Gereja Kristen Kalam Kudus Tepas Kesamben Blitar

Upaya Menggali Kebenaran


Bacaan: Amsal 2:1-23

Jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. (Amsal 2:4-5)

Pernahkah Anda menyaksikan orang menggali emas? Di seantero Kalimantan cukup banyak penambangan emas tanpa izin. Kalau Anda sempat mencari foto-fotonya di internet, Anda akan mendapati, peralatan untuk mencari emas tidak sederhana. Menggali emas tidak sama seperti mencari cacing untuk memancing. Di tanah-tanah yang gembur, cukup dengan bantuan sendok, Anda bisa dengan mudah menemukan cacing. Emas berada di kedalaman, bukan di kedangkalan.

Ayat-ayat di Amsal yang kita baca pada hari ini menegaskan: hikmat Tuhan tidaklah instan. Ia diibaratkan perak dan harta terpendam. Hikmat Tuhan dapat kita gali lewat seringnya membaca, merenungkan, dan mempelajari Firman Tuhan. Kalau membaca bagian perikop ini secara keseluruhan, kita pun akan tahu bahwa hikmat Tuhan yang kita peroleh akan menuntun kita untuk mendapatkan kebenaran dan menolong menghadapi berbagai hal dalam kehidupan ini.

Kita hidup pada zaman ketika berbagai seminar dan acara pengembangan diri dan kesuksesan laris manis di masyarakat. Kesuksesan-yang identik dengan pencapaian dan keberhasilan-lebih dipuja-puja daripada hidup yang sesuai firman Allah. Karena itulah tak jarang orang rela berlaku serong ketika ingin meraih sukses. Alkitab pun dilupakan banyak orang Kristen. Kekayaan hikmat dan pengertian yang terkandung di dalam Alkitab akan menuntun kita menjadi lebih bijaksana. Sudah tiba waktunya bagi kita, yang selama ini mengabaikan Alkitab, untuk membukanya lagi, dan menemukan hikmat yang menolong kita melakukan kehendak-Nya.

KETIKA KITA INGIN MENEMUKAN HIKMAT DAN KEBENARAN DARI FIRMAN TUHAN,
KITA HARUS MELUANGKAN WAKTU AGAR HATI KITA DITERANGI SABDA-NYA.
Share:

Mari kita belajar menggali Firman Tuhan dengan cara BGA


2 Korintus 8:1-15

"Untuk bisa menyumbang, saya harus mempunyai kelebihan dulu. Kalau tidak, apa yang akan saya sumbangkan?" Pemikiran seperti ini barangkali ada di benak banyak pengikut Kristus. Namun, apakah demikian syarat memberi? Untuk bisa memberi, orang tidak harus mempunyai kelebihan, sama sekali tidak harus menjadi kaya terlebih dahulu.

Alangkah bahagianya orang yang bisa memberi dengan sukacita di tengah kekurangannya sendiri. Nilai pemberiannya jauh lebih besar daripada orang yang memberi karena kelebihan. Apalagi, pemberiannya itu dilakukan untuk mendukung pekerjaan Tuhan di dunia. Itulah jemaat Makedonia. Kita perlu mencontoh perbuatan baik mereka dalam mendukung pelayanan Paulus.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang akan diberitahukan Paulus di sini? (1) kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat.
2. Bagaimana kondisi jemaat Makedonia dan bagaimana isi hati mereka? (2) kaya dalam kemurahan.
3. Apa kesaksian Paulus tentang jemaat Makedonia? (3)2 Korintus 8:3 (TB)  Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
4. Hal luar biasa apa yang dilakukan jemaat Makedonia? (4-5)
5. Apa instruksi Paulus kepada Titus? (6)
6. Apa saja pendapat Paulus tentang jemaat Makedonia dan apa saja pesannya kepada mereka? (7-15)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Biasanya orang memberi karena mempunyai kelebihan. Lain halnya dengan jemaat Makedonia yang mendukung pelayanan Paulus dalam kekurangan dan penderitaan mereka, bahkan lebih dari itu. Apa yang bisa Anda pelajari dari jemaat ini dan dari pesan-pesan Paulus?

Apa respons Anda?
1. Apa yang akan Anda lakukan untuk mengaplikasikan teladan jemaat Makedonia?

Pokok Doa:
Kiranya Tuhan memampukan kita memberi dalam segala keberadaan kita, terutama untuk pekerjaan Tuhan.
Share:

Bersukacita Senantiasa

2 Korintus 7:2-16

Jika ada orang bertanya: "Dapatkah kita berbahagia dalam segala keadaan?", maka siapa pun yang ada dalam keadaan sukacita mungkin akan menjawab: "Bisa!" Canda tawa dan kegembiraan akan diperoleh dari situasi tersebut. Namun, bagaimana jika orang yang ditanya sedang berada dalam keadaan dukacita. Misalnya, kehilangan keluarga terdekat atau jatuh sakit. Tidak banyak orang yang mampu merasakan kebahagiaan dalam keadaan demikian. Sebab, situasi seperti itu identik dengan rasa sakit dan pengorbanan perasaan.

Paulus mengungkapkan, dalam segala penderitaan yang dialaminya, ia sangat terhibur dan berlimpah dengan sukacita (4-6). Secara logis, tidak ada kaitan antara penderitaan dengan penghiburan, apalagi sukacita. Paulus mendapati bahwa kunci sukacita itu bukan dari aspek lingkungan di sekitar dirinya, melainkan karena keeratan hubungannya dengan Tuhan. Fakta ini membuat dirinya mampu untuk senantiasa bersukacita.

Selain itu, Paulus juga bersukacita karena dukacita jemaat. Dukacita ini bukan keputusasaan yang menghasilkan kematian, melainkan wujud penyesalan atas dosa-dosa (9-11). Dukacita seperti ini akan menghasilkan pertobatan, yakni perubahan dari hati yang penuh dosa menjadi hati yang memuliakan Allah. Dukacita tipe ini membawa orang pada keselamatan, juga meneguhkan jemaat di dalam kebenaran Allah.

Panggilan pertobatan adalah hal yang tiada henti-hentinya diberitakan dalam Alkitab. Pemberitaan itu juga menjadi tugas orang percaya! Orang yang sedang berjuang untuk bertobat akan memperoleh sukacita. Ketika ia tidak lagi berkompromi dengan dosa dan pertobatannya makin sempurna, maka sukacita akan memenuhi dirinya karena Allah berkenan kepadanya. Dukacita pun berubah menjadi sukacita yang melimpah karena orang-orang percaya bertumbuh bersama di dalam ketaatan dan kasih.

Arahkan mata, pikiran, dan hati kita hanya kepada Tuhan agar berhenti melakukan dosa. Kita bersukacita dalam merespons karya keselamatan Allah di dalam hidup ini. [KFT]

Doa. Tuhan trima kasih buat sukacita yang kau berikan buat hamba dan jemaatmu. Dengan sukacita ini kami sadar bahwa tidak ada dosa yang tidak terampunkan selain kami mendukakan Mu. Ami.
Share:

Hidup Kita Hanya untuk Tuhan

2 Korintus 5:11-21 

Pada zaman ini manusia semakin berfokus kepada dirinya sendiri. Tren seperti swafoto (selfie) membuat manusia semakin memuji diri sendiri dan puas terhadap keakuannya. Pujian lebih banyak diberikan kepada orang-orang yang cantik dan kaya, bukan orang-orang yang benar dan taat. Hal ini terjadi karena manusia terjebak dan terpenjara oleh berbagai hal duniawi.

Mari kita sadari bahwa hidup ini adalah anugerah Tuhan. Kita menjalaninya dengan kekuatan dan pengaturan dari Tuhan hingga kelak kita menghadap kepada-Nya. Hidup kita telah ditebus dengan bayaran yang sangat mahal, yang tidak terbeli secara materi karena dibayar dengan darah Kristus di kayu salib. Dengan demikian, sudah seharusnya kita tidak hidup untuk diri sendiri, melainkan juga untuk kemuliaan nama Tuhan (15).

Secara tidak sadar manusia hidup hanya untuk dirinya sendiri. Mereka berusaha mencukupi kebutuhan sendiri, dan sedapat mungkin hanya berelasi dengan orang lain untuk sesuatu yang menguntungkan. Demikian juga "orang baik". Perbuatan baik dilakukan karena memberi rasa nyaman untuk dirinya, bukan murni karena kasih. Pelayanan pun belum tentu murni karena cinta Tuhan. Bisa jadi, kita melayani untuk membanggakan diri sendiri.

Siapa pun yang ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru (17). Ia akan bermegah karena kemuliaan Allah, mampu menguasai diri, dan mengakui adanya kuasa dari kasih Kristus. Seperti inilah diri kita yang semestinya ketika kita percaya kepada Tuhan. Kita tidak ingin berdamai dengan keinginan daging yang memaksa kita melakukan berbagai hal yang tidak disukai Tuhan. Kita hanya mau berdamai dengan Allah, sehingga segenap pelayanan kita terima dari Kristus dan kita jalankan dengan penuh ketaatan.

Mari kita menghayati kasih Tuhan di dalam hidup kita dan menjalani hidup dengan senantiasa bertanya mengenai kehendak-Nya terhadap hidup kita. Kita layak bersyukur atas pengurbanan-Nya dan bersungguh-sungguh mempersembahkan hidup kita untuk melayani Tuhan. [KFT]

Doa. Tuhan jadikan hidup ini bukan untuk diriku sendiri melainkan kristus karena engkau menciptakanku baru. Amin
Share:

Sesungguhnya, aku ini terlalu hina

Sesungguhnya, aku ini terlalu hina. [Ayub 40:4]

Satu kata penghiburan, orang berdosa yang hilang, bagi-Mu! Engkau berpikir engkau tidak boleh datang kepada Tuhan karena engkau hina. Lihatlah, tiada orang suci yang hidup di dunia kecuali dia yang sudah dibuat untuk merasa bahwa ia hina. Jika Ayub, dan Yesaya, dan Paulus harus berkata “Aku hina,” oh, pendosa malang, malukah engkau untuk bergabung dengan pengakuan yang sama? Jika anugerah ilahi tidak mencabut semua dosa dari orang percaya, bagaimana engkau dapat berharap engkau bisa melakukannya sendiri? Dan jika Tuhan mengasihi umat-Nya ketika mereka masih hina, engkau kira kehinaan dirimu akan menghalangi cinta kasih Tuhan kepadamu? Percaya kepada Yesus, engkau yang terbuang dari masyarakat dunia! Yesus memanggil engkau, dan orang-orang seperti engkau.

    “Bukan orang benar, bukan orang benar;
    Pendosa, Tuhan datang untuk memanggil.” [1]

Sekarang pun berkatalah, “Engkau telah mati untuk orang-orang berdosa; aku orang berdosa, Tuhan Yesus, curahkan darah-Mu padaku;” jika engkau mengakui dosamu maka engkau akan menemukan pengampunan. Jika, sekarang, dengan segenap hatimu, engkau akan berkata, “Aku hina, basuhlah aku,” maka engkau akan disucikan sekarang. Jika Roh Kudus akan memungkinkan engkau dari hatimu berteriak,

    “Inilah seadanya aku, tanpa satu permohonan
    Hanya darah-Mu tercurah bagiku,
    Dan bahwa Engkau menawarkan aku datang kepadamu,
    O Anak Domba Allah, aku datang!" [2]

engkau akan bangun dari membaca renungan pagi hari ini dengan semua dosa-dosamu telah diampuni; dan meskipun engkau bangun pada pagi hari ini dengan segala dosa manusia yang pernah dilakukan di kepalamu, engkau akan beristirahat pada malam hari ini diterima dalam Kekasih; meski pernah terhina oleh kain dosa, engkau akan dihiasi dengan jubah kebenaran, dan tampak putih seperti malaikat-malaikat. Karena “sekarang,” perhatikan, “Sekarang adalah waktu penerimaan.” Jika engkau “percaya pada-Nya yang membenarkan orang yang tidak bertuhan, engkau diselamatkan.” Oh! Kiranya Roh Kudus memberi engkau iman yang menyelamatkan di dalam Dia yang menerima orang terhina.
Share:

Categories

Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.