Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Janji yang Ditepati

Allah yang setia mengingatkan umat-Nya untuk tidak bermain-main dengan janji. Setiap nazar yang diucapkan di hadapan-Nya haruslah ditepati dengan sungguh-sungguh.

“Apabila seseorang mengucapkan suatu nazar yang menyangkut nilai manusia... maka haruslah engkau berpegang pada nilai yang telah ditetapkan TUHAN.”
(ay. 1–2, parafrase)

TUHAN mengatur secara rinci nilai persembahan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kondisi ekonomi seseorang (1–8). Tidak ada yang dikecualikan—baik kaya maupun miskin dapat bernazar kepada TUHAN, dan semuanya dihargai oleh-Nya.

Menariknya, ketika sesuatu yang telah dinazarkan ingin ditebus kembali, maka harus dibayar lebih tinggi dari harga semula (13, 19). Ini menekankan bahwa nazar bukanlah perkara ringan. TUHAN menghargai setiap janji yang diucapkan umat-Nya.

🌿 Kesetiaan yang Sejati

Allah bukan hanya menuntut janji, tetapi Dia juga adalah Pribadi yang selalu menepati janji-Nya. Sebagai umat-Nya, kita dipanggil untuk hidup dalam kesetiaan yang sama.

Apakah kita pernah mengucapkan janji atau komitmen di hadapan TUHAN?
Apakah itu janji pelayanan, janji pertobatan, atau janji kesetiaan?

➡️ TUHAN tidak lupa. Ia menunggu kita untuk menepatinya.
Meski sulit, jangan menyerah. Karena Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya.

Share:

Karunia Akan Kesempatan Baru

Imamat 26:27-46

Penghukuman dari TUHAN atas umat-Nya yang berpaling dari-Nya tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga menghancurkan kehidupan bangsa Israel secara keseluruhan. Dalam ayat 31, TUHAN berfirman, “Kota-kotamu akan Kujadikan reruntuhan…”, dan di ayat 32, “Aku akan menjadikan negerimu sunyi sepi…” Ini menunjukkan betapa seriusnya akibat dari dosa, baik bagi pribadi maupun suatu bangsa, ketika umat menolak untuk taat dan bertobat kepada TUHAN.

Sekilas, bagian ini tampak penuh dengan murka TUHAN terhadap umat-Nya yang hidup dalam dosa. Namun, puji syukur karena firman TUHAN tidak berhenti di sana. Di balik teguran keras itu, ada harapan dan kabar baik: TUHAN tetap setia dan kaya dalam rahmat. Sekalipun kondisi umat-Nya sangat buruk, jika mereka dengan sungguh-sungguh mengakui dosa dan bertobat, TUHAN akan mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub (ayat 40, 42). Ia berjanji akan memulihkan tanah mereka, membawa kembali mereka dari pembuangan, dan kembali menjadi Allah bagi mereka (ayat 45).

Allah kita bukan sosok yang kejam atau gemar menghukum. Dia adalah Allah yang adil namun penuh kasih. Dia menerima setiap orang yang dengan tulus bertobat dan kembali kepada-Nya. Tidak peduli seberapa besar kesalahan kita atau sejauh apa kita telah menjauh dari-Nya, kasih dan kuasa-Nya mampu memulihkan kita. TUHAN menyediakan kesempatan kedua bagi siapa pun yang bersedia berubah dan memperbaiki hidupnya.

Mungkin hari ini Anda merasa terlalu berdosa, terlalu jauh tersesat, dan mulai meragukan apakah Allah masih mau menerima Anda kembali. Jangan takut! Tangan-Nya selalu terbuka bagi Anda. Ia rindu Anda kembali dalam pelukan kasih-Nya. Gunakanlah kesempatan kedua yang Ia berikan. Mari hidup dalam kasih dan kesetiaan kepada-Nya sampai akhir perjalanan hidup kita.

Share:

Pemulihan yang Penuh Kasih


Meskipun Allah menjatuhkan hukuman karena umat-Nya tidak taat, kasih dan kemurahan-Nya tetap tersedia bagi mereka yang bertobat. Dalam bagian ini, Allah menyatakan bahwa jika umat Israel mengakui kesalahan mereka dan kesalahan nenek moyang mereka serta kerendahan hati mereka menerima hukuman Allah, maka Allah akan mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub (40-42).

Ini adalah janji pemulihan. Allah tidak selamanya murka. Ia bukan Allah yang senang menghukum, melainkan Allah yang penuh kasih dan setia pada janji-Nya. Ia rela mengampuni dan memulihkan, asalkan umat-Nya sungguh-sungguh bertobat dan kembali kepada-Nya.

Bahkan ketika mereka ada di negeri musuh, Allah tidak meninggalkan mereka dan tidak membatalkan perjanjian-Nya (44). Ia tetap Allah mereka. Hal ini mengingatkan kita bahwa kasih Allah jauh lebih besar dari kegagalan manusia. Sekalipun kita jatuh dalam dosa, kasih-Nya sanggup mengangkat dan memulihkan kita.

Renungan ini mengajak kita untuk tidak menyerah dalam dosa. Jangan pikir dosa kita terlalu besar hingga Allah tidak sanggup mengampuni. Allah kita setia. Ia akan selalu membuka tangan-Nya menyambut setiap anak yang pulang.

Mari datang kepada-Nya dengan hati yang hancur, dengan kesadaran penuh bahwa kita membutuhkan pengampunan dan pemulihan-Nya. Jangan tunggu sampai kita jatuh lebih dalam, bertobatlah hari ini dan alami kasih-Nya yang memulihkan!

Share:

Mengejar Sang Pemberi Berkat

Allah yang Mahakudus memanggil umat-Nya untuk mengutamakan Dia di atas segala sesuatu. Perintah-Nya jelas:

“Jangan membuat berhala… Jangan sujud menyembah kepada patung… Tetapi beribadahlah kepada-Ku dan lakukan perintah-Ku.” (ay. 1–3, parafrase)

Allah tidak hanya melarang penyembahan berhala, tetapi juga menuntut ketaatan total dan ibadah yang murni. Dan ketika umat taat, berkat Tuhan akan tercurah melimpah.

🌿 Janji Berkat dari Tuhan

TUHAN berjanji akan:

  • Memberi hujan pada waktunya, sehingga tanah subur dan hasil panen melimpah (ay. 4–5)

  • Memberi keamanan dan menghalau musuh (ay. 6–8)

  • Meneguhkan kehadiran-Nya di tengah umat dan tidak meninggalkan mereka (ay. 11–12)

  • Memulihkan harga diri umat-Nya, mengangkat mereka dari kehinaan sebagai budak, dan memberi kebebasan sejati (ay. 13)

Ini adalah janji yang luar biasa—bukan hanya berkat jasmani, tetapi juga relasi yang erat antara Allah dan umat-Nya.

⚠️ Peringatan Tersirat: Jangan Gantikan Allah dengan Berkat

Sejarah bangsa Israel mencatat: ketika mereka setia, Allah memberkati. Tapi ketika mereka berpaling kepada berhala dan kekuatan bangsa lain, kehancuran datang. Allah tidak mau diberi tempat kedua setelah berkat.

Pencarian berkat tanpa mencari Allah adalah bentuk modern dari penyembahan berhala.
Banyak orang—bahkan orang Kristen—terjebak dalam pola pikir: “Selama diberkati, saya akan ikut Tuhan.”
Namun saat berkat tidak datang sesuai harapan, mereka mundur, kecewa, bahkan meninggalkan Tuhan.

💡 Refleksi Pribadi

  • Apakah aku mencari Allah karena kasihku kepada-Nya, atau hanya karena ingin diberkati?

  • Apakah aku tetap mengikut Tuhan saat hidup tidak sesuai rencana?

  • Apakah Allah menjadi pusat hidupku, atau hanya pelengkap?

💬 Ajaran Firman Hari Ini

  1. Utamakan Sang Pemberi, bukan sekadar pemberian-Nya

  2. Taat kepada perintah-Nya, bukan sekadar berharap pada janji-Nya

  3. Bangun relasi yang dalam dengan Allah, bukan hanya mengandalkan kekuatan atau usaha sendiri

🙏 Doa Penutup:

Ya Tuhan, ampuni aku jika selama ini aku lebih sering mengejar berkat daripada mengejar Engkau.
Bentuklah hatiku agar mengasihi-Mu lebih dari apa pun.
Ajar aku untuk taat dan setia, bahkan ketika hidup tidak berjalan seperti yang kuinginkan.
Jadilah Engkau satu-satunya yang kuandalkan dan kuingini dalam hidup ini.
Dalam nama Yesus aku berdoa,
Amin.

Share:

Pujian Ibadah 13 Maret 2025

 

Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.