuman-hukuman Allah. Putaran pertama tujuh meterai, kedua tujuh sangkakala, dan terakhir tujuh cawan murka. Wahyu 15 adalah pendahuluan dari tujuh cawan murka. Yohanes juga melihat lautan kaca bercampur api dan di tepi berdiri orang-orang percaya yang telah menang (ay. 2). Laut dalam Alkitab adalah simbol si jahat dan di sini mereka telah dikalahkan. Seperti orang-orang Israel berdiri di tepi Laut Merah dan memuji Tuhan, demikian juga orang-orang percaya berdiri di tepi laut yang dikalahkan memuji-Nya. Oleh sebab itu, mereka menyanyikan nyanyian Musa dan nyanyian Anak Domba (ay. 3). Nyanyian Musa (Ul. 32) memproklamasikan hukuman Tuhan atas bangsa-bangsa dan keselamatan bagi umat-Nya. Nyanyian Anak Domba memproklamasikan umat Allah yang datang dari segala bangsa (ay. 3-4).

Kita mengucap syukur atas anugerah-Nya karena umat yang diselamatkan bukan dari bangsa Israel saja, tetapi datang dari segala bangsa. Kita yang bukan bangsa Israel juga turut diselamatkan saat kita beriman kepada Yesus Kristus. Panggilan kita sebagai murid Kristus yang telah diselamatkan adalah membawa dan mengabarkan Injil keselamatan ini kepada segala bangsa, suku, dan kaum yang belum mendengarkannya. Mari bersama saudara seiman dari segala suku, kita kabarkan berita sukacita keselamatan kepada segala bangsa dan kaum di muka bumi.


Refleksi Diri:

Apakah Anda sudah bersyukur kepada Tuhan, sekalipun Anda non-Yahudi, tetapi turut diselamatkan di dalam Yesus Kristus?

Bagaimana cara Anda terlibat aktif dalam memberitakan kab

"

Share:

Keadilan Allah Dan Dosa Manusia

Wahyu 16:1-11

Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.
- Wahyu 16:9

Pernahkah terbersit di pikiran Anda, mengapa orang benar menderita dan orang fasik berjaya selama hidup di dunia ini? Apakah Tuhan lalai? Jelas tidak. Tuhan tidak lalai, tetapi Dia sabar dan memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertobat (2Ptr. 3:9). Namun, saat keadilan Tuhan akan dijalankan, perbuatan-perbuatan fasik tidak akan berlalu tanpa hukuman-Nya. Kebenaran ini terungkap jelas di dalam Wahyu 16.

Pada perikop ini malaikat-malaikat menumpahkan tujuh cawan murka Allah ke bumi (ay. 1). Cawan pertama sampai ketiga ditumpahkan ke atas bumi, laut, sungai dan mata air (ay. 2-4). Berbeda dengan sangkakala yang mana hanya sebagian manusia yang terkena, hukuman cawan murka menimpa semuanya. Maka terjadilah malapetaka atas “semua yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya” (ay. 2), “segala yang bernyawa, yang hidup dalam laut” (ay. 3), dan sungai dan mata air “semuanya menjadi darah” (ay. 4). Air laut, sungai, dan mata air menjadi darah adalah simbol tentang matinya urat nadi perekonomian bangsa-bangsa. Cawan keempat mengakibatkan matahari begitu panas dan menghanguskan manusia (ay. 8). Ini juga lambang hukuman Allah atas kebejatan moral manusia. Cawan kelima menimpa “takhta binatang itu” yakni pemerintahan yang menganiaya orang percaya. Mereka dihukum sehingga “kerajaannya menjadi gelap”, yakni mereka terpisah dari terang Allah (ay. 10).
Keadilan Allah seperti pedang bermata dua. Ia mendatangkan pujian dan sukacita bagi orang benar, tetapi teror bagi orang fasik. Orang benar akan memuji Allah karena keadilan-Nya (ay. 5). Darah orang-orang kudus yang ditumpahkan telah dibalaskan (ay. 6). Hukuman Allah begitu keras, tetapi yang mengherankan adalah mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia (ay. 9) dan bahkan menghujat Allah di sorga (ay. 11).
Pengikut Yesus Kristus harus dengan sabar menanti keadilan Tuhan. Jangan iri dengan keberhasilan orang fasik di dunia, tetapi tekun dan sabar menjalani kehidupan di dalam iman. Waktu penghakiman Tuhan akan tiba, Dia akan menyatakan keadilan pada waktu-Nya.
Refleksi Diri:

Apakah ada terbersit di dalam perasaan Anda, iri hati terhadap keberhasilan orang-orang fasik? Mohonkan pengampunan dari Tuhan.
Bagaimana Anda melatih kesabaran dan ketekunan menjalani hidup, saat menantikan keadilan Tuhan?
"
Share:

Bersaksi Dengan Kuasa Roh Kudus

Wahyu 11:1-13

Mereka adalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.
- Wahyu 11:4

Suatu hari saat Thomas Aquinas, teolog terkenal abad pertengahan, mengunjungi kota Roma. Paus waktu itu menunjukkan kepadanya segala harta yang dimiliki Gereja Katolik, dan berkata, “Engkau lihat, sekarang gereja zaman ini tidak bisa lagi berkata, ‘Emas dan perak tidak kupunya.’” Aquinas menjawab, “Benar, Bapa Suci, tapi gereja tidak bisa lagi berkata, ‘Bangkit dan berjalanlah.’” Gereja harus bersaksi bukan karena harta tetapi karena kuat kuasa Roh Kudus. Kebenaran ini terungkap jelas di dalam Wahyu 11.
Tuhan memberikan Yohanes sebatang buluh untuk mengukur Bait Suci, mezbahnya dan mereka yang beribadah di dalamnya, kecuali pelataran luarnya (ay. 1-2). Bait Suci adalah simbol komunitas orang percaya. Mengukur Bait Suci artinya Allah memelihara umat-Nya. Bagian dalam Bait Suci diukur artinya jiwa-jiwa orang percaya akan terpelihara, sementara bagian luar tidak diukur memiliki arti secara fisik mereka diizinkan menderita. Pelataran luar akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa lain maksudnya orang-orang percaya akan dianiaya. Berapa lama? Berlangsung selama 42 bulan (ay. 3). Ini bukan literal 42 bulan, tetapi simbol masa antara kedatangan Yesus ke-1 dan ke-2.
Selama masa itu pula (42 bulan=1.260 hari), Tuhan akan memberikan kuasa kepada “dua saksi” untuk bernubuat (ay. 3). Dua saksi ini bukan dua orang tertentu, tetapi simbol gereja secara keseluruhan. Dari manakah gereja mendapat kuasa untuk memberitakan Injil? Dari Roh Kudus. Ini disimbolkan dengan minyak dari “pohon zaitun,” terang dari “kaki dian”, dan “api dari mulut mereka” (ay. 4-5). Mereka akan dianiaya dan mati sebagai martir (ay. 7-10). Namun, musuh tidak akan bisa membinasakan mereka selamanya karena dalam tiga setengah hari (simbol waktu yang singkat), gereja akan dibangkitkan dan menang oleh kuasa
“roh kehidupan”, yakni Roh Kudus (ay. 11-12). Pada akhirnya musuh-musuh mereka akan dihukum (ay. 13).
Orang-orang percaya dan gereja hari ini terus akan menghadapi tantangan, kesulitan, dan bahkan penganiayaan. Namun, kita harus terus memberitakan Injil dengan kuasa Roh Kudus. Janganlah kita diam saja di dalam gereja, hanya membangun kemegahan gereja, tetapi hendaklah bangkit bangun dan bertindak. Sampaikan kabar keselamatan ke segala penjuru tempat.
Refleksi Diri:
Bagaimana agar kita tidak kehilangan kuasa Roh Kudus dalam memberitakan Injil?
Apakah Anda dan gereja sudah mengandalkan kuasa Roh Kudus semata, tidak mengandalkan harta, hikmat dunia, dan politik untuk mengembangkan gereja?"
Share:

Upah Orang-orang Percaya

Wahyu 11:14-19

dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba- hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi.”
- Wahyu 11:18
Apakah upah orang-orang percaya? Pergi ke surga dan menerima hidup yang kekal. Tentu saja ini tidak salah. Namun, apakah hanya sekadar pergi ke surga dan hidup kekal selama-lamanya? Firman Tuhan dalam bagian ini mengungkapkan kebenaran yang lebih dalam mengenai dua upah utama bagi orang-orang percaya saat di surga.
Pertama, mereka akan menyaksikan Tuhan dan Kristus bertakhta selama-lamanya. Ayat 14 mengatakan celaka kedua sudah lewat dan celaka ketiga menyusul. Celaka ketiga datang dengan ditiupnya sangkakala ketujuh (ay. 15). Lalu terdengarlah suara nyaring nyanyian para malaikat yang memproklamasikan bahwa pemerintahan raja-raja dunia berakhir dan pada akhirnya hanya Tuhan dan Sang Mesias yang bertakhta selama-lamanya (ay. 15).
Mendengar proklamasi ini maka kedua puluh empat tua-tua tersungkur dan menyembah Allah serta menyanyikan nyanyian syukur karena dengan mata mereka sendiri mereka dapat menyaksikan Allah dan Kristus memerintah selama-lamanya sebagai Sang Raja (ay. 16-17). Ini upah pertama orang percaya di surga.
Kedua, mereka akan menyaksikan Tuhan menjalankan keadilan bagi setiap manusia. Keadilan Tuhan seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, Tuhan akan memberikan upah kepada hamba-hamba Tuhan, yakni para nabi, dan orang-orang kudus. Di sisi lain, Dia juga akan menjatuhkan hukum kepada orang-orang fasik (ay. 18).
Bagi orang percaya hari ini, kita patut bersyukur untuk Allah yang penuh anugerah dan belas kasihan, sekaligus tidak lalai menjalankan keadilan-Nya. Dia mengampuni setiap orang yang bertobat, tetapi menghukum mereka yang memberontak. Panggilan bagi kita adalah merespons anugerah-Nya dan menjauhi segala perbuatan dosa. Janganlah iri hati kepada orang-orang fasik atas keberhasilan dan pencapaian mereka saat ini. Mereka pada akhirnya akan mempertanggungjawabkan apa yang diperbuat dan menerima hukuman sesuai dengan keadilan Allah.
Refleksi Diri:
Apakah Anda pernah merasa iri hati atas keberhasilan orang-orang fasik? Sudahkah Anda memohon ampun kepada Tuhan atas sikap tersebut?
Bagaimana Anda ingin mengucap syukur atas anugerah Tuhan yang karenanya Anda memperoleh upah di surga?"
Share:

Kembali ke masa silam

Ah, kiranya aku seperti dalam bulan-bulan yang silam. [Ayub 29:2]

Sejumlah orang Kristen dapat melihat masa lampau dengan senang, namun memandang saat ini dengan ketidakpuasan; mereka melihat kembali kepada hari-hari yang sudah mereka lewati ketika bersekutu dengan Tuhan sebagai masa yang termanis dan terbaik yang pernah mereka ketahui. Namun saat ini, persekutuan itu dibalut pakaian hitam yang murung dan suram. Mereka pernah hidup dekat Yesus, namun sekarang mereka merasa telah menjauh dari-Nya, dan berkata, "Ah, kiranya aku seperti dalam bulan-bulan yang silam!" Mereka mengeluh bahwa mereka telah kehilangan bukti-bukti mereka, atau mereka tidak memiliki pikiran yang damai saat ini, atau mereka tidak memiliki sukacita dalam alat-alat anugerah, atau bahwa hati nurani tidak begitu lembut, atau mereka tidak sungguh-sungguh giat demi kemuliaan Allah. Penyebab dari keadaan yang menyedihkan ini bermacam-macam. Ini mungkin timbul oleh diabaikannya doa, karena kamar doa yang terabaikan adalah permulaan dari mundurnya kerohanian. Atau ini mungkin hasil dari penyembahan berhala. Hati sudah diisi dengan sesuatu yang lain, lebih daripada dengan Allah; kepada hal-hal duniawilah yang dikasihi, bukan hal-hal surgawi. Allah yang pencemburu tidak akan puas dengan hati yang bercabang; Dia harus dikasihi, sebagai yang terutama dan terbaik. Dia akan menarik terang kehadiran-Nya dari hati yang dingin dan mengembara. Atau penyebabnya mungkin ditemukan dalam kepercayaan diri dan pembenaran diri. Kesombongan sibuk di dalam hati, dan diri ditinggikan alih-alih terbaring rendah di kaki salib. Orang Kristen, jikalau keadaanmu sekarang tidak sama "seperti dalam bulan-bulan yang silam," jangan pernah berpuas dengan hanya berharap akan kembalinya kebahagiaan masa lampau, namun pergi dan carilah Tuanmu, dan beri tahu Dia keadaanmu yang menyedihkan. Mintalah rahmat dan kekuatan-Nya untuk menolong engkau untuk berjalan lebih dekat dengan Dia; rendahkanlah dirimu di hadapan Dia, dan Dia akan meninggikan kamu [Yak 4:10], dan memberimu lagi untuk menikmati cahaya wajah-Nya. Jangan duduk meratap bermuram durja; ada harapan selama Dokter terkasih hidup, bahkan ada kepastian pemulihan untuk kasus-kasus terburuk.

_
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.